Kelompok 2
NAMA KELOMPOK 2:
1. Ayu Ashari (2002103050)
2. Mega Putri Effendi (2002013051)
3. Irfa’ul Chasanah (2002013026)
4. Diah Ayuk Ekawati (2002013043)
5. Fatma Ardiansari (2002013033)
6. Sovea Choirun Nisya’ (2002013045)
7. Nadhivatus Fimroza (2002013060)
8. Shahibul Maqom Al-fathanah (2002013058)
9. Siti Nur Ikhwanah (2002013049)
10. M.Sulaiman Adiyanto (2002013034)
11. Maulana Kahfi (2002013059)
12. Miftakhul Bilka Subiantoro (2002013024)
13. Intan Berliana Dwi Cahyani (2002013053)
14. Neha Valvolina (2002013010) .
Pengertian
patofisiologi
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI ADALAH GABUNGAN DARI KATA PATOLOGI DAN FISIOLOGI,YANG
ARTINYA ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI GANGGUAN FUNGSI PADA ORGANISME
YANG SAKIT MELIPUTI ASAL PENYAKIT,PERMULAAN PERJALANAN DAN AKIBAT-AKIBAT
Pengertian infeksi
Infeksi atau jangkitan adalah serangan dan perbanyakan diri yang dilakukan oleh patogen pada
tubuh makhluk hidup.
Patogen penyebab infeksi di antaranya mikroorganisme seperti virus, prion, bakteri, dan fungi.
Sementara itu,parasit seperti cacing dan organisme uniseluler juga dapat menyebabkan infeksi,
meskipun terkadang istilah infeksi dan infestasi dipakai bergantian untuk menyebut serangan agen
parasitik.
SECARA UMUM INFEKSI DIBAGI MENJADI 2 YAITU:
1. Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh.
2. Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan,seperti virus
HIV,karena virus tersebut tidak dapat hidup diluar tubuh.
PRION CACING
MIKROSKOPI STERILISASI
FAKTOR YANG MENINGKATKAN KERENTANAN TERHADAP INFEKSI
USIA
HEREDITAS(KETURUNAN)
STRESS.
TAHAPAN PROSES INFEKSI
Style
menyebabkan kanker, dan sebagainya. Arti “induksi” itu sendiri merupakan
aksi yang mempengaruhi terjadinya tahap awal suatu hasil, dalam hal ini
mempengaruhi awal terjadinya proses patologis. Jika terdapat tempat
penempelan (attachment) dan jalan masuk sel (cell entry) yang tepat maka
paparan agen infeksi dapat menyebabkan invasi agen infeksi dan terjadi
infeksi. Agen infeksi melakukan multiplikasi yang mendorong terjadinya
proses perubahan patologis, tanpa penjamu menyadarinya. Periode waktu
sejak infeksi hingga terdeteksinya infeksi melalui tes laboratorium/ skrining
disebut “window period”. Dalam “window period” individu telah terinfeksi,
sehingga dapat menularkan penyakit, meskipun infeksi tersebut belum
terdeteksi oleh tes laboratorium. Implikasinya, tes laboratorium hendaknya
tidak dilakukan selama “window period”, sebab infeksi tidak akan terdeteksi.
Contoh, antibodi HIV (human immuno-deficiency virus) hanya akan muncul 3
minggu hingga 6 bulan setelah infeksi.
Periode konvalensi Periode ini berlangsungnya sejak menurunnya gejala sampai individu
kembali sehat. Lamanya waktu yang dibutuhkan bergantung pada jenis penyakit dan kondisi
individu. mikroorganisme.
Menurunya gejala yaitu ketika infeksi telah dilakukakn penanganan dengan pemberian obat atau
operasi.
Sehat setelah dilakukanya dengan berbagai cara pengobatan.dan bisa melakukan aktifitasnya
seperti biasa
Sumber infeksi
KLIEN LAIN
T
PERALATAN
MEDIS W
LINGKUNGAN
O
UPAYA PENCEGAHAAN INFEKSI
1. Mendidik individu agar terhindar dari infeksi melalui imunisasi,perbaikan nutrisi
2. Mencuci tangan dengan sabun
3. Mencegah penyebaran kuman melalui tindakan desinfeksi/sterilisasi