Anda di halaman 1dari 27

0

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA


DOMESTIKA VAL) TERHADAP NYERI GASTRITIS
DI KLINIK BUNGA MERPATI KOTA PALU

PROPOSAL

MARSUJI UTAMI
201601022

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan hingga kini masih menghadapi dua


permasalahan, dilain pihak masalah penyakit menular hingga kini masih
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang belum bisa teratasi, disisi
lainnya kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi perhatian
karena masih tingginya kasus kejadian yang ditimbulkannya akibat gaya hidup
yang kurang baik, dan gastritis menjadi salah satu PTM yang umumnya paling
banyak terjadi1. Gastritis merupakan sebuah peradangan ataupun pendarahan di
mukosa lambung yang dikarenakan berbagai faktor seperti iritasi, infeksi, serta
tidakteraturnya pola makan, contohnya lambat makan, makan terlalu banyak,
menggemari makanan dengan bumbu yang yang merangsang, asam, serta
pedas2.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) bahwa
prevalensi gastritis secara global dari beberapa negara pada tahun 2018 yaitu
Inggris dengan angka persentase 22%, China dengan angka persentase 31%,
Jepang dengan angka persentase 14,5%, Kanada dengan angka persentase 35%
dan Perancis dengan angka persentase 29,5%. Secara global, kejadian penyakit
gastritis berkisar 1,8-2,1 juta penduduk dalam tiap tahunnya. Asia Tenggara
sendiri menyumbang angka kejadian gastritis sebanyak 583.635 dari
keseluruhan penduduknya3. Sementara data gastiritis yang dilaporkan oleh
WHO menunjukkan prevalensi gastritis diberbagai wilayah Indonesia tahun
2017 masih tergolong tinggi dengan angka kejadian 274.396 kasus dari
238.452.952 penduduk. Gastritis ialah satu dari berbagai masalah kesehatan
yang msauk pada daftar 10 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di
rumah sakit Indonesia dengan angka kejadian 30.154 kasus (4,9%)4.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah ditahun 2017, angka
kejadian gastritis di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 39.726 kasus, dengan
Kota Palu sebagai penyumbang gastritis terbanyak pertama dibanding

1
2

kabupaten lainnya5. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 bahwa dari
10 penyakit dengan kasus tertinggi di Kota Palu, gastritis menempati urutan ke
2 dengan jumlah kasus sebanyak 19.480 kasus setelah kasus ISPA (44.259
kasus)6.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Klinik Bunga Merpati Kota
Palu bahwa jumlah kunjungan pasien gastritis ditahun 2018 dengan banyak 208
pasien, meningkat menjadi 327 pasien ditahun 2019. Sementara jumlah
kunjungan pada bulan Januari-April tahun 2020 sebanyak 121 pasien. Jumlah
kunjungan ini didominasi oleh kelompok usia remaja7.
Gastritis biasanya disebut dengan nama sakit “maag” ataupun nyeri ulu
hati. Penyakit ini jika tidak cepat ditangani akan sangat berbahaya, karena
dapat memberi kerusakan pada lambung serta bisa memperbesar risiko terjadi
kanker lambung sehingga bisa mengakibatkan kematian 8. Gastritis timbul
karena terjadi mukosa lambung meradang yang bisa berdampak pada
membengkaknya mukosa lambung sampai melepasnya epitel mukosa supersial
yang paling memicu terjadinya masalah pada saluran pencernaan.
Melepasnya epitel bisa memberi rangsangan pada munculnya proses
inflamasi di bagian lambung yang dilihat dari adanya keinginan mual serta
muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, berkurangnya nafsu makan ataupun
sakit kepala9. Rasa nyeri pada daerah epigastrium umumnya menyerang
penderita gastritis10.
Keluhan nyeri pada penyakit gastritis umumnya disebabkan adanya
gangguan gastritis fungsional. Gastritis fungsional merupakan nyeri yang
terjadi bukan dikarenakan oleh lambung melainkan seringkali dikarenakan
adanya ketidakteraturan pola makan seperti frekuensi makan, jenis serta jumlah
makanan. Nyeri yang ditimbulkan membuat rasa tidak nyaman, serta makan
menjadi tidak enak. Jika masalah ini diabaikan maka dapat meningkatkan
risiko kanker lambung11.
Pengendalian rasa nyeri gastritis bisa dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya pengobatan farmokologi dan non farmakologi. Pengobatan
farmakologi bisa menggunakan obat omeprazole, esomeprazole, lansoprazole,
dan pantoprazole. Pengobatan ini disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
3

Umumnya nyeri gastritis ringan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, jika
keluhan nyeri yang dirasakan cukup berat, dapat mengatasinya dengan
mengkonsumsi obat-obat tersebut. Selain mengunakan pengobatan farmakologi
di atas, bisa pula menggunakan pengobatan non farmakologi dalam
menurunkan nyeri saat gastritis menyerang, misalnya seperti penggunaan
tanaman kunyit12.
Kunyit dengan nama latin Curcuma Doemstika Val digunakan sebagai
obat herbal atau tradisional sejak dahulu kala. Kunyit sangat berpengaruh
dalam proses penyembuhan penyakit terutama penyakit gastritis, karena kunyit
sangat baik digunakan sebagai pengobatan radang,
ulkus lambung serta sakit perut13. Kunyit mengandung zat aktif yang
disebut kurkuminoid yang dapat menjadi agen antiulcer sangat baik dalam
penanganan gastritis11. Kunyit dapat diekstrak atau diolah untuk dijadikan
ramuan dalam mengobati nyeri gastritis. Pemberian ekstrak kunyit
bersifat gastroprotektor yang bisa memberi perlindungan pada mukosa
lambung serta meredahkan nyeri akibat tingginya asam lambung14.
Pada penelitian yang dilakukan Sarianti dkk (2018) menunjukkan hasil
bahwa pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestik Val) berpengaruh
signifikan terhadap ulkus lambung (p = 0,000). Prosedur penelitian dilakukan
dengan membuat ekstrak kunyit yang dilakukan dengan menghaluskan kunyit
dan menyeduhnya dengan air. Ekstrak kunyit bisa memberi proteksi pada
mukosa lambung melalui peningkatan sekresi mukus serta berefek vasodilator
yang menyebabkan kunyit bisa memberi peningkatan pada pertahanan mukosa
lambung. Ada pula zat aktif yang terkandung dalam kunyit yang bisa memberi
perlindungan pada mukosa lambung ialah kurkuminoid serta minyak atsiri15.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2012) yang berjudul
“Pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam”, diperoleh
hasil sebelum siswi diberikan minuman kunyit, lebih dari setengah jumlah
siswi (17 orang) yang menjadi responden mengalami tingkat nyeri dismenore
berat serta sesudah diberikan minuman kunyit nyeri yang dialami oleh siswi-
siswi tersebut menurun pada tingkat sedang. Hal ini membuktikan adanya
4

pengaruh minuman kunyit terhadap penurunan nyeri dismenore primer yang


terjadi pada remaja putri di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabuapten Agam.
Menurut hasil wawancara awal peneliti pada 3 orang pasien gastritis
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati menunjukkan bahwa selama
menderita gastritis, mereka belum pernah menkonsumsi ekstrak kunyit sebagai
alternatif dalam meredakan nyeri gastritis yang mereka alami, hal ini
dikarenakan ketiga pasien tersebut belum mengetahui bahwa kunyit dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal dalam pengobatan gastritis.
Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas, maka peneliti tertarik
mengangkat judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika
Val) Terhadap Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yakni apakah terdapat pengaruh


pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
b. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota
Palu
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)


Hasil penelitian ini dapat menambah literatur akademik yang dapat
dipergunakan oleh mahasiswa lain dalam pengembangan pengetahuan
tentang terapi non farmakologi pengaruh ekstrak kunyit terhadap penurunan
nyeri gastritis.

2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang manfaat kunyit dalam menurunkan nyeri gastritis.

3. Bagi Instansi Tempat Meneliti


Hasil penelitian ini dapat memberi infomasi serta masukan bagi pihak
klinik dalam memperomosikan kunyit sebagai altrenatif pengobatan untuk
menurunkan nyeri gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis

1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa lambung.
Peradangan tersebut berakibat pada membengkaknya mukosa lambung
hingga melepasnya epitel mukosa superfisial yang paling menyebabkan
masalah pada sistem cerna. Melepasnya sel epitel dapat menstimulasi
munculnya peradangan di daerah lambung16. Gastritis merupakan terjadinya
peradangan di lapisan mukosa serta submukosa lambung, yang tumbuh jika
proses protektif mukosa terpenuhi bakteri atau bahan iritan lainny17.

2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,
atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis
akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi
makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat
menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen18.
Ada beberapa faktor penyebab gastritis akut terjadinya gastritis
yaitu19:
a. Obat-obatan, misalnya obat anti peradangan nonsteroid/OAINS
indometasin, ibuprofen, serta asam salisilat, sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitosin, 5-fluora-2-deoxyuriine) serta digitalis
yang mempunyai sifat memberi iritasi mukosa lambung.
b. Infeksi bakteri misalnya Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies,
Clostridium spesies, E. coli, tuberculosis dan secondary syphilis.
c. Virus Sitomegalovirus yang menginfeksi.
d. Infeksi jamur misalnya Candidiasis, Histoplasmosis serta Phycomycosis.
e. Stres fisik yang dikarenakan luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, rusaknya susunan saraf pusat, serta refluks usus
lambung.

6
7

f. Makanan serta minuman dengan sifat iritan, makanan dengan bumbu


serta minuman yang mengandung kafein serta alkohol adalah penyebab
iritasi mukosa lambung.
g. Garam empedu, timbul dalam keadaan refleks garam empedu (susunan
terpenting alkali demi aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil menuju mukosa lambung yang menyebabkan reaksi meradangnya
mukosa.
h. Iskemia, merupakan hal berkaitan karena menurunnya aliran darah
menuju lambung.
i. Trauma langsung pada lambung.

3. Klasifikasi
Gastritis diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya meliputi20:
a. Gastritis akut ialah peradangan akut yang ada pada lambung, umumnya
ada di mukosa. Gastritis akut bisa dikelompokan atas dua yakni gastritis
eksogen akut serta gastritis endogen. Bahan kimia, termis, bakteri adalah
yang menyebabkan terjadinya gastritis eksogen akut, sementara kelainan
tubuh adalah yang menyebabkan gastritis endogen akut.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi mukosa kronis yang memiucu atrofi
mukosa serta metaplasia epitel. Gastritis kronis merupakan inflamasi
yang terjadi menahun di permukaan mukosa lambung. Lambung dengan
peradangan kronis dengan model tertentu yang memberi penyebab
gastritis dari model yang khusus dikenal sebagai gastritis kronis.

4. Manifestasi Kinis
Manifestasi klinis yang ada pada gastritis snagat beragam, diawali dari
keluhan ringan sampai timbulnya perdarahan di bagian saluran pencernaan
bagian atas. Berbagai individu, masalah tersebut tidak memicu gejala yang
khas21. Manifestasi gastritis akut serta kronik bisa diakatakan serupa, yaitu21:

a. Manifestasi gastritis akut


1) Anoreksia
8

2) Nyeri di bagian epigastrium


3) Mual serta muntah
4) Perdarahan pada saluran pencernaan (Hematemesis Melena)
5) Kurang darah (tanda lebih lanjut)
6) Nyeri tekan yang ringan yang terjadi di epigastrium
7) Kembung serta terasa sesak
8) Keluar keringat dingin
9) Turunya nafsu makan
10) Suhu badan naik
11) Pusing
12) Pucat
13) Lemas
b. Manifestasi gastritis kronis
1) Keluhan nyeri pada ulu hati
2) Anoreksia
3) Naucea
4) Nyeri misalnya ulkus peptik

5. Patofiologi Gastritis
Bermula dari adanya mukosa lambung yang mengikis karena
mengkomsumsi minuman keras, obat anti peradangan nonsteroid, infeksi
Helicobacter pylory, memicu reaksi inflamasi. Peradangan pada lambung
bisa pula dikarenakan meningkatnya sekresi asam lambung. Ion H+ sebagai
susunan yang mendasar pada asam lambung yang dibentuk adanya sel
parietal lambung yang menggunakan pertolongan enzim Na+/K+ ATPase
yang bisa memicu meningkatnya stimulasi pada saraf, seperti kecemasan,
stres, marah, dengan cara serabut parasimpatik vagus denpat mengalami
peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide bisa
memberi peningkatan sekresi lambung. Meningkatnya ion H+ tidak disusul
pula oleh meningkatnya penawarnya misalnya prostaglandin, HCO3+,
mukus, lapisan mukosa lambung bisa mengalami reaksi peradangan8.
Meningkatnya sekresi lambung akan menyebabkan stimulasi serabut
9

aferen nervus vagus yang mengarah ke medulla oblongata dari


kemoreseptor yang kandungannnya terbanyak adalah neurotransmitter oleh
rasa mual serta muntah, yang menyebabkan kurangnya gizi yang dapat pula
menurunkan cairan tubuh serta cairan darah. Berkurangnya cairan dapat
menstimulasi pusat muntah agar memberi peningkatan sekresi Antideuretik
Hormone (ADH) yang memicu timbulnya retensi cairan, hilangnya NaCl
serta NaHCO3 yang berlebih akan ditambah dengan hilangnya natrium
melalui muntah sehingga orang yang menderita bisa mengalami hipotermia.
Muntah berakibat pula pada kehilangan K+ (hipokalemia) serta orang yang
menderita bisa terjatuh dalam keadaan alkalosis dengan hypokalemia
sebagai faktor yang memperburuk. Menutupnya celah dengan luka
dilakukan dari migrasi sel epitel serta membelahnya sel yang distimulasi
adanya insulin like growth factored serta gaster8.

6. Faktor-faktor Resiko Gastritis


a. Pola makan
Individu yang mempunyai pola makan tidak teratur akan gampang
menderita gastritis, karena disaat perut yang mestinya diisi, namun
dibiarkan dalam keadaan kosong ataupun ditunda pengisiannya, maka
yang terjadi asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung yang
pada akhirnya memicu rasa nyeri22.
b. Merokok
Kadungan nikotin yang ada pada rokok bisa menekan rasa lapar, ini
yang menjadi penyebab individu tidak merasa lapar akibat merokok,
yang menyebabkan peningkatan asam lambung serta bisa memicu
terjadinya gastritis21.
c. Kopi
Zat yang ada pada kandungan kopi ialah kafein, kafein bisa
memicu terjadinya rangsangan pada susunan saraf pusat (otak), sistem
pernafasan, sistem pembuluh darah serta jantung. Maka dari itu tak heran
taip mengkonsumsi kopi dengan frekuensi yang wajar (1-3 cangkir),
tubuh merasa segar, merasa gairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah
kelelahan ataupun rasa ngantuk. Kafein bisa memberi penyebab
10

rangsangan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan peningkatan


aktivitas lambung serta sekresi hormon gastrin di lambung serta pepsin.
Sekresi asam yang mengalami peningkatan bisa memicu iritasi serta
peradangan di mukosa lambung yang berdampak pada gastritis21.
d. Obat AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
Secara kimia obat AINS adalah golongan obat besar yang berbeda
yang dapat memberi hambatan aktifitas siklooksigenasi, yang memicu
menurunnya sintesis prostaglandin serta prekursor tromboksan yang ada
di asam arakhidonat23. Siklooksigenase adalah enzim terpenting dalam
membentuk prostaglandin dari asam arakhidonat. Prostaglandin mukosa
adalah satu dari berbagai faktor defensif mukosa lambung yang
terpenting, bukan hanya memberi hambatan terbentuknya prostaglandin
mukosa, aspirin serta obat anti peradangan nonsteriod tertentu bisa
memberi kerusakan pada mukosa secara topikal, rusaknya topikal akibat
dari kandungan asam yang ada pada obat tersebut yang mempunyai sifat
korosif yang menyebabkan rusaknya sel-sel epitel mukosa. Pemberian
aspirin serta obat anti peradangan nonsteroid bisa pula memberi
penurunan sekresi bikarbonat serta mukus dari lambung, yang
menyebabkan terganggunya kemampuan faktor defensif. Apabila dalam
menggunakan obat-obat itu cuman sesekali maka bisa saja munculnya
gangguan pada lambung akan kecil. Namnu bila mengkonsumsinya
dengan terus menerus ataupun terlalu berlebihan bisa memicu gastritis
serta ulkus peptikum. Memakainya setiap hari dalam kurun waktu
minimal 3 bulan bisa mmeicu gastritis20.
e. Alkohol
Alkohol bisa memberi iritasi serta mengikis mukosa di dinding
lambung yang menyebabkan dinding lambung mudah mengalami asam
lambung sekalipun dalam keadaan normal21.

f. Makanan pedas
Makanan pedas yang dikonsumsi dengan berlebihan dapat
11

menstimulasi sistem pencernaan, khsususnya lambung serta usus. Hal ini


memicu rasa panas serta nyeri pada ulu hati yang disusul adanya rasa
mual serta muntah. Hal demikian menjadikan orang yang menderita kian
menurun nafsu makannnya. Jika makan makanan pedas dibiasakan lebih
dari sekali setiap 1 minggu selama sekurangnya 6 bulan ataupun
dilakukan terus menerus bisa memicu iritasi di lambung yang dikenal
sebagai gastritis24.
g. Usia
Banyak orang yang menderita gastritis terjadi bukan hanya pada
usia dini, usia muda bahkan terjadi pula pada usia dewasa yang masuk
pada usia produktif di negara yang sedang berkembang, yang mana usia
produktif paling memiliki risiko terjadi gastritis sebab terlalu sibuk yang
menjadikan pola makannya menjadi tidak teratur serta stres akibat
pekerjaan dan buruknya pola hidup19.
h. Stress Psikis
Stres dapat pula menjadi penyebab berubahnya hormon pada tubuh
serta memberi rangsangan produksi asam lambung dengan frekuensi
yang berlebih. Efek yang dirimbulakn berupa lambung menjadi sakit,
nyeri, mual, mulas, bahkan menyebabkab luka19.
i. Stres Fisik
Dampak dari pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluk
empedu serta infeksi berat merupakan faktor pencetus stres fisik yang
dapat menimbulkan penyakit gastritis, ulkus dan perdarahan lambung.
Stres fisik bisa membuat perfusi mucosa lambung terganggu yang
mengakibatkan infark kecil serta meningkatkan produksi asam lambung19

7. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasinya yaitu terjadinya perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas (SCBA), bisa pula meliputi hematemesis (muntah darah) serta
melena (berak darah), yang akhirnya memicu shock hemoragik. Jika
prosesnya hebat, terjadi ulkus, tetapi jarang smpai menimbulkan
perforasi21.
12

b. Gastritis kronis
Gastritis ini memiliki komplikasi berupa terjadi gangguan
penyerapan vitamin B12, yang memicu terjadinya kurang darah
pernesiaosa, yakni masalah penyerapan zat besi, serta menyempitnya
daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari)21.

B. Tinjauan Umum Tentang Kunyit

1. Definisi
Kunyit (Curcuma domestica Val.) adalah satu dari berbagai tanaman
obat potensial, bukan hanya menjadi bahan baku obat namun digunakan
pula untuk bumbu dapur serta zat pewarna alami. Kunyit memiliki habitat
asli di bagian wilayah Asia, terutama Asia Tenggara. Tanaman ini bisa
hidup liar di ladang, di hutan maupun di sekitar rumah, di dataran rendah
serta tinggi dengan ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut. Di
samping itu, kunyit bisa pula hidup dengan baik di tanah yang tatanan
pengairan cukup baik, dan curah hujannya cukup tinggi25.

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit

2. Khasiat dan Kandungan Kunyit


Bagian terpenting yang ada pada tanaman kunyit ialah rimpangnya
yang merupakan tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpangnya yang memiliki
warna agak coklat serta dibagian dalamnya memiliki wanra kekuningan
yang tua, kuning jingga, ataupun kuning jingga agak merah hingga warna
coklat. Rimpang utama mempunyai bentuk bulat panjang mirip ukuran telur
yang merupakan induk rimpang (bulb) yang umumnya dinamai empu
13

ataupun kunir lelaki. Rimpang induk membentuk cabang yang letaknya


lateral serta bentuknya seperti jari (fingers) yang lurus maupun melengkung.
Induk rimpang memiliki rasa kepahit-pahitan, getir, kaya akan pigmen serta
resin. Sementara anak rimpang memiliki rasa kemanis-manisan serta baunya
aromatis25.
Rimpang kunyit memiliki khasiat dalam menurunkan demam,
mengobati mencret, sesak napas, serta perradangan pada hidung.
Rimpangan kunyit mengandung zat kimia seperti saponin, flavonoida,
polifenol serta minyak atsiri. Berbagai riset sudah memberi bukti jika kunyit
memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, dalam penelitian tersebut kunyit bisa
memberikan persen inhibisi radang sebesar 78,37% pada dosis 1000 mg/kg
BB26.

Gambar 2.2 Rimpang Kunyit

Kandungan gizi ekstrak kunyit sebagai berikut27:


Tabel 2.1 Kandungan Gizi Ekstrak Kunyit
14

No Bahan Aktif Jumlah


1 Protein 0.090 gr
2 Lemak 0.008 gr
3 Karbohidrat/Pati 11.250 gr
4 Abu 0.925 gr
5 Vitamin A 1.315 IU
6 Vitamin C 3.250 mg
7 Hidroksiracaikol 0.005 gr
8 Eugenol 0.075 gr
9 Cinole 0.250 gr
10 Tanin 0.003 gr
11 Kurkumin 1.205 gr
12 Caprilic Acid 0.335 gr
13 Camphor/Fosfor 0.420 gr
14 Borneol 0.225 gr
Sumber: Asnia dkk (2019)

3. Manfaat Kunyit

Rimpang kunyit umumnya dipakai untuk mewarnai masakan serta


minuman, menjadi bumbu dapur, untuk kecantikan misalnya lulur serta
kosmetik, dan menambah nafsu makan untuk anak. Di bidang kesehatan
kunyit memiliki fungsi dalam antioksidan, antitumor, antikanker,
antimikroba, antipikun serta antiracun. Secara tradisional kunyit digunakan
pula untuk penyakit diabetes melitus, demam tifoid, apendisitis, disentri,
leukorea, ketidaklancaran haid, dismenore, obat luka, diare, sakit perut,
melancarkan peredaran darah, sakit maag, hepatitis, sariawan, rematik, serta
bisa memberi penurunan kolesterol28.

4. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma domestika Val) Terhadap


Nyeri Gastritis
Kunyit mengandung curcumin serta minyak atsiri yang memiliki efek
serupa dengan obat-obatan golongan analgesik yang bisa memberi
penurunan terhadap nyeri melalui cara menghambatnya terbentuknya
prostaglandin melalui mekanisme biosintesis sehingga bisa memblokade
impuls-impuls nyeri yang berasal dari korteks nyeri yang terdapat di
medulla oblongata29.
15

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yaitu justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan serta memberi landasan topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya30. Dalam penelitian disini peneliti menentukan variabel bebas
adalah Curcuma domestika Val sedangkan variabel terikat yaitu nyeri pada
pasien gastritis. Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian
Nyeri Gastritis
Ekstrak Kunyit

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Ket:
: Variabel independen
: Variabel dependen

D. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma domestika Val)
terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ialah kuantitatif, menggunakan metode penelitian adalah


eksperimen, dan desain pra experimental menggunakan rancangan one group
pre and post test without control. Observasi dilakukan dua kali yakni sebelum
diberikan perlakuan (01) dinamakan pretest, serta sesudah diberikan perlakuan
(02) dinamakn dengan posttest31. Secara sederhana desain penelitian bentuk
one group pre and post test without control. dapat dilihat di bawah ini:

Pretest (01) Perlakuan (X) Postest (02)

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:
01 : Nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
X : Perlakuan tindakan (intervensi) pemberian ekstrak kunyit
02 : Nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat
Penelitian akan dilaksanakan di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.

2. Waktu
Waktu penelitian direncanakan dilakukan di bulan Juli tahun 2020.
17

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian30. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita gastritis pada bulan April tahun 2020
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati yaitu sebanyak 31 orang.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi30. Sampel pada penelitian
ditentukan melalui rumus analisis kategorik-numerik berpasangan yaitu32:
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
Keterangan:
n = Jumlah subjek
Zα = Nilai standar alpha 5%, ditetapkan 1,96
Zβ = Nilai standar beta 20%, ditetapkan 0,84
x 1−x 2 = Selisih yang dianggap bermakna, ditetapkan 4,616
s = Simpangan baku selisih perbedaan nyeri disminore sebelum dan sesudah
diberikan ramuan kunyit, berdasarkan kepustakaan = 5,7733
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
2
[ 1,96+0,84 ] 5,77
n= ( 4,616 )
2
n=( 3,5 )
n=12,25=12 orang
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel


Cara menentukan sampel pada penelitian ini dengan teknik purposive
sampling, yakni satu dari berbagai teknik sampling non random sampling
yang mana peneliti sendiri yang menentukan sampelnya melalui cara
menetapkan ciri-ciri khusus sesuai dengan tujuan penelitian agar diharapkan
bisa menjawab permasalahan dalam penelitian 31, dengan kriteria inklusi
serta eksklusi yang sudah ditetapkan peneliti sebagai berikut:
18

a. Inklusi
1) Responden yang mengalami nyeri
2) Responden yeng mempunyai keluhan mual, muntah
3) Responden yang mempunyai keluhan nafsu makan menurun.
b. Eksklusi
1) Responden yang tidak mampu dilakukan pengobatan secara oral.
2) Responden yang mempuyai komplikasi selain penyakit gastritis
3) Penderita gastritis yang tidak bersedia menjadi responden.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen
Variabel independen ialah variabel yang memberi pengaruh atau yang
menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel dependen32. Variabel
independen di penelitian ini ialah pemberian ekstrak kunyit.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen ialah variabel yang dikarenakan adanya variabel
independen32. Variabel dependen di penelitian ini ialah nyeri gastritis.

E. Definisi Operasional

1. Ekstrak Kunyit
Definisi : Ekstrak kunyit dalam penelitian ini adalah kunyit yang
diolah dengan cara menghaluskan kunyit kemudian
menyeduhnya dengan air yang dimaksudkan untuk
menurunkan nyeri gastritis pada responden yang
mengalami gastritis
Alat dan bahan : Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation),
pisau (Ideal), saringan (Stainless Stell), gelas keramik,
Mangkok keramik, kunyit 50 gram, air mineral.
Pembuatan terapi ekstrak kunyit melalui langkah-
langkah sebagai berikut27:
19

a. Alat dan bahan


1) Peralatan yang digunakan untuk membuat ramuan adalah:
a) Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation)
b) Pisau (Ideal)
c) Saringan (Stainless Stell)
d) Gelas keramik
e) Mangkok keramik
2) Bahan-bahan yang diperlukan adalah:
a) Kunyit 50 gram
b) Air mineral
b. Prosedur pembuatan ekstrak kunyit
Prosedur pembuatan ekstrak kunyit dibuat dengan cara diagram alir
sebagai berikut:

Kunyit

 Mengambil 50 gram kunyit


 Mencuci
 Mengeringkan sebentar
 Membersihkan dari kulitnya

Parutan

 Memarut kunyit di dalam mangkok keramik

Mangkok Keramik

 Menambahkan air sebanyak 50 ml

Saringan

 Menyaring ekstrak tanaman kunyit

Gelas

 Memasukan ekstrak pada gelas


20

Siap untuk diminum

 Mengulangi langka tersebut setiap hari selama 1 minggu.

2. Nyeri Gastritis
Definisi : Nyeri gastritis dalam penelitian ini adalah perasaan
menyakitkan pada lambung yang timbul akibat pola makan
tidak teratur.
Alat ukur : Lembar pemeriksaan Numeric Rating Scale (NRS) dengan
skala 0-10 dan lembar observasi
Cara ukur : Observasi
Skala ukur : Interval
Hasil ukur : Skor 1-3 untuk skala nyeri ringan
Skor 4-6 untuk skala nyeri sedang
Skor 7-10 untuk skala nyeri berat

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur nyeri gastritis


menggunakan lembar observasi NRS dengan skala 0-10. Skala yang digunakan
adalah Numerical Rating Scale (NRS) dari penelitian yang telah digunakan
oleh Tamsuri (2012)34. Untuk ekstrak kunyit menggunakan Standar
Operasional Prosedur (SOP) sesuai yang ada pada penelitian Wulandari dkk
(2018), dengan menggunakan alat dan bahan sebegai berikut33:
1. Kunyit 50 gram
2. Air mineral 50 ml
3. Parutan
4. Pisau
5. Saringan
6. Mangkok
7. Gelas ukur
21

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer ialah data yang didapatkan langsung melalui responden
dengan memakai lembar observasi NRS, berupa data skala nyeri gastritis
sebelum dan sesudah diberikan ekstrak kunyit, serta data identitas dari
responden.
b. Data sekunder ialah data yang berasal dari arsip di Klinik Bunga Merpati.

2. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisa data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaasn lembar jawaban terhadap
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden pada saat penelitian
berlangsung peneliti memeriksa data atau identitas responden serta
pengisisn lembar jawaban pertanyaan yang diajukan kemngkinan adanya
kesalahan dalam pengisisan kuesioner.
b. Coding
Coding adalah memberikan nomor kode maupun skor dijawaban
yang memiliki sifat kategori yang dalam penelitian ini adalah jawaban
benar dan salah.
c. Clening
Clening adalah pembersihan data dengan melihat variabel yang
dipakai sudahkah data yang didapat benar atau salah.
d. Tabulating
Tabulating adalah penyususun dan perhitungan data berdasarkan
variabel yang diteliti.
e. Describing
Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan hasil data
yang sudah dikumpulkan.
22

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat
Analisis univariat dipergunakan dalam mengetahui distribusi frekuensi
pada masing-masing variabel serta karakteristik responden, menggunakan
rumus distribusi frekuensi yaitu35:
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah Sampel

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dipergunakan dalam melihat perbedaan atau
keterkaitan antara dua variabel. Uji hipotesis yang dipakai pada penelitian
ini ialah Paired Sample t-test, dengan alasan karena kelompok data dalam
penelitian ini berpasangan, skala ukur penelitian yang digunakan adalah
rasio dan tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan data sebelum
dan sesudah perlakuan. Syarat uji Paired Sample t-test yakni data harus
terdistribusi normal, kedua kelompok data dependen (berpasangan) dan
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya
2 kelompok). Sebelum data diuji menggunakan Paired Sample t-test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk melihat data berdistribusi
normal atau tidak, jika data berdistribusi normal, maka uji lanjut yang
digunakan tetap Paired Sample t-test. Akan tetapi bila data tidak
berdistribusi normal maka alternatif uji alternatif yang dipakai ialah
Wilcoxon Signed Rank Test demi melihat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat, interprestasinya adalah sebagai berikut35:
a. Terdapat pengaruh bila nilai p-value ≤ 0,05
b. Tidak terdapat pengaruh bila nilai p-value > 0,05.
23

I. Bagan Alur Penelitian

Mengidentifikasi masalah di lapangan

Menentukan lokasi
penelitian
Mengajukan surat izin penelitian dari pihak
Kampus STIKES Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati

Waktu penelitian pada bulan Juni 2020

Mengajukan surat rekomendasi penelitian dari pihak Kampus STIKES


Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati

Pelaksanaan penelitian

Pemberian ekstrak kunyit dan pengukuran


skala nyeri

Pengolahan data dan analisis


data
Hasil skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan
ekstrak kunyit

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

24
1
Irianto, K. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI;
2014.
2
Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
3
Tussakinah W., Masrul dan Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Taro Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2018. (2): 7.
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Palu:
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah; 2017.
6
Badan Pusat Statistik. Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Kota Palu. 2017 [internet]. Tersedia
pada https://palukota.bps.go.id/statictable/2017/06/07/ 488/jumlah-kasus-10-penyakit-terbanyak-
kota-palu-2016.html.
7
Klinik Bunga Merpati. Laporan Klinik Bunga Merpati. Palu: Klinik Bunga Merpati; 2020.
8
Suyono H. Gastritis. Jakarta: Nuha Medika; 2013.
9
Sukarmin. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pelajar; 2012.
10
Surantum. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info
Medika; 2012.
11
Saydam. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan Gangguan Pencernaan).
Bandung: Alfabeta; 2011.
12
Wijoyo PM. 15 Ramuan Penyembuh Gastritis. Jakarta: Bee Media Indonesia; 2013.
13
Komang A. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto; 2011
14
Winarto WP. Khasiat dan manfaat kunyit bagi Kesehatan. Jakarta: Agromedia Pustaka Tim
Lentara. 2014.
15
Sarianti Br., Simbolon., Katar Y dan Rusjdi SR. Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica
Val) Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2018. (1): 7
16
Endang L. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.
17
Muttaqin A. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
18
Dewit SC., Stromberg., Holly dan Dallred C. Medical Surgical Nursing: Concept and Practice.
Philadelphia: Elsevier; 2016.
19
Muttaqin A dan Kurmala S. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba medika; 2012.
20
Abata QA. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Al-Furqon; 2014.
21
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2013.
22
Smeltzer SC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2010
23
Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC; 2011.
24
Sediaoetama DA. Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika; 2011
25
Said A. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari; 2012.
26
Rustam E., Atmasari I dan Yanwirasti. Efek Anti inflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
domestika Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2017.
(2): 12.
27
Asnia M., Ambarwati NS dan Siregar JS. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
Sebagai Perawatan Kecantikan Kulit. Jurnal Teknik. 2019. (1): 2.
28
Winarto IW. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2014.
29
Mcphee S dan Ganong W. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta:
EGC; 2011.
30
Noor J. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya. Ilmiah. Jakarta: Kencana; 2011
31
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
32
Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. 4th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016
33
Wulandari A., Rodiyani dan Sari RD. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn)
dalam Mengatasi Dismenorea. Jurnal Majority. 2018. (2): 7.
34
Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC; 2012.
35
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2012.

Anda mungkin juga menyukai