Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TIFUS ABDOMINALIS

ANGGOTA KELOMPOK 5

1.Annisa Eka F

2.Deni Marliani

3.Luthfi Brillianti

4.M Anggit P

5.Ossylavite Ernia W

6.Putri Ulil Hikmah

7.Saptaria Anjani

8.Siti Nuryati

D3 KEPERAWATAN 2B

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini saya membahas penyakit typus.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun saya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Kudus, 14 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................2


DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Typus……………………………………………………………..7
B. Patofisiologi Typus...........................................................................................8
B. Epidemologi Typus..........................................................................................8
C. Penyebab Typus……………………………………………………………...9.
D. Manifestasi Klinis Typus……………………………………………………9
E. Cara Mengatasi Typus………………………………………………………10
F. Cara Penularan Typus....................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran...... .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang
pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan
makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).Kuman tersebut masuk melalui saluran
pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran
limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi
pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang
kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi
dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena
berhubungan dengan usus pada perut.Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita. Penyakit demam
tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara
sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan
endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang
banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.
Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810 kasus
per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa
sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita
berumur anak usia 12 – 13 tahun ( 70% – 80% ), pada usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% )
dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% .Terjadinya penyakit yang
merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim kemarau maupun
penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan
makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas
makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi
makanan.
Typus Abdominalis masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.Typhus
Abdominalis terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada iklim, tetapi
lebih banyak di temukan pada negara-negara berkembang di daerah tropis.Penyakit ini
disebabkan oleh Salmonella Thyphosa dan hanya didapatkan pada manusia, penularan penyakit
ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, biasanya Thypus
Abdominalis dialami oleh seseorang yang kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan
sekitar.Beberapa literatur menyebutkan bahwa penyakit ini dapat mengenai siapa saja,tidak ada
perbedaan mengenai jenis kelamin antarara laki-laki dan perempuan.Umumnya penyakit ini
sering di derita anak-anak. Sedangkan orang dewasa sering mengalami dengan gejala yang tidak
khas,kemudian menghilang dan sembuh sendiri.
B. Rumusan Masalah
 Apa pengertian tifus?
 Bagaimana patofisiologis penyakit tifus?
 Apa epidemologi dari tifus?
 Apa saja penyebab penyakit tifus?
 Bagaimana manifestasi klinis nya?
 Bagaimana cara mengatasi tifus?
 Bagaimana penularan penyakit tifus

C.Tujuan dan Manfaat


 Mengetahui pengertian dari tifus
 Mengetahui patofisiologis penyakit tifus
 Mengetahui epidemologi tifus
 Mengetahui penyebab dari penyakit tifus
 Mengetahui manifestasi klinis penyakit tifus
 Mengetahui cara mengatasi penyakit tifus
 Mengetahui penularan penyakit tifus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penyakit tifus


Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan
paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ). Typus adalah kelompok yang mempunyai
hubungan dekat dengan penyakit riketsia akut dan ditularkan melalui antropoda, yang berbeda
dalam intensitas tanda-tanda dan gejala-gejalanya beratnya dan angka kematiannya. Semua
kelompok ini ditandai dengan sakit kepala, mengigil, demam, stupor, dan erupsi makular,
makulopapular, petekial atau papulovesikuler (Kamus Saku Kedokteran Dorland).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran (Rampengan,1990). Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran
cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% –
80% ), pada usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (
5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).
menurut Gerald T. Keush typhus abdominalis adalah suatu infeksi demam sistemik akut
yang nyata pada fagosit mononuclear dan membutuhakan tatanama yang terpisah.
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan
jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C.
Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih
kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan
erupsi kulit (Soedarto, 1996)Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani
Rita, 2001)
B.Patofisoilogi
Kuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan minuman.Setelah masuk
dan berada dalam usus halus mengadakan infeksi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plaq
nyeri) dan jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan,merosis
setempat,kuman lewat pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo
endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang fagosit RES dan
kuman yang tidak di fagosit berkembang biak.
Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke darah menyebar ke
seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan
kembali ke rangka usus dan menyebabkan infeksi usus. Dalam masa bacterian ini kuman
mengeluarkan endotoksin yang susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang
semula diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin
mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.
Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempunyai pusat termoregulator di
hipotalamus yang mengakibatkan timbulnya demam.
Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi (minggu 1),nekrosis (minggu
2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa adanya jaringan parut. (Rampengan,1993)

C.Epidemoligi
Typhus abdominalis termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang
Nomor 6 tahun 1962 tentang wabah. Walaupun tercantum dalam undang-undang wabah dan
wajib dilaporkan, namun data yang lengkap belum ada, sehingga gambaran epidemiologinya
belum diketahui secara pasti. Di Indonesia, jarang dijumpai secara epidemic, tapi lebih sering
bersifat sporadic, terpencar-pencar di suatu daerah dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus
pada orang-orang serumah. Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. Ada 2 sumber
penularan Salmonella typhi yaitu pasien dengan tifoid dan carrier.Di daerah endemic, tranmisi
terjadi melalui air yang tercemar dan makanan yang tercemar oleh carrier yang merupakan
sumber penularn yang paling sering di daerah non endemik.
D.Penyebab tifus
Demam tifoid atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi.Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh
dunia dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar.Kuman ini ditemukan
di tinja dan urin penderita demam tifoid.Penyakit ini banyak terjadi di musim panas.

E.Manifestasi Klinis
Masa tunas berlangsung 10 – 14 hari. Gejala-gejala yang timbul amat bervariasi. Selain
itu, gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis sampai gambaran
penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian. Dalam minggu pertama, keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing,
nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk,
epistaksis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan meningkat. Dalam minggu kedua,
gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relative, lidah khas ( kotor di
tengah, tepi dan ujung merah serta tremor ), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan
mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis, roseolae jarang ditemukan pada
orang Indonesia.
Untuk gejalanya sendiri itu berbeda-beda tergantu individu itu sendiri tapi ada beberapa
yang harus kita antisipasi.karena dalam beberapa kasus gejala justru tidak timbul atau bahkan
tidak kita sadari. Jadi,ada beberapa gejala yang bakalan timbul antar lain :
1. Mual-mual hingga muntah.Kenapa bisa muntah?karena bakteri ini kan bersarangnya di
hati dan limpa kita,jadi dengan bersarangnya bakteri itu bakal membuat pembengkakan yang
lama kelamaan bakal menekan lambung kita.Maka dari itu akan terasa mual jadi makanan yang
kita makan sulit sekali masuknya jadi sebagian akan keluar lagi melalui mulut kita.

2. Lidah yang kotor dan pahit.Biasanya kalau anak-anak akan begitu oleh karena itu
mereka meminta makan-makanan yang masam dan pedas.Lidah kita nantinya bakal
berwarna putih ditengahnya sedangkan dipinggirnya warnanya merah.
3. Demam.Kalau sudah malam hari biasanya demam tinggi,tapi kalau pagi biasanya demem
turun seperti tidak punya penyakit apa-apa.
4. Pingsan.Penderita tipes biasanya memang lebih suka berbaring saja tidak banyak gerak
karena rasanya memang lebih nyaman.Tapi kalau kondisinya sendiri sudah kritis
biasanya terjaditidak sadarkan diri atau pingsan.
5. Diare.Dengan adanya bakteri di tubuh kita akan membuat gangguan pada penyerapan
cairan yang kita konsumsi sehingga terjadinya BAB terlalu lancar.Tapi kadang ada juga
yang justru merasa susah BAB nya.
6. Lemes dan Pusing bahkan Sakit Perut.Karena pada hati dan limpa kita terjadi
pembengkakan,maka kita akan merasa sakit perut.Sedangkan demam yang kita rasakan
membuat rasa lemas dan pusing

Tanda Atau Gejala Penyakit Thypus Abdominalis


a)Pada awal sakit, suhu badan naik perlahan semakin meninggi mencapai 40o C.
b)Panas dapat sampai 3-4 minggu, dan puncaknya penderita bicara tak menentu (ngomel).
c)Sakit kepala.
d)Sakit di bagian perut dan kadang-kadang disertai kembung.
e)Nafsu makan menurun.
f)Badan terasa lemah dan letih.
g)Biasanya disertai diare atau sukar berak dan kadang-kadang berak darah.
h)Kesedaran menurun.

F.Cara Mengatasi Tifus


Ada 2 cara mengatasi Typhus yaitu :
1.Alami atau obat tradisional
a.Cacing tanah
Mungkin akan terdengar menjijikkan jika anda mendengar kata cacing tanah,terlebih jika
anda gunakan untuk pengobatan.Namun,banyak orang yang telah membuktikan bahwa cacing
tanah memang sangat efektif dalam mengatasi penyakit typhus.Cara mengobati penyakit typhus
dengan cacing tanah dapat anda lakukan dengan mengolah cacing tanah tersebut sendiri atau
membeli di pasar.Untuk pengolahan sendiri,anda dapat merebus cacing tanah yang telah dibuang
isi perutnya hingga mendidih dan kemudian anda minum ketika masih hangat. Sedangkan jika
anda merasa sangat jijik dengan cara ini, anda dapat membeli kapsul cacing tanah yang saat ini
sudah dapat dengan mudah anda dapatkan.

b.Timun atau Mentimun


Buah timun 2 buah Cara membuatnya Parut buah timun,peras,ambil airnya.Lalu minum 3
x 1 hari.
2.Obat dokter
a.Methil Prednisolon 4 mg 3x1 selama 3 hari.
b.Thiampenicol 500 mg 4x1 selama 7 hari.
c.Neuralgin 3x1 selama 3 hari.
d.Imunos 1x1 selama 2 bulan.
e.Parasetamol selama panasnya belum turun.
f.Chloramphenikol 4x1 selama 7 hari.
g.Ciprofloxacin 4x1 selama 7 – 10 hari.

G.Penularan penyakit tifus


Media penularan:
a)Kuman tipes masuk/ menular melalui mulut dengan makanan atau minuman yang tercemar.
b)Pencemaran kuman tipes dapat terjadi :
Dengan perantaraan lalat.
Melalui aliran sungai.

PENYEBARAN KUMAN
Demam tifoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut, esofagus,
lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi masuk ke tubuh manusia bersama
bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan
kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu
mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk
ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman
masuk ke usus halus.
Dari usus halus itulah kuman beraksi sehingga bisa ” menjebol” usus halus. Setelah berhasil
melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke
seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain). Jika demikian keadaannya,
kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang siap menginfeksi manusia
lain melalui makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong carrier
(pengidap kuman ini namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus
menerus di kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun. S. thypi hanya berumah di dalam tubuh
manusia. Oleh kerana itu, demam tifoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya
kurang mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa
kumbahan.
Sekali bakteria S. thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi dan merebak ke dalam
saluran darah dan badan akan bertindak balas dengan menunjukkan beberapa gejala seperti
demam. Pembuangan najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat (lipas dan tikus) yang akan
menyebabkan demam tifoid.

Cara mencegah penularan penyakit Typhus Abdominalis.


Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi :

1. LINGKUNGAN HIDUP
a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis,
seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar.
Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya
secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella
typhi. Terutama ke makanan.
c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. DIRI SENDIRI
a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan
berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan
vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak
usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak
lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya
akan kambuh.
c. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid A dan
B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari
merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoid Jumlah kasus
penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per
tahun. Suntikan imunisasi tifoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil
setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100
peratus.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Typus Abdominalis masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.Penyakit ini
termasuk penyakit menular yang dapat menular pada siapa saja dan menyerang banyak orang
sehingga dapat menimbulkan wabah.Typhus Abdominalis banyak di temukan pada negara-
negara berkembang di daerah tropis.Penyakit ini dapat disebarkan melalui makanan dan
minuman yang telah tercemar.Kuman ini ditemukan di tinja dan urin penderita demam tifoid dan
banyak terjadi di musim panas.
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran yang disebabkan oleh salmonela typhi.
Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000
penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami
infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 –
13 tahun ( 70% – 80% ), pada usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13
tahun sebanyak ( 5%-10%) .
penyakit ini dapat ditularkan melalui mulut dengan makanan atau minuman yang tercemar
Pencemaran kuman tipes dapat terjadi dengan perantaraan lalat dan melalui aliran sungai.
Gejala atau tanda-tanda penyakit adalah:
a) Pada awal sakit, suhu badan naik perlahan semakin meninggi mencapai 40o C.
b) Panas dapat sampai 3-4 minggu, dan puncaknya penderita bicara tak menentu (ngomel).
c) Sakit kepala.
d) Sakit di bagian perut dan kadang-kadang disertai kembung.
e) Nafsu makan menurun.
f) Badan terasa lemah dan letih.
g) Biasanya disertai diare atau sukar berak dan kadang-kadang berak darah.
h) Kesedaran menurun.
B.Saran
Lebih memperdulikan akan kesehatannya sendiri,lingkungan dan sekitarnya agar
terhindar dari penyakit menular khususnya penyakit Typhus dengan melakukan pencegahan
sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

Jevuska. 2008. Demam Tifoid


(Typhoid Fever)http://www.jevuska.com/2008/05/10-/demam-tifoidtyphoid- fever, tanggal
akses: 26 September 2009>.
http://www.mediastore.co.id/kesehatan/news/0602/08/095423.htm
http://www.infokesehatan.co.id

Anda mungkin juga menyukai