Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN II

SIKLUS HIDUP MALARIA DAN HELMINTHES

Disusun oleh:
Nama: Febri Nur Azizah Putri
Kelas: IIA
NIM: 2014201015

Dosen Pembimbing:
Dr. Husni, M.Kep, Sp.Pk

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES ALIFAH PADANG

2021
A. Siklus Hidup Malaria

Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus seksual) yang terjadi pada

nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia.

Siklus ini dimulai dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah manusia yang

terinfeksi malaria yang mengandung plasmodium pada stadium gametosit (8). Setelah itu gametosit akan

membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit (betina) (9). Keduanya mengadakan

fertilisasi menghasilkan ookinet (10). Ookinet masuk ke lambung nyamuk membentuk ookista (11).

Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang nantinya akan pecah (12) dan sprozoit keluar dari
ookista. Sporozoit ini akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya di kelenjar ludah nyamuk.

Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.

Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan siklus eritrositik. Dimulai

ketika nyamuk menggigit manusia sehat. Sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia melewati luka

tusuk nyamuk (1). Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga menginfeksi sel hati

(2) dan akan matang menjadi skizon (3). Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik. Pada Plasmodium

falciparum dan Plasmodium malariae hanya mempunyai satu siklus eksoeritrositik, sedangkan

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai bentuk hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus

eksoeritrositik dapat berulang. Selanjutnya, skizon akan pecah (4) mengeluarkan merozoit (5) yang akan

masuk ke aliran darah sehingga menginfeksi eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik. Merozoit tersebut

akan berubah morfologi menjadi tropozoit belum matang lalu matang dan membentuk skizon lagi yang

pecah dan menjadi merozoit lagi (6). Diantara bentuk tropozoit tersebut ada yang menjadi gametosit (7)

dan gametosit inilah yang nantinya akan dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan berulang-

ulang terus. Gametosit tidak menjadi penyebab terjadinya gangguan klinik pada penderita malaria,

sehingga penderita dapat menjadi sumber penularan malaria tanpa diketahui.


B. Siklus Hidup Helminthes
1. Siklus Hidup Cacing Usus (Ascaris lumbricoides)

Ascaris lumbricoides adalah Nematoda parasit terbesar yang hidup di dalam usus manusia, dan dapat
menyebabkan penyakit ascariasis. Sebanyak lebih dari 85% kasus penyakit ini tidak menimbulkan gejala
ketika terjadi infeksi, namun kemudian seiring berjalannya waktu akan muncul beberapa gejala seperti
nafas yang pendek dan demam pada awal mula penyakit ini. Gejala lain seperti bengkak pada daerah
perut, sakit perut, dan diare mungkin akan mengikuti gejala awal. Ascariasis biasanya menyerang anak-
anak sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan yang buruk, malnutrisi, dan kesulitan belajar. [2]

Daur hidup Ascaris lumbricoides adalah (lihat gambar di atas): [3]

1. Cacing usus dewasa hidup pada lumen dari usus halus. Cacing betina akan menghasilkan telur
yang dapat mencapai 200.000 butir per hari. Telur-telur ini dapat berembrio ataupun tidak
berembrio.
2. Telur-telur tersebut dikeluarkan melalui kotoran. Hanya telur yang dibuahi yang dapat
berkembang dan menginfeksi manusia.

3. Telur yang berembrio dapat menginfeksi (bersifat infektif) setelah 18 hari sampai beberapa
minggu bergantung dari kondisi lingkungan (kelembaban tanah, suhu, ada tidaknya sinar
matahari).

4. Telur infektif tertelan manusia.

5. Larva menetas dan kemudian menyerang membran lendir usus.

6. Larva menembus dinding usus dan terbawa aliran darah menuju paru-paru. Dalam paru-paru
larva tumbuh selama 10 sampai 14 hari dan naik ke faring.

7. Larva tersebut tertelan kembali dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam usus halus.
Cacing usus dewasa dapat hidup selama satu sampai dua tahun.

2. Siklus Hidup Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale)

Infeksi ringan cacing tambang hanya menyebabkan sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Akan tetapi,
infeksi berat dari cacing ini dapat menimbulkan kekurangan protein parah dan kekurangan zat besi
(anemia). Kekurangan protein dapat menimbulkan kulit kering, edema, dan perut buncit; dan anemia
dapat membuat keterbelakangan mental dan gagal jantung. [4]
Daur hidup Ancylostoma duodenale adalah (lihat gambar di atas): [5]

1. Telur dikeluarkan melalui feses, dan dengan kondisi yang tepat (suhu, kelembaban, keteduhan),
larva menetas dalam satu sampai dua hari.

2. Larva yang menetas disebut larva rhabditiform dan tumbuh pada feses atau tanah.

3. Larva tersebut lalu berkembang menjadi larva filariform setelah lima sampai sepuluh hari (dan
dua kali molting). Larva bentuk ini telah bersifat infektif dan dapat bertahan hidup tiga sampai
empat minggu pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.

4. Ketika bersentuhan dengan manusia, larva filariform menembus kulit manusia dan terbawa oleh
pembuluh darah ke jantung kemudian ke paru-paru. Lalu naik ke faring dan tertelan menuju ke
usus halus untuk hidup dan mencapai dewasa.

5. Cacing filaria dewasa hidup di usus halus untuk kemudian bertelur kembali.

*Ketika penetrasi pada kulit inang, larva rhabditiform dapat dorman sementara pada usus atau otot.
3. Siklus Hidup Cacing Filaria (Wuchereria bancrofti)

Cacing filaria membutuhkan inang pembawa (vektor) berupa beberapa jenis nyamuk dari anggota
genus Culex, Anopheles, Aedes, Mansonia, dan Coquillettidia. Contoh vektor tersebut antara lain Culex
quinquefasciatus, Anopheles bancroftii, Aedes aegypti, dll. Wuchereria bancrofti ini menyebabkan
penyakit filariasis, atau yang biasa dikenal dengan penyakit kaki gajah.

Daur hidup Wuchereria bancrofti adalah (lihat gambar di atas): [6]

1. Ketika menghisap darah, nyamuk yang terinfeksi menularkan larva (tahap ketiga) pada kulit
inang manusia melalui luka "gigitan."

2. Larva berkembang menjadi cacing filaria dewasa pada kelenjar getah bening (limfa).

3. Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang memiliki lapisan pelindung dan bergerak aktif
dalam peredaran darah.

4. Mikrofilaria dalam darah tersebut ikut tertelan oleh nyamuk yang "menggigit" manusia yang
terinfeksi.
5. Mikrofilaria melepaskan lapisan pelindung dan hidup pada perut nyamuk.

6. Mikrofilaria kemudian berkembang menjadi larva tahap pertama.

7. Berkembang lagi menjadi larva tahap ketiga.

8. Larva tahap ketiga pindah ke kepala dan "belalai" nyamuk untuk siap menginfeksi manusia ketika
nyamuk "menggigit" manusia.

4. Siklus Hidup Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)

Cacing kremi dapat menimbulkan penyakit enterobiasis pada manusia yang ditandai dengan rasa gatal di
daerah anus. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling sering dijumpai di negara berkembang
melalui tangan, makanan, atau air yang terkontaminasi telur Enterobius vermicularis. [7]
Daur hidup Enterobius vermicularis adalah (lihat gambar di atas): [8]

1. Telur disimpan pada daerah anus.

2. Autoinfeksi terjadi ketika seseorang menggaruk daerah anus dan tidak sengaja menelan telur yang
berembrio. Penularan dari manusia ke manusia juga terjadi melalui pakaian, sprei yang terinfeksi,
dan berbagai cara lainnya.

3. Setelah telur berembrio tertelan, telur tersebut menetas menjadi larva di usus halus.

4. Larva berkembang menjadi dewasa pada daerah sekum (kantong pada usus besar dekat usus
buntu).

5. Cacing dewasa yang "hamil" berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur saat malam hari.
Saat bertelur inilah yang menimbulkan rasa gatal pada inang.

Anda mungkin juga menyukai