Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

INFEKSI NOSOKOMIAL

OLEH

KELOMPOK 3

KELAS 1 B & 2 B

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERANATE

TAHUN AJARAN

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmatdan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Infeksi Nosokomial”
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah dalam rangka memenuhi
tugas pada mata kuliah Management Patient Safety. Dalam penyusunan makalah
ini penulis banyak menemukankesulitan maupun hambatan dalam hal materi yang
akan dibahas, buku referensi yang akandigunakan, keterbatasan buku referensi
yang ada di perpustakaan, dan keterbatasan waktudalam penyusunan makalah ini
.
Walaupun ditemukan kesulitan maupun hambatan
dalam penyusunan makalah ini, penulis tetap berusaha dan bekerja keras untuk me
nghadapi berbagai kesulitan maupun hambatan tersebut, sehingga makalah ini dap
at terselesaikan dengan baik dan maksimal.

TERNATE, 11- 05-2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

1.1 Latar belakang .............................................................................................4

1.2 Rumusan Makalah ......................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1. Definisi Infeksi Nosokomia .........................................................................5

2.2 Etiologi ...........................................................................................................6

2.3 Penyebab Infeksi Nosokomial......................................................................7

2.3 Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial ....................................................7

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial ....8

2.5 Tanda dan gejala Infeksi .............................................................................9

2.6 Proses Penularan Infeksi Nosokomial .......................................................9

2.7 CARA PENULARAN SERING TERJADI MELALUI ....................... 11

2.8. JENIS MIKROBA PENYEBAB INFEKSI NOSKOMIAL ................ 11

2.9 PEMERISAAN UNTUK STUDI EPIDEMONOLOGI INFEKSI


NOSOKOMIAL DAPAT DENGAN CARA ......................................... 12

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13

3.2 Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit


dalam pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di
negara maju yang menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu
pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang, seperti Indonesia.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat seseorang dalam waktu


3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes RI, 2003). Infeksi
nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat yang paling
mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme
yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik
(Perry & Potter, 2005)

1.2 Rumusan Makalah


Menjelaskan tentang
a) Definisi Infeksi Nosokomial
b) Etiologi atau penyebab infeksi nosokomial
c) Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial

1.3 Tujuan Penulisan


Agar pembaca dapat mengetahui tentang
a) Definisi Infeksi Nosokomial
b) Etiologi atau penyebab infeksi nosokomial
c) Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Infeksi Nosokomia

Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di


dalam tubuh pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005;
Linda Tietjen, 2004).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat seseorang dalam
waktu 3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes RI, 2003). Infeksi
nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat yang paling
mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme
yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik
(Perry & Potter, 2005)
Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit
adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit
melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut (Karen Adams & Janet
M. Corrigan, 2003). Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi
menyebabkan infeksi lokal atau sistemik (Karen Adams & Janet M. Corrigan,
2003). Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah apabila dokter
atau suster merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena
mikroorganisme patogen tertentu kemudian mikroorganisme dapat ditularkan
ketika terjadi kontak (Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen
Goldsteen, 2007).Selanjutnya, apabila suster atau dokter yang sama merawat
pasien lainnya, maka ada kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari
pasien sebelumnya

Kriteria infeksi nosokomial (Depkes RI, 2003), antara lain :

a) Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak
sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.

5
b) Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak pasien mulai
dirawat.

c) Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dari
waktu inkubasi infeksi tersebut.

d) Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat
persalinan atau selama dirawat di rumah sakit.

e) Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti
infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama
pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi
nosokomial.

Infeksi rumah sakit sering terjadi pada pasien berisiko tinggi yaitu pasien
dengan karakteristik usia tua, berbaring lama, menggunakan obat
imunosupresan dan/atau steroid, imunitas turun misal pada pasien yang
menderita luka bakar atau pasien yang mendapatkan tindakan invasif,
pemasangan infus yang lama, atau pemasangan kateter urin yang lama dan
infeksi nosokomial pada luka operasi (Depkes RI, 2001). Infeksi nosokomial
dapat mengenai setiap organ tubuh, tetapi yang paling banyak adalah infeksi
nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi luka operasi, dan infeksi
aliran darah primer atau phlebitis (Depkes RI, 2003).

2.2 Etiologi
Mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial (WHO, 2002):
a. Conventional pathogens
Menyebabkan penyakit pada orang sehat, karena tidak adanya kekebalan
terhadap kuman tersebut: Staphylococcus aureus, streptococcus, salmonella,
shigella, virus influenza, virus hepatitis.

6
b. Conditional pathogens
Penyebab penyakit pada orang dengan penurunan daya tahan tubuh
terhadap kuman langsung masuk dalam jaringan tubuh yang tidak steril:
pseudomonas, proteus, klebsiella, serratia, dan enterobacter.
c. Opportunistic pathogens
Menyebabkan penyakit menyeluruh pada penderita dengan daya tahan
tubuh sangat menurun: mycobacteria, nocardia, pneumocytis.

2.3 Penyebab Infeksi Nosokomial


Penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
1. Suntikan yang tidak aman dan seringkali tidak perlu.
2. Penggunaan alat medis tanpa ditunjang pelatihan maupun
dukungan laboratorium.
3. Standar dan praktek yang tidak memadai untuk pengoperasian
bank darah dan pelayanan transfusi
4. Penggunaan cairan infus yang terkontaminasi, khususnya di rumah
sakit yang membuat cairan sendiri
5. Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik karena penggunaan
antibiotik spektrum luas yang berlebih atau salah
6. Berat penyakit yang diderita

2.3 Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial


Pengendalian infeksi nosokomial bertujuan untuk menekan dan
memindahkan perkembangan infeksi pada penderita yang sedang dirawat di
rumah sakit ataupun mengurangi angka infeksi yang terjadi di rumah sakit.
Sebagian infeksi nosokomial ini dapat dicegah dengan strategi yang telah
tersedia secara relatif murah, yaitu:
a. menaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan
dan kesehatan tangan serta pemakaian sarung tangan

7
b. memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaat
untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor,
diikuti dengan sterilisasi atau desinfektan tingkat tinggi

c. meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area berisiko tinggi


lainnya sebagaiman kecelakaan perlukaan yang sangat serius dan paparan
pada agen penyebab infeksi sering terjadi (Linda Tietjen, 2004; Darmadi,
2008).

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial


Secara umum faktor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial
terdiri atas 2 bagian besar, yaitu :
1. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)
2. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat
medis, serta lingkungan)
Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien mendapat infeksi
nosokomial selama dirawat di RS dapat diringkas sebagai berikut :
1. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri
(auto infeksi)
2. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang
merwat di RS
3. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien
yang dirawat ditempat / ruangan yang samadi RS tersebut.
4. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien
yang bekunjung kerumah sakit tersebut.
5. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang
dipakai dirumah sakit tersebut.
6. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan
yang disediakan rumah sakit ataupun yang didapatnya dari luar
rumah sakit.

8
7. Disamping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial
seperti yang dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak
kalah penting sebagai factor penunjang untuk terjadinya infeksi
nosokomial, faktor lingkungan tersebut adalah :
1) Air
2) Bahan yang harus di buang ( Disposial)
3) Udara

2.5. Tanda dan gejala Infeksi


1) Demam
2) bernapas cepat,
3) kebingungan mental,
4) tekanan darah rendah,
5) urine output menurun,
6) pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika
kencing dan darah dalam air seni
7) sel darah putih tinggi
8) radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan
ketidakmampuan untuk batuk.
9) infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau
luka di sekitar bedah atau luka

2.6 Proses Penularan Infeksi Nosokomial


1. Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien
2. Tidak langsung
1) obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah
2) lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau
sterilkan (Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi)
3) penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke
udara (air borne)

9
4) Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau
serangga yang membawa kuman

Selain itu penularan infeksi nosokomial yaitu :


1. Penularan secara kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak
langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi
berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to
person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral.
Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan
objek perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda
mati tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya
kontaminasi peralatan medis oleh mikroorganisme.
2. Penularan melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh
kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu
penjamu. Adapun jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk
darah, cairan intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3. Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang
sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang
cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya
mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas
(staphylococcus) dan tuberculosis.
4. Penularan dengan perantara vektor
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut
penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara
mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh vector
misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya

10
parasit malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami perubahan
biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).

2.7 CARA PENULARAN SERING TERJADI MELALUI :


- Pembedahan
- Catheter intravenous
- Catheter kandung kemih
- Cairan intravenous
- Endotracheal tube
- Respirator/Ventilato

2.8. JENIS MIKROBA PENYEBAB INFEKSI NOSKOMIAL:


Bakteri Gram negatif yang sering :

a. Pseudomonas aeruginosa
b. Acinetobacter baumanni
c. Klebsiella pneumoniae ESBL
d. Escherichia coli ESBL
e. Enterobacter spp.
f. Proteus spp.
g. Serratia spp.
h. Legionella pneumophila

Bakteri Gram positif yang sering :

a) - Methicillin Resistant Staphylococcus

b) aureus (MRSA)

c) - Methicillin Resistant Staphylococcus

d) epidermidis (MRSE)

e) - Vancomycin Resistant Enterococcus

f) (VRE)

11
- Virus : Hepatitis B, Hepatitis C, HIV

- Jamur : Candida spp. , Aspergillus spp.

- Parasit : Malaria

2.9. PEMERISAAN UNTUK STUDI EPIDEMONOLOGI


(SURVEILLEANCE) INFEKSI NOSOKOMIAL DAPAT DENGAN
CARA :
- Biotyping

- Serotyping

- Bacteriophage typing

- Molecular / DNA typing

- Antibiogram dan Resistogram

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di
dalam tubuh pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005;
Linda Tietjen, 2004).

3.2 Saran
Mengingat pelaksanaan penulisan makalah ini baru berjalan sepekan
sehingga hasilyang diperoleh belum maksimal. Oleh karena itu, kami
memerlukan saran yang membangun untuk pembaca makalah ini.

1. Sterilisasi alat kesehatan agar mengurangi dampak dari penularan infeksi


nosokomial.
2. Melakukan sanitasi lingkungan sekitar dengan baik dan benar,
3. Serta penanganan pasien infeksi sesuai dengan prosedur.

13
DAFTAR PUSTAKA

Committee on Identifying Priority Areas for Quality Improvement, Karen Adams,


Janet M. Corrigan (2003). Priority Areas for National Action: Transforming
Health Care Quality. National Academies Press.
Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen (2007). Introduction to
the US health care system. Springer Publishing Company.

Riana Infeksi Nosokomial RumahSakit. Dimuat dalam http://riana-a-


hfkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-41324-
ADMINISTRASI%20RUMAH%20SAKIT%20DAN%20PUSKESMAS-
Infeksi%20Nosokomial%20RumahSakit.html

14

Anda mungkin juga menyukai