Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PRENATAL PADA Ny.

I
DENGAN KPD 21 JAM DI RUANG VK RSUD PREMBUN KEBUMEN

DISUSUN:

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III


SEKOLAH TGGI ILMU KESEHATAN UHAMMADIYAH G OMBONG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE
1. KONSEP DASAR

B. Pengertian
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut
sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut
kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian,
masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009).
Kehamilan normal adala h dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk
dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu),
trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36). (Hanifa Wiknjosastro, 2009).Kehamilan adalah pertumbuhan
dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro, 2009).
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum waktu
melahirkan terjadi pada fase laten yaitu pembukaan <4 cm. Ketuban pecah dini
termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi, kesalahan dalam mengelola KPD akan
membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya
(Nugroho,T,2012).Komplikasi potensial KPD yang sering terjadi adalah resiko
infeksi, prolaps tali pusar, gangguan janin, kelahiran prematur dan pada usia
kehamilan 37 minggu sering terjadi komplikasi syndrom distress pernafasan (RSD,
Respiratory Distress Syndrome) yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.
C. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
(Mochtar, 2010 : 17 ).
Ketuban pecah dini biasanya menyebabkan persalinan prematur alias
bayi terpaksa dilahirkan sebelum waktunya. Air ketuban pecah lebih awal bisa
lebih berisiko terjadi jika terdapat beberapa hal seperti berikut:

 Infeksi rahim, kantung ketuban, leher rahim, atau vagina. Ini adalah pemicu
umum ketuban pecah dini.
 Cedera fisik, misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau terjatuh.
 Rahim dan kantung ketuban yang terlalu teregang. Hal tersebut diakibatkan oleh
jumlah janin dalam kandungan lebih dari satu atau volume cairan ketuban yang
terlalu banyak.
 Merokok atau menggunakan narkoba selama masa kehamilan.
 Menjalani operasi atau biopsi serviks.
 Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
 Perdarahan vagina selama kehamilan.
 Kelainan plasenta.
 Posisi janin yang tidak normal di dalam rahim.
 Indeks massa tubuh ibu hamil
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

D. Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan
membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air
mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar
100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi)
ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi
rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran
tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari
vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel
yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan
zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa
subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus
sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak
sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu
sperma.

Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada daerah tepi
robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini sangat erat kaitannya
dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi atau
rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah lapisan
kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau trofoblas
(Mamede dkk, 2012).
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertantu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan.Perubahan struktur, jumlah
sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan
selaput ketuban pecah. Pada daerah di sekitar pecahnya selaput ketuban diidentifikasi
sebagai suatu zona “restriced zone of exteme altered morphologi (ZAM)”
(Rangaswamy, 2012).
Penelitian oleh Malak dan Bell pada tahun 1994 menemukan adanya sebuah area
yang disebut dengan “high morphological change” pada selaput ketuban di daerah
sekitar serviks. Daerah ini merupakan 2 – 10% dari keseluruhan permukaan selaput
ketuban.Bell dan kawan-kawan kemudian lebih lanjut menemukan bahwa area ini
ditandai dengan adanya penigkatan MMP-9, peningkatan apoptosis trofoblas, perbedaan
ketebalan membran, dan peningkatan myofibroblas (Rangaswany dkk, 2012). Penelitian
oleh (Rangaswamy dkk, 2012), mendukung konsep paracervical weak zone tersebut,
menemukan bahwa selaput ketuban di daerah paraservikal akan pecah dengan hanya
diperlukan 20 -50% dari kekuatan yang dibutuhkan untuk robekan di area selaput
ketuban lainnya. Berbagai penelitian mendukung konsep adanya perbedaan zona selaput
ketuban, khususnya zona di sekitar serviks yang secara signifikan lebih lemah
dibandingkan dengan zona lainnya seiring dengan terjadinya perubahan pada susunan
biokimia dan histologi.Paracervical weak zone ini telah muncul sebelum terjadinya
pecah selaput ketuban dan berperan sebagai initial breakpoint (Rangaswamy dkk, 2012).
Penelitian lain oleh (Reti dkk, 2007), menunjukan bahwa selaput ketuban di
daerah supraservikal menunjukan penigkatan aktivitas dari petanda protein apoptosis
yaitu cleaved-caspase-3, cleaved-caspase-9, dan penurunan Bcl-2.Didapatkan hasil laju
apoptosis ditemukan lebih tinggi pada amnion dari pasien dengan ketuban pecah dini
dibandingkan pasien tanpa ketuban pecah dini, dan laju apopsis ditemukan paling tinggi
pada daerah sekitar serviks dibandingkan daerah fundus (Reti dkk, 2007).
Apoptosis yang terjadi pada mekanisme terjadinya KPD dapat melalui jalur
intrinsik maupun ektrinsik, dan keduanya dapat menginduksi aktivasi dari caspase.Jalur
intrinsik dari apoptosis merupakan jalur yang dominan berperan pada apoptosis selaput
ketuban pada kehamilan aterm. Pada penelitian ini dibuktikan bahwa terdapat perbedaan
kadar yang signifikan pada Bcl-2, cleaved caspase-3, cleaved caspase-9 pada daerah
supraservikal, di mana protein-protein tersebut merupakan protein yang berperan pada
jalur intrinsik. Fas dan ligannya, Fas-L yang menginisiasi apopsis jalur ekstrinsik juga
ditemukan pada seluruh sampel selaput ketuban tetapi ekspresinya tidak berbeda
bermakna antara daerah supraservikal dengan distal.Diduga jalur ekstrinsik tidak
berperan banyak pada remodeling selaput ketuban (Reti dkk, 2007).

pathway
a. Kunjungan ANC minimal 8-11 kali
E. Tanda dan gejala kehamilan (diagnosa kehamilan)
Menurut (Morgan, 2009), Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh beberapa
faktor meliputi :
a. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan
ibu selama kehamilan maupun mengahdapi persalinan. Usia untuk reprosuksi
optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas
usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Usia seseorang
sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena organ-organ
reproduksinya sudah mulai berkuarng kemampuannya dan keelastisannya dalam
menerima kehamilan (Sudarto, 2016).
b. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas kesehatan
di suatu keluarga.Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi seseorang
dalam mempengaruhi kehidupannya.Pendapatan yang meningkat merupakan
kondisi yang menunjang bagi terlaksananya status kesehatan seseorang.Rendahnya
pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak mampu
memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005).
c. Paritas
Paritas merupakan banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir.Adapun pembagian paritas yaitu primipara, multipara,
dan grande multipara. Primipara adalah seorang wanita yang baru pertama kali
melahirkan dimana janin mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih. Multipara
adalah seorang wanita yang telah mengalalmi kehamilan dengan usia kehamilan 28
minggu dan telah melahirkan buah kehamilan 2 kali atau lebih. Sedangkan grande
multipara merupakan seorang wanita yang telah mengalami hamil dengan usia
kehamilan minimal 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilannya lebih dari
5 kali (Wikjosastro, 2007). Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah
mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau
dekat diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD pada kehamilan berikutnya
(Helen, 2008). Kehamilan yang terlalu sering, multipara atau grademultipara
mempengaruhi proses embriogenesis, selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah
pecah sebelum waktunya. Pernyataan teori dari menyatakan semakin banyak
paritas, semakin mudah terjadinya infeksi amnion karena rusaknya struktur serviks
pada persalinan sebelumnya.KPD lebih sering terjadi pada multipara, karena
penurunan fungsi reproduksi, berkurangnya jaringan ikat, vaskularisasi dan servik
yang sudah membuka satu cm akibat persalinan yang lalu (Nugroho, 2010).
d. Anemia
Anemia pada kehamilan merupakan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Jika persendian zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi
persendian zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau
pengencangan dengan penigkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada
kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada ibu hamil yang mengalami anemia biasanya
ditemukan ciri-ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata berkunang-kunang.Pemeriksaan
darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yang pada trimester pertama dan
trimester ke tiga. (Manuaba, 2009).
e. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat
berpengaruh pada kondisi ibu hamil.Rokok menggandung lebih dari 2.500 zat
kimia yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida
hidrogen, dan lain-lain.Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan
gangguan-gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko lahir
mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2003).
f. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian ketuban
pecah dini dapat berpengaruh besar terhadap ibu jika menghadapi kondisi
kehamilan.Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah
dini kembali.Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat penurunan
kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah
dini dan ketuban pecah preterm.
g. Serviks yang Inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otototot
leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar. Tekanan Intra Uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
1) Trauma : berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.
2) Gemelli : Kehamilan kembar dalah suatu kehamilan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan gemelli terjadinya distensi uterus yang berlehihan, sehingga
menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlehihan.Hal ini terjadi karena
jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban)
relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga
mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Novihandari, 2016).
F. Klasifikasi Kehamilan
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur
kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari
pertama haid terakhir (HPHT).
1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
a. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
b. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
c. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42 minggu.
2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
a. Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu.
b. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.
c. Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu.
(Wiknjosastro, 2009)

G. Penatalaksanaan
Pastikan diagnosis terlebih dahulu kemudian tentukan umur kehamilan, evaluasi
ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin serta dalam keadaan inpartu
terdapat gawat janin.Penanganan ketuban pecah dini dilakukan secara konservatif
dan aktif, pada penanganan konservatif yaitu rawat di rumah sakit (Prawirohardjo,
2009).Masalah berat pada ketuban pecah dini adalah kehamilan dibawah 26
minggu karena mempertahankannya memerlukan waktu lama.Apabila sudah
mencapai berat 2000 gram dapat dipertimbangkan untuk diinduksi. Apabila terjadi
kegagalan dalam induksi makan akan disetai infeksi yang diikuti histerektomi.
Pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan akan menambah reseptor
pematangan paru, menambah pematangan paru janin. Pemberian batametason 12
mg dengan interval 24 jam, 12 mg tambahan, maksimum dosis 24 mg, dan masa
kerjanya 2-3 hari, pemberian betakortison dapat diulang apabila setelah satu
minggu janin belum lahir. Pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus
dapat diberikan apabila sudah dapat dipastikan tidak terjadi infeksi
korioamninitis.Meghindari sepsis dengan pemberian antibiotik profilaksis
(Manuaba, 20008).
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada ibu hamil aterm atau preterm
dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.Apabila janin hidup
serta terdapat prolaps tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi
dari badannya, bila mungkin dengan posisi sujud.Dorong kepala janin keatas
degan 2 jari agar tali pusat tidak tertekan kepala janin.Tali pusat di vulva
dibungkus kain hangat yang dilapisi plastik. Apabila terdapat demam atau
dikhawatirkan terjadinya infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6 jam,
makan berikan antibiotik penisilin prokain 1,2 juta UI intramuskular dan
ampisislin 1 g peroral. Pada kehamilan kurang 32 minggu dilakukan tindakan
konservatif, yaitu tidah baring, diberikan sedatif berupa fenobarbital 3 x 30 mg.
Berikan antibiotik selama 5 hari dan glukokortikosteroid, seperti deksametason 3
x 5 mg selama 2 hari. Berikan pula tokolisis, apanila terjadi infeksi maka akhiri
kehamilan. Pada kehamilan 33-35 miggu, lakukan terapi konservatif selama 24
jam kemudian induksi persalinan. Pada kehamilan lebih dari 36 minggu dan ada
his maka pimpin meneran dan apabila tidak ada his maka lakukan induksi
persalinan. Apabila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan pembukaan kurang dari
5 cm atau ketuban pecah lebih dari 5 jam pembukaan kurang dari 5 cm (Sukarni,
2013).
Sedangkan untuk penanganan aktif yaitu untuk kehamilan > 37 minggu
induksi dengan oksitosin, apabila gagal lakukan seksio sesarea.Dapat diberikan
misoprostol 25µg – 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali (Khafidoh,
2014).

1. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat
menstruasi, riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi,
dan riwayat kesehatan (Ratnawati, 2017). Adapun pengkajian yang dilakukan
berdasarkan diagnosa defisit pengetahuan yaitu (PPNI, 2016) :
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif : Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan persepsi yang
keliru terhadap masalah.
Gejala dan tanda minor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, menunjukkan perilaku
berlebihan (mis. Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).
a. Biodata klien : Nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,
suku bangsa, agama, alamat (Manurung et al., 2011).
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan
utama ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya
(Manurung et al., 2011)
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang
bersifat penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan
kembar) dan penyakit kronis (Manurung et al., 2011)
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid,
dismenorrhae, keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid
terakhir (HPHT) guna menentukan taksiran persalinan (TP) (Ratnawati,
2017).
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat
ini.
f. Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain,
gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir
dan usia gestasi, pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,
dan penolong persalinan, jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi
maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas sebelumnya (Ratnawati, 2017).
g. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ janin (Ratnawati, 2017).
h. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi :
kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur,
imunisasi dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok)
(Manurung et al., 2011).
i. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh
keluarga/klien selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap
kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan
gambaran diri sehubungan dengan perubahan postur tubuh selama kehamilan
(Manurung et al., 2011).
j. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran,
keadaan vital sign.
2. Pemeriksaan kebidanan
 Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis),
sclera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)
 Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid,
vena jugularis (apakah ada pembesaran?).
 Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea,
payudara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?). Perut: pigmentasi
(linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)
a. Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
b. Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
c. Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin d)
d. Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP
K. Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG,
pap smear dan kultur getah serviks
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas, terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan
yang ditegakkan dalam masalah ini adalah defisit pengetahuan.
1. Diagnosa Keperawatan Defisit Pengetahuan
 Kategori: Perilaku Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
 Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
 Penyebab
a. Keterbatasan kognitif
b. Gangguan fungsi kognitif
c. Kekeliruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f. Kurang mampu mengingat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
 Gejala dan tanda mayor
a. Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi.
b. Objektif: a. Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
b. Menunjukan persepsi yang keliru terhadap
masalah.
 Gejala dan tanda minor
a. Subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif : a. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
b.Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
 Kondisi klinis terkait :
a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
b. Penyakit akut
c. Penyakit kronis
(Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016)
C. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan klien individu,
keluarga, dan komunitas (PPNI, 2018). Perencanaan untuk masalah keperawatan
defisit pengetahuan, sebagai berikut:(Sumber : PPNI, Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, 2018. PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
2018)

D. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter &
Perry, 2006). Tahap pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi
yang mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan, dan memfasilitasi koping.
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan,
penetapan suatu keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan 21 pada
perubahan perilaku dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
adaptasi pada individu (Nursalam, 2008). (Sumber : Asmadi, Konsep Dasar
Keperawata
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PENGKAJIAN PRENATAL

Tanggal Pengkajian : 05 Januari 2021


Nama Pengkaji : Selfa Yunita
Ruang :Ruang vk RSUD Prembun
Waktu Pengkajian : 13.15 wib
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.I
Umur : 22 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Wadaslintang Rt 002/003 Wonosobo.
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tanggal masuk RS :04 Janurai 2021
No RM : 0127xx
Diagnosa Medik : G2P0A1 UK 44+1 minggu inpartu kala 1dengan
KPD

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn.A
Umur : 22 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Wadaslintang Rt 002/003 Wonosobo.
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Suami
C. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan kenceng-kenceng seperti nyeri di perut sejak tanggal 3 jam 19.00
wib,ketuban rembes sejak jam 06.00 tanggal 03 januari 2021
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien datang di antar keluarganya ke RSUD Prembun pada tanggal 04 januari 2021
jam 03.30 wib dengan keluhan kenceng-kenceng di perutnya sejak tanggal 03 jam
19.00.Klien juga mengatakan keluar cairan dari jalan lahir sejak tanggal 03 jam
06.00 wib.Hasil TTV TD :114/70 N:100x/menit S:36,6 C R:20x/menit.Saat di
kaji klien mengatakan
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan dahulu prnah di rawat di RSUD Prembun karena abortus dan
tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti DM,jantung,hipertensi,serta
penyakit menular lain seperti TBC dll.jika klien sakit biasa ia hanya membeli obat
di apotik terdekat.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan di di keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang
mengalami/menderita penyakit menurun seperti gagal ginjal,BPH,kanker dan
penyakit menular seperti Tuberculosis dll.
G. GENOGRAM
Ket:
Perempuan :
Laki-laki :
Pasien :
Satu rumah :
Bayi abortus :

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Riwayat menstruasi : Klien mengatakan pertaman
menstruasi pada usia 15 tahun
2. Riwayat perkawinan : Klien mengatakan menikah dari
tahun 2018, usia pernikahannya sekarang sudah 2 tahun perkawinan.
3. HPHT : 20 Maret 2020
4. HPL : 20 Desember 2020, dihitung dari HPHT si ibu yaitu
tanggal 20 Maret 2020. Cara menghitungnya yaitu, 20+7 = 27, bulan 3+9 bulan =
12 (Bulan Desember) 2020

Keluhan saat hamil:


Trimester 1 : mual, ngidam
Trimester 2 : tidak ada
Trimester 3 : kenceng-kenceng
I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
Keadaan Bayi
No Tahun Jenis Persalinan Penolong JK Masalah Kehamilan
Waktu Lahir
1. 2019 Dronet Dokter - mati Kurang bulan

2. 2021 Hamil ini - - - Pertumbuhan bayi tidak normal

Pengalaman menyusui : ya / tidak Berapa lama : tidak ada pengalaman


J. RIWAYAT KB
Belum pernah menjalani program KB
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
HPHT : 20 maret 2020
HPL : 27 desember 2020
BB sebelum hamil : 50 kg
TD sebelum hamil : 110/70 mmHg
TD BB TFU Letak/ DJJ Usia Gestasi Keluhan Data Lain
/ Presentasi Janin
TD
114/70 60 32 Letkep dibawah 133 41 minggu 2 Kenceng- Tidak ada
hari kenceng di perut

L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Keadaan mental : Sehat
Adaptasi psikologis : Baik
Penerimaan terhadap kehamilan : Sangat senang
Masalah khusus : tidak ada
M. POLA HIDUP YANG MENINGKATKAN RESIKO KEHAMILAN :
Ny.I kadang mengkonsumsi makanan sembarang yang dirinya sendiri tidak
mengetahui baik atau bahaya bagi kandunganya.
N. PERSIAPAN PERSALINAN :
 Senam hamil :Klien mengatakan belum pernah
mengikuti senam hamil
 Rencana tempat melahirkan : Klien mengatakan berencana akan
memilih Di RSUD Prembun untuk menjadi fasilitas kesehatan tempat ia
melahirkan
 Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu : klien mengatakan sudah
menyiapkan beberapa perlengkapan bayi ya jika lahir kelak
 Kesiapan mental ibu dan keluarga : klien mengatakan sangat siap
unuk menjadi ibu untuk anaknya setelah lahir
 Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan : klien mengatakan sedikit
mengetahui apa saja tanda melahirkan dll.
 Perawatan payudara : klien mengatakan belum pernah
melakukan perawatan payudaranya.
O. OBAT-OBATAN YANG DIKOSUMSI SAAT INI
Ibu mengatakan jika dirinya mengonsumsi obat-obat an seperti obat penghilang rasa
nyeri yaitu ibuprofen,Parasetamol,antivirusoseltamivir, AS Mefenamat dan
mengonsumsi jamu-jamuan buatan ibu nya.
P. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
a. Sebelum dikaji : klien mengtakan
jika sakit dia akan membeli obat di apotik jika belum sembuh akan konsultasi
dengan dokter terdekat
b. Saat dikaji : klien mengatakan jika
sakit ia berkonsultasi dengan bidan puskesmas
2. Pola Nurtisi –Metabolik
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi,sayur
dan lauk porsi sedang kadang banyak tergantung mood klien,serta minum 7-8
gelas/hari.
b. Saat dikaji : klien mengatakan makan 3-4x sehari dengan nasi,sayur
dan lauk menu dari rumah sakit hingga habis.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan sehari BAB 1-2x konsistensi agak
padat warna kecoklatan,bau khas dan BAK 4x/hari dengan warna jernih.
b. Saat dikaji : klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari,konsitensi lembek
warna kuning kecoklatan, dan BAK 7-8 kali terutama saat malam hari pada
TM 3 dengan warna jernih. Dan tidak terpasang kateter.
4. Pola Latihan-Aktivitas
a.Sebelum dikaji : klien mengatakan bekerja di sebuah PT di daerah
jabodetabek
b.Saat dikaji : klien mengatakan hanya menjadi ibu rumah tangga.
5. Pola Kognitif Perseptual
c. Sebelum dikaji : klien mengatakan jika memiliki anak akan selalu
menjaga serta menyayangi sepenuh hati
d. Saat dikaji : klien mengatakan bagaimana caranya agar bayi
yang ia kandung lahir sehat dan selamat.

6. Pola Istirahat-Tidur
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan tidak ada hambatan atau
gangguan saat tidur, tidur sekitar 6-7 jam/hari
b. Saat dikaji : klien mengtakan setelah hamil memasuki usia 35 minggu sering
terbangun saat tidur dimalam hari karena merasa bayi nya sering bergerak
dan ingin BAK terus.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan dia mengharapkan kelahiran bayi nya
selamat dan sehat.dan tidak terjadi apapun seperti hamil sebelumnya
b. Saat dikaji : klien mengatakan ia harus menjaga kesehatannya serta bayi
yang sedang di kandungannya.
8. Pola Peran dan Hubungan
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan sebagai istri ia harus memberikan yang
terbaik untuk suami.ia mengatakan bahwa hubungannya dengan suami
harmonis serta keluarga lainnya selalu baik-baik saja
b. Saat dikaji : klien mengatakan sebagai calon ibu ia sudah mempersiapkan
apa yang hendak ia berikan pada aaknya seperti kasih saying penuh serta
merawat bayinya sengan setulus hati.
9. Pola Reproduksi/Seksual
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan tidak ada masalah dan gangguan dalam
hubungan seksual ia dengan suaminya serta selalu mensruasi secara rutin
setiap bulan.
b. Saat dikaji : klien mengatakan tidak mengalami pendarahan hingga usia
kehamilannya sekarang
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan meredakan stress dengan melakukan hal-
hal sesuai agama yang dianutnya yaitu berdoa kepada allah swt,shalat dan
selalu sabar dalam menghadapi massalah atau penebab stress lainnya.
b. Saat dikaji : klien mengatakan meredakan stress sama seperti sebelum hamil
yaitu dengan berdoa kepada allah swt, shalat dan selalu sabar dalam
menghadapi masalah atau penyebab stress lainnya.klien selalu menjaga
dirinya agar terhindar dari stress untuk menjaga agar tidak menimbulkan
masalah pada bayinya.
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
a. Sebelum dikaji : klien mengatakan beragama islam,selalu melaksanakan
ibadah sholat 5 waktu dan shalat lainnya dan berdoa kepada allah swt tentang
semua yang ia harapkan.
b. saat dikaji : klien mengatakan selalu beribadah shalat dan berdoa kepada allah
swt agar bayi yang ada di dalam kandung nya dapat lahir dengan sehat dan
selamat.
Q. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetrik : G2 P0 A2 UK 41 minggu
Keadaan umum : Baik,Kesadaran compos mentis
BB / TB :62/kg,160/cm
Ttv :TD: 114/70mmHg, N: 100x/menit S:36,6 C R:20x
Kepala leher
Kepala : Mesochepal,simetris,tidak ada benjolan,rambut bersih
Mata :sklera ikterik,konjungtiva ananemis.
Hidung : bersih,tidak ada pembesaran polip
Mulut :gigi bersih,tidak ada karies gigi,bibir lembab,dan tidak berbau
Telinga : bersih,tidak ada serumen berlebihan,tidak menggunakan alat
bantu pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada
Jantung :
a. Inpeksi : Tidak tampak ictus cordis
b. Palpasi : Icus cordis teraba di ICS 5 mid klavikula sinistra
c. Perkusi :Bunyi pekak Intercosta 2 sampai intercosta 5 midklavicula
sinistra
d. Auskultasi : Reguler,Tidak ada suara tambahan

Paru :
Inspeksi : Tidak ada benjolan
Palpasi : pengembangan paru simetris antara kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru

Payudara : payudara agak kendur,teraba hangat, warna putting dan areola coklat
gelap, payudarah tampak bersih
Puting susu : nampak menghitam dan menonjol
Pengeluaran ASI : ASI belum keluar sama sekali ketika ditekan.
Masalah khusus: tidak ada masalah
Abdomen
Uterus
 Tinggi fundus uterus : 32 Cm, Kontraksi : tidak
 Leopold I : bokong
 Leopold II : kanan : pungg kiri :bagian kecil
 Leopold III : kepala penurunan kepala : belum
 Leopold IV : bagian belum masuk PAP
Pigmentasi :
Lineanigra :
Striae :terdapat stretmart memenuhi perut
Fungsi pencernaan : baik
Masalah khusus : tidak ada
Perineum dan Genital
Vagina : varises : ya / tidak
Kebersihan :vagina bersih
Keputihan : ada,sedikit
Jenis/warna : putih bening
Konsistensi : cair
Bau : tidak berbau
Hemorrhoid derajat tidak ada lokasi tidak ada nyeri : ya / tidak
Masalah khusus : tidak ada

Ekstremitas
a. Ekstremitas atas terpasang infus di tangan kanan
Edema : tidak, lokasi :tidak ada
Varises : tidak, lokasi tidak ada
b. Ekstremitas bawah
Edema : ya, lokasi punggung kaki
Varises : tidak, lokasi tidak ada
Reflek patela : + jika ada : +2
Masalah khusus : tidak ada

R. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan : 04/1/2021
Jam pemeriksaan : 11:23:15 wib
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Ket
HEMATOLOGI
Blooding Time 3 menit 1-3
Cloting Time 4 menit 2-6
Golongan Darah B
SD Non reaktif
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 12,5 g/dl 11,7 – 15,5
Jumlah Leukosit 8,880 /uL 3.600-11,000
Jumlah Trombosit 289.000 /uL 150.000-
450.000
Jumlah Eritrosit 4,0 10^6/uL 3,8-5,2
Hematokrit 32 % 35-47
Hitung Jenis Leukosit :
Eosinofil 1 % 2-4
Basofil 0 % 0-1
Neutrosil 69 % 50-70
Limfosit 23 % 25-40
Monosit 7 % 2-8
Lain-lain %
MCV 80,3 Fl 80,00-100,0
MCH 27,4 Pg 26,0-34,0
MCHC 34,1 g/dl 32,0-36,0
IMUNOSEROLOGI
HbsAg NON Non reakif
REAKTIF
Gula Darah Sewaktu 63 Mg/dl 70-140
SGOT 29 U/L <31
SGPT 15 U/L <32
Pemeriksaan penunjang lain :
1.USG
S. PROGRAM TERAPI
Nama Obat Dosis Jalur Kegunaan
Cefotaxim 2x2gram Injeksi Salah satu obat anti biotik yang
4/1/2021 berfungsi untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi
Asam mefenamat 3x500 g injeksi
cefadroxil 2x500mg injeksi
Vit A 1x200.000 oral
Vit C 3x1 tab oral
Domperidone 3x2 tab oral
Infus RL 20 TPM Injeksi

T. ANALISA DATA
TGL/JA DATA PROBLEM ETIOLOGI
M
18 Ds :-klien mengatakan air susu Ketidakefektifan Suplai ASI
desember belum keluar sejak 24 jam pemberian ASI tidak adekuat
2020 setelah melahirkan
-Klien mengatakan setelah 12
jam ASI keluar hanya sedikit-
sedikit.

Do :
- Payudara klien lembek
dan sedikit berisi
- Putting menonjol
- Areola coklat gelap
- Saat putting di pencet
terihat asi sedikit keluar

Cairan asi berwarna kuning


18 DS : ansietas Kurangnya
desember - Pasien mengatakan cemas pengetahuan
2020 jika teringat akan proses tentang
persalinan kehamilan
- Klien mengatakan belum
mengetahuan tentang
tanda-tanda melahirkan,
cara menangani nyeri,
proses persalinan : tidak
DO :
-akral pasien dingin
-pasien tampak berkeringat

U. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Hari, tanggal : selasa,05 Januari 2021
1. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan suplai ASI tidak
adekuat.
2. Ansietas berubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.I
Ruang : VK kebidanan
Tgl/Jam No. Tujuan dan Hasil yang Intervensi TTD
DP diharapkan/Kriteria Hasil &
Nama
04 1 Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan :
januari selama 1 x 8 jam diharapkan 1. Mengkaji keadaan
2021 masalah ketidakefektifan payudara klien
08.30 pemberian ASI b.d suplai 2. Memberikan
wib ASI yang tidak adekuat informasi tentang
dapat teratasi dengan perawatan payudara
kriteria hasil : 3. Memberikan terapi
Indikator A T breast care dan pijat
Pengeluaran 2 5 oksitosin pada klien
ASI Memberikan informasi
Memompa 2 4
tentang gizi untuk ibu
payudara
menyusui.
04 2 Setelah dilakukan tindakan 1. edukasi tentang
januari keperawatan 1x 8 jam kehamilan
2021 diharapkan masalah teratasi 2. ajarkan distraksi
08.30 dengan kriteria hasil : relaksasi
wib Indikator A T 3. anjurkan klien untuk
mampu 2 4 tidak memikirkan banyak
mengindentifikasi hal
mengungkapkan 2 4 4. anjurkan keluarga untuk
gejala cemas mengedukasi klien supaya
tingkat aktivitas 2 4
jangan terlalu stres.
menunjukan
5. bantu klien untuk
berkurangnya
memenuhi kebutuhannya.
kecemasan.
6. bantu klien untuk
mengkoping stres dan
masalah

W. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.I
Ruang : VK Kebidanan

Tgl/Ja No. Tindakan / Implementasi Respon TTD&


m DP Nama
04 1 1.Memotivasi kepada klien DS:
Januari tentang kebutuhan nutrisi klien mengatakan sedikit
2021 memahami cara untuk
08.30 memenuhi peningkatan
wib nutrisi janinnya
DO : klien mampu
menyebutkan apa saja
makanan yang baik
untuk janinnya.
DS:Keluarga klien
mengatakan selalu
08.35 2.Mengedukasi keluarga untuk memperhatikan makanan
memperhatikan kebutuhan serta nutrisi untuk ibu
nutrisi pada ibu hamil dan bayinya
DO:Keluarga
menyebutkan beberapa
makanan yang baik
untuk ibu yang sedang
hamil.

DS:Klien mengatakan
akan sering beristirahat
ketika sudah merasa
08.40 3.Menganjurkan klien untuk capek beraktivitas
mengurangi aktivitas DO:Klien tampak
istirahat di tempt tidur

DS:Klien mengatakan
akan mengonsumsi
makanan 4 sehat
sempurna sesuai anjuran
perawat
08.40 4.Menganjurkan klien DO:Keluarga klien
mengonsumsi makanan 4 tampak membelikan
sehat 5 sempurna klien buah-buahan untuk
kesehatan ibu dan
janinnya

DS:Klien mengatakan
akan sering makan
walaupun sedikit untuk
kesehatan bayinya
DO:Klien tampak makan
makanan yang
08.45 5.Menganjurkan klien untuk disediakan rumah sakit
makan sedikit tapi sering
6. Memeriksa TTV
08.50 2 1.Mengedukasi tentang DS:
kehamilan klien mengatakan sedikit
memahami hal-hal
mengenai kehamilan
hingga persalinan yang
sudah dijelaskan perawat
DO : klien dapat
menjelaskan kembali apa
ang dijelaskan perawat.

08.50 2.Mengajarkan distraksi DS:Klien mengatakan


relaksasi lebih rileks dan tenang
serta akan melakukannya
jika kembali stress atau
pusing
DO:Klien tampak bisa
melakukan distraksi
secara mandiri

08.50 3.Menganjurkan klien untuk DO:Klien mengatakan


tidak memikirkan banyak hal akan selalu berfikir
positif dan tidak akan
memikirkan hal-hal yang
dapat mempengarui
kesehatan bayinya.
DO:Klien mulai rileks
dan tidak memikirkan
hal-hal yang
memperburuk bayinya.

4.Menganjurkan keluarga DS:Keluarga klien


untuk mengedukasi klien mengatakan akan selalu
supaya jangan terlalu stres. menjaga koping stres
klien agar.
DO:Keluarga
menyebutkan beberapa
hal yang dapat
menghilangkan stres
klien

5.Membantu klien untuk DS: Klien mengatakan


memenuhi kebutuhannya. butuh ingin mengganti
selimut nya karena basah
terkena air
DO:Selimut klien sudah
diganti
X. EVALUASI
Nama Klien : Ny.I
Ruang : VK kebidanan
Tgl/Jam No. Perkembangan TTD&
DP (SOAP) Nama
04 1 S : klien mengatakan ASI sudah keluar
Januari O : payudara tampak penuh asi keluar sedikit,
2021 berwarna bening apa bila puting dipencet
14.00 A : Masalah ketidakefektifan pemberian ASI belum
wib teratasi
Indikator A Target Hasil
Pengeluaran 2 5 5
ASI
Memompa 2 4 4
payudara
P : Lanjtkan intervensi
1. Memberikan informasi tentang perawatan
payudara secara mandiri

Memberikan informasi tentang gizi untuk ibu


menyusui
04 2 S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol
januari kecemasannya
2021 O : klien mulai sering mengobrol banyak dengan
14.00 keluarganya dan tampak wajah senang dari klien.
wib Indikator A T H
mampu mengindentifikasi 2 4 4

mengungkapkan gejala cemas 2 4 4


tingkat aktivitas menunjukan 2 4 4
berkurangnya kecemasan.

A : masalah keperawatan ansietas teratasi


P : hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai