0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan22 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang askep kegawatdaruratan pada pasien stroke yang mencakup pengertian stroke, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, komplikasi, konsep askep kegawatdaruratan, pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, intervensi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang askep kegawatdaruratan pada pasien stroke yang mencakup pengertian stroke, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, komplikasi, konsep askep kegawatdaruratan, pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, intervensi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang askep kegawatdaruratan pada pasien stroke yang mencakup pengertian stroke, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, komplikasi, konsep askep kegawatdaruratan, pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, intervensi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi."
1. Layinatul Ma’rifah (1902012796) 2. Al Fidah Rif’atul Muhalimah (1902012823) 3. Dimas Febrian (1902012790) Apa Itu Stroke? Stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak, karena tersumbat atau pecahnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang yang dapat menyebabkan gangguan fisik atau disabilitas (Ghani dkk,2016) Etiologi 1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible) a. Jenis kelamin b. Usia c. Keturunan
2. Faktor yang dapat dirubah (reversible)
a. Hipertensi b. Penyakit jantung c. Kolestrol tinggi d. Obesitas e. Diabetes melitus f. Polisetemia g. Stress emosional 3. Pola hidup yang buruk a. Merokok b. Peminum alkohol c. Obat-obatan terlarang d. Aktivitas yang tidak sehat (kurang berolahraga, makanan berkolestrol) Manifestasi Klinis 1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak 2. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan yang timbul mendadak 3. Perubahan mendadak pada status mental 4. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai 5. Gangguan penglihatan 6. Gangguan daya ingat 7. Bicara pelo atau cadel 8. Mual dan muntah 9. Nyeri kepala hebat 10. Vertigo 11. Gangguan fungsi otak Klasifikasi Stroke 1. Stroke iskemik (stroke trombotik, embolik, hipoperfusion) 2. Stroke hemoragik (hemoragik intraserebral dan subaraknoid) Patofisiologi Perubahan perfusi darah – hipoksia – iskemik otak – sel mati permanen - infark pada otak. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna. Jika aliran darah terhambat karena thrombus / emboli – kekurangan oksigen – kehilangan kesadaran atau bisa mengalami nekrosis mikroskopik neuron-neuron (infark). Pemeriksaan Diagnostik 1. Angiografi Serebral 2. CT Scan 3. MRI 4. USG Doppler 5. Elektroensefalogram 6. Sinar X Tengkorak 7. Pemeriksaan Laboratorium Penatalaksanaan Medik 1. Non Pembedahan a. Terapi antikoagulan b. Phenytoin (Dilantin) c. Enteris-coated d. Epsilon-aminocaproic acid e. Nimodipine 2. Pembedahan a. Carotid endarteretomi b. Superior temporal arteri-middle Komplikasi 1. Kecacatan fisik 2. Kelumpuhan 3. Mata tidak tertutup rapat 4. Sering tersedak saat makan 5. Bicara cadel 6. Kematian (Sulansi,2015) Konsep Askep Kegawatdaruratan Pengkajian 1. Identitas klien 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Pemeriksaan fisik (ABC) a. Airway : mengkaji jalan napas b. Breathing : mengkaji pernapasan c. Circulation : mengkaji sistem peredaran darah/kardiovaskular 6. Aktivitas/istirahat 7. Sirkulasi (adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, dll) 8. Integritas ego (emosi labil, respon yg tidak tepat, mudah marah, dll) 9. Eliminasi (BAB dan BAK) 10. Makanan/Cairan 11. Neuro sensori (pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan kabur, lapang pandang menyempit, dll) 12. Nyaman/Nyeri (sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka) 13. Respirasi (ketidakmampuan menelan, batuk, suara nafas) 14. Interaksi sosial (ketidakmampuan berkomunikasi) Analisis Data Metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan. Untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Diagnosis Keperawatan 1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial b.d Hipertensi Intrakranial Idiopatik. 2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d gangguan neuromuscular d.d Rentang Gerak Menurun, Kekuatan Otot Menurun. 3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif d.d infark miokard akut. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung Akut selama 2 x 24 jam diharapkan (I.02076) kapasitas adaptif intracranial Observasi meningkat hasil : Identifikasi karakteristik nyeri Tingkat kesadaran meningkat dada (5) Monitor EKG 12 sadapan untuk Fungsi kognitif meningkat (5) perubahan ST dan T Bradikardia menurun (5) Monitor aritmia Tekanan darah membaik (5) Monitor elektrolit yang dapat Tekanan nadi membaik (5) meningkatkan risiko aritmia Reflex neurologis membaik Monitor enzim jantung (5) Monitor saturasi oksigen Tekanan intracranial Identifikasi stratifikasi pada membaik (5) sindrom koroner akut. Lanjutan… Terapeutik Edukasi Pertahankan tirah baring Anjurkan segera melaporkan nyeri dada minimal 12 jam Anjurkan menghindari manuver Pasang akses intravena valsava Pasakan hingga bebas nyeri Jelaskan tindakan yang dijalani Berikan terapi relaksasi pasien untuk mengurangi ansietas Ajarkan teknik menurunkan
dan stress kecemasan dan ketakutan.
Sediakan lingkungan yang Kolaborasi Kolaborasi pemberian kondusif untuk beristirahat antiplatelet dan pemulihan Kolaborasi pemberian antiangina Siapkan menjalani Kolaborasi pemberian morfin intervensi koroner perkutan Kolaborasi pemberian inotropic Berikan dukungan dll emosional dan spiritual. Gangguan Mobilitas Fisik Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Setelah dilakukan tindakan selama Dukungan Ambulasi 2 x 24 jam diharapkan mobilitas (I.06171) fisik meningkat, dengan kriteria Observasi hasil : Identifikasi adanya Pergerakan ekstremitas meningkat (5) nyeri/keluhan fisik lainnya Kekuatan otot meningkat (5) Identifikasi toleransi fisik Rentang gerak (ROM) melali ambulasi meningkat (5) Monitor frekuensi jantung Kaku sendi menurun (5) dan tekanan darah sebelum Gerak terkoordinasi menurun memulai ambulasi (5) Monitor kondisi umum Gerak terbatas menurun (5) selama melakukan ambulasi. Kelemahan fisik menurun (5) Lanjutan… Terapeutik Edukasi Fasilitasi aktivitas Jelaskan tujuan dan ambulasi dengan alat prosedur ambulasi bantu Anjurkan melakukan Fasilitasi melakukan ambulasi dini aktivitas fisik Ajarkan sederhana yang Liatkan keluarga untuk harus dilakukan. membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.06194) selama 2 x 24 jam diharapkan Observasi perfusi serebral meningkat, Identifikasi penyebab peningkatan TIK dengan kriteria hasil : Monitor tanda/gejala peningkatan TIK Tingkat kesadaran Monitor MAP Monitor CVP meningkat (5) Monitor PAWP Tekanan intracranial Monitor PAP membaik (5) Monitor ICP Reflex saraf membaik (5) Monitor CPP Tekanan darah sistolik dan Monitor gelombang ICP Monitor statu pernapasan diastolik membaik (5) Monitor intake dan output cairan Monitor cairan serebro-spinalis Lanjutan… Terapeutik Kolaborasi Minimalkan stimulus Kolaborasi pemberian dengan menyediakan sedasi dan anti kovulsan lingkungan yang tenang Kolaborasi pemberian Berikan posisi semi fowler Hindari manuver valsava diuretic osmosis Cegah terjadinya kejang Kolaborasi pemberian Hindari penggunaan PEEP pelunak tinja. Hindari pemberian cairan IV hipotonik Atur ventilator agar PaCo2 optimal Pertahankan suhu tubuh normal Implementasi Keperawatan Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan intervensi yang telah di tentukan. Evaluasi Keperawatan Kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.