Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

PENGAMATAN MIKROSKOPIS FUNGI

Oleh:
Muthia Bilqis As-sapar (2A)
NIM: P27903119021

Dosen Pembimbing :
Ibu. Hamtini, S.Pd, M.Si

Poltekkes Kemenkes Banten


Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -----------------------------------------------------------------------------------------1

BAB 1 PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------2

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------2

B. Tujuan Praktikum -----------------------------------------------------------------------2

C. Manfaat Praktikum ---------------------------------------------------------------------2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ------------------------------------------------------------------3

BAB 3 METODE PRAKTIKUM -----------------------------------------------------------------4


A. Alat dan Bahan --------------------------------------------------------------------------4
B. Cara Kerja --------------------------------------------------------------------------------4
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------5

BAB 5 PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------------7

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------7
B. Saran --------------------------------------------------------------------------------------7
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------8
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai calon tenaga medis khususnya pada bidang Teknologi laboratorium
Medis perlu adanya pemahaman serta kemampuan dalam mengenal makhluk hidup,
yaitu “fungi”. Tidak hanya mengenal, tetapi perlu mengetahui dan mempelajari
bagaimana membedakan jenis fungi satu dengan lainnya.
Jamur merupakan organisme yang bersinggungan langsung dengan manusia
dalam kehidupan sehari-hari terdapat ditanah, tanman, udara, air. Sebgaian mampu
hidup dalam tubuh manusia sebagai bentuk keseimbangan atau homeostatis. Jamur
terdiri terdiri dari jenis phatogen maupun non phatogen. (Lydia Dwinanda2020)
Kondisi dengan keadaan kurangnya cahaya matahari dan lingkungan yang
lembab atau sanitasi seseorang yang kurang baik dan bersih membuat suatu
organisme rentan terinfeksi jamur, karena lingkungan tersebut mendukung tumbuhnya
mikroba.
Keberadaan jamur yang bersifat non phatogen dapat ditemukan secara normah
pada tubuh manusia sebagai keadaan homeostatis, namun akan bersifat infektif
apabila dalam imun yang rendah, atau pada pasien dalam imunospresif (Lydia
Dwinanda 2020)
Prinsip dari mikrikroskopis jamur adalah melihat secara langsung struktur dari
morfologi fungi dengan mengamati dibawah mikroskop secara keseluruhan. dengan
demikian identifikasi dan klasifikasi dapat ditentukan jenis fungi apa yang diamati,
baik dengan mengetahui bagian konidium, spora, hifa, misellium dan lain sebagainya.

B. Tujuan Praktikum
- Mempelajari bagian-bagian mikroskopis pada species fungi.
- Membedakan species fungi satu dengan lainnya.
- Melakukan teknik pengamatan dibawah mikroskop.
- Mempelajari dan mengidentifikasi morfologi fungi secara mikroskopis pada
sediaan slide kultur.

C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana bagian-bagian serta jenis
dari morfologi fungi secara mikroskopis dan juga melatih keterampilan diri secara
langsung pada pelaksanaannya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana dibumi, baik di daerah tropik,
subtropik. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan jamur, antara lian
kelembaban, suhu, keasaman substrat, pengudaraan dan kehadiran nutrient-nutrient yang
diperlukan. (Gurindra Nusa 2016)

Jamur tersusun atas benang-benang sel yang memanjang dan saling berhubungan dari
ujung ke ujung, benang ini disebut hifa, banyak anggota jamur yang hifanya dibatasi oleh
dinding penyekat yang disebut septa. Septa ini membagi hifanya menjadi banyak sel-sel dan
tiap sel dilengkapi dengan inti (nukleus), susunan demikian disebut hifa bersepta. Tetapi ada
beberapa kelas fungi yang memiliki hifa tidak bersepta, sehingga tampak sebagai satu sel
yang memanjang dan terdapat nukleus dalam jumlah banyak, hifa seperti itu disebut hifa
sensorik (Indrayati dan Suraini, 2019)

Infeksi yang dapat disebabkan oleh jamur dapat dibedakan menjadi tiga yaitu mikosis
superfisialis merupakan mikosis yang menyerang dibagian permukaan tubuh seperti kuku,
kulit dan rambut manusia seperti Tryhcophyton sp, Tinea rubrum, Microsporum dan
Epidermophyton. Mikosis intermediet merupakan mikosis yang menyerang kulit atau
jaringan yang ada didalamnya seperti Candidia albicans . Mikosis sistemik merupakan
mikosis yang menyerang bagian dalam misalnya paru-paru, jaringan subkutan, ginjal, usus,
mukosa mulut dan vagina seperti Histoplasma capsulatum dan Cryptococcus neofarmans.
(Lydia Dwinanda 2020)

Mikroskopis fungi Tricophyton sp adanya mikrokonidia berbentuk firifrom,


makrokonidia panjang berbentuk hialin dan hifa bersepta, jamur ini merupakan zoofilik
dengan berbagai inang. (Kidd et al., 2016). Fungi T. mentagrophytes yaitu mikrokinidia
bersel satu dan berbentuk bulat, hifa berbentuk spiral. Mikroskopis T. rubrum yaitu
makrokonidia berbentuk silindris, dinding tipis yang halus, dan multi septa. Mikrokonidia
bersel satu, berbentuk kecil tersusun satu persatu disisi hifa. (Soedarto 2016). Morfologi
mikroskopis Penicillim sp menyerupai sapu fialid terdiri dari 3-5 metula, tergantung
speciesnya. (Zafar 2017). Fungi Microsporum canis memiliki makrokonidia yang besar dan
bulat serta hifa yang bersepta ganda dan panjang serta memiliki sel lebih dari enam.
(Darmanto 2016)
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

A. Metode dengan sediaan kultur preparat


B. Alat dan Bahan
Pada saat praktikum ini kami hanya langsung memeriksa sediaan nya saja dibawah
mikroskop, tidak membuaat sediaan preparatnya , tetapi dijelaskan bagaimana cara
membuaat sediaan kultur preparat fungi tersebut, yaitu:

- Alat: - Bahan:
1. Cawan petri steril 1. Media agar SDA yang sudah ditumbuhi atau
2. Tusuk gigi/penyangga dilakukan kultur fungi.
3. Pinset 2. KOH 10%
4. Ose bulat 3. Pewarna LPCB (Lactophenol Cotton Blue)
5. Bunsen
6. Label
7. Objek glass + Cover glass

C. Cara Keja:
- Membuat sediaan preparat untuk pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan
langsung dengan cara mengambil koloni pada media kemudian taruh pada objek
glass dan beri larutan KOH (untuk memecah kreatin) atau dengan larutan
berwarna LPCB Lactophenol Cotton Blue), homogenkan perlahan kemudian tutup
dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x atau
100x.
- Ataupun untuk lebih mendapatkan hasil yang maksimal dapat diklakukan preparat
kultur fungi yaitu dengan memotong dan memisahkan sebagian kecil koloni
beserta agarnya pada cawan petri baru yang steril kemudian taruh objek glass
diatas koloni media potongan tersebut, dapat disanggah dengan tusuk gigi agar
tidak goyang, kemudiian inkubasi pada suhu ruang sampai fungi tumbuh pada
objek glass. Setelah itu preparat dapat diamati dibawah mikroskop perbesaran 40x
atau 100x dengan penambahan KOH atau LPCB.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan mikroskopis:

HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan KOH
10% pada berbesaran 100x didapatkan ciri
mikroskopis pada Tricophyton mentagrophytes yaitu:
- Hifa halus dan khas ditemukan adanya spiral.
- Mikrokonidia bulat, satu-satu dan ada yang
menyerupai buah anggur (“angrappe”)
konidiafora pendek dan mendukung
mikrokonidia.
- Makrokonidia apabila tidak khas, kadang-
Trichophyton mentagrophytes kadang tampak gambaran seperti pensil.
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan LPCB
pada berbesaran 100x didapatkan ciri mikroskopis
pada Tricophyton sp yaitu:
- Memiliki hifa dengan beberapa percabangan,
umumnya cabang-cang yang dimiliki pendek
dan merupakan hasil dari pertunasan hifa.
- Hifa atau miselium umumnya tidak bersekat,
kecuali pada hifa yang akan membentuk atau
menghasilkan konidia.
Trichophyton sp
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan KOH
10% pada berbesaran 100x didapatkan ciri
mikroskopis pada Tricophyton rubrum yaitu:
- Hifa halus, mikrokonidia kecil, berdinding tipis
dan berbentuk lonjong seperti tetesan air mata.
- Mikrokonidia terletak pada kondiofora yang
pendek.
- Tersusun secara satu-satu pada sisi hifa
- Jamur ini pada manusia menyerang rambut,
Trichophyton rubrum
kuku, kulit.
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan KOH
10% pada berbesaran 100x didapatkan ciri
mikroskopis pada Microsporum canis yaitu:
- Hifa bersepta
- Mikrokonidia tidak khas
- Makrokonidia berbentuk kumparan
(fusiformis), terdiri dari 6 buah sel.
- Dindinng menebal, permukaan luarnya
bergerigi dan pada bagian ujungnya.
Microsporum canis
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan KOH
10% pada berbesaran 100x didapatkan ciri
mikroskopis pada Penicillium sp yaitu:
- Memiliki bentuk konidiofor yang khas.
Konidiofor muncul tegak dan bercabang
mendekati ujungnya.
- Kondidiofor hialin, licin dan berdinding. 3-5
metula.
- Konidia dihasilkan diujung dalam rangkaian,
berbentuk bulat dan berdinding halus.
Penicillium sp
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan KOH
10% pada berbesaran 100x didapatkan ciri
mikroskopis pada Penicillium sp yaitu:
- Menyerupai sapu fialid.
- Memiliki bentuk konidiofor yang khas.
Konidiofor muncul tegak dan bercabang
mendekati ujungnya.
- Konidiofor bercabang secara melingkar baik
tunggal maupun ganda menyerupai bentuk
percabangan semak-semak.
- Konidia dihasilkan diujung dalam rangkaian,
Penicillium sp berbentuk bulat.
- Konidiofor yang menjari dan terdapat 2-3 hifa
percabangan
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yangg telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
walaupun koloni jamur dapat dilihat secara makroskopik, tetapi pada kenyataannya
masing-masing selnya bersifat mikroskopik, maka dari iti perlu adanya pemeriksaan
mikroskopis dengan cara membuat sediaan preparat fungi kemudian diamati dibawah
mikroskop. Adapun secara ringkasnya terdapat ciri khas dari morfologi fungi yang
telah diamati yaitu:
- Morfologi mikroskopis fungi Tricophyton mentagrophytes ciri khasnya
mikrokonidia bulat, satu-satu dan ada yang menyerupai buah anggur
(“angrappe”).
- Fungi Tricophyton sp karena funginya masih dalam tingkatan umum, ia memiliki
hifa dengan beberapa percabangan, umumnya cabang-cabang yang dimiliki
pendek dan merupakan hasil dari pertunasan hifa.
- Fungi Tricophyton rubrum memiliki mikrokonidia kecil berbentuk khas yaitu
lonjong seperti tetesan air mata.
- Fungi Microsporum canis memiliki Hifa bersepta, mikrokonidia tidak khas,
permukaan luarnya bergerigi.
- Penicillium sp memiliki bentuk konidiofor yang khas, konidiofor muncul tegak
dan bercabang mendekati ujungnya.

B. Saran
- Dalam melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap fungi diharapkan untuk
sebelumnya memahami terlebih dahulu bagian-bagian dari strktur morfologi
fungi, sehingga pada saat pelaksanaannya tidak hanya melihat secara keseluruhan
tetapi dapat mengidentifikasi bagian-bagiannya agar identifikasi lebih maksimal.
- Untuk kedepannya semoga mahasiswa berkesempatan untuk mengisolasi fungi
dari sampel manusia seperti kerokan kulit, kuku, dan sambut yang terinfeksi fungi.
DAFTAR PUSTAKA

Rahma,Sulatul (2020).KTI Identifikasi Dermatophyta pada pakaian Bekas Yang Di Jual Di


Pasar Raya Padang Provinsi Sumatera Barat.
Nusa,Garindra (2016).KTI Identifikasi Jamur Trichopyton rubrum pada Petani dengan Tinea
pedis Di Desa Barong Sawahan Kabubaten Jombang.
Indrayati dan suraini (2019)

Lydia.dkk (2020). Artikel Identifikasi jamur Pada Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)
BUSUK DI PASAR PON JOMBANG http://repo.sticesicme-jbg.ac.id/3794/25/171310062
Lydia%20K ARTIKEL.pdf diakses pada 15 juni 2021
David, E., Stephen, D., Helen, 2007 Descriptions Of Medical Fungi Mycology Unit Women’s
And Children’s Hospitas. University of Adelaide: Australia
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Trichophyton sp- Repository Unimus 2019

Soedarto. 2016. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto

Zafar, A., Jabeen, K. 2017. Practical Guide And Atlas For The Diagnosis Of Fungal
Infection. Aga Khan University : Pakistan
Anggraeni, D.N., Usman. 2016 Uji Aktivitas dan Identifikasi Jamur Rhizofer pada Tanah
Perakaran Tanaman Pisang (Musa paradisiaca) terhadap Jamur Fusarium. Bio Link.1(2):90
Kidd, S., Halliday, C., Alexiao, H., Ellis, D. 2016. Description Of Medical Fungi Thrid
Edition. Universiy Of Adelaide:Australia
Nurhidayah, Afriska. dkk (2021). Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis Pada
Jari Kaki Petani Di Desa BojongSari, Banyumas. Universitas Muhamadiyah:Purwokerto.
Jurnal Unimus, ac.id.

Anda mungkin juga menyukai