Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Luka

DOSEN PEMBIMBING : RIZKY ASTA


PRAMESTRINI, S.KEP., NS., M.KEP.

DISUSUN OLEH KEL.2 :


1. LAYINATUL MA’RIFAH (1902012790)
2. DIMAS FEBRIAN (1902012790)
3. NOVIANA SARI (1902012817)
4. Z U Z U N P R A S T I K A ( 1 9 0 2 0 1 2 8 2 6 )
5. SOVY MAHMUDA (1902012821)
6. F I T R I Y A T U S S H O L I K H A ( 1 9 0 2 0 1 2 8 1 1 )
7. NUR MUHAMMAD IRFAN (1902012824)
8. R O Y H A N A T U L H U S N A Y A I N ( 1 9 0 2 0 1 2 7 9 7 )
9. I R V A N A R D I A N S Y A H ( 1 9 0 2 0 1 2 8 1 2 )
10. T R I A S F A T H U L A Z M I ( 1 9 0 2 0 1 2 8 3 6 )
11. R I Z Q I I N D A H F I T R I A N T I ( 1 9 0 2 0 1 2 8 3 7 )
Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang


disebabkan karena kurangnya produksi insulin oleh
pankreas atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara
efektif.
Luka yang terdapat pada ekstremitas bawah terjadi
karena perubahan patologis akibat adanya infeksi
sehingga menimbulkan ulserasi yang berhubungan
dengan abnormalitas neurologis, dan penyakit
perifer dengan derajat yang bervariasi.
Penanganan Luka pada Diabetes Melitus

Luka ringan
 Membersihkan luka
 Mengoleskan obat pada luka yang dikenal dengan obat merah
Luka berat
 Caranya pun hampir sama dengan penanganan pada luka ringan
 Menjahit luka
 Menggunakan antiseptik dosis tinggi
 Pembalutan dengan menggunakan bahan yang mudah menyerap.
Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami perkembangan
yang sangat pesat, dimana perawatan luka sudah menggunakan
modern dressing. Prinsipnya adalah menjaga kehangatan dan
kelembaban lingkungan sekitar luka untuk meningkatkan
penyembuhan luka dan mempertahankan kehilangan cairan jaringan
dan kematian sel.
Analisa PICOT

1. Populasi
o Populasi dari penelitian jurnal ini adalah pasien yang
memiliki luka DM jangka waktu 3 bulan terakhir (september
– november 2018) sejumlah 18 orang. Jumlah sampel 15
orang.
2. Intervensi
o Metode penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan
observasi. Instrumen penelitian merupakan alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. (Notoatmodjo S. 2018)
3. Comparasion

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai probabilitas


(p-value) sebesar 0,001 sehingga kesimpulan uji
statistik adalah terdapat perbedaan terhadap proses
penyembuhan luka DM tipe 2 di Cirebon Wound Care
Center (CWCC) tahun 2019.
Terlihat pada saat pasien membandingkan hasil dari
perawatan luka konvensional yang sebelumnya
dengan perawatan luka teknik modern dressing dan
hasilnya adalah perawatan luka dengan metode
modern dressing lebih bagus dan efektif untuk proses
penyembuhan luka.
4. Outcome

Dari hasil penelitian ada perbedaan pada kelompok perlakuan


modern dressing terhadap proses penyembuhan luka DM tipe 2
(p value = 0,005) dan tidak ada perbedaan pada kelompok
kontrol konvensional terhadap proses penyembuhan luka DM
tipe 2 (p value = 1,000). Terdapat perbedaan antar kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan
didapatkan p value sebesar 0,001 sedangkan pada kelompok
kontrol didapatkan nilai p value sebesar 1,000.
Untuk itu perawat sangat perlu melakukan asuhan keperawatan
mandiri secara independent dengan menggunakan teknik
modern dressing serta menjadikan sebagai acuan untuk upgrade
skill dan mengikuti workshop perawatan luka modern dressing
untuk proses penyembuhan luka DM.
5. Time

Waktu pada penelitian ini adalah pasien yang


memiliki luka diabetes dalam jangka waktu 3 bulan
terakhir (september – november 2018).
Pembahasan

Beberapa kejadian luka biasanya mengalami infeksi, dimana


infeksi tersebut disertai dengan tahap inflamasi. Dimana tahap
infeksi biasanya terjadi adanya kemerahan, nyeri, hangat di
sekitar luka bila dipegang dan adanya eksudat.
Pada modern dressing diperkenalkan infection control dimana
infesi dikontrol agar tidak menimbulkan masalah dan
menimbulkan kematian jaringan/sel bagi luka.
Bina hubungan saling percaya agar pasien mau melakukan
perawatan luka dikarenakan pasien takut untuk melakukan
perawatan luka. Berikan edukasi kepada pasien cara perawatan
luka dengan metode modern dressing karena metode ini aman
dan baik untuk proses penyembuhan luka karena mengurangi
rasa nyeri, blutan lembab, nyaman dan juga cost efektif.
Kesimpulan

Menurut hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan


bahwa teknik modern dressing unggul dalam berproses
penyembuhan luka dikarenakan pada teknik modern
dressing ini diperkenalkan konsep lembab yang
membantu sel-sel dapat hidup dan membentuk
terjadinya proses penyembuhan pada luka dan juga
menggunakan TIME managemenet membantu luka agar
dapat teratasi, berbeda dengan konvensional yang
membuat luka kering.
Teknik modern dressing membuat pasien merasakan
dampak positifnya yaitu luka semakin membaik dan
tingkat kepuasan pasien yang baik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai