Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN SOAL KASUS NOMOR 25

Disusun Oleh

1. Sri Shinta Utami


2. Travici Bella Saputri
3. Windi Septiani
4. Yolanda Ayulyani
5. Zalfaa Nurinaya

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pembahasan Soal
Kasus Nomor 25 ".
Shalawat serta salam senantiasa kita berikan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliaulah sehingga kita bisa keluar dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang
kita rasakan saat ini.
Tiada karya manusia yang sempurna, begitupun dalam makalah ini yang mungkin
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami berharap kepada pembaca
sekalian agar dapat memberikan kritik atau saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Tangerang 22 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian Plasmodium malaria....................................................................2
2.2 Morfologi .......................................................................................................2
2.3 Toksonomi......................................................................................................3
2.4 Siklus Hidup....................................................................................................3
2. 5 Diagnosis .......................................................................................................5
2. 6 Faktor Resiko..................................................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Parasitologi adalah studi tentang organisme yang hidup dalam lingkungan khusus.
Kata ‘parasit ‘berasal dari kata Yunani‘ para (artinya di samping) dan ‘sitos’ (yang
berarti makanan). Parasit dapat digambarkan sebagai organisme hidup yang dikaitkan
dengan makanan pada siklus hidupnya baik sebagian atau seluruhnya. Ada yang biasa
disebut inang, yaitu sebagai organisme yang menyediakan makanan bagi parasit.
Parasit memiliki setidaknya satu inang per siklus hidup. Jika ada lebih dari satu inang
per siklus hidup, inang di mana kematangan seksual terjadi disebut sebagai inang
sebenarnya (definitif) dan inang lainnya dikenal sebagai inang perantara (dapat lebih
dari 1 inang perantara). Studi tentang parasit selalu melibatkan yang pertama adalah
biologi dari parasit dan yang kedua adalah biologi dari inang – sebagai suatu
lingkungan parasit tersebut.Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang
mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu,
parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit,
meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis
ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus
hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis;
yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes).

1.2 Rumusan Masalah

1. Pada stadium plasmodium berapa karyawan tersebut mengalami demam?


2. Apa morfologi dan taksonomi Plasmodium malaria?
3. Bagaimana siklus hidup, diagnosis dan faktor resiko Plasmodium malaria?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui stadium Plamodium malaria penyebab demam yang diderita
oleh karyawan
2. Untuk mengetahui apa morfologi dan taksonomi Plasmodium malaria
3. Untuk mengetahui siklus hidup, diagnosis dan faktor resiko Plasmodium malaria

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Plasmodium malaria


Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut Plasmodium,
yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan
menghancurkan sel-sel darah merah yang ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles). Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Penularan pada
manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui
transfusidarah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(Harijanto P.N.2000)

2.2 Morfologi
Parasit malaria Plasmodium spp. merupakan jenis protozoa yang memiliki beberapa
bentuk fase dalam siklus hidupnya. Bentuk fase-fase tersebut adalah sporozoit yang
merupakan bentuk infektif, skizon yang berisi banyak calon merozoit, merozoit sebagai
bentuk infektif pada sel darah merah, serta tropnozoit sebagai bentuk perkembangan di
dalam sel darah merah yang nantinya membentuk fase skizon, kemudian mengeluarkan
bentuk merozoit kembali.

Sebagian bentuk merozoit juga berperan sebagai pembentuk gametosit jantan dan
betina. Selain itu, terdapat bentuk zigot yang merupakan hasil dari pembuahan
gametosit jantan dan betina, serta ookinet dan ookista sebagai bentuk fase lanjutan dari
zigot. Bentuk dari sekian banyak macam fase pada Plasmodium spp. tersebut, sebagian
besar memiliki bentuk seperti sel yang membulat atau tidak rata, serta pada bentuk
gametnya memiliki struktur seperti flagel untuk bergerak.

Sedangkan morfologi dari nyamuk Anopheles dapat berupa fase-fase dalam siklus
hdupnya, yaitu telur yang memiliki bentuk lonjong, memiliki pelampung, dan kedua
ujungnya melancip. Pupa memiliki tabung pernafasan dan bercelah. Serta bentuk
nyamuk dewasa yang umumnya berwarna kehitaman dan bersegmen pada bagian
abdomennya. Selain itu juga memiliki antena, palpi, dan proboscis yang berfungsi
untuk menghisap darah manusia (Gimba & Idris, 2014)

2
2.3 Toksonomi Plasmodium malaria

Kerajaaan : Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Oedo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. Malariae

2.4 Siklus Hidup


Plasmodium Malariae merupakan mikroorganisme penyebab penyakit malaria pada
manusia. Malaria merupakan penyakit yang banyak menyerang orang yang tinggal di
daerah tropis. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang membawa
Plasmodium dalam tubuhnya. Ketika Anopheles menggigit orang yang menderita
malaria, Plasmodium akan terbawa dalam tubuh nyamuk dan hidup di dalamnya.
Apabila nyamuk tersebut menggigit orang yang sehat maka Plasmodium akan masuk ke
tubuh orang tersebut, memperbanyak diri dan menyebabkan malaria.

Adapun masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya
gejala klinis yang ditandai demam. Masa inkubasi Plasmodium malaria yaitu 18hari
sampai 40 hari setelah tergigit nyamuk.

3
Siklus hidup Plasmodium

Plasmodium mengalami siklus hidup dalam dua tahapan, yaitu tahap seksual dan
aseksual. Tahap seksual terjadi dalam tubuh nyamuk, sedangkan tahap aseksual terjadi
dalam tubuh manusia. Siklus hidup Plasmodium adalah sebagai berikut :

 Nyamuk Anopheles menggigit orang yang menderita malaria dan menyebabkan


perpindahan gametosit Plasmodium ke tubuh nyamuk.
 Gametosit jantan dan gametosit betina akan menyatu (terjadi fertilisasi) di dalam
tubuh nyamuk sehingga terbentuk zigot.
 Zigot akan berkembang menjadi oosista di dinding perut nyamuk. Sporozoit akan
berkembang di dalam oosista tersebut. Setelah terbentuk banyak, sporozoit akan
keluar dari oisista dan bergerak menuju kelenjar ludah nyamuk.
 Nyamuk akan menggigit orang sehat dan menyebabkan perpindahan sporozoit
Plasmodium ke dalam tubuh orang tersebut.
 Sporozoit masuk ke dalam hati orang tersebut dan membelah berkali-kali
membentuk merozoit. Kemudian merozoit akan menuju sel darah merah,
menembus masuk, dan hidup di dalamnya.
 Merozoit dalam sel darah merah akan membelah secara aseksual menghasilkan
merozoit baru dalam jumlah banyak. Dalam interval waktu tertentu (kira-kira 48

4
atau 72 jam), merozoit akan keluar dari sel darah sehingga menyebabkan sel darah
tersebut pecah. Pecahnya sel darah merah inilah yang menyebabkan penderita
malaria mengalami demam dan menggigil.
 Beberapa merozoit akan menginfeksi sel darah baru, sedangkan merozoit lainnya
akan membentuk gametosit baru. Gametosit ini akan terbawa oleh nyamuk yang
menggigit penderita tersebut dan siklus terulang kembali.

Plasmodium masuk dalam kelompok apikompleksa (dulunya sporozoa) yang dicirikan


dengan tidak adanya alat gerak pada selnya (tidak memiliki flagela atau silia). Dalam
klasifikasi 5 kingdom, kelompok ini masuk dalam kingdom protista, dan merupakan
protista mirip hewan atau protozoa.

Sporozoit Plasmodium memiliki organel khusus yang menyebabkanya mampu


menembus sel darah merah manusia. Organel-organel tersebut terkumpul dalam
kompleks apikal dari sporozoit tersebut. Adanya kompleks apikal yang mengandung
organel-organel khusus inilah yang menjadi sebab penamaan kelompok apikompleksa.

Malaria merupakan salah satu penyakit yang sulit dibuat vaksinnya. Hal ini disebabkan
karena Plasmodium memiliki kemampuan cepat dalam mengubah struktur protein
permukaan tubuhnya. Selain itu, penyakit ini sulit dilawan oleh sistem kekebalan
karena merozoit plasmodium hidup dalam sel darah sehingga terlindung dari sistem
kekebalan seluler. Setiap tahunnya banyak orang meninggal karena penyakit malaria,
terutama di negara miskin dengan sanitasi yang buruk.

2.5 Diagnosis
Diagnosis malaria dapat dipastikan dengan memerhatikan gejala yang dialami
penderita, pemeriksaan fisik, serta tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT).
RDT dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan
malaria. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel darah penderita. Dalam
20 menit, biasanya hasilnya sudah bisa didapat. Hasil RDT sangat penting dalam
menentukan tipe pengobatan antimalaria yang akan diberikan kepada penderita.
Pemeriksaan darah juga akan dilakukan untuk mengetahui apakah pasien juga
menderita anemia. Anemia adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi sebagai
akibat dari malaria.

5
2.6 Faktor Resiko
Beberapa faktor yang berinteraksi dalam kejadian dan penularan penyakit malaria,
antara lain:
1. Faktor host (manusia)
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang dapat terkena penyakit malaria.
Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin karena berkaitan dengan
perbedaan tingkat kekebalan dan frekuensi keterpaparan gigitan nyamuk.
2. Faktor Agent (plasmodium)
Penyakit malaria adalah suatu penyakit akut atau sering kronis yang disebabkan oleh
parasit genus plasmodium (Class Sporozoa). Pada manusia hanya 4 (empat) spesies
yang dapat berkembang, yaitu P.falciparum, P.vivax, P.malariae, dan P.ovale
3. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang cukup ideal mendukung keberadaan penyakit
malaria di Indonesia, antara lain: lingkungan fisik (suhu, kelembaban udara, curah
hujan, ketinggian, angin), lingkungan biologik dan lingkungan sosial-budaya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok PhylumApicomplexa
atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakitmalaria kuartana
yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan denganpenyakit malaria tertiana
ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale .Siklus hidup Plasmodium malariae ada
dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host nyamuk Anopheles Sp. betina.
Anopheles betina merupakan vektor dariplasmodium.

3.2 Saran
Cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan mulai dari pencegahan
hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang paling berpengaruh adalah
faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, danbiologi. Faktor-faktor tersebut
pada dasarnya dapat mempercepat ataupun memperlambat penyebaran penyakit malaria
ini melalui vektor nyamuk Anopheles betina.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bashar, yazhid.(2014) http://yazhid28bashar.blogspot.com/2014/11/makalah-


plasmodium-malaria.html (diakses pada tanggal 3 April 2015)

Buku Ajar – Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V .Jakarta : EGCWidoyono.2005
Iriananto, Koes. 2009. Panduan Parasitologi Dasar untuk Paramedis dan Nonmedis.
Yrama Widya, Bandung. Nursyafitri, Evi. (2015).

http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/2015/03/makalah-plasmodium-
malariae.html. (diakses pada tanggal 3 April 2015) Penyakit Tropis : Epidemiologi,
Penularan, Pencegahan &Pemberantasannya. EMSZein, Abdurrahman. 2010

Anda mungkin juga menyukai