PROPOSAL
MARSUJI UTAMI
201601022
A. Latar Belakang
1
2
kabupaten lainnya5. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 bahwa dari
10 penyakit dengan kasus tertinggi di Kota Palu, gastritis menempati urutan ke
2 dengan jumlah kasus sebanyak 19.480 kasus setelah kasus ISPA (44.259
kasus)6.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Klinik Bunga Merpati Kota
Palu bahwa jumlah kunjungan pasien gastritis ditahun 2018 dengan banyak 208
pasien, meningkat menjadi 327 pasien ditahun 2019. Sementara jumlah
kunjungan pada bulan Januari-April tahun 2020 sebanyak 121 pasien. Jumlah
kunjungan ini didominasi oleh kelompok usia remaja7.
Gastritis biasanya disebut dengan nama sakit “maag” ataupun nyeri ulu
hati. Penyakit ini jika tidak cepat ditangani akan sangat berbahaya, karena
dapat memberi kerusakan pada lambung serta bisa memperbesar risiko terjadi
kanker lambung sehingga bisa mengakibatkan kematian 8. Gastritis timbul
karena terjadi mukosa lambung meradang yang bisa berdampak pada
membengkaknya mukosa lambung sampai melepasnya epitel mukosa supersial
yang paling memicu terjadinya masalah pada saluran pencernaan.
Melepasnya epitel bisa memberi rangsangan pada munculnya proses
inflamasi di bagian lambung yang dilihat dari adanya keinginan mual serta
muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, berkurangnya nafsu makan ataupun
sakit kepala9. Rasa nyeri pada daerah epigastrium umumnya menyerang
penderita gastritis10.
Keluhan nyeri pada penyakit gastritis umumnya disebabkan adanya
gangguan gastritis fungsional. Gastritis fungsional merupakan nyeri yang
terjadi bukan dikarenakan oleh lambung melainkan seringkali dikarenakan
adanya ketidakteraturan pola makan seperti frekuensi makan, jenis serta jumlah
makanan. Nyeri yang ditimbulkan membuat rasa tidak nyaman, serta makan
menjadi tidak enak. Jika masalah ini diabaikan maka dapat meningkatkan
risiko kanker lambung11.
Pengendalian rasa nyeri gastritis bisa dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya pengobatan farmokologi dan non farmakologi. Pengobatan
farmakologi bisa menggunakan obat omeprazole, esomeprazole, lansoprazole,
dan pantoprazole. Pengobatan ini disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
3
Umumnya nyeri gastritis ringan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, jika
keluhan nyeri yang dirasakan cukup berat, dapat mengatasinya dengan
mengkonsumsi obat-obat tersebut. Selain mengunakan pengobatan farmakologi
di atas, bisa pula menggunakan pengobatan non farmakologi dalam
menurunkan nyeri saat gastritis menyerang, misalnya seperti penggunaan
tanaman kunyit12.
Kunyit dengan nama latin Curcuma Doemstika Val digunakan sebagai
obat herbal atau tradisional sejak dahulu kala. Kunyit sangat berpengaruh
dalam proses penyembuhan penyakit terutama penyakit gastritis, karena kunyit
sangat baik digunakan sebagai pengobatan radang,
ulkus lambung serta sakit perut13. Kunyit mengandung zat aktif yang
disebut kurkuminoid yang dapat menjadi agen antiulcer sangat baik dalam
penanganan gastritis11. Kunyit dapat diekstrak atau diolah untuk dijadikan
ramuan dalam mengobati nyeri gastritis. Pemberian ekstrak kunyit
bersifat gastroprotektor yang bisa memberi perlindungan pada mukosa
lambung serta meredahkan nyeri akibat tingginya asam lambung14.
Pada penelitian yang dilakukan Sarianti dkk (2018) menunjukkan hasil
bahwa pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestik Val) berpengaruh
signifikan terhadap ulkus lambung (p = 0,000). Prosedur penelitian dilakukan
dengan membuat ekstrak kunyit yang dilakukan dengan menghaluskan kunyit
dan menyeduhnya dengan air. Ekstrak kunyit bisa memberi proteksi pada
mukosa lambung melalui peningkatan sekresi mukus serta berefek vasodilator
yang menyebabkan kunyit bisa memberi peningkatan pada pertahanan mukosa
lambung. Ada pula zat aktif yang terkandung dalam kunyit yang bisa memberi
perlindungan pada mukosa lambung ialah kurkuminoid serta minyak atsiri15.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2012) yang berjudul
“Pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam”, diperoleh
hasil sebelum siswi diberikan minuman kunyit, lebih dari setengah jumlah
siswi (17 orang) yang menjadi responden mengalami tingkat nyeri dismenore
berat serta sesudah diberikan minuman kunyit nyeri yang dialami oleh siswi-
siswi tersebut menurun pada tingkat sedang. Hal ini membuktikan adanya
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
b. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota
Palu
5
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang manfaat kunyit dalam menurunkan nyeri gastritis.
1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa lambung.
Peradangan tersebut berakibat pada membengkaknya mukosa lambung
hingga melepasnya epitel mukosa superfisial yang paling menyebabkan
masalah pada sistem cerna. Melepasnya sel epitel dapat menstimulasi
munculnya peradangan di daerah lambung16. Gastritis merupakan terjadinya
peradangan di lapisan mukosa serta submukosa lambung, yang tumbuh jika
proses protektif mukosa terpenuhi bakteri atau bahan iritan lainny17.
2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,
atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis
akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi
makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat
menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen18.
Ada beberapa faktor penyebab gastritis akut terjadinya gastritis
yaitu19:
a. Obat-obatan, misalnya obat anti peradangan nonsteroid/OAINS
indometasin, ibuprofen, serta asam salisilat, sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitosin, 5-fluora-2-deoxyuriine) serta digitalis
yang mempunyai sifat memberi iritasi mukosa lambung.
b. Infeksi bakteri misalnya Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies,
Clostridium spesies, E. coli, tuberculosis dan secondary syphilis.
c. Virus Sitomegalovirus yang menginfeksi.
d. Infeksi jamur misalnya Candidiasis, Histoplasmosis serta Phycomycosis.
e. Stres fisik yang dikarenakan luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, rusaknya susunan saraf pusat, serta refluks usus
lambung.
6
7
3. Klasifikasi
Gastritis diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya meliputi20:
a. Gastritis akut ialah peradangan akut yang ada pada lambung, umumnya
ada di mukosa. Gastritis akut bisa dikelompokan atas dua yakni gastritis
eksogen akut serta gastritis endogen. Bahan kimia, termis, bakteri adalah
yang menyebabkan terjadinya gastritis eksogen akut, sementara kelainan
tubuh adalah yang menyebabkan gastritis endogen akut.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi mukosa kronis yang memiucu atrofi
mukosa serta metaplasia epitel. Gastritis kronis merupakan inflamasi
yang terjadi menahun di permukaan mukosa lambung. Lambung dengan
peradangan kronis dengan model tertentu yang memberi penyebab
gastritis dari model yang khusus dikenal sebagai gastritis kronis.
4. Manifestasi Kinis
Manifestasi klinis yang ada pada gastritis snagat beragam, diawali dari
keluhan ringan sampai timbulnya perdarahan di bagian saluran pencernaan
bagian atas. Berbagai individu, masalah tersebut tidak memicu gejala yang
khas21. Manifestasi gastritis akut serta kronik bisa diakatakan serupa, yaitu21:
5. Patofiologi Gastritis
Bermula dari adanya mukosa lambung yang mengikis karena
mengkomsumsi minuman keras, obat anti peradangan nonsteroid, infeksi
Helicobacter pylory, memicu reaksi inflamasi. Peradangan pada lambung
bisa pula dikarenakan meningkatnya sekresi asam lambung. Ion H+ sebagai
susunan yang mendasar pada asam lambung yang dibentuk adanya sel
parietal lambung yang menggunakan pertolongan enzim Na+/K+ ATPase
yang bisa memicu meningkatnya stimulasi pada saraf, seperti kecemasan,
stres, marah, dengan cara serabut parasimpatik vagus denpat mengalami
peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide bisa
memberi peningkatan sekresi lambung. Meningkatnya ion H+ tidak disusul
pula oleh meningkatnya penawarnya misalnya prostaglandin, HCO3+,
mukus, lapisan mukosa lambung bisa mengalami reaksi peradangan8.
Meningkatnya sekresi lambung akan menyebabkan stimulasi serabut
9
f. Makanan pedas
Makanan pedas yang dikonsumsi dengan berlebihan dapat
11
7. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasinya yaitu terjadinya perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas (SCBA), bisa pula meliputi hematemesis (muntah darah) serta
melena (berak darah), yang akhirnya memicu shock hemoragik. Jika
prosesnya hebat, terjadi ulkus, tetapi jarang smpai menimbulkan
perforasi21.
12
b. Gastritis kronis
Gastritis ini memiliki komplikasi berupa terjadi gangguan
penyerapan vitamin B12, yang memicu terjadinya kurang darah
pernesiaosa, yakni masalah penyerapan zat besi, serta menyempitnya
daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari)21.
1. Definisi
Kunyit (Curcuma domestica Val.) adalah satu dari berbagai tanaman
obat potensial, bukan hanya menjadi bahan baku obat namun digunakan
pula untuk bumbu dapur serta zat pewarna alami. Kunyit memiliki habitat
asli di bagian wilayah Asia, terutama Asia Tenggara. Tanaman ini bisa
hidup liar di ladang, di hutan maupun di sekitar rumah, di dataran rendah
serta tinggi dengan ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut. Di
samping itu, kunyit bisa pula hidup dengan baik di tanah yang tatanan
pengairan cukup baik, dan curah hujannya cukup tinggi25.
3. Manfaat Kunyit
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yaitu justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan serta memberi landasan topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya30. Dalam penelitian disini peneliti menentukan variabel bebas
adalah Curcuma domestika Val sedangkan variabel terikat yaitu nyeri pada
pasien gastritis. Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
Pemberian
Nyeri Gastritis
Ekstrak Kunyit
Ket:
: Variabel independen
: Variabel dependen
D. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma domestika Val)
terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Keterangan:
01 : Nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
X : Perlakuan tindakan (intervensi) pemberian ekstrak kunyit
02 : Nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit.
1. Tempat
Penelitian akan dilaksanakan di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
2. Waktu
Waktu penelitian direncanakan dilakukan di bulan Juli tahun 2020.
17
1. Populasi
Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian30. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita gastritis pada bulan April tahun 2020
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati yaitu sebanyak 31 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi30. Sampel pada penelitian
ditentukan melalui rumus analisis kategorik-numerik berpasangan yaitu32:
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
Keterangan:
n = Jumlah subjek
Zα = Nilai standar alpha 5%, ditetapkan 1,96
Zβ = Nilai standar beta 20%, ditetapkan 0,84
x 1−x 2 = Selisih yang dianggap bermakna, ditetapkan 4,616
s = Simpangan baku selisih perbedaan nyeri disminore sebelum dan sesudah
diberikan ramuan kunyit, berdasarkan kepustakaan = 5,7733
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
2
[ 1,96+0,84 ] 5,77
n= ( 4,616 )
2
n=( 3,5 )
n=12,25=12 orang
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 orang.
a. Inklusi
1) Responden yang mengalami nyeri
2) Responden yeng mempunyai keluhan mual, muntah
3) Responden yang mempunyai keluhan nafsu makan menurun.
b. Eksklusi
1) Responden yang tidak mampu dilakukan pengobatan secara oral.
2) Responden yang mempuyai komplikasi selain penyakit gastritis
3) Penderita gastritis yang tidak bersedia menjadi responden.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen ialah variabel yang memberi pengaruh atau yang
menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel dependen32. Variabel
independen di penelitian ini ialah pemberian ekstrak kunyit.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen ialah variabel yang dikarenakan adanya variabel
independen32. Variabel dependen di penelitian ini ialah nyeri gastritis.
E. Definisi Operasional
1. Ekstrak Kunyit
Definisi : Ekstrak kunyit dalam penelitian ini adalah kunyit yang
diolah dengan cara menghaluskan kunyit kemudian
menyeduhnya dengan air yang dimaksudkan untuk
menurunkan nyeri gastritis pada responden yang
mengalami gastritis
Alat dan bahan : Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation),
pisau (Ideal), saringan (Stainless Stell), gelas keramik,
Mangkok keramik, kunyit 50 gram, air mineral.
Pembuatan terapi ekstrak kunyit melalui langkah-
langkah sebagai berikut27:
19
Kunyit
Parutan
Mangkok Keramik
Saringan
Gelas
2. Nyeri Gastritis
Definisi : Nyeri gastritis dalam penelitian ini adalah perasaan
menyakitkan pada lambung yang timbul akibat pola makan
tidak teratur.
Alat ukur : Lembar pemeriksaan Numeric Rating Scale (NRS) dengan
skala 0-10 dan lembar observasi
Cara ukur : Observasi
Skala ukur : Interval
Hasil ukur : Skor 1-3 untuk skala nyeri ringan
Skor 4-6 untuk skala nyeri sedang
Skor 7-10 untuk skala nyeri berat
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer ialah data yang didapatkan langsung melalui responden
dengan memakai lembar observasi NRS, berupa data skala nyeri gastritis
sebelum dan sesudah diberikan ekstrak kunyit, serta data identitas dari
responden.
b. Data sekunder ialah data yang berasal dari arsip di Klinik Bunga Merpati.
2. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisa data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaasn lembar jawaban terhadap
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden pada saat penelitian
berlangsung peneliti memeriksa data atau identitas responden serta
pengisisn lembar jawaban pertanyaan yang diajukan kemngkinan adanya
kesalahan dalam pengisisan kuesioner.
b. Coding
Coding adalah memberikan nomor kode maupun skor dijawaban
yang memiliki sifat kategori yang dalam penelitian ini adalah jawaban
benar dan salah.
c. Clening
Clening adalah pembersihan data dengan melihat variabel yang
dipakai sudahkah data yang didapat benar atau salah.
d. Tabulating
Tabulating adalah penyususun dan perhitungan data berdasarkan
variabel yang diteliti.
e. Describing
Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan hasil data
yang sudah dikumpulkan.
22
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dipergunakan dalam mengetahui distribusi frekuensi
pada masing-masing variabel serta karakteristik responden, menggunakan
rumus distribusi frekuensi yaitu35:
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah Sampel
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dipergunakan dalam melihat perbedaan atau
keterkaitan antara dua variabel. Uji hipotesis yang dipakai pada penelitian
ini ialah Paired Sample t-test, dengan alasan karena kelompok data dalam
penelitian ini berpasangan, skala ukur penelitian yang digunakan adalah
rasio dan tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan data sebelum
dan sesudah perlakuan. Syarat uji Paired Sample t-test yakni data harus
terdistribusi normal, kedua kelompok data dependen (berpasangan) dan
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya
2 kelompok). Sebelum data diuji menggunakan Paired Sample t-test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk melihat data berdistribusi
normal atau tidak, jika data berdistribusi normal, maka uji lanjut yang
digunakan tetap Paired Sample t-test. Akan tetapi bila data tidak
berdistribusi normal maka alternatif uji alternatif yang dipakai ialah
Wilcoxon Signed Rank Test demi melihat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat, interprestasinya adalah sebagai berikut35:
a. Terdapat pengaruh bila nilai p-value ≤ 0,05
b. Tidak terdapat pengaruh bila nilai p-value > 0,05.
23
Menentukan lokasi
penelitian
Mengajukan surat izin penelitian dari pihak
Kampus STIKES Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati
Pelaksanaan penelitian
Pembahasan
24
1
Irianto, K. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI;
2014.
2
Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
3
Tussakinah W., Masrul dan Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Taro Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2018. (2): 7.
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Palu:
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah; 2017.
6
Badan Pusat Statistik. Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Kota Palu. 2017 [internet]. Tersedia
pada https://palukota.bps.go.id/statictable/2017/06/07/ 488/jumlah-kasus-10-penyakit-terbanyak-
kota-palu-2016.html.
7
Klinik Bunga Merpati. Laporan Klinik Bunga Merpati. Palu: Klinik Bunga Merpati; 2020.
8
Suyono H. Gastritis. Jakarta: Nuha Medika; 2013.
9
Sukarmin. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pelajar; 2012.
10
Surantum. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info
Medika; 2012.
11
Saydam. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan Gangguan Pencernaan).
Bandung: Alfabeta; 2011.
12
Wijoyo PM. 15 Ramuan Penyembuh Gastritis. Jakarta: Bee Media Indonesia; 2013.
13
Komang A. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto; 2011
14
Winarto WP. Khasiat dan manfaat kunyit bagi Kesehatan. Jakarta: Agromedia Pustaka Tim
Lentara. 2014.
15
Sarianti Br., Simbolon., Katar Y dan Rusjdi SR. Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica
Val) Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2018. (1): 7
16
Endang L. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.
17
Muttaqin A. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
18
Dewit SC., Stromberg., Holly dan Dallred C. Medical Surgical Nursing: Concept and Practice.
Philadelphia: Elsevier; 2016.
19
Muttaqin A dan Kurmala S. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba medika; 2012.
20
Abata QA. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Al-Furqon; 2014.
21
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2013.
22
Smeltzer SC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2010
23
Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC; 2011.
24
Sediaoetama DA. Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika; 2011
25
Said A. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari; 2012.
26
Rustam E., Atmasari I dan Yanwirasti. Efek Anti inflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
domestika Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2017.
(2): 12.
27
Asnia M., Ambarwati NS dan Siregar JS. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
Sebagai Perawatan Kecantikan Kulit. Jurnal Teknik. 2019. (1): 2.
28
Winarto IW. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2014.
29
Mcphee S dan Ganong W. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta:
EGC; 2011.
30
Noor J. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya. Ilmiah. Jakarta: Kencana; 2011
31
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
32
Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. 4th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016
33
Wulandari A., Rodiyani dan Sari RD. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn)
dalam Mengatasi Dismenorea. Jurnal Majority. 2018. (2): 7.
34
Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC; 2012.
35
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2012.