BAB 5
INFEKSI LOKAL DAN SISTEMIK
A. INFEKSI
Infeksius atau infeksi adalah proses invasif
mikroorganisme penyebab penyakit yang berpoliferasi di dalam
host (Potter & Perry 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Bare
(2002) infeksi adalah pertumbuhan organisme penyebab penyakit
di dalam tubuh. Infeksi merupakan suatu keadaan abnormal yang
disebabkan oleh suatu mikroba atau pathogen dengan cara
menyebar atau sebagai parasite, sebagai mahluk hidup suatu
mikroba ingin bertahan hidup dengan cara berkembangbiak pada
suatu reservoir yang cocok. Bagi keadaan pada orang yang sehat
penyebaran mikroba ini sangatlah merugikan atau tidak
menguntungkan sama sekali terlebih seseorang dalam kondisi
yang sakit. Dengan berbagai bentuk penyebaran mikroba pada
orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sakit akan
1
Infeksi Lokal Dan Sistemik
2
Infeksi Lokal Dan Sistemik
C. PROSES INFEKSI
Menurut (joegiantoro,2019) Proses infeksi adalah
interaksi mikroorganisme patogen dengan makroorganisme di
bawah kondisi lingkungan dan sosial tertentu. Konsep “Penyakit
infeksi” adalah gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme
-seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Banyak
mikroorganisme hidup didalam dan ditubuh kita. Mereka
biasanya tidak berbahaya atau bahkan membantu, tetapi dalam
kondisi tertentu, beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan
penyakit. Beberapa penyakit menular dapat ditularkan dari orang
ke orang.
Secara umum proses infeksi dapat dikategorikan menjadi
4 tahapan yaitu:
3
Infeksi Lokal Dan Sistemik
1. Periode inkubasi
Interval antara masuknya pathogen ke dalam tubuh dan
munculnya gejala pertama. Contoh: flu 1-3 hari 2-3 minggu,
mumps/gondongan 18 hari.
2. Tahap prodromal
Interfal dari awitan tanda dan gejala nonspesifik (malaise,
demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik. Selama
masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembangbiak dan
klaen lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
3. Tahap sakit
Klaen memanifestasikan tanda gejala yang spesifik
terhadap jenis infeksi.Contoh: demam dimanifestasikan
dengan sakit tenggorogan, mumps dimanifestasikan dengan
sakit telinga, demem tinggi, pembengkakan kelenjar carotid
dan saliv.
4. pemulihan
Interval saat munculnya gejala akut infeksi.
4
Infeksi Lokal Dan Sistemik
5
Infeksi Lokal Dan Sistemik
6
Infeksi Lokal Dan Sistemik
2. Virus
Virus tersusun oleh asam nukleat (nucleict acid),
sehingga dapat berpoliferasi di dalam sel hidup. Virus disebut
juga patogen yang dapat menginfeksi manusia atau mahuik
hidup lainnya dengan cara berbagai metode, diantaranya
memalui darah. Virus juga menggunakan sel tubuh orang
yang terinfeksi untuk membuat salinan tubuhnya tersebut
untuk bereplikasi sehingga tidak menutup kemungkinan virus
tersebut menjadi infeksi sistemik yang dapat merugikan
manusia ataupun mahluk hidup yg terinfeksi. Adapun struktur
virus diantaranya
a. Kepala virus
Kepala virus terdiri dari kapsid dan asam nukleat.
Kapsid adalah selubung protein yang berfungsi sebagai
pemberi bentuk pada virus, melindungi asam nukleat virus
dari kerusakan. Asam nukleat adalah substansi genetik yang
berfungsi untuk membawa kode pewarisan sifat.
b. Isi tubuh
Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan
genetik yang berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau
RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki akan mempengaruhi
bentuk tubuh virus.
7
Infeksi Lokal Dan Sistemik
c. Ekor virus
Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk
melekatkan diri dengan sel inang serta memasukan materi
genetik virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian ekor virus
terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar dan
juga jarum penusuk. Proses pada pemasukan genetik virus
kedalam sel inang inilah nantinya yang menjadi awal dalam
proses cikal bakal terjadinya infeksi lokal dan infeksi sistemik
pada mahluk hidup
d. Kapsid
Struktur virus kapsid adalah struktur virus yang
letaknya berada di luar virus dan memiliki kandungan subunit
berupa protein yang cukup banyak. Kandungan tersebut lebih
dikenal dengan sebutan kapsomer Adapun replikasi virus
yaitu:
1) Penempelan
2) Penetrasi
3) Replikasi (Assembly)
4) Pelepasan (Release)
8
Infeksi Lokal Dan Sistemik
3. Parasit
Menurut (budianto 2014) parasit adalah organisme yang
kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau
sebagian dari daur hidupnya bergantung pada organisme lain.
Beberapa kelompok parasit seperti protozoa sarcodina,
cacing, dan antropoda hidup menumpang pada organisme lain
dan menimbulkan penyakit. Dalam hal ini parasit yang
menumpang kehidupannya sangatlah merugikan karena selain
menimbulkan penyakit, keberadaan parasite dalam
kebergantungan terhadap mahluk hidup bisa menimbulkan
infeksi lokal maupun infeksi sistemik yang serius.
9
Infeksi Lokal Dan Sistemik
10
Infeksi Lokal Dan Sistemik
4. Fungi
Menurut (suryani dkk 2020) Penyakit jamur atau mikosis
adalah suatu penyakit kronis menahun, yang menyebabkan
infeksi yang lama dan hebat terhadap manusia dan hewan,
yang memerlukan suatu perhatian yang khusus.
Salah satu penyakit jamur yang sering dialami pada
manusia adalah tinea versicolor. Jamur ini menyebabkan
pigmentasi pada kulit manusia yang terinfeksi tersebut
menjadi berubah warna lebih terang dari kulit disekitarnya.
11
Infeksi Lokal Dan Sistemik
12
Infeksi Lokal Dan Sistemik
4. Tumor (pembekakan)
Pembekakan di timbulkan oleh karena adanya pengiriman
cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan intertisial.
Campuran cairan dan sel yang tertimbun di daerah
peradangan di sebut eksudat.
5. Functiolaesa
Adanya perubaha fungsi secara superficial bagian yang
bengkak dan sakit disertai sirkulasi dan lingkungan kimiawi
lokal yang abnormal, sehingga organ tersebut terganggu
dalam menjalankan fungsinya secara normal.
13
Infeksi Lokal Dan Sistemik
14
Infeksi Lokal Dan Sistemik
2. Udara
Mikroba dapat menyebar melalui udara ketika seseorang
yang terinfeksi batuk atau bersin, mengeluarkan droplet yang
mengandung mikroba. Orang lain yang menghirup udara
tersebut bisa terinfeksi jika mereka terpapar droplet tersebut.
3. Makanan dan minuman
Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
mikroba juga dapat menyebabkan infeksi. Ini bisa terjadi jika
makanan atau minuman tidak diolah atau dimasak dengan
benar.
4. Gigitan serangga
Beberapa infeksi bisa disebarkan melalui gigitan
serangga seperti nyamuk (misalnya, penyakit malaria) atau
kutu (misalnya, demam tifoid).
15
Infeksi Lokal Dan Sistemik
DAFTAR PUSTAKA
16
Infeksi Lokal Dan Sistemik
BIODATA PENULIS
17