Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKIDAH DAN AKHLAK

HAKIKAT ALAM GHAIB


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah akidah dan akhlak yang diampu oleh:

Ibu Ruhamah, M.Ag

DISUSUN OLEH : TIM IV

M. Haqiqi Arnun. P 2290241095


Nasrudin Abdul Hadi 2290241120
Citra Anandya 2290241127
Yuniani Kurniasih 2290241126

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN


JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah dapat terselesaikan tepat waktunya. Solawat serta salam curah hujan limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah memperjuangkan agama islam ini hingga sampai ke kita,
dan tidak lupa kepada sahabat-sahabatnya, keluarganya, dan tabiit -tabiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah akidah dan akhlak
yang berjudul "ALAM GAIB" sebagai bentuk tugas kelompok dari salah satu komponen yang
harus dipenuhi pada perkuliahan semester satu di ITB Ahmad Dahlan Jakarta dengan dosen
pengampu Ibu Ruhamah, M.Ag.

Terima kasih penulis ucapkan kepada aspek-aspek yang telah berkontribusi memberikan
waktu dan bertanggung jawab atas pembagian tugas materi yang telah disepakati bersama.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan sehingga kami mengharapkan saran serta masukan
dari para pembaca demi tersusunya makalah yang lebih baik lagi.

19 Oktober 2022

Team IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II Pembahasan...........................................................................................3

2.1 Pengertian Hakikat Alam Ghoib....................................................................3

2.2 Pandangan Agama Islam Terhadap Alam Gaib............................................4

2.3 Ghaib Masa Lalu, Masa Depan dan Mistis...................................................6

2.3.1 Ghaib Masa Lalu..............................................................................6

2.3.2 Ghaib Masa Depan...........................................................................6

2.3.3 Mistis................................................................................................7

2.4 Makhluk-makhluk ghaib................................................................................7

2.4.1 Malaikat...........................................................................................7

2.4.2 Jin....................................................................................................8

2.4.3 Iblis.................................................................................................9

BAB III Penutup.............................................................................................10

3.1 Kesimpulan.................................................................................................10

3.2. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat begitu banyak pembicaraan mengenai alam Gaib.
Karena alam Gaib bahkan ada suatu pengistilahan yang tidak membosankan karena sekarang
mahkluk gaib dapat diundang dan dijadikan bintang tamu. Dalam firman Allah QS. Az-Zariat
ayat 56:

Yang artinya "dan aku tidak ciptakan Jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah
kepadaku". Jadi dalam ayat di atas itu menandakan bawasannya kita sebagai penghuni bumi
tidak sendirian, ada dunia yang berdampingan dengan kita yaitu alam gaib. Yang di sana
terdapat mahkluk ciptaan Allah SWT yang lain yaitu Jin.

Kita selalu berpikir bahwa setiap mahluk yang hidup di alam ini hanyalah mahluk yang
hidup, namun pada kenyataanya pada Q.S Qaf ayat 16 yang berbunyi

“Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.". Dari ayat ini contoh lain yang
membuktikan bahwa manusia dekat dengan penciptanya adalah setiap manusia didampingi oleh
malaikat dikanan dan kirinya sejak mereka diciptakan sehingga dihari kematiannya. Seperti saat
kita akan melakukan sesuatu yang jahat kita secara tidak sadar akan sejenak menyadari bahwa
itu salah namun kita tetap melakukannya.

Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari gaib itu sendiri. Kenapa demikian karena
gaib itu terdiri dari tiga aspek, gaib masa lalu, masa depan, dan gaib yang beda alam. Contoh
gaib masa lalu seperti sejarah kehidupan para tokoh ahli, dan penemuan benda fosil. Contoh

4
gaib masa depan adalah hari kiamat.

Oleh karena itu kami tertarik mambahas makalah ini agar seluruh mahasiswa bisa lebih
memahami dan mengenal tentang kita sebagai manusia tidak terlepas dari hal-hal gaib.

1.2 Masalah Rumusan

1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Alam Gaib?

2. Bagaimana pandangan agama Islam terhadap alam gaib"

3. Apa perbedaan gaib masa lalu, masa depan dan mistis?

4. Bagaimanakah makhluk-makhluk alam gaib?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Hakikat Alam Gaib

2. Untuk mengetahui pandangan agama Islam terhadap alam gaib

3. Untuk mengetahui perbedaan gaib masa lalu, masa depan dan mistis

4. Untuk mengetahui makhluk-makhluk alam gaib

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Alam Gaib

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi, yaitu intisari
atau dasar dan yang berarti kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya), Kata hakikat (Haqiqat)
merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata "Al-Haqq", dalam bahasa
indonesia menjadi kata pokok yaitu kata "hak" yang berarti milik (kepunyaan), kebenaran, atau
yang benar-benar ada, sedangkan secara etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau
sumber dari segala sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan
yang digunakan untuk menunjukkan makna yang yang sebenarnya atau makna yang paling
dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada beberapa yang
menjadi ungkapan yang sudah sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi
semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai hakikat secara adat kebiasaan.

Untuk sebagian orang, ada kesulitan terhadap istilah "alam" karena kebanyakan
lingkungan alami memiliki pengaruh manusia pada satu waktu atau lainnya, baik secara
langsung atau tidak. Untuk mengatasi masalah ini, sedikit banyak pengaruh manusia diizin
tanpa menyebabkan sesuatu wilayah dikecualikan dari status "alami". Biasanya, maksud istilah
ini tergantung pada konteksnya lebih dari definisi yang ditentukan. Banyak lingkungan alam
adalah hasil dari interaksi di antara alam dan manusia. Karena alasan ini, istilah "ekosistem"
telah digunakan untuk menggambarkan lingkungan yang mengandung alam, termasuknya
manusia. Berdasarkan hal ini, masalah lingkungan adalah masalah manusia atau sosial. Ada
beberapa orang menganggap bahwa pemisahan "lingkungan" dari "manusia" sangat berbahaya.
Ini merupakan pemahaman umum yang telah menjadi dasar environmentalisme, yakni
pergerakan politik, sosial dan filsafat yang luas dan yang mendukung berbagai tindakan dan
kebijakan untuk melindungi alam yang ditinggali, atau mengembalikan dan mengembangkan
peran alam di lingkungan ini. Meskipun tanah gersang semakin jarang, alam liar (misalnya,
hutan yang tidak terkendali, padang rumput yang tidak dikerjakan, flora dan fauna) dapat
ditemukan di banyak tempat yang dahulu dihuni manusia.

Kata alam ghaib artinya seluruh mahluk atau segala sesuatu selain Allah. Dalam bahasa
arab jenis mahluk disebut 'alam. Ada alam al-nabat (dunia tumbuhan), alam al-hayawan (dunia
6
hewan), alam al-falak (angkasa raya), dan alam al-bihar (dunia lautan). Kata ghaib berasal dari
kata ghaba-yaghibu ghaybubatan-ghibatan. Kata ini merupakan antonim dari kata syahida dan
hadhara (nyata dan hadir). Disebutkan, ghaba fullamun an biladihi. Artinya, fulan pergi
meninggalkan kampung halamannya. Ghabat al-syams, artinya, matahari tenggelam dibarat dan
menghilang dari pandangan mata. Ghaba al-syai fi al syai, artinya sesuatu itu hilang dibalik
benda yang lain. Ghahu anhu al-amr. artinya perkara itu menjadi terselubung baginya. Ghaba
wa 'yu fulan, artinya fulan kehilangan kesadaranya. Dengan demikian, hal ghaib adalah sesuatu
yang terselubung dan terhalang dari indra dan akal. Pada hakiktanya, sesuatu yang terhalang
dari indra itu ada, tapi tidak bisa dilihat oleh mata terbuka. Sesuatu yang terselubung dari akal
bisa jadi sesuatu yang mustahil ada atau sesuatu yang mungkin ada.

2.2. Pandangan Agama Islam Terhadap Alam Gaib

Dalam pandangan islam kita mengenal istilah rukun iman. Yang pertama iman kepada
Allah SWT. kedua kepada para malaikat, ketiga kepada kitab-kitab Allah SWT, keempat
kepada Rasul-Rasul Allah SWT, kelima hari dan terakhir kepada takdir qodo dan qodar.

Dengan demikian secara tidak langsung kita juga mengimani hal-hal yang gaib. Allah
SWT, malaikat, dan hari kiamat. Gaib yang berkaitan dengan Allah subhanahu wa ta'alaa, dan
tidak berkaitan dengan lainnya, hanya Allah sajalah yang mengetahuinya, disebut sebagai gaib
mutlak. Sedangkan Rasul dan takdir qada dan qadar merupakan gaib masa lalu dan masa depan.

Iman pada yang ghaib tertulis dalam awal Surah Al-Baqarah. Disebutkan. Al-ladzina
yuminuna bil-ghaib (orang-orang yang beriman kepada yang gaib)". Syekh al-Thahir bin Asyur
mendefinisikan gaib yaitu ma la yudriku al-hiss, sesuatu yang tidak dapat diakses/ditangkap
pancaindera. Tidak bisa dilihat, diraba/dipegang, dirasakan, dicium, dan didengar. Tapi
eksistensinya ada. Imam Fakhruddin al-Razi juga berpendapat bahwa ghaib adalah ma ghaba 'an
al-hissiy (sesuatu yang tersembunyi dari indera). Lawan katanya adalah al syahid, yaitu ma
hadhara (sesuatu yang hadir). Imam al-Razi ketika mengartikan ghiyabah yang seakar kata
dengan gaib yaitu segala sesuatu yang tersembunyi dan tertutupi. Seperti kacang tertutup oleh
kulitnya disebut ghiyahah. Dan segala sesuatu yang gelap tak tertembus indera adalah gaib.

Di antara yang gaib yang dikabarkan dalam al-Quran yaitu Allah, Malaikat, jin, ruh, hari
kebangkitan kubur (ba'ts), alam kubur. alam makhsyar, surga-neraka. kiamat, setan, dan yang
7
lainnya. Dan Imam al-Razi menyatakan bahwa hal gaib sebagian telah dikabarkan eksistensinya
oleh dalil (ma 'alaihi dalil) dan sebagian hal gaib yang lain tidak dikabarkan oleh dalil (ma laysa
'alaihi dalil). Ghaib bukan lawan kata dari wujud, melainkan lawan kata dari syahid atau hadir,
yaitu sesuatu yang dapat ditangkap panca indera. Jadi sejatinya yang gaib dan yang hadir adalah
eksistensinya sama sama wujud (ada).

Saking tak terbatasnya ilmu Allah, digambarkan dalam al-Quran bahwa jika saja semua
air dijadikan tinta dan semua pepohonan dijadikan pena untuk mencatat ilmu Allah niscaya
tidak sanggup. Saking tak terbatasnya. Dan ilmu Allah yang tak terbatas diturunkan sedikit
demi sedikit pada umat manusia dan tercipta dalam semesta, sebab semesta adalah media untuk
dipelajari dan ditafakkuri agar tercipta atau melahirkan ilmu pengetahuan. Sehingga ilmu Allah
yang maha tak terbatas adalah gaib. Hanya sedikit saja ilmu Allah yang menjadi tidak gaib
sebab sudah diturunkan pada wahyu untuk Nabi dan ilmu pengetahuan pada umat manusia.

Ada juga yang gaib bisa diindera oleh orang-orang tertenu. Seperti Nabi bisa
mengindera jin. Karenanya Allah berfirman, "Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepadaku". Umat Islam berarti terdiri dari jin dan manusia. Begitu juga umat agama
lain. Jin-sebagaimana manusia ada yang baik dan ada yang jahat. Jin arti katanya adalah yang
tersembunyi. Karenanya, bayi yang masih ada di dalam kandungan disebut janin, karena juga
tersembunyi. Syekh al-Thahir bin Asyur bekata dalam kitab Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir
bahwa Al-Quran secara spesifik/khusus menyebutkan iman pada yang gaib, sebab inti dan
pokok keyakinan segala sesuatu yang dikabarkan para Rasul yang sebagian besar adalah gaib
seperti wujud Allah, malaikat, surga-neraka, dan hal gaib lainnya. Meyakini bahwa di balik
alam materi terdapat alam imateri yang tak tampak. Dan ayat ini hendak membantah kalangan
materialisme (al-madiyun) yang dalam Al-Quran disebut kalangan al-dahriyun yang
menyatakan bahwa tidak ada alam lain di balik alam materi.

Ibnu Asyur juga berkata makna dari ayat tersebut adalah orang-orang yang percaya
pada segala sesuatu yang dikabarkan Rasulullah yang berupa alam imateri dan tidak tampak
(ghairi alam al-syahadah), seperti iman Allah. malaikat, ba'ta, ruh, dan yang lainnya.

8
2.3. Gaib Masa Lalu, Masa Depan dan Mistis

2.3.1 Gaib Masa Lalu

Gaib masa lalu merupakan peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dimana manusia
di zaman sekarang tidak mengetahui dengan pasti kejadian tersebut. Contohnya adalah kejadian
kisah Rasul, sejarah peperangan dunia. penemuan fosil dan lain-lain.

2.3.2 Gaib Masa Depan

Gaib masa depan merupakan peristiwa yang sudah mutlak ditetapkan akan terjadi di
masa akan datang. Contohnya hari kiamat, jodoh, kematian, rezeki dan lain-lain.

2.3.3 Mistis

Mistis merupakan alam gaib yang hodup berdampingan bersama dengan kita dan berbeda
alam. Contohnya jin, malaikat, surga dan neraka.

2.4. Makhluk-makhluk Gaib

2.4.1 Malaikat

Secara etimologi kata malaikah (dalam bahasa Indonesia disebut malaikatjadalah bentuk
jamak dari malak berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah (missi atau pesan). Secara
terminologis malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dengan wujud dan
sifat-sifat tertentu. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.

"Rasulullah Doa: Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api
dan adam diciptakan dari apa yang diterangkan mengganti semua" (HR. Muslim).

Malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama (Adam AS). Dan ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat. "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." mereka
berkata, "apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah
9
disana, sedangkan kami bertsbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman.
"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S.Al-Baqarah ayat 30).

Wujud malaikat tidak bisa dilihat, didengar, diraha, dicium, dan dicicipi (dirasakan) oleh
manusia. televisi jika para malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia.
"Dan para utusan kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan kabar gembira.
mereka mengucapkan, "selamat dia (Ibrahim) menjawab, "selamat (atas kamu)," maka tidak
lama kemudian Ibrahim menyunggah daging anak sapi yang dipanggang. Maka ketika dilihat
dari tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai X a, dan merasa takut
terhadap mereka. Mereka (malaikat) berkata,

"Jangan esungguhnya kami diutus kepada kaum lut." (QS. Hud: 69-70), Malaikat tidak
memiliki hawa nafsu,berjenis kelamin tidak berkeluarga yang mengetahui hakekat dan wujud
malaikat hanyalah Allah SWT.

2.4.2 Jin

Secara etimologi Al-Jin berasal dari kata jamak artinya bersembunyi. Al Jin kerena
tersembunyi dari pandangan manusia. Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk dalam
golongan ruh yang berakal yang juga diberi perintah taklif (menjalankan syari'at agama). Allah
SWT menjelaskan tentang asal bahan yang dari padanya jin itu diciptakan oleh-Nya bagaimana
firmannya:

"...Sungguh kami (Allah) telah menciptakan manusia itu dari tanah kering (yang berasal)
dari lumpur hitam, yang diberi bentuk. Dan kami ciptakan jin sebelum itu dari api yang sangat
panas" (QS.Hijr 26-27)

10
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa jin diciptakan dari api yang tiada berasap yang
murni sama sekali dan jin diciptakan dari pada saat penciptaan manusia. Jin itu banyak sekali
penggolongannya. Diantara mereka ada yang istiqomah berpendirian teguh),baik perangainya
serta bagus kelakuanyaTetapi ada pula diantara mereka yang bodoh lemah akal fikirannya, serta
lalai.Diantara mereka ada pula yang kafir dan inilah bagian yang paling banyak dikalangan
bangsa jin itu.

"...Diantara kita ada golongan yang baik dan di antara kita ada golongan yang demikian
(yakni tidak baik) kita semua menempuh jalan yang berlainan" (QS.Jin 11)

"..Diantara kita ada yang patuh(memeluk agama islam) dan diantara kita ada pula yang
menganiaya(kafir). Barangsiapa yang patuh(masuk islam) itulah yang menempuh jalan yang
benar. Adapun yang menganiaya,maka mereka itulah yang menjadi kayu bakar neraka
jahanam". (QS.Jin 14-15)

Jin juga memerintahkan untuk mengerjakan syariah agama sebagiamana manusia, sedang
yang mereka ikuti adalah rasul dari manusia dalam hal ini Allah SWT berfirman: “.. Hai para jin
dan manusia! Bukankah sudah datang pada mu rasul-rasul yang dari golonganmu sendiri,
menerangkan ayat-ayat (keterangan-keterangan) Ku dan member peringatan padamu semua
tentang pertemuannya dengan hari ini? mereka mengatakan: Kami menjadi saksi-saksi akan
kesalahan kami sendiri" mereka itu telah tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka itu menjadi
saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka itu lah orang-orang kafir." (QS.An'am 130).

2.4.3 Iblis

Iblis adalah suatu nama yang berasal dari bahasa Arab, dari asal kata "iblas" yang berarti

11
putus asa dari rahmat tuhan. Iblis berasal dari golongan jin sebagaimana tercantum dalam Al-
Qur'an. Iblis dahulunya adalah seorang jin yang sangat ta'at dan berilmu, sehingga ia pun
tinggal di dalam surga. Namun karena kesombongannya, yaitu tidak mau memberikan sujud
penghormatan terhadap Nabi Adam. ia pun mendapat la'nat dari Allah dan dikeluarkan dari
surga. Namun sebelum ia dikeluarkan. Iblis meminta kepada Allah agar tidak dimatikan sampai
hari kiamat untuk menggoda anak cucu Adam, dan Allah mengabulkan permintaannya tersebut.
Sebagai mana firman Allah dalam surah Shad, ayat 80-81 yang artinya: "sesungguhnya engkau
(Iblis) termasuk golongan yang diberi penangguhan waktu, sampai hari yang diketahui
(kiamat)".

Sebagaimana yang telah kita bahas di atas bahwasanya Iblis telah diberikan kehidupan
panjang sampai hari kiamat untuk menggoda keturunan Nabi A'dam. Dalam segi kedudukan,
Iblis adalah pemimpinnya para Syaithan. Sebagaimana diriwayatkan dari Jarir R.A dari Nabi
SAW bersabda: "Sesungguhnya Iblis itu meletakkan singasananya di atas air, kemudian ia
mengirimkan pasukannya. Yang paling dekat dengan Iblis (diantara anak buahnya), maka ia
adalah yng terhebat dalam membuat fitnah (kejahatan)". Iblis dan Syaithan menggoda manusia
dengan cara melupakan mereka dari mengingat Allah (Dzikrullah). Oleh karena itu Allah SWT
beberapakali berfirman dalam Al Quran, menyuruh manusia untuk menjadikan Iblis dan
syaithan itu sebagai musuh, agar manusia membenci mereka dan tidak tergoda dari tipu
muslihat mereka. Wallahu a'lam.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Alam gaib merupakan sesuatu yang sebenarnya terjadi dan nyata mengenai alam gaib
beserta apa yang ada didalam nya. Alam gaib juga merupakan dimensi atau alam yang berada
sama di dunia kita. Menurut pandangan islam bawasannya kita sebagai umat muslim cukup
mengimani tentang adanya alam gaib, Karena iman kepada alam gaib merupakan salah satu
bentuk rukun iman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 3 "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang
gaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada
mereka". Jadi kita wajib mengiani tentang alam gaib yang termasuk rukun iman juga.

Malaikat, iblis, dan Jin adalah mahluk penghuni dan penjaga alam gaib. Dan sudah
menjadi keharusan untuk kita mempercayai adanya mereka yang juga merupakan bagian
mahluk ciptaan Allah swt. Mereka memiliki tugas dan kewajiban masing-masing yang sudah
diperintahkan. Sebagai manusia kita tidak boleh mempunyai pikiran bahwa kita hidup sendiri di
dunia ini. Karena mereka ada namun tidak di dimensi ini.

Sesuatu yang gaib tidak selalu berbicara mengenai malaikat, jin dan iblis. Akan tetapi
dalam gaib yangmana berarti sesuatu yang tidak tampak, terbagi dalam 3 kategori, yaitu gaib
masa lampau, merupakan kejadian sejarah yang tidak nampak terlihat oleh kita saat ini, kisah
para nabi dan rasul, dll. Yang kedua gaib masa depan seperti akan datangnya hari kiamat dan
gaib mistis yang kita kenal alamnya para malaikat, jin dan iblis.

3.2. Saran

Menurut pendapat penulis, tentunya kita selaku umat muslim harus memercayai adanya
alam gaib sebagai bagian dari ciptaan Allah SWT, kita hidup di dunia ini tidak sendiri, terdapat
malaikat dan jin yang bersama-sama hidup berdampingan. Penerapan ini bisa kita amalkan
sebagai bagian dari rukun iman yang kedua, yaitu iman kepada malaikat. Tugas malaikat
13
diantaranya adalah mencatat amal baik dan buruk yang kita lakukan semasa menjalankan hidup
di dunia, maka yang perlu kita lakukan adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Semua catatan yang ditulis oleh malaikat akan langsung diberikan kepada Allah
dan kita harus mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Penerapan yang kedua terdapat
pada rukun iman yang kelima yakni iman kepada hari kiamat. Hari akhir merupakan bagian dari
gaib masa depan yang sudah mutlak ditetapkan oleh Allah SWT, kita tidak tahu kapan pastinya
akan terjadi.

Karena manusia hidup berdampingan dengan makhluk gaib, alangkah baiknya kita tidak
mencampuri segala bentuk kehidupan makhluk gaib. Karena pada dasarnya kita hidup di
berbeda alam dan sama-sama hidup dengan tugasnya masing-masing.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Agama RI 2015. Al-Quran Terjemahan. Bandung: CV Darus Sunnah.

Ghaisan, M. 2017. Gudang Makalah Alam Gaib, diakses pada 16 November 2019melalui
http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/03/alam-ghaib.html. Komara, E. 2019. Kuliah Islam
Kajian Ilmiah Nilai-Nilai Agama Islam Panduan Kehidupan Mahasiswa Muslim Jilid 2.
Bandung: Badan Penerbit USB YPKP.

Makplus, O. 2015. Definisi dan Pengertian Umum Menurut Para Ahli. Definisi dan
Pengertian Hakikat, diakses pada 16 November 2019 melalui http://www.definisi-
pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertian

hakikat.html. Qusyairi, M.A. (2018). islam.co. Makna Iman Pada yang Ghaib dalam Al
Qur'an, diakses pada 16 November 2019 melalui https://islami.co/makna iman-pada-yang-
ghaib-dalam-al-quran/.

Soebachmann, A. A. (2013). Misteri Alam Gaib. Yogyakarta: Azaba Books. Yusuf, A.-Q.
(2005). Menjelajah Alam Gaib Jakarta: Hikmah..

15

Anda mungkin juga menyukai