DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. MELDA (105611106020)
3. HARIYANTI (105611107620)
4. HUSNIAR (105611106220)
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “INTEGRASI
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ust.
Muktasim Billah Lc,MH pada mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyaan (AIK).
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi kami si penulis. Kami juga mengucapkan terima kasih yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf
bila mana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa
kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Kelom
pok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................5
3.1 kesimpulan....................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................10
REFERENSI.............................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
Integrasi adalah istilah yang menekankan bahwa integrasi keilmuan yang dicita-
citakan bukanlah model integrasi melting pot, di mana integrasi hanya dipahami dari
perspektif regional tanpa konten. Integrasi yang relevan adalah model mata rantai
dengan keterkaitan yang kuat satu sama lain sehingga tampak sebagai satu kesatuan
yang utuh. Hal ini diperlukan, karena perkembangan ilmu pengetahuan yang didorong
oleh Barat selama lima ratus tahun terakhir dalam semangat modernitas dan
sekularisme telah menyebabkan terjadinya pembagian ilmu dan pengecilan ilmu
hanya pada bagian-bagian tertentu saja. Efek lainnya adalah proses dehumanisasi dan
degradasi keimanan manusia.
Dalam pendidikan modern, lebih ditekankan pada pengembangan disiplin ilmu yang
sangat terspesialisasi, sehingga menghilangkan integrasi dan interaksi antar disiplin
ilmu dan menciptakan dikotomi antara studi agama di satu sisi dan kelompok ilmu
umum di sisi lain. Dikotomi ini menyebabkan terbentuknya sikap yang berbeda di
antara orang-orang.
Allah menciptakan manusia di dunia ini untuk menjadi hamba, apalagi tugas utama
manusia adalah beribadah kepada-Nya. Selain itu, manusia juga adalah khalifah,
sehingga manusia diberikan kemampuan fisik (psikologis) dan mental (psikologis)
yang dapat dikembangkan secara optimal menjadi alat yang ampuh dalam
kehidupannya untuk melakukan tugas-tugas pokok di dunia.
Untuk mengembangkan keterampilan fisik dan mental dasar ini, pelatihan adalah alat
yang tepat untuk menentukan di mana sweet spot keterampilan ini dapat dicapai.
Namun, pengembangan keterampilan manusia melalui pendidikan tidak menjamin
pembentukan karakter dan bakat. Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan,
karena manusia tidak diciptakan hanya untuk hidup. Ada tujuan yang lebih tinggi dari
sekedar hidup yang harus dipenuhi, dan pendidikan dibutuhkan untuk mencapainya.
Inilah salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain yang menjadikan mereka
unggul dan mulia. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam membentuk generasi penerus, yaitu aspek pendidikan.
Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut
PEMBAHASAN
Allah telah memberikan kepada kita bukti keberadaan-Nya melalui ayat-ayat yang
diciptakan Allah. Beberapa ayat yang diciptakan Allah melalui malaikat Jibril (ayat
qauliyah) dan yang lainnya tidak melalui malaikat Jibril (ayat kauniyah).
a. Ayat Qauliyah
Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang diucapkan Allah Buku nya. Ayat Qualiyah
ini diturunkan melalui perantara bersosialisasi, bagaimana berhubungan dengan
alam dan banyak aspek lainnya.
b. Ayat Kauniyah
Ayat-ayat Kauniyah adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Allah. berupa segala wujud
ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala sesuatu Isi. Dari yang terkecil
hingga terbesar bahkan kita adalah ayat Kauniyah. Semua Transaksi, Fenomena,
peristiwa dan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah ayat
Kauniyah.
Sebagai kitab religi yang memiliki dimensi segala aspek kehidupan di dunia dan
akhirat, ayat-ayat Al-Qur'an mengutamakan dimensi spiritual yang mengarah
pada pengenalan akan kebesaran Allah. Artinya, hal-hal duniawi (termasuk
penamaan alam semesta) tidak ada artinya jika tidak dapat menyentuh perasaan
religius kita yang hakiki dan hakiki dalam arti pemahaman duniawi sangat
menjauhkan kita dari Allah dan agama Islam. karena politeisme, terlepas dari
kepemimpinan. dan rahmat Allah serta sangat terbatas dibandingkan gelar alam
semesta ini, tidak membuat manusia lupa diri. Inilah ciri dari kemunculan ayat-
ayat Al-Qur'an, yaitu bahwa tujuan penyajian berbagai pandangan duniawi adalah
untuk memperoleh hikmah atau rahasia yang tersirat dari Al-Qur'an yang agung
(ayat Kauniyah), yaitu alam semesta. dibalik apa yang tertulis dalam ayat-ayat
Al-Qur'an Kecil (ayat qauliyah) yang kita kenal selama ini. Itulah sebabnya
penggolongan Al-Qur'an yang memiliki 114 surat dan6.236 ayat ini bisa campur
aduk dan memuat persoalan-persoalan kehidupan manusia yang acak berdasarkan
urgensi ajaran moralitas, hukum dan tauhid.
Jadi harus ada anugerah akal dan kebebasan, yang pada hakekatnya bukanlah
pemujaan akal dan ilmu pengetahuan/teknologi atau kebanggaan. sehingga
penyampaian masalah dunia lebih dari sekedar gambaran untuk mencapai
pengakuan moralitas, hukum dan kebesaran Allah yang dimaksud.
Ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah memiliki hubungan yang sangat erat karena
memang merupakan satu kesatuan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ayat-ayat
Kauniyah adalah ayat-ayat yang berupa seluruh ciptaan Tuhan berupa alam
semesta dan segala isinya. Umumnya seseorang dapat memahami sebuah ayat
Qauliyah dengan mendengar dan membacanya, sedangkan ayat Kauniyah dengan
melihatnya. Ayat Kauniyah sebagai bukti kebenaran ayat Qauliyah sedangkan
ayat Qauliyah merupakan isyarat bagi manusia untuk mempelajari ayat Kauniyah.
Ayat Kauniyah dan ayat Qauliyah memiliki hubungan yang sangat erat karena
keduanya berasal dari Tuhan, dijamin kemutlakannya dan tidak dapat diubah atau
diganti dengan hukum lain. Jika kita memperhatikan ayat-ayat Qauliyah Al-
Qur'an, kita akan menemukan banyak perintah dan anjuran untuk memperhatikan
ayat-ayat Kauniyah. Salah satu dari sekian banyak perintah adalah Firman Allah
Q.S. Adz-Dzariyat [51] Ayat: 20-21
“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin
Dan (juga) pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Dalam ayat di atas, Allah dengan jelas membuat pernyataan retoris: “Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?” Kalimat tanya ini tidak lain adalah perintah untuk
menaati ayat-ayat-Nya dalam segala bentuk di seluruh dunia dan juga di dalam
diri kita.
Maka kewajiban kita terhadap ayat Kauniyih adalah tafakkur, artinya
memperhatikan, memikirkan dan mempelajarinya dengan seksama. Allah SWT.
kata Q.S. Al-„Alaq[30]ayat:1-5“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu
Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari „alaq. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan
alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Dan mengenai kewajiban tafakkur, Allah menjadikannya sebagai salah satu ciri
orang yang berakal (ulul albab, yaitu orang yang menggunakan akal, akal dan
akalnya untuk mengembangkan ilmu dan menggunakan hatinya untuk
memanfaatkan ilmu itu dan mengarahkannya ke arah tujuan peningkatan).
keimanan, ketekunan dalam beribadah, dan tingginya akhlak mulia 8). Sebagai
Q.S. Ali 'Imran[3]:190-191
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia;
Maha SuciEngkau, maka peliharalah kami dari siksa nerak
2) Sperma
4) Hukum gravitasi
5) Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari sama
dengan 50.000 tahun
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”
7) Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan berasal dari
asap/gas (QS. Fussilat [41] : 11)
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Allah telah memberikan kepada kita bukti keberadaan-Nya melalui ayat-ayat yang
diciptakan Allah. Ada beberapa ayat ciptaan Tuhan yang melalui malaikat Jibril (ayat
qauliyah) dan ada juga yang tidak melalui malaikat Jibril (ayat kauniyah). Ayat
qauliyah adalah ayat yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Ayat kauniyah adalah ayat-
ayat (tanda-tanda) Allah atas segala ciptaan-Nya di alam semesta beserta isinya. Ayat-
ayat ini antara lain bertujuan untuk membuktikan kebenaran tentang keberadaan,
keagungan, perselisihan, pengetahuan dan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas.
Selain itu, banyak ayat-ayat Qauliyah yang mengajak manusia untuk merenungkan
secara mendalam ayat-ayat Qauliyah sehingga dapat mengenal ilmu Allah. Padahal
ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah juga memiliki sudut hubungan yang lain yaitu ayat
Kauniyah mampu membuktikan secara ilmiah dan langsung hal-hal yang ada pada
ayat Qauliyah, sehingga dengan pembuktian, kebenaran dan caranya lebih
meyakinkan lagi. . adalah ayat-ayat Qauliyah dan tetap meneguhkan bahwa kita
beriman kepada Allah SWT.
3.2 Saran
BulaNDalamAl-Qur‟an,(http://green.kompasiana.com/iklim/2012/05/28/bulan-dalam-
al-quran-460420. html, diakses 04 Oktober 2014) Nata, Abuddin, 2002.