Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN PATIENT SAFETY


“Infeksi Nosokomial”

Dosen Pembimbing :
Desti Dwi Ariani ,MMR

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Hafsari Kusnul Khotimah S20129009


Khanty Kurniawati S20129008
Irwana S20129007
Amru Irfansyah S20129010
Hadori S20129011

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
ii

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Di mana makalah ini membahas tentang
“Infeksi Nosokomial” dan kiranya makalah ini dapat memberi pengetahuan kita khususnya
tentang Infeksi Nosokomial pada Mata Kuliah Manajemen Patient Safety.
Dalam penyusunan makalah, penulis banyak mendapat ilmu serta pengalaman dari
berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan hak moral, material maupun spiritual
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Desti Dwi Ariani ,MMR yang telah memberikan pengetahuan tentang Manajemen
Patient Safety dan pengantar lainnya.
3. Teman-teman yang telah berpartisipasi memberikan semangat sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim,
sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih penulis harapkan
demi penyempurnaan makalah.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang materi yang dipaparkan, juga agar meningkatkan mutu
individu kita.

Pontianak, 17 November 2021

3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam
pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang
menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah
sakit di negara berkembang, seperti Indonesia. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
didapat seseorang dalam waktu3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes RI,
2003).
Infeksinosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat yang palingmungkin mendapat
infeksi karena mengandung populasi mikroorganismeyang tinggi dengan jenis virulen
yang mungkin resisten terhadap antibiotik(Perry & Potter, 2005)
B. Rumusan Makalah
Apa yang di maksud dengan Infeksi Nosokomial dalam Manajemen Patient Safety?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang
Definisi Infeksi Nosokomial.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang jenis organisme parasit
b. Memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang perkembangbiakan
mikroorganisme
c. Memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang proses penularan penyakit
d. Memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang upaya pencegahan
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang Infeksi Nosokomial pada
Manajement Patient Safety.
2. Bagi mahasiswa dapat digunakan sebagai rujukan pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Infeksi Nosokomia


Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh
pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005;Linda Tietjen, 2004).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat seseorang dalamwaktu 3x24 jam
sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes RI, 2003).
Infeksi nosokomial di akibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat yang paling mungkin
mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis
virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik (Perry & Potter, 2005).
Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi yang
tidak di derita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di
tempat tersebut (Karen Adams & Janet M. Corrigan, 2003).
Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau
sistemik. Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah apabila dokter atau
suster merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen
tertentu kemudian mikroorganisme dapat di tularkan ketika terjadi kontak (Steven Jonas,
Raymond L. Goldsteen, KarenGoldsteen, 2007).
Selanjutnya, apabila suster atau dokter yang sama merawat pasien lainnya, maka ada
kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari pasien sebelumnya. Kriteria infeksi
nosokomial (Depkes RI, 2003), antara lain :
a) Waktu mulai dirawat tidak di dapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak sedang
dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
b) Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak pasien mulai dirawat.
c) Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dariwaktu
inkubasi infeksi tersebut.
d) Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat persalinan atau
selama dirawat di rumah sakit.
e) Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi
tersebut di dapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu
5
yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial. Infeksi
rumah sakit sering terjadi pada pasien berisiko tinggi yaitu pasien dengan
karakteristik usia tua, berbaring lama, menggunakan obat, imunosupresan
dan/atau steroid, imunitas turun misal pada pasien yang menderita luka bakar atau
pasien yang mendapatkan tindakan invasif, pemasangan infus yang lama, atau
pemasangan kateter urin yang lama dan infeksi nosokomial pada luka operasi
(Depkes RI, 2001).
Infeksi nosokomial dapat mengenai setiap organ tubuh, tetapi yang paling banyak
adalah infeksi nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi luka operasi, dan infeksi
aliran darah primer atau phlebitis (Depkes RI, 2003).
B. Etiologi
Mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial (WHO, 2002):
1. Conventional pathogens
Menyebabkan penyakit pada orang sehat, karena tidak adanya kekebalan terhadap
kuman tersebut: Staphylococcus aureus, streptococcus, salmonella, shigella, virus
influenza, virus hepatitis
2. Conditional pathogens
Penyebab penyakit pada orang dengan penurunan daya tahan tubuh terhadap
kuman langsung masuk dalam jaringan tubuh yang tidak steril: pseudomonas,
proteus, klebsiella, serratia, dan enterobacter.
3. Opportunistic pathogens
Menyebabkan penyakit menyeluruh pada penderita dengan daya tahan tubuh
sangat menurun: mycobacteria, nocardia, pneumocytis
C. Penyebab Infeksi Nosokomial
Penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
a) Suntikan yang tidak aman dan seringkali tidak perlu.
b) Penggunaan alat medis tanpa di tunjang pelatihan maupun dukungan
laboratorium.
c) Standar dan praktek yang tidak memadai untuk pengoperasian bank darah dan
pelayanan transfusi.
d) Penggunaan cairan infus yang terkontaminasi, khususnya di rumah sakit yang
membuat cairan sendiri.
e) Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik
spektrum luas yang berlebih atau salah.
6
f) Berat penyakit yang diderita
D. Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial
Pengendalian infeksi nosokomial bertujuan untuk menekan dan memindahkan
perkembangan infeksi pada penderita yang sedang dirawat di rumah sakit ataupun
mengurangi angka infeksi yang terjadi di rumah sakit. Sebagian infeksi nosokomial ini
dapat di cegah dengan strategi yang telah tersedia secara relatif murah, yaitu:
a) Menaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan
kesehatan tangan serta pemakaian sarung tangan.
b) Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaatuntuk
dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor,diikuti dengan
sterilisasi atau desinfektan tingkat tinggi.
c) Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area berisiko tinggilainnya
sebagaiman kecelakaan perlukaan yang sangat serius dan paparan pada agen
penyebab infeksi sering terjadi (Linda Tietjen, 2004; Darmadi,2008).
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial
Secara umum faktor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri atas 2 bagian
besar, yaitu :
a) Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan kondisi-
kondisi lokal).
b) Faktor eksogen (lama penderita dirawat, kelompok yang merawat, alat medis,
serta lingkungan).
Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien mendapat infeksinosokomial selama
dirawat di RS dapat diringkas sebagai berikut:
a) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri (auto infeksi).
b) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yangmerwat di RS.
c) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang dirawat di
tempat/ruangan yang sama di RS tersebut.
d) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien yang bekunjung
kerumah sakit tersebut.
e) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan yang di pakai di rumah
sakit tersebut.
f) Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan yang di sediakan
rumah sakit ataupun yang di dapatnya dari luar rumah sakit.

7
Di samping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang dinyatakan
diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai factor penunjang untuk
terjadinya infeksi nosokomial, faktor lingkungan tersebut adalah air, bahan yang harus di
buang ( Disposial) dan udara.

F. Tanda dan gejala Infeksi


a) Demam
b) Bernapas cepat.
c) Kebingungan mental.
d) Tekanan darah rendah.
e) Urine output menurun.
f) Pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika kencing dan darah
dalam air seni.
g) Sel darah putih tinggi.
h) Radang paru-paru, mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidakmampuan untuk
batuk.
i) Infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka.
G. Proses Penularan Infeksi Nosokomia
1. Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien
2. Tidak langsung
a) Obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah.
b) Lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak di desinfeksi atau sterilkan (sebagai
contoh perawatan luka pasca operasi).
c) Penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke udara (air
borne).
d) Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau serangga yang
membawa kuman.
Selain itu penularan infeksi nosokomial yaitu :
1. Penularan secara kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan
droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung dengan
penjamu, misalnya person to person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara
fecal oral. Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek
8
perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah
terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh
mikroorganisme.
2. Penularan melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi olehkuman dan dapat
menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun jenis-jenis common
vehicle adalah darah/produkdarah, cairan intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3. Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil
sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yangcukup jauh dan melalui saluran
pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas
(staphylococcus) dan tuberculosis.
4. Penularan dengan perantara vektor
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan
secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari mikroorganisme
yang menempel pada tubuh vector misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan
dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam nyamuk atau
tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).
H. CARA PENULARAN
1. Pembedahan
2. Catheter intravenous
3. Catheter kandung kemih
4. Cairan intravenous
5. Endotracheal tube
6. Respirator/Ventilato
I. JENIS MIKROBA PENYEBAB INFEKSI NOSKOMIAL
1. Bakteri Gram negatif yang sering:
a) Pseudomonas aeruginosa.
b) Acinetobacter baumannic.
c) Klebsiella pneumoniae ESBL.
d) Escherichia coli ESBL.
e) Enterobacter spp.
f) Proteus spp.
9
g) Serratia spp.
h) Legionella pneumophila
2. Bakteri Gram positif yang sering:
a) Methicillin Resistant Staphylococcus.
b) aureus (MRSA).
c) Methicillin Resistant Staphylococcus.
d) epidermidis (MRSE).
e) Vancomycin Resistant Enterococcus.
f) (VRE)
g) Virus : Hepatitis B, Hepatitis C, HIV- Jamur : Candida spp. , Aspergillus spp.-
Parasit : Malaria

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme didalam tubuh
pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005;Linda Tietjen, 2004).
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis perlu
10
bimbingan dari dosen pembimbing maupun pembaca untuk kesempurnaan dari makalah
ini, kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan ilmu dan
pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Committee on Identifying Priority Areas for Quality Improvement, Karen Adams,Janet


M. Corrigan (2003).

Priority Areas for National Action: TransformingHealth Care Quality. National


Academies Press.Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen (2007).

11
Introduction tothe US health care system. Springer Publishing Company.Riana Infeksi
Nosokomial RumahSakit. Dimuat dalam
http://riana-a-hfkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-41324-ADMINISTRASI
%20RUMAH%20SAKIT%20DAN%20PUSKESMAS-Infeksi%20Nosokomial
%20RumahSakit.html

12

Anda mungkin juga menyukai