Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut uu No. 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintahan. Aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki integritas, professional,
netral dan bebas dari praktek Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola prakondisi dan sumber daya
pembangunan yang ada sehingga dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa. Salah
satu fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelayan publik. Fungsi
tersebut meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup kehidupan, seperti pelayanan
administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.
Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN, aparatur negara memiliki kekuatan
dan kemampuan professional kelas dunia, berintegritas tinggi non parsial dan memiliki
kesejahteraan tinggi. Secara implisit UU No 5 Tahun 2014 menghendaki bahwa ASN yang
umum di sebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat
rancangan kegiatan aktualisasi di instansi puskesmas berdasarkan isu yang aktual.
Salah satu fungsi ASN adalah sebagai Pelayan Publik dalam bidang kesehatan. Pusat
Kesehatan Masyarakat (puskesmas) yang merupakan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama pada masyarakat yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama lebih mengupayakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sebagai barisan terdepan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat, perlu didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai yaitu terpenuhinya petugas pelayanan kesehatan
yang baik secara kualitas maupun kuantitas agar pelayanan kesehatan di puskesmas dapat
berjalan dengan baik, lancar, dan mencapai hasil sasaran kerja yang optimal.

1
Salah satu profesi ASN adalah pranata laboratorium kesehatan. Pranata Laboratorium
Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang dalam Undang-Undang Tenaga Kesehatan
disebut ahli teknologi laboratorium medik yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan
Laboratorium Kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara NOMOR : PER/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatan, tugas pokok Pranata Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan tugas
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi,
imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi, biologi dan fisika. Tugas
pokok ahli teknologi laboratorium medis di Puskesmas dalam Peraturan Pemerintah No 37
Tahun 2012 menyebutkan bahwa pekerjaan Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas salah
satunya adalah melaksanakan kegiatan teknis operasional Laboratorium sesuai kompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar operasional prosedur .
SOP (Standard Operating Procedure) adalah suatu dokumen berisi prosedur kerja yang
harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif. Tujuan utama dari SOP ini
adalah agar proses pelaksaanaan pekerjaan dilakukan dengan rapih, tertib, dan sistematis dari
awal hingga akhir. Dengan adanya SOP maka diharapkan kualitas pekerjaan menjadi lebih
baik. Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kabaena barat Belum optimal dikarenakan
belum adanya standar operasional prosedur (SOP) laboratorium sebagai pedoman petugas
dalam melaksanakan tupoksinya.
Widal atau uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri Salmonella
enterica yang mengakibatkan penyakit Thipoid. Uji ini akan memperlihatkan reaksi antibodi
Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-flagellar di dalam darah. Prinsip pemeriksaan
adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen
Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari
suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan
mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih
menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum. Prinsip pemeriksaan
adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen
Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari

2
suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan
mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih
menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum. Namun, dalam
pelaksanaanya belum adanya panduan/ SOP dalam pemeriksaan ini.
Berdasarkan kondisi dan masalah tersebut diatas, penulis menentukan tema Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam
melakukan aktualisasi dengan mengambil judul “ Optimalisasi pemeriksaan Widal Test
melalu penerepan SOP di laboratorium Puskesmas Kabaena barat Kabupaten
Bombana”.

3
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Tenaga Pranata laboratorium
kesehatan terampil.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kualitas pemeriksaan widal di laboratorium dengan adanya SOP
sebagai pedoman kegiatan.
2. Mampu memberikan kontribusi positif terhadap unit organisasi dengan tersedianya
informasi SOP di laboratorium Puskesmas Kabaena Barat Kabupaten Bombana.
C. Manfaat
a. Manfaat Untuk Penulis
1. Penulis dapat menerapkan dan memperaktekkan Nilai-nilai ANEKA dalam
pelaksanaan dan Penulisan aktualisasi
2. Penulis dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan sesuai tugas pokok
dan jabatan Fungsionalnya
3. Dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan SOP (Standar
operasional procedure)
b. Manfaat Untuk Organisasi
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Kabaena Barat,
2. meningkatkan Sumber Daya Manusia , serta membantu mengatasi perasalahan
yang dihadapi Puskesmas.
3. Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
puskesmas Kabaena Barat.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat terkait dengan pemeriksaan
laboratorium di Puskesmas Kabaena Barat.

4
D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup rancangan aktualisasi ini dilakukan di Puskesmas Kabaena Barat,


Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana dengan gagasan pemecahan isu, sebagai
berikut :
1. Meminta persetujuan Mentor mengenai pembuatan SOP (standar operational
procedure) pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kabaena Barat Kabupaten
Bombana.
2. Melakukan penyusunan SOP pemeriksaan laboratorium yang ada di Puskesmas
Kabaena Barat Kabupaten Bombana.
3. Melakukan sosialisasi tentang pembuatan SOP (standar operational procedure)
pemeriksaan widal di laboratorium Puskesmas Kabaena Barat Kabupaten Bombana.

E. Waktu dan tempat


Rancangan aktualisasi akan dilakukan di lingkup kerja UPTD Puskesmas Kabaena
Barat Kabupaten Bomabana secara khusus pada tanggal.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Umum Organisasi


a. Profil Organisasi
a) Kedudukan Organisasi
Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat menyatakan bahwa kedudukan Puskesmas, yaitu :
1. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan;
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota,
dan;
3. Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi horizontal dengan
pelayanan kesehatan primer lainnya

b) Lokasi Puskesmas
UPTD Puskesmas Kabaena Barat merupakan satu-satunya puskesmas yang
ada di Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana dan Membawahi 4 Desa
dan 1 Kelurahan.
Lokasi UPTD Puskesmas Kabaena Barat berada Di Desa Baliara yang
merupakan jalan Poros yang menghubungkan Kabaena Barat, Kabaena Utara dan
Kabaena Timur.
Puskesmas Kabaena Barat dapat ditempuh dari Ibu Kota Kabupaten dengan
Menggunakan kendaraan kapal laut dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam.
Sedangkan untuk menjangkau antar Desa yang satu ke Desa yang lain itu dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk
wilayah daratan dan dengan menggunakan perahu laut untuk wilayah
kepulauan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

6
c) Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas Kabaena Barat terdiri dari 4 Desa dan 1 Kelurahan
dengan luas wilayah 39.43 km yang mempunyai topografi berupa daratan rendah,
daerah pesisir pantai dan daerah kepulauan.

Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga,
Dan Kepadatan Penduduk Di Puskesmas Kabaena Barat Kecamatan Kabaena Barat
Tahun 2019
No Desa/Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Kepadatan
Wilayah penduduk RT
(Km2)
1 Sikeli 1.22 3.373 805 2.765 jiwa/km2
2 Baliara Selatan 3.64 1.928 520 529.67
jiwa/km2
3 Baliara 7.06 1.793 353 253.97
jiwa/km2
4 Baliara Kepulauan 20.24 1.714 359 84.68 jiwa/km2
5 Rahantari 7.27 795 159 109.35
jiwa/km2
Jumlah 9.318 2.224
Sumber : Profil UPTD Puskesmas Kabaena Barat Tahun 2019

d) Batas Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kabaena Barat Memiliki Batas-batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Kabaena dan Kabaena Utara
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Kabaena Utara
- Sebelah Timur Berbatasan dengan Teluk Bone
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Kabaena

7
e) Daya Dukung
Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan yang maksimal sesuai amanah
Permenkes No. 75 Tahun 2014, UPTD puskesmas Kabaena Barat di dukung oleh
49 Orang Tenaga Kesehatan, sebagaimana yang digambarkan pada tabel berikut
Tabel.2. Jenis Dan Jumlah Tenaga Kesehatan Uptd Puskesmas Kabaena
Barat,Kecamata Kabaena Barat Tahun 2019.

Status Ketenagaan

No Tenaga Kesehatan
PNS CPNS NS PHTT JUMLAH

1. Dokter Umum 1 0 1 0 2

2. Dokter Gigi 1 0 0 0 1

3. Kesehatan Masyarakat 1 1 1 4 7

4. Tenaga Kefarmasian 1 0 0 1 2

5. Keperawatan 4 0 1 8 13

6. Perawat Gigi 0 1 0 0 1

7. Kebidanan 6 0 2 15 23

8. Sanitarian 0 0 2 0 2

8
9. Tenaga Gizi 2 0 0 0 2

10. Ahli Laboratorium Medik 0 1 1 0 2

11. Tenaga Keteknisan Medis 0 0 0 0 0

12. Tenaga Keterapian Fisik 0 0 0 0 0

13. Penunjang/Pendukung 2 0 0 2 4
Kesehatan

Jumlah 18 3 8 30 59

f) Data 10 Besar Penyakit


Tabel.3. Data 10 Besar Penyakit UPTD Puskesmas Kabaena Barat,
Kecamata Kabaena Barat Tahun 2019

NO Kasus Penyakit Jumlah

1 Hipertensi 540
2 Gastritis 350
3 ISPA 287
4 TB Klinis 257
5 Peny. Kulit Alergi 170
6 DM 92
7 Diare 52
8 Otitis Media (OMA) 17
9 Anemia 14

9
10 Demam Dengue 10
Total 1789

b. Struktur Organisasi.
UPTD Puskesmas Kabaena Barat Adalah Puskesmas Rawat Inapa yang memilki
struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kabaena Barat

c. Visi, Misi dan Nilai Organisasi


a) Visi dan Misi
Visi
“Menjadikan Puskesmas Kabaena Barat sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan
terdepan yang menyeluruh, professional dan terjangkau”
Misi

10
Dalam mewujudkan Visi-nya, Puskesmas Kabaena Barat mempunyai Misi, yaitu :
1. Mewujudkan pelayanan Kesehatan dasar yang Transparan dan professional
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan
terjangkau dalam bentuk promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
4. Membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna layanan
sebagai pusat perhatian
5. Menjalin kerjasama dengan lintas sector terkait pembangunan wilayah yang
berwawasan kesehatan.

b) Nilai Organisasi
Tata Nilai Puskesmas Kabaena Barat adalah : TERBAIK
T = Tanggung Jawab (Memberikan Pelayanan Konsekuensi dan sepenuh Hati)
E = Efektif dan efisien (Dalam Menjalankan Pelayanan Kesehatan)
R = Ramah (Senyum, salam & sapah dalam memberikan pelayanan Kesehatan
Masyarakat)
B = Berintegritas (Secara Konsisten melaksanakan tindakan sesuai pedoman dan
standar pelayanan kesehatan masyarakat)
A = Akuntabel (Memberikan pelayanan terukur yang dapat di pertanggung
jawabkan)
I = Inovatif (Menghasilkan solusi menyikapi masalah kesehatan masyarakat)
K = Komitmen (Kemantapan dalam bertindak memberikan pelayanan Terbaik)

d. Tupoksi Organisasi
a) Tugas Pokok Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di kecamatan Kabaena Barat dalam rangka mendukung terwujudnya
“Kabaena Barat Sehat”.

b) Fungsi puskesmas
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kecamatan Kabaena Barat
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kecamatan Kabaena Barat

11
c) Tupoksi Pranata Laboratorium di Puskesmas
Tugas pokok dan fungsi Pranata Laboratorium di Puskesmas berdasarkan
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 37 tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
g. Menyusun laporan lain-lain

B. Nilai-Nilai Dasar ASN

Berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN, terdapat lima nilai-nilai dasar yang harus
diamalkan dan diaplikasikan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Lima nilai dasar itu
antara lain akuntablitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau organisasi


untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal
antara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi,
serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Nilai-nilai akuntabilitas antara lain:
1. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungannya
2. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi
internal dan eksternal, memberikan perlinddungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabiltas
dalam keputusan serta meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara
keseluruhan

12
3. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk dijunjung
dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku. Integritas akan membrikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders.
4. Tanggung jawab: tanggung jawab akan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan,
5. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena akan
berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja
6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Lingkungan
akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya
7. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan, harapan dan
kapasitas. Setiap indibidu harus menggunakan wewewenang untuk peningkatan
kinerja sesuai kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
8. Kejelasan: fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui wewenang, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya kan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.

b. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap


bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sedangkan chauvinisme
merupakan nasionalisme dalam arti sempit yakni sikap meninggikan bangsanya
sendiri sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang disdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

13
c. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar yang menentukan baik atau buruk,
benar atau salahnya suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik
yang tercantum dalam undang-undang ASN adalah:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila


2. Setia dan mempertahankan UUD 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
9. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya
guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama
yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melaui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu. Nilai-
nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang-kurangnya
akan mecakup hal berikut:
1. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien
2. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customer/klien tetap setia

14
3. Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan dan
tanpa pemborosan
4. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tunttan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan teknologi
5. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
6. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

e. Anti Korupsi

Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi


menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan sebagai
kejahatan luar biasa karena dampaknya yang sangat besar bagi pribadi, keluarga
maupun masyarakat. Nilai dasar anti korupsi antara lain :

1. Kejujuran: merupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang


2. Kepedulian: memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan
3. Kemandirian: melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain
4. Kedisiplinan: mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien
5. Tanggung jawab: perwujudan dari kewajiban mesnyelesaikan sesuatu hal yang
dilakukan
6. Kerja keras: kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan ketahann
demi tercapainya suatu tujuan
7. Sederhana : prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan sosial serta sidat iri
dengki
8. Adil: tidak berat sebelah, tidak memihak
9. Berani: tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar.

C. Kedudukan dan Peran ASN


a. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
15
WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WOG
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas sektor atau lintas
batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu.

b. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk baik berupa
barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian diperlukan
3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi
penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan
yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
c. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas Pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga

16
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rberangka melaksanakan tugas
pemerintahan . Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa.

D. Penetapan Isu dan Dampaknya


1. Penetapan Isu
Berdasarkan pengamatan diunit kerja, maka keadaan saat ini yang menjadi
masalah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kabaena Barat diantaranya adalah:
1) Kurang Optimalnya perawatan dan pmeliharaan Alat-alat Pemeriksaan
Laboratorium di Puskesmas Rumbia.
2) Belum Adanya pemberian Pelabelan Pada Pot Sampel Pemeriksaan Laboratorium
3) Belum Optimalnya Pengelolahan Sisa Sampel Hasil Pemeriksaan Laboratorium di
Puskesmas Rumbia
Tabel 2.1 Identifikasi Isu
NO Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang dihrapkan
1. Belum Kurang Optimalnya Optimalisasi pelayanan
optimalnnya pemeriksaan widal di laboratorium
pelayanan laboratorium Puskesmas khususnya
Laboratorium Kabaena Barat karena belum pemeriksaaan widal
Puskesmas tersedianya SOP dengan pengadaan SOP
Kabaena Barat pemeriksaan
2. Belum Kurang optimalnya Optimalisasi pencatatan
optimalnya pencatatan jumlah jumlah ketersediaan
pencatatan ketersediaan bahan-bahan bahan-bahan habis pakai
jumlah habis pakai yang tersedia di yang tersedia di
ketersediaan laboratorium. laboratorium.

17
bahan-bahan
habis pakai
yang tersedia di
laboratorium.
3. Kurangnya Masih banyaknya specimen Meningkatnya
pemahaman sputum yang belum pemahaman pasien
pasien suspek memenuhi kriteria sampel suspek TB tentang jenis
TB tentang yang baik. specimen sputum yang
jenis specimen baik untuk pemeriksaan
sputum yang TB.
baik untuk
pemeriksaan
TB.

Berdasarkan kondisi saat ini di puskesmas melalui hasil observasi selama


bertugas di puskesmas rumbia Terdapat isu belum tersedianya standar operational
procedure (SOP) sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium.,.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu kurang Optimalnya peleyanan
laboratorium di Puskesmas Kabaena Barat.

2. Dampak
Apabila isu tidak diatasi maka dampak yang akan muncul adalah :
1. Tidak optimalnya pelayanan laboratorium
2. Terjadinya kesalahan dalam proses pemeriksaan akibat tidak adanya SOP.

18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS KABAENA BARAT


B. Isu Yang Diangkat : Belum Tersedianya SOP Pemeriksaan
laboratorium
C. Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan SOP Pemeriksaan widal di
Laboratorium Puskesmas Kabaena Barat
D. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : - mengoptimalkan pelayanan laboratorium.
- Memperlancar tugas petugas
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan
pekerjaan rutin.
- Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan
dalam pemeriksaan.

19
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/ Output Keterkaitan Substansi Mata Kontribusiterhadap Penguatan
Pelatihan Visi Dan Misi Nilai
Organisasi Organisasi
1. Meminta a. Membuat Memperoleh  Akuntabilitas Meminta Kegiatan
persetujuan Kepala Kesepakatan persetujuan dari Membuat Kesepakatan persetujuan konsultasi
Puskesmas pertemuan dengan Kepala terlebih dahulu untuk Mentor mengenai kepada mentor
mengenai Kepala Puskesmas Puskesmas bertemu agar pimpinan pembuatan SOP mengenai
pembuatan SOP Mengenai tidak terganggu dalam pemeriksaan rencana
(standard operating pembuatan SOP mealaksanakan tugasnya laboratorium kegiatan
procedure) (standard  Nasionalisme memberikan aktualisasi ini
pemeriksaan operating Pada saat membuat kontribusi terhadap dapat
laboratorium procedure) Kesepakatan saya misi memberikan
pemeriksaan menggunakan bahasa No.1 dan 2 yakni penguatan
laboratorium Indonesia yang baik dan nilai-nilai
bensar • Mewujudkan organisassi

 Etika Publik Pelayanan yaitu nilai

Ketika membuat kesehatan dasar Komitmen

Kesepakatan pertemuan yang teransparan (Kemantapan

dengan mentor saya akan dan professional, dalam

santun dengan cara bertutur • Meningkatkan bertindak

kata yang baik Pelayanan memberikan

19
 Komitmen Mutu Kesehatan dasar pelayanan
Ketika membuat yang Terbaik).
Kesepakatan pertemuan bermutu,merata,
dengan mentor saya akan dan terjangkau
santun dengan cara bertutur dalam bentuk
kata yang baik promotif,
 Anti Korupsi preventif,kuratif
Pada saat membuat dan rehabilitatif.
Kesepakatan saya akan
melakukannya dengan penuh
kejujuran

b. Melakukan  Memperoleh  Akuntabilitas Bertemu


Konsultasi masukan yang dengan mentor
dimaksudkan agar pimpinan
dengan mentor dibuktikan
mengetahui kegiatan yang
mengenai dengan
akan dilaksanakan dan
pembuatan SOP melalui merupakan bentuk
(standard dokumentasi kesungguhan dalam
operating foto. melaksanakan kegiatan.
procedure)  Nasionalisme
Pada saat bertemu saya
pemeriksaan

20
laboratorium menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
 Etika Publik Pada saat
bertemu saya akan bersikap
sopan dan santun
 Komitmen Mutu
Pada saat bertemu saya akan
focus membahas hal yang
akan saya lakukan.
 Anti Korupsi Pada saat
bertemu saya akan
mengefisienkan waktu.
c. Meminta Memperoleh  Akuntabilitas meminta
persetujuan persetujuan dari persetujuan persetujuan
Kepala Puskesmas dalam
Kepala Puskesmas mentor di
pembuatan SOP merupakan
tentang pembuatan buktikan
bentuk kesungguhan dalam
SOP (standard melalui melaksanakan kegiatan.
operating dokumetasi foto  Nasionalisme
procedure) kegiatan, dan Pada saat meminta
pemeriksaan widal Surat persetujuan saya akan
menyampaikan denagan
keterangan
rasa hormat.
dukungan.
 Etika Publik Pada saat

21
bertemu saya akan bersikap
sopan dan santun

 Komitmen Mutu
Pada saat meminta
persetujuan saya akan focus
membahas hal yang akan
saya lakukan.
 Anti Korupsi Pada saat
bertemu saya akan
mengefisienkan waktu
2. Membuat a. Konsultasi Tersedianya  Akuntabilitas :
rancangan SOP
sistematika sistematika berkonsultasi berkaitan
penulisan SPO ke penulisan SPO dengan sistematika secara
bagian unit bertanggungjawab
penjamin mutu  Nasionalisme :
puskesmas menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
 Etika Publik : berperilaku
yang sopan dan
berpenampilan rapih serta

22
bertutur kata yang santun
 Komitmen Mutu :
tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan, serta dapat
bermanfaat bagi rumah sakit
 Anti Korupsi : bertemu
sesuai dengan waktu yang
telah disepakati bersama
b. merancang SOP Memperoleh  Akuntabilitas : menyiapkan
pemeriksaan widal draft SOP draft SPO dengan
dibuktikan bertanggung jawab dan
dengan berintegritas
dokumentasi  Nasionalisme : penggunaan
dan foto Bahasa Indonesia yang baik
dalam membuat draft SPO
 Etika Publik : membuat draft
SPO secara profesional
 Komitmen Mutu : menjadi
inovasi bagi puskesmas
Anti Korupsi : dalam membuat
draft SPO dibuat berdasarkan

23
sumber terpercaya
c. Mencetak SPO Tersedianya  Akuntabilitas : pencetakan
SPO
SPO menunjukkan keseriusan
dalam melakukan aktualisasi
 Nasionalisme : mencetak
SPO demi tercapainya etos
kerja dan kinerja yang baik
 Etika Publik : dilakukan
dengan cermat saat mencetak
SPO
 Komitmen Mutu : mencetak
SPO yang mengedepankan
kualitas
Anti Korupsi : mencetak SPO
secara mandiri
3. Mensosialisasikan a. Melakukan Terjadinya  Akuntabilitas : koordinasi
SOP koordinasi dengan diskusi antara
bersama teman sejawat
teman sejawat. teman sejawat
dibuktikan merupakan bentuk tanggung
dengan
jawab kepada profesi
dokumentasi
foto  Nasionalisme :
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan

24
benar
 Etika Publik : berperilaku
yang sopan dan
berpenampilan rapih serta
bertutur kata yang santun
 Komitmen Mutu :
tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan, serta dapat
bermanfaat bagi puskesmas
Anti Korupsi : bertemu sesuai
dengan waktu yang telah
disepakati bersama
b. Memberikan Meningkatnya  Akuntabilitas memberikan
edukasi tentang pemahaman edukasi pada teman sejawat
penerapan SOP tentang SOP
merupakan salah satu
Pemeriksaan
widal bentuk tanggung jawab
sebagai ASN
 Nasionalisme
Pada saat bertemu teman
sejawat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik
dan benar
 Etika Publik Pada saat
bertemu saya akan bersikap

25
sopan dan santun
 Komitmen Mutu
Pada saat bertemu saya akan
focus membahas hal yang
akan saya lakukan.
 Anti Korupsi Pada saat
bertemu saya akan
mengefisienkan waktu
c. Pemasangan SOP proses  Akuntabilitas : pemasangan
di ruangan pemeriksaan SOP menunjukkan keseriusan
laboratorium lebih mudah dalam melakukan aktualisasi
 Nasionalisme : memasang
SOP demi tercapainya etos
kerja dan kinerja yang baik
 Etika Publik : dilakukan
dengan cermat saat memasang
SOP
 Komitmen Mutu :
memasang SOP yang
mengedepankan kualitas
Anti Korupsi : Memasang
SOP secara mandiri

26
27

Anda mungkin juga menyukai