Dosen pengampu :
Dr. Yati Darmiati
A. Latar Belakang
Lipid merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan
asam lemak. Lipid terdiri dari karbon, hydrogen dan sedikit oksigen dan
mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar seperti
eter, kloroform dan benzena. Lipid diklasifikasikan sebagai lipid sederhana
(lemak, lilin). Lipid campuran (fosfolipid, glikolipid, lipid campuran lain) dan
derivat lipid (asam lemak, gliserol, steroid).
Lipid merupakan unsur makanan yang penting dan dibutuhkan tidak
hanya karena nilai energi yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut
dalam lemak. Sementara lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi
dan penyekat panas dalam jaringan subkutan dan penyekat listrik yang
memungkinkan perambatan cepat gelombang depolarisasi sepanjang saraf
bermielin.
Metabolisme lipid terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme.
Metabolisme lipid mencakup metabolisme triglycerida, metabolisme kolesterol
dan metabolisme lipoprotein. Kelainan dalam metabolisme lipid merupakan
faktor risiko terjadinya aterosklerosis yang merupakan pangkal mula terjadinya
penyakit jantung koroner dan stroke. Pengetahuan akan biokimia lipid dan
metabolisme lipid penting dalam memahami peran asam lemak tidak jenuh
pada makanan dan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan permasalahan:
“Bagaimana metabolime dan pengelompokan lipid serta gangguan dalam
metabolisme lipid”
C. Tujuan
Untuk mengetahui metabolime dan pengelompokan lipid serta gangguan
dalam metabolisme lipid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metabolisme Lipid
Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral
(trigliserida), fosfolipid, atau senyawa sejenis, dan sterol. Trigliserida terdiri
dari 3 asam lemak yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak merupakan
bagian struktur membrana biologik yang penting sebagai sumber energi bagi
jaringan otot bahkan pada keadaan tersedianya glukosa (Murray et al., 2000;
Mahan & Stump, 1996).
Metabolisme mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Hati
merupakan pusat metabolisme lipid yang bertanggung jawab dalam pengaturan
kadar lipid dalam tubuh. Metabolisme lipid yang akan dibahas meliputi:
metabolisme triglyceride, metabolisme kolesterol, dan metabolisme
lipoprotein. Penggunaan lemak oleh tubuh untuk energi sama pentingnya
seperti penggunaan karbohidrat. Triglycerida merupakan bentuk lemak yang
disimpan untuk energi dan merupakan bentuk paling banyak dalam bahan
makanan dan jaringan (Aminuddir, 1992).
Triglycerida yang digunakan untuk energi berasal dari makanan atau
lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Tahap pertama dalam penggunaan
triglycerida untuk energi adalah hidrolisis dari triglycerida menjadi asam lemak
dan gliserol. (Mahan & Stump, 1996; Aminuddir, 1992).
Bila karbohidrat yang memasuki tubuh melebihi yang dipakai sebagai
energi atau disimpan dalam bentuk glikogen, maka kelebihan karbohidrat
tersebut diubah menjadi triglycedia dan disimpan dalam jaringan adiposa.
Kebanyakan sintesis triglycedia terjadi dihati dan sejumlah kecil didalam
jaringan adiposa. Mula-mula karbohidrat dikonversi menjadi asetil koA yang
terjadi selama pemecahan glukosa pada sistem glikolisis. Kemudian asetil koA
diubah menjadi asam lemak malonil koA dan NADPH sebagai perantara utama
dalam proses polimerisasi (Guvlon, 1997; Andrianto, 1996).
B. Proses Digesti Lemak
Unsur lemak dalam makanan yang memiliki peranan penting dalam proses
fisiologis adalah: trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol. Trigliserida terusun
atas asam lemak dan gliserol. Kolesterol dalam makanan kebanyakan berasal
dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari tumbuhan sukar diserap oleh
mukosa usus.Digesti lemak makanan meliputi:
1. Pencernaan lemak di mulut oleh enzim lipase yang dihasilkan kelenjar
Ebner’s yang terdapat pada permukaan dorsal lidah dikenal sebagai enzim
lipase lingual. Enzim lipase ini bekerja aktif di lambung dan mencerna
lemak sekitar 20-30%.
2. Pencernaan lemak di lambung oleh enzim lipase lambung (gastric lipase).
Enzim lipase lambung ini kurang memiliki peranan penting kecuali bila
terjadi gangguan pankreas.
3. Pencernaan lemak di usus halus: Pada duodenum terdapat muara dari
duktus choledokus dan duktus pankreatikus. Cairan empedu dikeluarkan
lewat duktus choledokus, sedangkan cairan pankreas dikeluarkan lewat
duktus pankreatikus. Lemak setelah diemulsifikasikan oleh garam empedu
menjadi larut air sehingga memungkinkan enzim lipase pankreas bekerja.
Enzim lipase pankreas memegang peranan penting pada digesti lemak di
dalam usus halus sebagai pemecah ikatan antara asam lemak dengan
gliserol pada rantai 1 dan 3 dari trigliserida sehingga dihasilkan asam
lemak dan 2 mol monogliserida.
4. Asam lemak, gliserol, dan kolesterol di dalam lumen usus halus bersatu
membentuk butiran-butiran (agregat) yang disebut micelle.
5. Kolesterol yang terdapat dalam makanan dalam wujud ester kolesterol
yang akan dihidrolisis oleh enzim ester-kolesterol hidrolase yang terdapat
dalam cairan pankreas menjadi kolesterol.
6. Proses penyerapan (absorpsi) lemak makanan: micelle diserap oleh sel
mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Di dalam sel mukosa usus
asam lemak dan gliserol mengalami reesterifikasi (bergabung lagi)
menjadi trigliserida. Demikian juga kolesterol mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol.
7. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh selaput protein
sehingga disebut lipoprotein atau disebut kilomikron. Hal ini untuk
mencegah agar antar molekul lemak tidak bersatu sehingga membentuk
bulatan besar. Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis
(kebalikan pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (duktus
thoracikus, cysterna chili) selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah.
Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2-4 jam setelah makan.
Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatika.
Absorpsi lemak paling banyak terjadi di usus halus bagian atas (duodenum
dan yeyenum) dan sebagian kecil di ileum.
8. Triglycerida dari makanan di katabolisme oleh enzim lipoprotein lipase yang
terletak dalam endotel kapiler yang memecah triglycerida yang ada dalam darah
menjadi asam lemak dan glycerol yang akan disusun kembali menjadi lemak baru
dalam sel lemak. Triglycerida yang disimpan dalam jaringan lemak di
katabolisme oleh hormon sensitive lipase yang terdapat dalam jaringan lemak dan
mengkatalisis cadangan triglyceride menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian
asam lemak dan gliserol ditranspor kejaringan aktif dimana keduanya dioksidasi
dan menghasilkan energi.
1. Katabolisme Lipid
Katabolisme yaitu pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana. Menurut lehninger katabolisme merupakan fase
metabolism yang besifat menguraikan, yang menyebabkan molekul organik
nutrient seperti karbohidrat, lipid dan protein yang dating dari lingkungan atau
dari cadangan makanan itu sendiri terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap
menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana.
a. Jalur gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigiserida) dapat menjadi
sumber energy. Gliserol ini kemudian masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa
ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
b. Degradasi asam lemak (Oksidasi asam lemak/ β - oksidasi)
Proses pemecahan/ degradasi asam lemak pada eukariotik terjadi di
mitokondria, jadi asam lemak yang ada di sitoplasma harus dibawa ke
mitokondria dulu agar dapat berlangsung oksidasi beta. β - oksidasi adalah
proses degradasi oksidatif asam lemak menjadi Asetil Ko-A. Proses degradasi
asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Dimana asam lemak yang ada pada
sitoplasma diaktivasi menjadi asil lemak-KoA di mitokondria namun asil
lemak-KoA tidak bisa masuk mitokondria begitu saja ia harus berikatan
dengan karnitin. Sehingga ikatan inilah yang bisa menembus membrane
mitokondria. Di dalam mitokondria asil lemak karnitin akan bereaksi dengan
koenzim A membentuk asil lemak koA dan karnitin. Karnitin kemudian akan
keluar dari mitokondria sedangkan asil lemak koA akan kembali mengalami
reaksi β – oksidasi yaitu berbagai macam reaksi bertingkat sehingga asetil
lemak koA akan berubah menjadi asetil koA. Proses dehidrogenase asil
lemak–KoA dengan enzim asil–KoA dehidrogenase menghasilkan senyawa
enoil–KoA. Pada reaksi ini FAD sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2.
Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi β hidroksiasil –KoA
oleh enzim enoil Ko-A hidratase. β hidroksiasil Ko-A dioksidasi menjadi
β ketoasil-KoA menggunakan enzim β hidroksiasil-KoA dehidrogenase. Pada
reaksi ini NAD sebagai koenzim direduksi menjadi NADH. Ketoasil-KoA
kemudiaan akan dipotong menjadi asetil-KoA dan sisa asam lemak. Asetil-
KoA akan lepas dan masuk siklus krebs untuk menghasailkan energi,
sedangkan sisa asam lemak akan mengulangi reaksi dari awal agar dapat
menghasilkan asetil-KoA lainnya.
Setiap asam lemak akan dipecah setiap 2 atom C sehingga apabila asam
palmitat (16 atom C) akan dipecah menjadi 8 asetil-KoA (masing-masing 2 atom
C). Karena tiap jenis asam lemak memiliki atom C yang bervariasi maka jumlah
asetil-KoA yang dihasilkan berbeda-beda. Sebagai contoh asam palmitat dipecah
menjadi 8 molekul asetil-KoA, asam oleat menjadi 9 asetil-KoA, dan asam
arakidonat menjadi 10 asetil-KoA.
Energy yang di hasilkan diantaraya :
▪ Pada setiap putaran degradasi akan dihasilkan 1 FADH2, 1 NADH dan
satu molekul asetil koA
▪ Tiap NADH menghasilkan 3 molekul ATP dan tiap FADH2
menghasilkan 2 molekul ATP selama fosforilasi oksidatif
▪ Setiap asetil koA menghasillkan 12 ATP dalam oksidasi siklus asaam
sitrat
▪ Total sekali putaran degradasi asam lemak menghasilkan 17 molekul
ATP
d) Sintesis Triasilgliserol/TG/TAG
Triglycerida dapat disintesis dari asam lemak. Asam-asam lemak
diaktifkan menjadi asil koA oleh enzim asil koA sintetase dengan
memakai ATP dan koA. Dua molekul asil koA bergabung dengan gliserol
3 fosfat untuk membentuk 1,2 diasilgliserol fosfat (fosfadidat) yang terjadi
melalui 2 tingkatan yaitu lisofosfatidat yang dikatalisis oleh gliserol 3
fosfat asiltransferase dan kemudian oleh 1 asil gliserol 3 fosfat
asiltransferase. Fosfatidat dikonversi oleh fosfatidat fosfahidrolase
menjadi 1,2 diasil gliserol. Dalam mukosa usus jalan monoasil gliserol ada
dimana monoasil gliserol dikonversi menjadi 1,2 diasilgliserol. Kemudian
asil koA berikut diesterifikasi dengan diasil gliserol membentuk triasil
gliserol yang dikatalisis oleh diasil gliserol asil transferase (Guvlon, 1997;
Andrianto, 1996). Trigliserida dikirim ke sel-sel otot dapat dioksidasi
dalam mitokondria sel-sel untuk energi, sedangkan yang dikirim ke sel-sel
lemak akan disimpan sampai mereka dibutuhkan untuk energi di lain
waktu. Hal ini menyebabkan peningkatan ukuran selsel lemak, terlihat
pada seseorang sebagai peningkatan lemak tubuh.
e) Pembentukan Badan Keton
Ketika kita sedang dalam keadaan kelaparan atau puasa, tubuh juga
mensintesis pembentukan badan keton untuk digunakan sebagai
energi.badan keton terdiri dari 3 senyawa yaitu:
9. Asetoasetat
10. β-hidroksi-butirat.
11. Aseton
Ketika kadar glukosa tinggi di tubuh Anda, itu sibuk menyimpan
kelebihan sebagai lemak, membangun protein, dan secara umum tumbuh.
Ini dikenal sebagai status absorpsi. Ketika Anda berpuasa, atau sedang
kelaparan, kadar glukosa dalam darah Anda menurun dengan cepat. Ini
memicu tubuh untuk memasuki keadaan postabsorptif. Dalam keadaan ini,
tubuh mulai mengubah lemak kembali menjadi asam lemak, glikogen
menjadi glukosa, dan bahkan mulai memecah asam amino untuk energi
C. Pengelompokkan Lipid
Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup
relatif tidak larut dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar.
Berlainan dengan karbohidrat atau protein, yang masing-masing memiliki
struktur dasar yang sama, lipida ter
diri atas bermacam-macam senyawa heterogen dengan struktur yang
berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat mempunyai fungsi
sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000).
Lipida penting bagi tubuh karena peranannya dalam berbagai fungsi
metabolisme. Sebagai sumber energi sejumlah besar energi dapat dihasilkan
dan oksidasi asam-asam lemak dalam tubuh. Penggunaan lipid yang berlebih
harus diimbangi dengan pemberian karbohidrat, kalau tidak akan terjadi
perlemakan hati, ketosis (secara patologis/ terjadi kelaian keadaan tubuh yang
di dalam dan di luar dengan cara pemeriksaan darah).
1. Lipid Sederhana. Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan beberapa
gugus alkohol.
a. Lemak. Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak merupakan
bentuk cair dari lemak.
b. Lilin (Waxes). Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul
besar dengan bentuk alkohol monohidrat.
2. Lipid Komplek. Ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain
alkohol dan asam lemak.
a. Fosfolipid. Lipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul ini
mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya
gliserofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan
spingofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b. Glikolipid (glikospingolipid). Lipid yang mengandung asam lemak,
spingosin dan karbohidrat.
c. Lipid Kompleks Lain. Misalnya sulfolipid , aminolipid dan lipoprotein.
3. Derivat Lipid/ Prekusor Lipid
a. Asam Lemak
b. Gliserol
c. Steroid
d. Alkohol
e. Aldehida Lemak
f. Benda Keton
Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi , pelindung organ tubuh ,
pembentukan sel, sumber asam lemak essensial , alat pengangkut vitamin larut
lemak , menghemat protein , memberi rasa kenyang dan kelezatan , sebagai
pelumas, dan menjaga suhu tubuh
D. Pengelompokan Lipoprotein
Lipoprotein merupakan kompleks makromolekul yang mengangkut lipid
hidrofobik (khususnya trigliserida dan kolesterol) dalam cairan tubuh (plasma,
cairan interstisial, dan limf) ke dan dari jaringan. Lipoprotein berbentuk sferis
dan mempunyai inti trigliserida dan kolesterol ester, dikelilingi lapisan
permukaan yang dibentuk oleh fosfolipid amfipatik dan sedikit kolesterol
bebas dengan apoprotein yang terdapat pada permukaan lipoprotein.
Pada manusia dapat dibedakan 4 jenis lipoprotein, yaitu
• High density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein). Disebut juga Alpha-
1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya Mentranspot
kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan
diekskresi
• Very low density lipoprotein (VLDL atau pre β-lipoprotein) yang
berasal dari hati untuk mengeluarkan trigliserida. Pre Beta Lipoprotein,
terdiri dari protein (8 – 10%) dan kolesterol ( 19% ) dibentuk di hati
dan sebagian diusus. Fungsinya mengangkut triasil – gliserol.
• Low density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang merupakan
tahap akhir katabolisme VLDL dimana hampir semua trigliserida telah
dikeluarkan. Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari protein 20 % dan
kolestrol 45 %. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke
jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran
sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil
oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor.
• Kilomikron yang berasal dari penyerapan trigliserida di usus.
Komponen utamanya adalah trigliserida (85– 90 %) dan kolesterolnya
hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan tidak
berpengaruh dalam proses arteriosklirosis.
E. Gangguan Metabolisme Lipid
1. Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh
yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak
dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk
dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama,
maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi
tantangan yang besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di
dunia. Obesitas juga dipicu pertumbuhan industri dan ekonomi, serta
perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan
olahan, atau diet dengan tinggi kalori.
Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan
minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar
kalori berlebih tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah
menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami
pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas. Faktor-faktor lain
penyebab obesitas adalah:
a. Faktor keturunan atau genetik
b. Efek samping obat-obatan
c. Kehamilan
d. Kurang tidur
e. Pertambahan usia
f. Penyakit atau masalah medis tertentu
Seseorang dewasa dinyatakan mengalami obesitas, jika indeks massa
tubuh (IMT) lebih dari 25. Perhitungan tersebut didapat dengan
membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Nilai IMT ini digunakan
untuk mengetahui berat badan seseorang normal, kurang atau berlebih,
hingga obesitas.
Penumpukan lemak tubuh ini meningkatkan risiko terjadinya
gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, diabetes, atau
hipertensi. Obesitas juga dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan
masalah psikologi, seperti kurang percaya diri hingga depresi.
2. Defisiensi Lemak
Terjadi pada kelaparan ( starvation), ganguan penyerapan
(malabsorption). Pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari
simpanan karena intake yang kurang yang dimobilsasi selain lemak juga
karbohidrat, pada gizi buruk yang keras akhirnya diambil protein dari
jaringan lemak sehingga vakuol yang ditempati oleh lemak menjadi keriput.
sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat. makin banyak lemak yang
hilang makin banyak cairan interstitium.
Penyakit akibat Defisiensi Lemak
• Marasmus
• Kwarshiorkor
• Marasmic-kwarshiorkor
• Susunan syaraf pusat dan kekuranagn energy protein
• Terkena penyakit jantung, stroke, leukemia, dan kanker payudara.
3. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah istilah medis untuk kondisi kolesterol tinggi.
Terkadang, kondisi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi bisa meningkatkan
risiko penyakit jantung, stroke, dan bisa berujung kematian. Oleh karena itu,
penting bagi Anda untuk mewaspadai kondisi ini.
Hiperlipidemia ditandai dengan tingginya kadar kolesterol atau
trigliserida. Keduanya merupakan lemak utama dalam darah. Kolesterol
diproduksi secara alami di organ hati dan dapat diperoleh dari makanan
berlemak, seperti telur, daging merah, dan keju, sedangkan trigliserida
berasal dari kalori ekstra yang disimpan oleh tubuh.
Kolesterol dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kolesterol baik (high density
lipoprotein atau HDL) dan kolesterol jahat (low density lipoprotein atau
LDL). Nah, hiperlipidemia disebabkan oleh terlalu banyaknya kolesterol
jahat dalam darah dan tidak memiliki cukup kolesterol baik untuk
membersihkannya.
Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan sumbatan atau plak pada
dinding pembuluh darah. Seiring berjalannya waktu, plak tersebut bisa
meluas dan menyumbat arteri, sehingga dapat menyebabkan penyakit
jantung dan stroke.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami hiperlipidemia, antara lain:
a. Gaya hidup tidak sehat
b. Obat-obatan tertentu
c. Kondisi kesehatan teretentu
d. Keturunan
Hiperlipidemia hampir tidak menunjukkan tanda dan gejala. Namun,
pada hiperlipidemia turunan, bisa muncul gejala seperti pertumbuhan lemak
kekuningan di sekitar mata dan persendian.
Untuk memastikan kondisi hiperlipedimia, maka harus dilakukan tes
darah yang disebut pemeriksaan profil lemak atau panel lipid. Hasil
pemeriksaan ini akan menunjukkan kadar kolesterol total, kadar trigliserida,
kadar kolesterol baik dan kolesterol jahat.
Kadar kolesterol setiap orang bisa bervariasi tergantung riwayat dan
kondisi kesehatan. Namun, kadar kolesterol yang normal adalah sebagai
berikut:
a. Kadar kolesterol total berada di bawah 200 mg/dL, dan dapat dikatakan
tinggi apabila melebihi 240 mg/dL
b. Kadar LDL dianggap normal apabila berkisar antara 100–129 mg/dL,
dan termasuk kategori sangat tinggi apabila melebihi 190 mg/dL
c. Kadar trigliserida berada di bawah 150 mg/dL, dan termasuk kategori
tinggi jika melebihi 200 mg/dL
Hiperlipidemia sebenarnya bisa diatasi dengan cara yang sederhana,
yaitu dengan mengubah dan memperbaiki gaya hidup. Namun, dalam
sebagian kasus, hiperlipidemia harus ditangani dengan mengonsumsi obat-
obatan medis.
Untuk mengatasi hiperlipidemia, selain menjalani pola hidup sehat,
Anda perlu rutin melakukan pemeriksaan darah berkala agar kadar lemak
dalam tubuh terpantau. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk
menentukan langkah penanganan hiperlipidemia yang tepat sesuai dengan
kondisi Anda.
4. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kandungan kadar lemak dalam darah yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Kadar lemak dalam darah merupakan kandungan
lemak yang umumnya terdiri dari trigliserida, kolesterol, low-density
lipoproteins (LDL) dan high-density lipoproteins (HDL). Meskipun keadaan
lemak yang baik dicapai dengan diet lemak yang cukup, beberapa orang
memerlukan penanganan khusus dan obat-obatan untuk mengatasi keadaan
tersebut.
Sebagian besar dislipidemia tidak memunculkan gejala yang berarti.
Dislipidemia biasanya diketahui ketika seseorang menjalani pemeriksaan
rutin untuk darah dan kondisi lainnya. Dislipidemia yang berat
menimbulkan komplikasi yang serius mengarah kepada penyakit jantung
koroner dan stroke. Beberapa gejala umum yang muncul adalah:
a. Pusing.
b. Nyeri kepala hingga ke leher dan pundak.
c. Rasa kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki.
d. Keringat dingin.
e. Mual dan muntah.
f. Nyeri pada kaki.
g. Nyeri dada.
h. Mudah lelah.
Secara umum, dislipidemia dibagi menjadi dua, dislipidemia primer
dan sekunder. Dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetik yang
diturunkan dari keluarga. Dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya
hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah,
seperti:
a. Obesitas, terutama obesitas sentral dengan penumpukan lemak di sekitar
perut.
b. Diabetes.
c. Hipotiroidisme, kondisi dimana produksi hormon tiroid di bawah normal.
d. Alkoholisme, penggunaan alkohol berlebihan.
e. Penyakit jantung koroner
f. Sindrom metabolik, kumpulan gejala berkaitan dengan metabolisme
tubuh.
g. Konsumsi lemak berlebih, terutama lemak jenuh dan lemak trans.
h. Sindrom cushing, kumpulan gejala akibat tingginya hormon
kortikotropin dalam darah.
i. Infeksi berat, seperti pada pengidap HIV.
j. Aneurisma aorta abdominal, kelainan pada pembuluh darah aorta di
perut.
Beberapa faktor diketahui berpengaruh terhadap meningkatnya
dislipidemia pada seseorang, di antaranya yaitu:
a. Obesitas.
b. Kurangnya aktivitas fisik.
c. Penggunaan alkohol.
d. Merokok.
e. Diabetes.
f. Diet tinggi lemak.
g. Penyakit ginjal dan liver kronis.
h. Usia tua.
i. Perempuan, diketahui bahwa perempuan memiliki kadar LDL yang lebih
tinggi setelah masa menopause.
Dislipidemia ditegakkan pada pengidap yang dicurigai memiliki tanda
dan gejala umum dari dislipidemia atau riwayat penyakit jantung dan
dislipidemia pada keluarga terdekat. Dokter memerlukan pemeriksaan profil
lipid pada penderita untuk memastikan diagnosis minimal meliputi
pemeriksaan kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Diagnosis ditegakkan jika hasil pemeriksaan darah didapatkan salah
satu dari keadaan berikut:
a. Kolesterol total > 200mg/dL
b. LDL (lemak jahat) > 160mg/dL
c. HDL (lemak baik) < 40mg/dL (laki-laki) dan < 50mg/dL (perempuan)
d. Kolesterol total > 150mg/dL
Pada dislipidemia sekunder, banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kondisi ini, yaitu:
a. Mengurangi konsumsi lemak jahat, yang ditemukan pada daging merah,
jeroan, coklat, dan gorengan.
b. Olahraga rutin.
c. Mengurangi konsumsi alkohol.
d. Berhenti merokok dan menggunakan produk pengganti rokok lainnya.
e. Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh yang dapat ditemukan di
kacang-kacangan, ikan salmon, minyak zaitun, dan buah alpukat.
f. Perbanyak serat dari buah-buahan dan sayur.
g. Perbanyak minum air putih.
Pengobatan dislipidemia bergantung terhadap kondisi masing-masing
penderita. Dokter memperhatikan faktor risiko yang dimiliki dan kondisi
lain yang dapat memperburuk keadaan pengidapnya.
Pada tahap awal, pengidap dislipidemia disarankan untuk melakukan
perubahan gaya hidup dengan menurunkan konsumsi lemak jenuh dan
meningkatkan aktivitas fisik, sehingga keadaan kadar lemak yang seimbang
dapat tercapai dengan sendirinya.
Pada pengidap dengan kadar komponen lemak yang tinggi, dokter
dapat meresepkan satu atau lebih obat untuk menurunkan kadar lemak,
tergantung pada komponen mana yang memiliki risiko paling besar, seperti:
a. Golongan statin, diberikan pada pengidap yang memiliki kadar kolesterol
total yang tinggi, atau kadar LDL yang tinggi.
b. Golongan niasin, diberikan pada pengidap yang memiliki kadar HDL
(lemak baik) yang rendah
c. Golongan fibrat, direkomendasikan untuk penderita yang memiliki kadar
trigliserida yang sangat tinggi, sehingga berisiko menimbulkan
komplikasi penyakit jantung atau stroke.
5. Kelainan Lipoprotein Plasma
Lipoprotein Plasma/Hipolipoproteinemia
✓ Abetahipolipoproteinemia
Penyakit herediter yang jarang, ditandai oleh tidak adanya β-
lipoprotein (LDL) di dalam plasma. Sebagian besar lipid darah
terdapat dalam konsentrasi rendah teristimewa asilgliserol yang
sebenarnya tidak ada karena tidak dibentuk chylomicron maupun
VLDL. Usus dan hati ke duanya menimbun asilgliserol. Ini
disebabkan cacat pada sintesis apoprotein B.
✓ Hipobetalipoproteinemia
Konsentrasi LDL berada antara 10-50% normal, tetapi pembentukan
chylomicron terjadi. Harus disimpulkan bahwa apo-B adalah
esensial untuk transporttriasilgliserol. Sebagian besar individu
sehatdan panjang umur.
BAB III
KESIMPULAN
1. Alvina Noviyanti
2. Bima Putra Utama
3. Dinda Kartika Putri
4. Frida Yuandani
5. Maulyddina Utami
6. Nurul Husna
7. Sola Gracia Roseline H
• Katabolisme gliserol
• Katabolisme yaitu
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat
pemecahan atau
menjadi sumber energy. Gliserol ini kemudian masuk ke
penguraian senyawa
dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis.
kompleks menjadi
Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat
senyawa sederhana.
dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.
Katabolisme Gliserol
Degradasi asam lemak (Oksidasi asam lemak/ β - oksidasi)
• Pengertian
Anabolisme adalah proses penyusunan
senyawa sederhana menjadi senyawa
komplek. Senyawa komplek ini biasanya
disebut dengan senyawa makromolekul.
Kelebihan asetil koA akan disintesis
menjadi asam lemak. Proses biosintesis
lemak ini terjadi di dalam sitoplasma.
Anabolisme Lipid (Biosintesis Lipid)
• Sintesis asam lemak terjadi di sitosol, terutama di hepar,
1. Sintesis asam lemak ginjal, otak, paru, payudara, jaringan lemak.
• Kofaktor yang diperlukan termasuk NADPH, ATP, dan
HCO3-. Bahan bakunya adalah asetil-KoA
• Pada biosintesis asam lemak terlibat suatu molekul
pembawa atau molekul carrier yang disebut dengan Acyl
carrier protein (ACP). Tahap pemajangan rantai yang
terjadi tahap demi tahap biosintesis asam lemak
disebut lipogenesis.
• Hasil dari biosintesis asam lemak adalah Asam lemak
bebas mengalami esterifikasi dengan gliserol ia akan
menjadi suatu senyawa yang disebut trigliserida dan
senyawa ini yang akan disimpan di dalam tubuh kita
sebagai bentuk cadangan.
Anabolisme Lipid (Biosintesis Lipid)
2. Sintesis kolestrol
• Pembentukan senyawa intermediate • Pembentukan kolestrol (sterol)
mevalona Terjadi perubahan mevalonat menjadi senyawa sterol
berupa lenosterol sehingga akan menjadi kolesterol
dengan melalui pembentukan dua senyawa
intermediate yaitu isopreoid dan skualen.
▪ High density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) Fungsinya Mentranspot kolesterol dari perifer ke
hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi
▪ Very low density lipoprotein (VLDL atau pre β-lipoprotein) yang fungsinya mengangkut triasil –
gliserol.
▪ Low density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang berfungsi mentransfer kolesterol dalam darah
ke jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk
pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai
reseptor.
▪ Kilomikron yang berasal dari penyerapan trigliserida yang berfungsi Mentransfer lemak dari usus dan
tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis.
Gangguan Metabolisme Lipid
1. Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan
lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Apabila
kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka
akan menambah berat badan hingga mengalami
obesitas. - Seseorang dewasa dinyatakan mengalami obesitas,
jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25.
Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:
Perhitungan tersebut didapat dengan membandingkan
▪ Faktor keturunan atau genetik berat badan dengan tinggi badan.
▪ Pertambahan usia
▪ Efek samping obat-obatan - Penumpukan lemak tubuh ini meningkatkan risiko
▪ Kehamilan terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit
jantung, diabetes, atau hipertensi. Obesitas juga dapat
menyebabkan gangguan kualitas hidup dan masalah
psikologi, seperti kurang percaya diri hingga depresi.
Defisiensi Lemak
Terjadi pada kelaparan ( starvation), ganguan penyerapan (malabsorption). Pada keadaan ini tubuh
terpaksa mengambil kalori dari simpanan karena intake yang kurang yang dimobilsasi selain lemak juga
karbohidrat, pada gizi buruk yang keras akhirnya diambil protein dari jaringan lemak sehingga vakuol yang
ditempati oleh lemak menjadi keriput. sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat. makin banyak lemak yang
hilang makin banyak cairan interstitium.
➢ Kadar kolesterol total berada di bawah 200 mg/dL, dan dapat dikatakan tinggi apabila melebihi 240 mg/dL
➢ Kadar LDL dianggap normal apabila berkisar antara 100–129 mg/dL, dan termasuk kategori sangat tinggi
apabila melebihi 190 mg/dL
➢ Kadar trigliserida berada di bawah 150 mg/dL, dan termasuk kategori tinggi jika melebihi 200 mg/dL
Dislipidemia
Dislipidemia adalah kandungan kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kadar lemak dalam darah merupakan kandungan lemak yang umumnya terdiri dari trigliserida,
kolesterol, low-density lipoproteins (LDL) dan high-density lipoproteins (HDL).
Dokter memerlukan pemeriksaan profil lipid pada penderita untuk memastikan diagnosis minimal meliputi
pemeriksaan kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Diagnosis ditegakkan jika hasil pemeriksaan darah didapatkan salah satu dari keadaan berikut:
• Kolesterol total > 200mg/dL
• LDL (lemak jahat) > 160mg/dL
• HDL (lemak baik) < 40mg/dL (laki-laki) dan < 50mg/dL (perempuan)
• Kolesterol total > 150mg/dL
Pada pengidap dengan kadar komponen lemak yang tinggi, dokter dapat
meresepkan satu atau lebih obat untuk menurunkan kadar lemak, tergantung
pada komponen mana yang memiliki risiko paling besar, seperti:
Lipoprotein Plasma/Hipolipoproteinemia
➢ Abetahipolipoproteinemia ➢ Hipobetalipoproteinemia
Penyakit herediter yang jarang, ditandai oleh Konsentrasi LDL berada antara 10-50%
tidak adanya β- lipoprotein (LDL) di dalam normal, tetapi pembentukan chylomicron
plasma. Sebagian besar lipid darah terdapat terjadi. Harus disimpulkan bahwa apo-B
dalam konsentrasi rendah teristimewa adalah esensial untuk transporttriasilgliserol.
asilgliserol yang sebenarnya tidak ada karena Sebagian besar individu sehatdan panjang
tidak dibentuk chylomicron maupun VLDL. umur.
Usus dan hati ke duanya menimbun asilgliserol.
Ini disebabkan cacat pada sintesis apoprotein B.
KESIMPULAN
Lipid merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam
lemak terdiri dari karbon, hydrogen dan sedikit oksigen dan mempunyai sifat tidak
larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid diklasifikasikan sebagai lipid
sederhana (lemak, lilin). Lipid campuran (fosfolipid, glikolipid, lipid campuran lain)
dan derivat lipid (asam lemak, gliserol, steroid).
Metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk hidup. Metabolisme lipid
terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme. Lipid yang kita peroleh sebagai
sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara
gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserida.
Gangguan yang dapat terjadi pada metabolisme lipid diantaranya obesitas,
hyperlipidemia, defisiensi lipid, dyslipidemia dan kelainan protein plasma yang
dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab pada manusia.
Terima Kasih