PROPOSAL
MARSUJI UTAMI
201601022
A. Latar Belakang
1
2
alternatif dalam meredakan nyeri gastritis yang mereka alami, hal ini
dikarenakan ketiga pasien tersebut belum mengetahui bahwa kunyit dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal dalam pengobatan gastritis.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit
(Curcuma Domestika Val) Terhadap Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati
Kota Palu”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
b. Untuk mengidentifikasi nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota
Palu
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang manfaat kunyit dalam menurunkan nyeri gastritis.
1. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan sel epitel akan
merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung16. Gastritis adalah
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain17.
2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,
atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis
akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi
makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat
menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen18.
Ada beberapa faktor penyebab gastritis akut terjadinya gastritis
yaitu19:
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid/OAINS indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat, sulfonamide, steroid, kokain, agen
kemoterapi (mitosin, 5-fluora-2-deoxyuriine) dan digitalis bersifat
mengiritasi mukosa lambung.
b. Infeksi bakteri seperti Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies,
Clostridium spesies, E. coli, tuberculosis dan secondary syphilis.
c. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
6
7
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus
lambung.
f. Makanan dan minuman yang bersifat iritan, makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
g. Garam empedu, terjadi pada kondisi refleks garam empedu (komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan
mukosa.
h. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
i. Trauma langsung lambung.
3. Klasifikasi
Pengklasifikasian gastritis berdasarkan tingkat keparahannya
meliputi20:
a. Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terdapat pada
mukosa. Gastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu gastritis
eksogen akut dan gastritis endogen. Bahan kimia, termis, bakteri
merupakan penyebab gastritis eksogen akut sedangkan kelainan tubuh
merupakan penyebab gastriti endogen akut.
b. Gastritis kronis didefinisikan sebagai peradangan mukosa kronis
menimbulkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Gastritis kronis adalah
peradangan permukaan mukosa lambung menahun. Lambung yang
mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan
gastritis dari tipe yang spesifik disebut gastritis kronis.
4. Manifestasi Kinis
Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari
keluhan ringan hingga muncul perdarahan pada saluran cerna bagian atas.
Pada beberapa orang, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas21.
Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir sama berikut penjelasannya21:
8
5. Patofiologi Gastritis
Berawal dari mukosa lambung mengalami pengikisan akibat
komsumsi alkohol, obat anti inflamasi nonsteroid, infeksi Helicobacter
pylory, menimbulkan reaksi peradangan. Inflamsi lambung juga dapat
dipicu oleh peningkatan sekresi asam lambung. Ion H+ yang merupakan
susunan utama asam lambung diproduksi oleh sel parietal lambung dengan
bantuan enzim Na+/K+ ATPase yang dipicu oleh peningkatan rangsangan
persarafan, misal cemas, stress, marah, melalui serabut parasimpatik vagus
akan terjadi peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing
peptide dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H+ tidak
diikuti peningkatan penawarnya seperti prostaglandin, HCO3+, mukus,
lapisan mukosa lambung akan terjadi reaksi inflamasi8.
9
gastritis24.
g. Usia
Di negara berkembang banyak penderita gastritis baik usia dini,
usia muda ataupun dewasa termasuk dalam usia produktif, dimana usia
lebih berisiko terkena gastritis karena banyak kesibukan yang
mempengaruhi pola makan yang tidak teratur dan stres di tempat kerja
dan pola hidup yang buruk19.
h. Stress Psikis
Stres juga menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh dan
merangsang produksi asam lambung dalam jumlah berlebihan.
Akibatnya, lambung terasa sakit, nyeri, mual, mulas, bahkan bisa luka19.
i. Stres Fisik
Akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluk empedu
dan infeksi berat merupakan faktor pencetus stres fisik yang dapat
menimbulkan penyakit gastritis, ulkus dan perdarahan lambung. Stres
fisik bisa membuat perfusi mucosa lambung terganggu yang
mengakibatkan infark kecil serta meningkatkan produksi asam lambung19
7. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasinya yaitu terjadinya perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas (SCBA), dapat juga berupa hematemesis (muntah darah) dan
melena (berak darah), yang berakhir dengan shock hemoragik. Apabila
prosesnya hebat, terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi21.
b. Gastritis kronis
Komplikasinya yaitu terjadi gangguan penyerapan vitamin B12.
Sehingga menyebabkan anemia pernesiaosa, yaitu gangguan penyerapan
zat besi, dan penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke
usus dua belas jari)21.
12
1. Definisi
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat
potensial, selain sebagai bahan baku obat juga dipakai sebagai bumbu dapur
dan zat pewarna alami. Habitat asli tanaman ini adalah wilayah Asia,
khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini dapat tumbuh liar di ladang, di
hutan ataupun di pekarangan rumah, di dataran rendah dan tinggi hingga
ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Selain itu, kunyit juga dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang tertata baik pengairannya, serta curah
hujannya yang cukup tinggi25.
3. Manfaat Kunyit
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yaitu justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan dan memberi landasan topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya30. Dalam penelitian ini peneliti mengambil variabel bebas adalah
Curcuma domestika Val sedangkan variabel terikat yaitu nyeri pada pasien
gastritis. Gambaran yang lebih jelas dan terarah alur penelitian ini digambarkan
dalam rangka konsep seperti berikut:
Pemberian
Nyeri Gastritis
Ekstrak Kunyit
Ket:
: Variabel independen
: Variabel dependen
15
D. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma domestika Val)
terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Keterangan:
01 : Nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
X : Perlakuan tindakan (intervensi) pemberian ekstrak kunyit
02 : Nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit.
1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2020.
17
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian 30. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita gastritis pada bulan April tahun 2020
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati yaitu sebanyak 31 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi30. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan rumus analisis kategorik-numerik
berpasangan sebagai berikut32: jumlah sampel yang digunakan adalah 12
orang
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
Keterangan:
n = Jumlah subjek
Zα = Nilai standar alpha 5%, ditetapkan 1,96
Zβ = Nilai standar beta 20%, ditetapkan 0,84
x 1−x 2 = Selisih yang dianggap bermakna, ditetapkan 4,616
s = Simpangan baku selisih perbedaan nyeri disminore sebelum dan sesudah
diberikan ramuan kunyit, berdasarkan kepustakaan = 5,7733
2
[ Zα+ Zβ ] s
n= ( x 1−x 2 )
2
[ 1,96+0,84 ] 5,77
n= ( 4,616 )
2
n=( 3,5 )
n=12,25=12 orang
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 orang.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen32. Variabel
independen pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak kunyit.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen32. Variabel dependen pada penelitian ini adalah nyeri gastritis.
E. Definisi Operasional
1. Ekstrak Kunyit
Definisi : Ekstrak kunyit dalam penelitian ini adalah kunyit yang
diolah dengan cara menghaluskan kunyit kemudian
menyeduhnya dengan air yang dimaksudkan untuk
menurunkan nyeri gastritis pada responden yang
mengalami gastritis
Alat dan bahan : Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation),
pisau (Ideal), saringan (Stainless Stell), gelas keramik,
Mangkok keramik, kunyit 5 rimpang, air mineral (Le
19
2. Nyeri Gastritis
Definisi : Nyeri gastritis dalam penelitian ini adalah perasaan
menyakitkan pada lambung yang timbul akibat pola makan
tidak teratur.
Alat ukur : Lembar pemeriksaan Numeric Rating Scale (NRS) dengan
skala 0-10 dan lembar observasi
Cara ukur : Observasi
Skala ukur : Interval
20
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan lembar observasi NRS, berupa data skala nyeri gastritis
sebelum dan sesudah diberikan ekstrak kunyit, serta data identitas dari
responden.
b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari dokumen/arsip yang ada di
Klinik Bunga Merpati.
2. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisa data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan, yaitu:
21
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaasn lembar jawaban terhadap
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden pada saat penelitian
berlangsung peneliti memeriksa data atau identitas responden serta
pengisisn lembar jawaban pertanyaan yang diajukan kemngkinan adanya
kesalahan dalam pengisisan kuesioner.
b. Coding
Coding adalah pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban
yang bersifat kategori yang dalam penelitian ini adalah jawaban benar
dan salah.
c. Clening
Clening adalah membersihkan data dengan melihat variabel yang di
gunakan apakah datanya benar atau salah.
d. Tabulating
Tabulating adalah penyususun dan perhitungan data berdasarkan
variabel yang diteliti.
e. Describing
Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan hasil data
yang sudah dikumpulkan.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dari setiap variabel dan karakteristik responden, dengan rumus distribusi
frekuensi sebagai berikut35:
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah Sampel
22
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan atau keterkaitan
antara dua variabel. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Paired Sample t-test, dengan alasan karena kelompok data dalam
penelitian ini berpasangan, skala ukur penelitian yang digunakan adalah
rasio dan tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan data sebelum
dan sesudah perlakuan. Syarat uji Paired Sample t-test yaitu datanya harus
berdistribusi normal, kedua kelompok data dependen (berpasangan) dan
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya
2 kelompok). Sebelum data diuji menggunakan Paired Sample t-test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk melihat data berdistribusi
normal atau tidak, jika data berdistribusi normal, maka uji lanjut yang
digunakan tetap Paired Sample t-test. Akan tetapi jika data tidak
berdistribusi normal maka alternatif uji yang digunakan adalah Wilcoxon
Signed Rank Test untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat, dengan interprestasi sebagai berikut35:
a. Ada pengaruh jika nilai p-value ≤ 0,05
b. Tidak ada pengaruh jika nilai p-value > 0,05.
23
Menentukan lokasi
penelitian
Mengajukan surat izin penelitian dari pihak
Kampus STIKES Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati
Pelaksanaan penelitian
Pembahasan
24
1
Irianto, K. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI;
2014.
2
Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
3
Tussakinah W., Masrul dan Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Taro Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2018. (2): 7.
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Palu:
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah; 2017.
6
Badan Pusat Statistik. Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Kota Palu. 2017 [internet]. Tersedia
pada https://palukota.bps.go.id/statictable/2017/06/07/ 488/jumlah-kasus-10-penyakit-terbanyak-
kota-palu-2016.html.
7
Klinik Bunga Merpati. Laporan Klinik Bunga Merpati. Palu: Klinik Bunga Merpati; 2020.
8
Suyono H. Gastritis. Jakarta: Nuha Medika; 2013.
9
Sukarmin. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pelajar; 2012.
10
Surantum. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info
Medika; 2012.
11
Saydam. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan Gangguan Pencernaan).
Bandung: Alfabeta; 2011.
12
Wijoyo PM. 15 Ramuan Penyembuh Gastritis. Jakarta: Bee Media Indonesia; 2013.
13
Komang A. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto; 2011
14
Winarto WP. Khasiat dan manfaat kunyit bagi Kesehatan. Jakarta: Agromedia Pustaka Tim
Lentara. 2014.
15
Sarianti Br., Simbolon., Katar Y dan Rusjdi SR. Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica
Val) Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2018. (1): 7
16
Endang L. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.
17
Muttaqin A. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
18
Dewit SC., Stromberg., Holly dan Dallred C. Medical Surgical Nursing: Concept and Practice.
Philadelphia: Elsevier; 2016.
19
Muttaqin A dan Kurmala S. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba medika; 2012.
20
Abata QA. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Al-Furqon; 2014.
21
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2013.
22
Smeltzer SC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2010
23
Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC; 2011.
24
Sediaoetama DA. Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika; 2011
25
Said A. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari; 2012.
26
Rustam E., Atmasari I dan Yanwirasti. Efek Anti inflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
domestika Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2017.
(2): 12.
27
Asnia M., Ambarwati NS dan Siregar JS. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
Sebagai Perawatan Kecantikan Kulit. Jurnal Teknik. 2019. (1): 2.
28
Winarto IW. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2014.
29
Mcphee S dan Ganong W. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta:
EGC; 2011.
30
Noor J. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya. Ilmiah. Jakarta: Kencana; 2011
31
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
32
Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. 4th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016
33
Wulandari A., Rodiyani dan Sari RD. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn)
dalam Mengatasi Dismenorea. Jurnal Majority. 2018. (2): 7.
34
Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC; 2012.
35
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2012.