Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

1. MELDA (105611106020)

2. YUYUN ANDIRA SASMINTO (105611106120)

3. HARIYANTI (105611107620)

4. HUSNIAR (105611106220)

PROGRAM ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “INTEGRASI
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ust.
Muktasim Billah Lc,MH pada mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyaan (AIK).
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi kami si penulis. Kami juga mengucapkan terima kasih yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf
bila mana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa
kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Makassar, 30 September 2022

Kelom
pok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................4

1.1 latar belakang..................................................................................4

1.2 Rumusan masalah...........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................5

2.1 Hakikat Ayat-Ayat Allah................................................................5

2.2 Kesatuan Antara Ayat Qauliyah Dan Kauniyah.............................6

2.3 Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah 7

BAB III PENUTUP..................................................................................10

3.1 kesimpulan....................................................................................10

3.2 Saran.............................................................................................10

REFERENSI.............................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Integrasi adalah istilah yang menekankan bahwa integrasi keilmuan yang dicita-
citakan bukanlah model integrasi melting pot, di mana integrasi hanya dipahami dari
perspektif regional tanpa konten. Integrasi yang relevan adalah model mata rantai
dengan keterkaitan yang kuat satu sama lain sehingga tampak sebagai satu kesatuan
yang utuh. Hal ini diperlukan, karena perkembangan ilmu pengetahuan yang didorong
oleh Barat selama lima ratus tahun terakhir dalam semangat modernitas dan
sekularisme telah menyebabkan terjadinya pembagian ilmu dan pengecilan ilmu
hanya pada bagian-bagian tertentu saja. Efek lainnya adalah proses dehumanisasi dan
degradasi keimanan manusia.

Untuk menyatukan pengetahuan, harus menyimpang dari pemahaman yang benar


tentang alasan dikotomi sains di Barat dan paradigma yang diberikan Islam kepada
sains.

Dalam pendidikan modern, lebih ditekankan pada pengembangan disiplin ilmu yang
sangat terspesialisasi, sehingga menghilangkan integrasi dan interaksi antar disiplin
ilmu dan menciptakan dikotomi antara studi agama di satu sisi dan kelompok ilmu
umum di sisi lain. Dikotomi ini menyebabkan terbentuknya sikap yang berbeda di
antara orang-orang.

Dikotomi ini menyebabkan terbentuknya sikap yang berbeda di antara orang-orang.


Ilmu agama diperlakukan dan diperlakukan sebagai ilmu ketuhanan yang suci dan
wajib dipelajari, namun kurang menyatu dengan ilmu alam, atau bisa dikatakan ayat
kauliyah dan kauni berbeda. Padahal keduanya berhubungan erat. Hal ini
menyebabkan rendahnya ilmu pengetahuan umum karena ilmu umum dipelajari
secara terpisah dari ilmu agama. Kajian agama menjadi tidak menarik karena terlepas
dari kehidupan nyata, sedangkan ilmu pengetahuan umum berkembang tidak
bersentuhan dengan etika dan spiritualitas agama, sehingga bukan saja tidak
bermakna tetapi juga destruktif.

Allah menciptakan manusia di dunia ini untuk menjadi hamba, apalagi tugas utama
manusia adalah beribadah kepada-Nya. Selain itu, manusia juga adalah khalifah,
sehingga manusia diberikan kemampuan fisik (psikologis) dan mental (psikologis)
yang dapat dikembangkan secara optimal menjadi alat yang ampuh dalam
kehidupannya untuk melakukan tugas-tugas pokok di dunia.
Untuk mengembangkan keterampilan fisik dan mental dasar ini, pelatihan adalah alat
yang tepat untuk menentukan di mana sweet spot keterampilan ini dapat dicapai.
Namun, pengembangan keterampilan manusia melalui pendidikan tidak menjamin
pembentukan karakter dan bakat. Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan,
karena manusia tidak diciptakan hanya untuk hidup. Ada tujuan yang lebih tinggi dari
sekedar hidup yang harus dipenuhi, dan pendidikan dibutuhkan untuk mencapainya.
Inilah salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain yang menjadikan mereka
unggul dan mulia. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam membentuk generasi penerus, yaitu aspek pendidikan.

1.2 Rumusan masalah

Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut

a. Untuk mengetahui Hakikat ayat-ayat allah

b. Untuk mengetahui Kesatuan antara ayat qauliyah dan kauniyah

c. Untuk mengetahui Interkoneksitas dalam memahami ayat qauliyah dan qauniyah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Ayat-Ayat Allah

Allah berbeda dari ciptaan-Nya dalam aspek keberadaan-Nya. Allah tidak


mengungkapkan kepada kita bentuk wujud-Nya saat kita berada di dunia ini. Namun,
meskipun Dia tidak berwujud wujud Zat-Nya, karena Tuhan benar-benar ada, kita
sebagai hamba-Nya harus meyakini kebenaran keberadaan-Nya.

Allah telah memberikan kepada kita bukti keberadaan-Nya melalui ayat-ayat yang
diciptakan Allah. Beberapa ayat yang diciptakan Allah melalui malaikat Jibril (ayat
qauliyah) dan yang lainnya tidak melalui malaikat Jibril (ayat kauniyah).

1. Pengertian ayat qauliyah dan kauniyah

a. Ayat Qauliyah

Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang diucapkan Allah Buku nya. Ayat Qualiyah
ini diturunkan melalui perantara bersosialisasi, bagaimana berhubungan dengan
alam dan banyak aspek lainnya.

b. Ayat Kauniyah
Ayat-ayat Kauniyah adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Allah. berupa segala wujud
ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala sesuatu Isi. Dari yang terkecil
hingga terbesar bahkan kita adalah ayat Kauniyah. Semua Transaksi, Fenomena,
peristiwa dan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah ayat
Kauniyah.

2. Fungsi Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah

Sebagai kitab religi yang memiliki dimensi segala aspek kehidupan di dunia dan
akhirat, ayat-ayat Al-Qur'an mengutamakan dimensi spiritual yang mengarah
pada pengenalan akan kebesaran Allah. Artinya, hal-hal duniawi (termasuk
penamaan alam semesta) tidak ada artinya jika tidak dapat menyentuh perasaan
religius kita yang hakiki dan hakiki dalam arti pemahaman duniawi sangat
menjauhkan kita dari Allah dan agama Islam. karena politeisme, terlepas dari
kepemimpinan. dan rahmat Allah serta sangat terbatas dibandingkan gelar alam
semesta ini, tidak membuat manusia lupa diri. Inilah ciri dari kemunculan ayat-
ayat Al-Qur'an, yaitu bahwa tujuan penyajian berbagai pandangan duniawi adalah
untuk memperoleh hikmah atau rahasia yang tersirat dari Al-Qur'an yang agung
(ayat Kauniyah), yaitu alam semesta. dibalik apa yang tertulis dalam ayat-ayat
Al-Qur'an Kecil (ayat qauliyah) yang kita kenal selama ini. Itulah sebabnya
penggolongan Al-Qur'an yang memiliki 114 surat dan6.236 ayat ini bisa campur
aduk dan memuat persoalan-persoalan kehidupan manusia yang acak berdasarkan
urgensi ajaran moralitas, hukum dan tauhid.

Jadi harus ada anugerah akal dan kebebasan, yang pada hakekatnya bukanlah
pemujaan akal dan ilmu pengetahuan/teknologi atau kebanggaan. sehingga
penyampaian masalah dunia lebih dari sekedar gambaran untuk mencapai
pengakuan moralitas, hukum dan kebesaran Allah yang dimaksud.

Namun sebaliknya, umat manusia harus bersyukur bahwa Tuhan memberi


mereka kesempatan untuk mencicipi kehidupan di dunia. Karena berbeda dengan
kehidupan setelah kematian, kehidupan di dunia ini juga menawarkan. Allah,
dengan akal dan kebebasan dasar manusia dapat mewujudkan dirinya dalam
kehidupannya di dunia. Misalnya, pesan dan gambar yang disampaikan oleh
Allah dalam Al-Qur'an dapat diasimilasikan dan dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan dan teknologi di satu sisi, tetapi juga menjadi hal-hal yang lebih
filosofis dan bahkan lebih substansial di sisi lain. tenggelam Misalnya, dari
pesan-pesan yang dirujuk Al-Qur'an, manusia dapat beralih dari hal-hal duniawi
(syariah) ke hal-hal yang lebih natural, bahkan melakukan pendekatan makrifat
kepada Allah dalam pencariannya.

2.2 Kesatuan Antara Ayat Qauliyah Dan Kauniyah

Ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah memiliki hubungan yang sangat erat karena
memang merupakan satu kesatuan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ayat-ayat
Kauniyah adalah ayat-ayat yang berupa seluruh ciptaan Tuhan berupa alam
semesta dan segala isinya. Umumnya seseorang dapat memahami sebuah ayat
Qauliyah dengan mendengar dan membacanya, sedangkan ayat Kauniyah dengan
melihatnya. Ayat Kauniyah sebagai bukti kebenaran ayat Qauliyah sedangkan
ayat Qauliyah merupakan isyarat bagi manusia untuk mempelajari ayat Kauniyah.

Ayat Kauniyah dan ayat Qauliyah memiliki hubungan yang sangat erat karena
keduanya berasal dari Tuhan, dijamin kemutlakannya dan tidak dapat diubah atau
diganti dengan hukum lain. Jika kita memperhatikan ayat-ayat Qauliyah Al-
Qur'an, kita akan menemukan banyak perintah dan anjuran untuk memperhatikan
ayat-ayat Kauniyah. Salah satu dari sekian banyak perintah adalah Firman Allah
Q.S. Adz-Dzariyat [51] Ayat: 20-21
“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin
Dan (juga) pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Dalam ayat di atas, Allah dengan jelas membuat pernyataan retoris: “Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?” Kalimat tanya ini tidak lain adalah perintah untuk
menaati ayat-ayat-Nya dalam segala bentuk di seluruh dunia dan juga di dalam
diri kita.
Maka kewajiban kita terhadap ayat Kauniyih adalah tafakkur, artinya
memperhatikan, memikirkan dan mempelajarinya dengan seksama. Allah SWT.
kata Q.S. Al-„Alaq[30]ayat:1-5“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu
Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari „alaq. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan
alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Dan mengenai kewajiban tafakkur, Allah menjadikannya sebagai salah satu ciri
orang yang berakal (ulul albab, yaitu orang yang menggunakan akal, akal dan
akalnya untuk mengembangkan ilmu dan menggunakan hatinya untuk
memanfaatkan ilmu itu dan mengarahkannya ke arah tujuan peningkatan).
keimanan, ketekunan dalam beribadah, dan tingginya akhlak mulia 8). Sebagai
Q.S. Ali 'Imran[3]:190-191
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia;
Maha SuciEngkau, maka peliharalah kami dari siksa nerak

2.3 Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ayat-ayat Qauliyah dalam Al-Qur'an


dapat diartikan secara singkat, dan ayat-ayat Kauniyah adalah ayat-ayat (tanda-
tanda) yang terdapat di alam yang dapat menunjukkan kebenaran keberadaan-Nya.
Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa ayat Qauliyah dan
Kauniyah memiliki hubungan timbal balik, yaitu ayat Kauniyah mampu
membuktikan kebenaran ayat Qauliyah.
Bukti kebenaran ayat Qauliyah dengan ayat Kauniyah dapat dikemukakan sebagai
berikut:

1) Hati sebagai pusat tubuh

Nabi Muhammad Saw bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh


manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh
manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”(HR.
Bukhari-Muslim)

2) Sperma

Nabi Muhammad Saw bersabda : “(Manusia diciptakan) dari segala yang


diciptakan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan.(HR. Imam Ahmad)
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Mu‟minun [23] : 12-14 “Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

3) Bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita

Ketika orang masih menganggap masing-masing matahari dan bulan sebagai


sumber cahaya maka Al-Qur‟an telah memberikan teka-teki bahwa matahari
bersinar dan bulan bercahaya12, seperti yang terdapat dalam QS. Yunus [10] :
5 “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

4) Hukum gravitasi

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 74


“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras
lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata
air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena
takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan.”
Bukankah dari ayat tersebut yang menerangkan bahwa batu yang meluncur
jatuh menyiratkan adanya gaya gravitasi? Jauh setelah turun-nya ayat tersebut
Tentang gravitasi pernah dituliskan oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya
yang dipublikasikan pada tahun 1687, yaitu Philosophiæ Naturalis Principia
Mathematica. Karya ini menjelaskan tentang hukum gravitasi dan tiga asas
(hukum) pergerakan, yang mengubah pandangan orang terhadap hukum fisika
alam selama tiga abad ke depan dan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan
modern.

5) Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari sama
dengan 50.000 tahun

Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'aarij[70] : 4 “Malaikat-malaikat dan Jibril


naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu
tahun.” Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang
ditempuh malaikat-malaikat untuk menghadap Allah hanya dengan jarak
waktu satu hari atau sekitar lima puluh ribu tahun waktu kita di bumi.
DariIlustrasi adanya gravitasi penjelasan ini tersirat sebuah pertanyaan,
seberapa cepatkah malaikat untuk menghadap kepada Allah.
6) Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan berasal dari
asap/gas (QS. Fussilat [41] : 11)

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”

7) Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan berasal dari
asap/gas (QS. Fussilat [41] : 11)

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Allah telah memberikan kepada kita bukti keberadaan-Nya melalui ayat-ayat yang
diciptakan Allah. Ada beberapa ayat ciptaan Tuhan yang melalui malaikat Jibril (ayat
qauliyah) dan ada juga yang tidak melalui malaikat Jibril (ayat kauniyah). Ayat
qauliyah adalah ayat yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Ayat kauniyah adalah ayat-
ayat (tanda-tanda) Allah atas segala ciptaan-Nya di alam semesta beserta isinya. Ayat-
ayat ini antara lain bertujuan untuk membuktikan kebenaran tentang keberadaan,
keagungan, perselisihan, pengetahuan dan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas.

Selain itu, banyak ayat-ayat Qauliyah yang mengajak manusia untuk merenungkan
secara mendalam ayat-ayat Qauliyah sehingga dapat mengenal ilmu Allah. Padahal
ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah juga memiliki sudut hubungan yang lain yaitu ayat
Kauniyah mampu membuktikan secara ilmiah dan langsung hal-hal yang ada pada
ayat Qauliyah, sehingga dengan pembuktian, kebenaran dan caranya lebih
meyakinkan lagi. . adalah ayat-ayat Qauliyah dan tetap meneguhkan bahwa kita
beriman kepada Allah SWT.

3.2 Saran

Allah telah memberikan tanda-tanda pengetahuan alam dalam ayat-ayat Qauliyah-


Nya. Dan di antara sinyal-sinyal itu, ada beberapa yang mungkin sudah diketahui
orang dan beberapa yang belum diketahui orang, dan kita harus bisa belajar dari
informasi itu dan bahkan mungkin menemukan sinyal yang belum diketahui orang.
Karena banyak ayat dalam Al-Qur'an dan Hadits yang menganjurkan kita untuk
mencari ilmu Allah. Setelah mengetahui betapa menakjubkannya Alam Semesta dan
isinya, seharusnya hal ini membawa kita ke tingkat keimanan yang lebih tinggi
kepada Sang Pencipta, Allah SWT. dapat menciptakan hal-hal luar biasa yang
mengarah pada kemusyrikan karena pemujaan akal dan pengetahuan. Karena alam
semesta ini memang tanda kebenaran keberadaan Allah, keagungan, ilmu dan
kekuasaan tak terbatas, Dia tidak memiliki pasangan yang dapat menandingi-Nya dan
penyatuan Islam dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Adityas, Nicholas. 2012.Sejak Awal Kita Telah Ditentukan Sebagai Pemenang,
(http://nicholasadityas.blogspot.com/2012/07/sejak-awal-kita-telah-
ditentukan.html, diakses 10 Oktober 2014) An-Najjar, Zaghlul. 2006.

Pembuktian Sains Dalam Sunah, Buku 1.Amzah : Jakarta Beheshsti, Muhammad


Husaini. 2003.

Metafisika Al-Quran, Menangkap Intisari Tauhid. Arasy Mizan : Bandung Irawan,


Muhammad Bagus. 2014.

BulaNDalamAl-Qur‟an,(http://green.kompasiana.com/iklim/2012/05/28/bulan-dalam-
al-quran-460420. html, diakses 04 Oktober 2014) Nata, Abuddin, 2002.

Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy).PT. Raja Grafindo


Persada : Jakarta Pranggono, Bambang. 2006.

Mukjizat Sains Dalam Al-Qur‟an Menggali InspirasiIlmiah.Ide Islami : Bandung


Ranusemito, Machmud. 2000.

Memahami Peta Kandungan Al Qur‟an, Cetakan Pertama.Hikmah Mahligai Pilihan :


Tangerang Rezalatica, 2010.

Materi Agama Iman Kepada Qada Dan Qadar ,(http://bujang-


anakbaik.blogspot.com/2010/10/materi-agama-iman-kepada-qada-dan-qadar.html
diakses pada 4 Desember 2014) Wikipedia, 2014.

Issac Newton,(http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton, diakses pada 28 November


2014) Wospakrik, Hans J. 2005.

Dari Atomos Hingga Quark, Cetakan Pertama.Universitas Atma Jaya : Jakarta


Yantigobel, 2011.

Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah, (https://yantigobel. wordpress.

Anda mungkin juga menyukai