Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

MK.PENGANTAR SOSIOLOGI DAN


ANTROPOLOGI
PRODI S1 PPKn-FIS

Skor Nilai:

PENGANTAR SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA 1


(R.Soekmono.1973)

NAMA MAHASISWA : ZITO YONATAN SINAGA


NIM : 3203311039
DOSEN PENGAMPU : HODRIANI,S.Sos,M.AP,M.Pd
MATA KULIAH : PENGANTAR SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
November 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak-
Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book untuk mata kuliah pengantar
sosiologi antropologi dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.

Saya menyadari, bahwa dalam menyusun makalah ini, terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
kritik dan saran pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Demikian uraian singkat dari saya, semoga pembaca dapat mengambil


manfaat dari makalah ini.

Tanjung Leidong,21 November 2020

Zito Yonatan Sinaga

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 4

A.Pentingnya CBR................................................................................................................................... 4

B.Tujuan...................................................................................................................................................... 4

C.Manfaat.................................................................................................................................................... 4

D.Identitas Buku...................................................................................................................................... 4

BAB II ISI RINGKASAN BUKU................................................................................................................. 7

A. BUKU UTAMA.................................................................................................................................. 7

B. BUKU PEMBANDING.................................................................................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................................ 16

A. PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 16

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU............................................................................17

BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................... 18

A. KESIMPULAN................................................................................................................................ 18

B. REKOMENDASI............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya
tulis yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR Kepemimpinan ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan

B.Tujuan

1. Menyelesaikan tugas CBR mata kuliah kepemimpinan


2. Membandingkan kedua buku yang berbeda
3. Menambah wawasan pembaca mengenai kepemimpinan

C.Manfaat
1. Memperdalam materi mengenai kepemimpinan
2. Mengetahui isi tiga buku yang berbeda dan mengetahui kelebihan dan
kelemahan tiap buku
3. Agar pembaca mempunyai wawasan yang luas mengenai kepemimpinan

D.Identitas Buku
Identitas Buku Utama

1. Judul buku :Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia


2. Pengarang :R. Soekwono
3. Penerbit :KANISIUS
4. Tahun terbit:1973
5. Kota terbit :Yogyakarta
6. ISBN :979-413-174-1
4
7. Tebal buku :83 halaman

5
Identitas Buku Pembanding

1. Judul Buku : Keanekaragaman Etnik dan Budaya


2. Pengarang : Dewi Ratnasari
3. Penerbit : GVVY
4. Tahun Terbit : 2019
5. Kota Terbit : Salatiga
6. Tebal Buku : 46

6
BAB II
ISI RINGKASAN BUKU

A. BUKU UTAMA
Bab 1 Pendahuluan

Tenrrn Buur

Dalam mempelajari sejarah kebudayaan, kita mulai dengan permulaan-nya


sekali. Kita mulai dengan kebudayaan yang tertua. Seperti kita ketahui,kebudayaan
itu merupakan kesatuan yang tak dapat terpecah dengan manu-sia; kebudayaan itu
hanya ada pada manusia saja. Hal ini membawa akibat,bahwa jika kita hendak
mengetahui tentang permulaan kebudayaan, kitaharus mulai dengan manusia
pcrtama.

Bilamana mula-mula ada manusia ?

Agama mengajarkan bahwa manusia pertama dicipta oleh Tuhan dalam


rangka penciptaan alam semesta beserta segala isi dan penghuni-nya. Dalam hal ini
manusia menduduki tempat terakhir, dalam arti bahwafmanusia dicipta setelah dunia
lengkap dengan segala isi serta segala jenis mahluknya yang Iain.

Ilmu pengetahuan dengan penyelidikannya menghasilkan gambaranyarig


dalam pokoknya tidak berbeda dengan ajaran agama, yaitu bahwamanusia pertama
<lahir> di atas dunia setelah makhluk-makhluk lainnyaada. Hal ini dnpat diketahui
dari bekas-bekas dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhandan binatang yang kesemuanya
telah membatu dan terdapatkan dalam lapisan-lapisan bumi. Bekas-bekas serta sisa-
sisa demikian disebut;fosll, dan fosil-fosilyang menjadi ciri khusus dari sesuatu
lapisan bumi dinamakan: Leitfossilatau fosil pandu.

Guna mengikuti perkembangan un;at hidup di atas dunia ini, kita


terlebihdahulu harus meninjau tarikh bumi.ft4enurut ilmu falaq, yaitu ilmu yang
mempelir.jari bintans-bintans. maka dlnia ini (yang p.ada hakekatnya bintang.iuea)
rrrrrl;r-rnula sekali berupa bola gas yang panas luar biasa dan berputarpadlr
polosnva scndiri. Karena perputaran terus-menerus itu maka gas tadirneniadi
scrnakin padat: terjadilah kulit bumi. Kulit ini makin lama mzrkintr'lrnl, di sarnping

7
itu makin turun ukuran panasnya. Adapun terasnya, bagiand.rl:rmnya, dari bumi itu
sampai sekarang pun belum padat pula, masih sepertilumpur yang sangat panas
(magma, yang keluar kalau gunung api meietus).I)emikranl;rh tcrjzr"dinvzi dunia kita
ini, kira-kira 250 ribu juta tahun yang lalu.

Bab 2 Palaleotikum

Seperti kita ketahui, dari lapisan bumi pleistocen terdapatkan sisa-sisajenis


manusia tertua, yang dalam beberapa hal agak berbeda dari jenis-jenis manusia
sekarang. Karena itu maka ada cabang ilmu pengetahuan tersendiri,yang khusus
mempelajarinya, ialah palaeo anthropologi.

Dengan ilmu ini ditelitilah bagaimana jalannya perkembangan manusia


terutama jasmaninya, pada jaman yang telah beberapa ratus ribu tahun lampau itu.
Dari periembangan jasmaniah itu dapat pula disimpulkan perkernbangan
rohaniahnya, sehingga kini dapat dipastikan bahwa manusiaLrtua itu * meskipun ia
belum dapat digolongkan ke dalam (homo sapiens) karena masih sangat rendah
tingkatan kecerdasannya - sudah lebih ungguldaripada jenis binatang yang setinggi-
tingginya tingkatannya. Dengan akal yang dikaruniakan Tuhan kepadanya, ia telah
dapat menyambung tangannya dan (memperlengkapi tubuhnya). Terutama sekali
guna mem'p"rlhtrrkun, memelihara dan mempermudah kehidupan serta hidupnya,la
membuat alat-alat penyarnbung dan pelengkap tersebut tadi.

Tentu saja mula-mula yang dipergunakan sebagai. alat ialah segala apayang
dijumpai manusia sebagai pernberian alam dan yang dapat memenuhii. Lama-
kelamian terdapat pengalaman bahwa batu adalahbalan yang sangat utama. Hanyalah
tidak sembarang batu dapat dipergunakan, h..rn dicari dahulu batu yang kuat dan
keras' Pun ini belumcukup, batu itu harus diberi b€ntuk dahulu yang sesuai dengan
penggunaan-nya nanti. Dengan demikian maka kepandaian manusia semakin
maju'soal-soal yuttg t"lol,, timbul mencerdaskan otaknya' Dan perkembanganakalnya
inilah yang akhirnya memberi kedudukan tertinggi kepada manusiadi antara segala
makhluk.

8
Jaman pleistocen itu berlangslrng kira-kira 600.000 tahun. selama jamanini putatatr
ierlangsungnya palaeolithikum atau. jaman (kebudayaan) batutua. Dari lapisan
pleistosen itu mulailah terdapat bekas-bekas darimanusia dan kebudayaannya.

Bab 3 Mesolitikum

Manusia palaeolithikum masih rendah sekali tingkat peradabannya.Hidupnya


mengembara sebagai petnburu, penangkap ikan dan pengumpulbahan-bahan
makanan, seperti buah-buahan, jenis-jenis ubi, keladi' danbahan makanan lainnya.
Jadi sebanyak-banyaknya hanya mengumpulkansaja makanan apa yang ia dapati dari
alam (<foodgathering>).

Jaman palaeolithikum berlangsung sangat lama sekali, kira-kira 600.000tahun.


Seakan-akan nampaklah betapa berat, sulit lagi uletnya perjuanganmanusia untuk
mencapai tingkat kemanusiaan yang sebenarnya, untuk men-capai kedudukan yang
istimewa di dalam alam sekitarnya, kedudukan yangtertinggi di antara segala
makhluk. Kita sudah ketahui bahwa menjelangakhir pleistocen manusia telah
menjadi manusia betul,, homo sapiens. Makasebagai manusia, di dalam jaman holocen
pertumtruhannya tidak lagi di-persoalkan. Manusia holocen sudahlah manusia,
seperti kita juga. Hanyakebudayaannya tentu saja melalui jalan perkembangan terus,
semakin lamasemakin cepat, sesuai dengan kemampuan manusia dengan akalnya,
sehinggad.alam waktu kira-kira 20.000 tahun (sejak permulaan jaman holocen)
kinikita mencapai tingkatan yang sangat jauh lebih tinggi dari apa yang telahtercapai
oleh manusia palaeolithikum selama 600.000 tahun!

Setelah pleistocen berganti dengan holocen, kebudayaan palaeolithikumddak


begitu saja lenyap melainkan masih terus berlangsung' Kecuali meng-alami
perkembangan selanjutnya, di Indonesia kebudayaan palaeolithikumitu mendapat
pula pengaruh-pengaruh baru dengan mengalirnya arus ke-,budayaan baru dari
daratan Asia yang membawa coraknya sendiri. Kebudaya-an baru yang timbul itu
dinamakan <Mesolithikum>. Alat-alat dari tulangdan juga flakes, yang didapatkan
dalam jaman palaeolithikum, mengambilbagian penting dalam jaman mesolithikum.

Kebudayaan mesolithikum itu di negeri kita terutama sekali didapatkanbekas-


bekasnya di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan baru-baru inidi Flores. Dari

9
peninggalan-peninggalan itu dapat diketahui bahwa manusiajaman itu terutama
masih hidup dari berburu dan menangkap ikan (food-gathering), seperti juga dalam
jaman palaeolithikum. Tetapi sebagian sudahmempunyai tempat tinggal tetap,
sehingga tidak mustahil bahwa bercocoktanam secara kecil-kecilan dan sangat
sederhana sudah dikenal pula.

Bab 4 Neolithikum

Sampai kini temuan-temuan dari jaman palaeolithikum boleh dikatahanya


terbatas kepada daerah Sumatra Selatan dan Jawa Tengah dan Timursaja di
sepanjang Bengawan Solo. Mesolithikum terutama ditemu.kan bekas-bekasnya di
Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Ada juga beberapa pebbles di-temukan di dekat
Kandangan (Kalimantan Selatan). Sebaliknya neolithikumadalah kebudayaan yang
pertama boleh dikata tersebar di seluruh kepulauankita. Maka tak salahlah dikatakan
bahwa kebudayaan inilah yang menjadidasar sesungguhnya dari kebudayaan
Indonesia sekarang, meski$un tentusaja anasir-anasir palaeolithikum dan
mesolithikum yang ikut serta mem-bentuk dasar itu tak dapat diabaikan.

Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu (revolusi> yang sangat
besar dalam peradaban manusia. Revolusi itu sudah didapati benih-nya di dalam
jaman mesolithikum, tetapi baru benar-benar <<meletus>> denganhebatnya dalam
jaman neolithikum, beserta dengan datangnya arus ke-budayaan baru lagi yang jauh
lebih tinggi tingkatannya. Penghidupan food-gathering rnenjadi foodproducing.
Perubahan inilah yang dimaksudkan denganrevolusi tersebut, Meskipun tak
seberapalah nampaknya, namun perubahanitu sesungguhnya sangat besar artinya
menilik akan akibatnya yang sangatmendalam serta meluas di dalam perekonomian
dan kebudayaan, pendekkata seluruh penghidupan, dari umat manusia pada
umumnya.

Penghidupan mengembara telah lampau, orang telah mengenal


bercocoktanam dan beternak. Orang sudah bertempat tinggal tetap dengan
kepandaianmembuat rumah. Hidup berkumpul berarti pembentukan suatu
masyarakatyang memerlukan segala peraturan kerja sama. Pembagian kerja
memungkin-kan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam
ikatankerja sama itu. Kerajinan tangan, seperti menenun dan membuat
10
periukbelanga, sangat mendapat kemajuan. Pendek kata, dalam jaman neolithikumitu
terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagaimanusia,
sebagaimana kita dapatkan sekarang.

Mengenai alat-alatnya kita telah ketahui bahwa yang menjadi corakistimewa


dari neolithikum ialah kepandaian mengasahnya. Bahkan banyakpula alat-alat itu
diupam sehingga indah sekali dan merupakan betul-betulhasil seni yang tinggi
nilainya. Tetapi harus pula kita ingat bahwa ada jugaalat-alat neolithikum yang tidak
diasah, yaitu terutama ujung-ujung panah.Hal ini dapat kita mengerti, oleh karena
panah itu setelah dilepaskan umum-nya^lathilanglah sudah. Jadi tak memadailah
pekerjaan mengasah terhadapyang hanya digunakan satu kali saja.

Menurut alat-alatnya yang ditemukan dan yang meniadi corak


khusus,neolithikum Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu ke-
budayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong, yang masing-masing
mewakili arus kebudayaan tersendiri. Untuk negeri kita yang pertama itulahyang
terpenting sekali, sehingga sering neolithikum Indonesia itu disamakanbegitu saja
dengan kebudavaan kapak persegi.

Bab 5 Jaman Logam

Sudah kita ketahui bahwa kebudayaan-kebudayaan prasejarah yangdibeda-


bedakan menurut bahan alat-alatnya dapat dibagi dalam dua,bagianbesar, yaitu
jaman batu dan jaman logam. Jaman batu yang termuda ialahjaman neolithikum;
maka jaman selanjutaya ialah jaman logam

Perlu ditegaskan lagi bahwa dengan dimulainya jamatt logam tidaklah sekali-
kali mendadak berakhir jaman batu itu. Jelasnya: dalam jaman logam masih pula
terdapat alat-alat dan perkakas batu (bahkan pun sekarang,jaman atom, barang-
barang rumahtangga dari batu masih terdapat), Makasesungguhnyalah, nama jaman
logam hanyalah untuk menyalakan bahwadewasa itu logam telah dikenal dan
dipergunakan orang rmtuk bahan mem-buat alat-alat yang diperlukan. Betapa
pentingnya pendapatan logam sebagaibahan mentah itu dapatlah kiranya kita
pahami, bila kita ingat bahwa bolehdikata dunia sekarang tak dapat hidup tidak
dengan logam.

11
Kepandaian mempergunakan bahan baru tentu saja disertai dengancara
bekerja yang baru. Logam tak dapat dipukul-pukul atau dipecah sepertibatu guna
mendapat alat yang dikehendaki, lagipula logam tak terdapatsebagai bahan yang
telah tersedia seperti batu. Logam harus dilebur dahuluaari"biiihnya untJ dapat
diperg.*ut utt. Leburan logam itu kemudian di-cetak. Tehnik pembuatan benda-benda
dari logam itu dinamakan <A cirrperdue>, dan caranya ialah: benda yang dikehendaki
dibuat terlebih dahuludari lilin, lengkap dengan segala bagian-bagiannya. Kemudian
model darililin itu ditutup dengan tanah. Dengan jalan dipanaskan maka
selubtmgtanah ini menjadi keras, sedangkan lilinnya menjadi cair dan mengalir
keluar dari lobang yang telah disediakan di dalam selubung itu. Jika telahhabis
lilinnya, dituanglanlah logam cair ke dalam geronggang tempat lilintadi. Dengan
demikian logam itu menggantikan model dari lilin tadi. Setelahdingin semuanya,
selubung tanahnya dipecah, dan keluarlah benda yangdikehendaki itu, sekarang
bukan dari lilin melainkan dari logam.

Jika orang hendak membuat benda yang menggeronggang di


dalamnya(umpamanya saja arca yang tidak pejal) maka model dari lilin itu
diberiteras dari tanah. Teras ini nantinya dapat dikeluarkan sedikit demi sedikitdari
benda logamnya, ialah melalui lobang yang telah disediakan. (Kepandai-an menempa
barulah tirnbul kemudian, ialah setelah banyak alat'alat logam,sebab menempa itu
hanyalah rnengubah bentuk yang telah ada saja, bukanmengambil atau melebur
logam dari bijihnya).

Bab 6 Kebudayaan Indonesia Menjelang Zaman Sejarah

Setelah kita mengikuti perkembangan kebudayaan Indonesia selamajaman


prasejarah, dapatlah sekarang, sebagai penutup untuk jaman ini,kita tinjau secara
ringkas sekali kebudayaan di negeri kita menjelang jamansejarah sewaktu
menghadapi pengaruh-pengaruh Hindu/Buda yang dariIndia datangnya.

Dari teori Kern dan teori von Heine Geldern sudah kita ketahui, bahwanenek
moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Arxtronesia, yang mulaidatang di kepulauan
kita kira-kira 2000 tahun sebelum masehi, ialah dalam jaman yang kita kenal sebagai
neolithikumrkebudayaan neolithikum itu mempunyaidua cabang, ialah cabang kapal{
persegi yang penyebarannya dari daratanAsia melalui jalan barat dan peninggalan-
12
peninggalannya terutama terdapatdi bagian barat Indonesia, dan cabang kapak
lonjong (neolithikum Papua)yurrg lenyebarannya melalui jalan timur dan
peninggalan-peninggalannya*.*tu di bagian timur negeri kita. Pendukung kebudayaan
kapak persegiadalah bangra Austronesia, sedangkan yang mendukung kebudayaan
kapaklonjong adalah bangsa Papua-Melanesoide, yang nantinya terlebur
menjadiAustronesia pula.

Sesudah gelombang perpindahan pertama tadi tentu saja


perhubungankepulauan kita dengan daratan Asia tidaklah lalu putus. Pun yang
dinamakan<perpindahan> itu tentunya tidak sekaligus selesai, melainkan
berlangsungberangsur-angsur.

Dalam jaman logam terjadilah gelombang perpindahan kedua, yangmembawa


aliran kebudayaan bafu lagi, yaitu kebudalaan Dongson yang sudahmengenal
pemakaian logam. Terjadinya sejak kira-kira 500 tahun seb. M.Peninggalannya
terutama sekali terdiri alas kapak corong dan nekara. Jalanp*y.Lurunnyaialah dari
daratan Asia melalui Thailand dan MalaysiaBatatian terus merata keseluruh
Nusantara dengan atah barat - timur.Adapun pendukungnya ialah bangsa Austronesia
pula.

Disamping kebudayaan neolithikum dan kebudayaan lolam, waktu ituada lagi


satu cabang kebudayaan lain yang terutama menghasilkan bangunan'bangunin dari
batu besar ialah yang sudah kita kenal sebagai megalithikum.Kebudayaan ini berakar
dalam neolithikum tetapi berkembang dalam jamanlogam. Dengan demikian
pendukungnyapun bangsa Austronesia pula'

Sudah kita ketahui, bahwa dalam jaman palaeolithikum di neseri kitasudah


ada berbagai jenis rnanusia tertua yang belum dapat dipastikan ter-masuk suku
bangsa apa mereka itu. Hanya mengenai Homo Wajakensisdikatakan oleh para ahli,
bahwa ia menjadi nenek moyang bangsa Austra-loide, yang juga sejenis dengan
bangsa Papua-Melanesoide.

Dalam jaman mesolithikum, yang mendiami kepulauan kita bangsaPapua-


Melanesoide pula, dengan kebudayaannya yang terutama menghasil-kan alat-alat
dari flakes, pebbles dan bones. Dalam jaman ini di daratan Asiaterjadi percampuran

13
antata bangsa-bangsa Papua-Melanesoide, Europaeidedan Mongoloide, yang antara
lain menimbulkan adanya bangsa Austria.Bangsa Austria ini nantinya terpecah
menjadi dua, ialah bangsa Austro-Asiadan bangsa Austronesia.

Menilik luasnya daerah bahasa-bahasa Austronesia, ialah dari Madagas-kar di


barat sampai pulau Paska di timur, dan dari Formosa di utarasampai Selandia Baru di
selatan, maka dalam perpindahan-perpindahannyaitu Indonesia menjadi pangkal
kedua untuk penyebaran bangsa Austronesiatersebut lebih lanjut: dari bagian barat
Indonesia ke pantai-pantai ujung.sblatan India dan ke Madagaskar, dan dari bagian
timur Indonesia keMelanesia, Micronesia dan seterusnya.

B. BUKU PEMBANDING
Pengertian Keragaman Etnik Budaya Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki suku bangsa dan


budaya yang beragam. Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang mempunyai
kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut, sehingga menjadi
identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi,
suku bangsa adalah gabungan sosial yang dibedakan dari golongangolongan sosial
sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul
dan tempat asal serta kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa memiliki kesamaan
kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang
membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat
istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa


yang mendiami berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri
atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial atau budaya. Menurut penelitian
Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128
suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan dan
itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.

Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil


kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian.

14
Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang
berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai hasil karya yang
berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.

Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan


aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan
dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak mengetahui ragam budaya
daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis tubuh di Mentawai, Sumatra
Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang
belum tereksplorasi.

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas. Keragaman budaya tersebut


dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah,
rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini yaitu membahas tentang isi yang akan di jelaskan dalam buku dan
dapat dikatakan untuk apa buku itu dibuat dan memulai materi yang akan di jelaskan.

Bab 2 Palaleotikum

Pada bab ini yaitu membahas tentang jasmnai makhluk hidup dari masa ke
masa atau dari masa lampau.

Bab 3 Mesolitikum

Bab ini menjelaskan bagaimana perjuangan yang sangat berat yang dilakukan
oleh manusia untuk mencapai kehidupan manusia yang sebenarnya.

Bab 4 Neoliithikum

Pada bab ini yaitu membahas bahwa pada zaman ini terjadi sebuah revolusi
yang sangat besar.Memang benih-benih revolusi tersebut sudah ditemukan pada
jaman mesolithikum,tetapi lebih nyata dan berkembang pada masa Neolithikum.

Bab 5 Jaman Logam

Yaitu pada bagian ini membahas tentang sebuah Zaman yang dimana sudah
menggunakan alat-alat terbuat dari logam dan lebih.Tetapi meski demikian,bukan
berarti alat-alat atau perkakas tidak ada lagi dari batu.Bahkan masih ada di temukan
alat-alat tersebut.

Bab 6 Kebudayaan Indonesia Menjelang zaman sejarah

Pada bagian ini yaitu membahas bagaimana bangsa kita sendiri


mempersiapkan diri sendiri dalam menyambut kebudayaan sejarah yang akan
terjadi.Jadi kita akan bisa mengikuti hal terebut yaitu kebudayaan kita akan terus
berkembang seiring majunya jaman.

16
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Buku Utama

Kelebihan:

 Dari segi isi nya sangat baik karena selain mempelajari kebudayaan,membahas
sejarah juga
 Penulisan yang sangat rapi
 Setiap bab yang saling berkaitan

Kekurangan:

 Dari segi bahasa,buku ini menggunakan bahasa yang sedikit sulit dipahami
karena buku ini sudah termasuk sangat lama
 Dari segi sampul buku,sampul nya kurang menarik

Buku Pembanding

Kelebihan:

 Buku ini sangat unik dan didalam nya memuat gambar-gambar sehingga
mudah dimengerti
 Buku yang tipis sehingga pembaca tidak bosan membacanya
 Bahasa yang mudah dipahami

Kekurangan:

 Buku ini hanya di tujukan kepada anak sekolah dasar


 Pembahasan buku kurang karena lebih banyak menampilkan gambar di dalam
nya.

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Zaman dahulu merupakan sebuah kisah yang sangat terdahulu dan berbagai
alat-alat yang masih terbuat dari batu.Pada masa ini hidup manusia yang kita sebuat
sebagai manusia purba.Manusia purba berusaha dan berjuang untuk menjadi
manusia yang baik dan susai pada kodrat nya,yang dimana kita sekarang ini.Tetapi
seiring perkembangan zaman maka semua itu tegeserkan pada alat-alat dan lain
nya,bukan berarti tidak ada lagi alat yang terbuat dari batu,hanya saja tidak terlalu
sering lagi digunakan.

Pada masa itu juga,Negara kita yaitu Indonesia yang yang akhirnya bisa
melahirkan atau menciptakan kebudayaan yang baik dan budaya itu semakin lama
semakin berkembang.Kebudayaan itu sendiri beragam di Negara kita dan kita juga
harus bisa menghargai kebudayaan itu dengan baik.

Dengan keberagaman budaya yang banyak,maka sebuah Negara juga akan


lebih terlihat indah.Akan tetapi hal tersebut juga dapat menjadi sebuah tantangan
dalam mewujudkan kesejahteraan.

B. REKOMENDASI
Buku ini sangat baik digunakan,kedua buku ini bisa kita jadikan sebagai
referensi kita dalam memahami kebudayaan dan mengetahui macam-macam bentuk
budaya.Selain dari hal tersebut,saya juga menyarankan supaya kita sebagai Negara
yang sangat beragam budaya nya harus bisa menjaga dan melingdungi budaya
kita.Kita harus bisa menghargai perbedaan budaya yang ada di Indonesia agar
kesejahteraan tetap terjadi di Negara kita ini.

18
DAFTAR PUSTAKA
Soekmono,R. PENGANTAR SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA 1 . KANISIUS.
Yogyakarta 1973. Edisi kedua.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131782844/pendidikan/pengantar-sejarah-
kebudayaan-indonesia-1.pdf
Diakses pada tanggal 20 november 2020

Ratnasari Dewi. KEANEKARAGAMAN ETNIK DAN BUDAYA. GVVY. Salatiga.


2019.
https://fliphtml5.com/dvvof/gvvy/basic
Diakses pada tnggal 19 november 2020

19

Anda mungkin juga menyukai