Anda di halaman 1dari 22

Makalah Pendidikan Agama Islam

BIOLOGI DALAM PRESPEKTIF AL QURAN

OLEH:
NAMA NIM FAK/JUR : WA ODE UMRAWATI LATIF : H41112337 : MIPA/BIOLOGI

UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Makassar, 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 I.1 Rumusan Masalah............................................................................................... 1 I.3 Tujuan................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IlmuBiologi......................................................................................... 3 B. Perkembangan Ilmu biologi Menurut Pandangan Barat..................................................................................................................... 3 C. Perkembangan Ilmu Biologi Menurut Pandangan Islam..................................................................................................................... 5 D. Biologi Dalam Al Quran.... 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................................... 18 B. Saran...................................................................................................................... 18 BAB V PENUTUP.................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ........ 22

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Para pakar sastra Arab sepakat bahwa semenjak lahirnya agama islam, Al-Quran menjadi satu-satunya teks bahasa Arab yang paling tinggi nilai sastranya, baik secara tekstual maupun kontekstual. Sastra Al-Quran tidak saja unggul dalam metode diskripsinya, tetapi juga meliputi semua sastra yang ada mulai pada sisi yang paling detail, yaitu dalam hal diksi atau pemilihan kata, sampai masalah isi kandungan Al-Quran yang lengkap, yang mencakup semua aspek kehidupan di dunia maupun di akhirat. Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang Ayat-Ayat Al-Quran yang berhubungan dengan masalah Biologi.Karena sebenarnya di dalam Al-Quran telah ditunjukkan semua hal atau peristiwa di muka bumi telah termuat dalam Al-Quran. Dan di dalam Al-Quran ini dijelaskan juga tentang masalah yang ditimbulkan oleh manusia sendiri dalam mempelajari Ilmu-ilmu yang ada di dunia tempat mereka tinggal. Salah satunya adalah Ilmu Biologi. Maka kami akan menjelaskan tentang Ayat-Ayat Al-Quran yang memuat tentang masalah Biologi.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ilmu Biologi ? 2. Bagaimana perkembangan ilmu biologi menurut pengetahuan barat ? 3. Bagaimana perkembangan biologi menurut pengetahuan Islam ? 4. Bagaimana keterkaitan ilmu biologi dengan kitab suci Al Quran ?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam serta membuat pembaca memahami bahwa Al Quran adalah sumber dari segala ilmu, serta mampu meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya memahami Al Quran.

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Ilmu Biologi


Biologi termasuk ke dalam cabang ilmu pengetahuan alam. Biologi berasal dari kata bios yang artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari Biologi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini memungkinkan kita untuk memecahkan permasalahan yang masih menjadi rahasia alam segala yang hidup. Biologi dapat membantu manusia dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Biologi merupakan ilmu yang termasuk ke dalam kelompok ilmu murni atau pure science yang kedudukannya sama dengan ilmu fisika, kimia, dan matematika. Biologi sebagai ilmu murni sangat berperan dalam pengembangan ilmu terapan seperti ilmu kedokteran, ilmu pertanian, farmasi, dan lain sebagainya. Jadi, tidak akan mungkin dapat menguasai ilmu terapan tersebut tanpa menguasai ilmu biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang hidup, dan dalam biologi memiliki kekhususan bidang pendalaman materi yang merupakan cabang biologi yang merupakan ciri khusus dari ilmu itu sendiri. . Menurut Wikipedia, Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik

kehidupan. Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, , bios ("hidup") dan ,logos ("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan". Obyek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup dalam berbagai aspek kehidupannya.

II.2 Perkembangan Ilmu Biologi Menurut Pengetahuan Barat


Manusia selalu ingin tahu dan gemar mencari tentang asal usul dan permulaan dari adanya sesuatu. Bagi para ahli biologi zaman dulu kehidupanlah yang menjadi objeknya, sehingga mereka membuat pertanyaan apakah hidup itu dan dari manakah asalnya kehidupan.

Kemudian muncullah anggapan-anggapan pemikiran tentang asal usul kehidupan, anggapan kuno yang pertama dikemukakan oleh Aristoteles dengan teorinya abiogenesis atau generatio spontanea menjelaskan bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja dari benda mati. Pada pertengahan abad XVII, Leeuwenhoek dengan mikroskop buatannya telah berhasil mengamati benda-benda kecil yang aneh dalam setitik air yang di ambil dari tempat merendam jerami. Dia pun beranggapan bahwa makhluk hidup dapat muncul begitu saja dari benda-benda mati.1[1] Seiring berjalannya waktu, muncullah teori baru yang di kenal nama Omne vivum ex ovo dan Omne ovum ex vivo, artinya bahwa makhluk hidup itu berasal dari telur dan semua telur berasal dari makhluk hidup, dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan dapat terjadi karena telah ada kehidupan sebelumnya. Akan tetapi teori ini belum bisa memberi jawaban dari pertanyaan tentang asal mula kehidupan pertama di bumi ini, hal ini karena teori di atas hanya menerangkan perkembangan makhluk hidup sesudah adanya makhluk tersebut. Pada tahun 1893 Hawold Uray, seorang ahli kimia dari University of Chicago mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan teori Uray, Ia berpendapat bahwa suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul-molekul metana(CH4), amoniak(NH3), serta H2 dalam bentuk gas,kemudian karena pengaruh aliran listrik halilintar dari radiasi-radiasi sinar kosmos, unsurunsur tersebut mengalami reaksi kimia dan membentuk asam amino yang merupakan bagian penting dari protoplasma. Oleh karena itu teori Uray dipandang sebagai dasar konsep tentang terjadinya makhluk hidup menurut biologi modern. Kita telah mengetahui bahwa telah ada kehidupan dibumi ini pada zaman dulu dari berbagai fosil yang telah ditemukan. Berdasarkan usia fosil-fosil itu, kehidupan dibumi dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu; 1). Zaman Azoikum, yaitu zaman sebelum ada kehidupan, sekitar 5000juta tahun yang lalu. 2). Zaman Archaezoikum, yaitu zaman ketika bumi masih dingin, sekitar 3500juta tahun yang lalu. 3). Zaman Proterozoikum, yaitu zaman kehidupan binatang lunak, sekitar 1000juta tahun yang lalu.

4). Zaman Paleozoikum, yaitu zaman ketika amphibi, kepiting, dan reftilia pertama, sekitar 200600juta tahun yang lalu. 5). Zaman Mesozoikum, yaitu zaman mamalia pertama, burung pertama, dan reftil raksasa(dinosaurus) sekitar 230-135juta tahun yang lalu. 6). Zaman Kenozoikum, yaitu zaman manusia purba punah, awal manusia dan binatang modern, sekitar 70juta tahun yang lalu sampai sekarang. Karena begitu luasnya ilmu pengetahuan yang terkandung didalam ilmu biologi, para ahli pun membagi cabang-cabangnya agar mempermudah mempelajarinya, cabang- cabang ilmu biologi tersebut yaitu: 1). Botani; mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan. 2). Zoologi; mempelajari tentang hewan. 3). Morfologi; mempelajari tentang bentuk dan struktur luar makhluk hidup. 4). Anatomi; mempelajari tentang bentuk dan struktur dalam makhluk hidup. 5). Fisiologi; mempelajari tentang fungsi bagian tubuh atau organ makhluk hidup. 6). Sitologi; mempelajari tentang sel secara mendalam. 7). Histologi; mempelajari tentang jaringan-jaringan organ secara mendalam. 8). Palaentologi; mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup masa lampau

II.3

Perkembangan Ilmu Biologi Menurut Pandangan Islam


Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia melalui suatu

proses pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan data dan berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis, kemudian diambil kesimpulan. Inilah yang diberi istilah intizhar suatu kajian yang ada hubungannya dengan nazhar, yang bunyi dan artinya dekat dengan nalar. Ciri khas dan sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap gejala-gejala alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan merupakan hasil konsensus masyarakat ilmuan yang bersangkutan. Bila ditelusuri ayat-ayat Alquran, akan dijumpai 854 kali kata ilmu disebut dalam berbagai bentuk dan arti. Antara lain sebagai proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan kealaman berkembang secara induktif dan intizhar, maka dengan semakin dewasanya sains natural itu sendini dan matematika, ia dapat

berkembang secara deduktif. Dengan matematika dapat dirumuskan model-model alam atau gejala alamiyah yang sifat dan kelakuannya dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak model yang dapat direkayasa, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai dengan gejala alamiyah yang teramatilah yang dapat diterima oleh masyarakat ilmuan yang bersangkutan. Intizhar akan melahirkan teori-teori baru, kemudian menghasilkan teknologi sebagai penerapan sains secara sistematis untuk mengubah/ rnempengaruhi alam rnateri di sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Teknologi pembuatan mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan beraneka ragam bahan, termasuk bahan makanan, dan sebagainya adalah hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu kealaman yang sesuai. Aya-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan kepentingan ilmu pengetahuan. Bahkan salah satu pembuktian tentang kebenaran Alquran adalah ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin yang diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namun terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti: (a) Teori tentang expanding universe (kosmos mengembang), QS: 51: 47), (b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan cahaya matahari. (QS: 10 5), Bumi bergerak mengelilingi matahari ...(QS: 27: 88), (c) Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi (QS: 36: so). Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dan istilah klorofil (hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun, tetapi di semua bagian pohon, dan (d) Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS:86: 6 dan 7; 96: 2). Banyak lagi yang lain tidak mungkin dikemukakan satu persatu, sehingga tepat sekali kesimpulan yang dikemukakan Dr. Murice Bucaille, bahwa tidak satu ayat pun dalam Alquran yang bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam, Muhammad Abduh mengatakan, Islam adalah agama yang rasional, agama yang Sejalan dengan akal, bahkan agama didasarkan atas akal. Pemikiran rasional merupakan dasar pertama dari dasar-dasar Islam yang lain. Pemikiran rasional menurutnya adalah jalan untuk memperoleh iman sejati. Iman, tidaklah sempurna, kalau tidak didasarkan atas akal. Alquran antara lain menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan eksperimen dan menggunakan akal untuk memahami fenomenanya, yang dalam hal ini ditemukan persamaannya dengan para ilmuan, namun di lain segi terdapat pula perbedaan yang sangat berarti antara pandangan atau penerapan keduanya. Dibalik alam raya ini ada Tuhan yang wujud-Nya dirasakan di dalam diri manusia, dan bahwa tanda-tanda wujud-Nya itu akan diperlihatkan-Nya melalui pengamatan dan penelitian manusia, sebagai bukti kebenaran Alquran. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan bagaimana Alquran selalu rnengaitkan perintah-perintah-Nya yang berhubungan dengan alam raya dengan perintah pengenalan dan pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bahkan, ilmu dalam pengertian yang umum sekalipun oleh wahyu pertama Alquran (iqra'), telah dikaitkan dengan bismi rabbika. Ini memberi isyarat bahwa ilmu tidak dijadikan untuk kepentingan pribadi, regional, atau nasional, dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan lainnya. Ilmu pada saat dikaitkan dengan bismi rabbika kata Prof. Dr. Abdul Halim Mahmud, syaikh Jami Al-Azhar- menjadi demi karena Tuhan Pemeliharamu, sehingga harus dapat memberikan manfaat kepada pemiliknya, warga masyarakat dan bangsanya. Juga kepada manusia secara umum. Ia harus membawa bahagia dan cahaya keseluruh penjuru dan sepanjang masa. Di Italia pernah diadakan suatu permusyawaratan ilmiyah tentang cultural relations for the future, yang kesimpulannya antara lain; Untuk menetralkan pengaruh tenologi yang menghilangkan kepribadian, kita harus menggali nilai-nilai keagamaan dan spiritual. Muhammad Iqbal, pernah mengungkapkan senada dengan pernyataan di atas, ketika ia menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi. Katanya; kemanusiaan saat ini membutuhkan tiga hal, yaitu penafsiran spritual atas alam raya, emansipasi spritual atas

individu, dan satu himpunan asas yang dianut secara universal yang akan menjelaskan evolusi masyarakat manusia atas dasar spiritual. Sungguhpun ungkapan ini lebih dahulu dan pertemuan di Italia tersebut, namun tujuannya sama yakni pentingnya nilai-nilai agama untuk pengendalian diri dan pengaruh negatif yang timbul dan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan. Allah dalam ayat-ayat-Nya, disamping menggambarkan bahwa alam raya dan seluruh isinya adalah intelligible, sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dan daya fikir manusia, juga rnenjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada dialam raya ini telah dimudahkan untuk dimanfaatkan manusia. Dengan demikian, ayat ini dan ayat lain yang senada dengan ini, memberi tekanan yang sama pada sasaran ganda: tafakkur yang menghasilkan sains, dan tasykhir menghasilkan teknologi guna kemudahan dan kemanfantan manusia. Ini memberi isyarat, bahwa Alquran membenarkan bahkan mewajibkan usaha-usaha pengembangan ilmu dan teknologi, selama ia membawa manfaat untuk menusia serta memberi kemudahan bagi mereka. "Tuhan menginginkan kemudahan untuk kamu dam tidak menginginkan kesukaran". Dan Tuhan tidak ingin menjadikan sedikit kesulitan pun untuk kamu." Ini berarti bahwa segala produk perkembangan ilmu dan teknologi dibenarkan oleh Alquran, selama untuk kemudahan dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ibnu al-Baitar (wafat 1248), ia meninggalkan sebuah risalah tentang obat-obatan. Ibnu al- Awwan dan Sevilla, telah menulis buku yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman, dan cara pembiakan, pengolahan, serta menguraikan gejala-gejala penyakit tanaman lengkap dengan cara pemberantasannya. Teori evolusi Darwin (1804-1872) yang dianggap sebagai penemuan terbesar dan mengagumkan, padahal Abdu al-Rahman Ibn Khaldun (1532-1406), lima abad sebelum Darwin, telah menulis dalam bukunya tentang hal yang sama. Apa yang telah penulis kemukakan merupakan bukti sikap positif Islam terhadap ilmu pengetahuan. Umat Islam adalah yang pertama menyatukan seluruh ilrnu pengetahuan warisan kemanusiaan, kemudian dikembangkan dengan menambah berbagai unsur yang kelak menjadi benih-benih ilmu pengetahuan moderan seperti aljabar, penemuan lensa tentang cahaya kimia, dan menciptakan berbagai instrumen teknis seperti alembic (al-anbiq) untuk distilasi parfum.

Oleh karena itu tidak benar penilaian subyektif beberapa sarjana Barat bahwa kaum muslim dahulu kurang/kekurangan kreatifitas dan orisinalitas dalam ilrnu pengetahuan. Memang diakui sumbangan kekayaan falsafah Yunani juga dan yang lain, namun dalam ilmu pengetahuan empiriklah Islam memberikan kontribusi yang amat menentukan

II. 4 Biologi Dalam Al Quran A. Tentang penciptaan manusia


Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orangorang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya: "Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59) Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut: 1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa). 1. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi. 2. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah. 3. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20. Dalam al-quran surat Al-Fath ayat 11 yang artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia itu dari tanah dan keturunannya diciptakan dari airmani atau sel sperma dan ovum yang bertemu untuk membentuk zygote, kemudian menjadi embrio dan akhirnya menjadi janin dan lahirlah manusia-manusia baru yang akan menjadi khalifah di bumi ini. Sedang dalam surat Al-Mukmin ayat 67-68 yang artinya: Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. Campuran Dalam Air Mani Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan

manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an : "Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37) Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi. Penjelasan: Bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari air manimenjadikannya janin kemudian berkembang menjadi dewasa. Dan ada suatu saat dimana manusia akan mati . Dan semua itu sangat mudah bagi Allah SWT untuk melakukan yang demikian. Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma. Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran: "Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, 76:2) Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini: "Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina." (Al Qur'an, 32:78)

Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.

Jenis kelamin bayi


Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan". "Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46) Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan. Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir

berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita. Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan. Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.

Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim


Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata "'alaq" dalam Al Qur'an: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (Al Qur'an, 96:1-3)

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6) Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut: "Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut: Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada suatu tempat". Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an merupakan wahyu dari Allah, Tuhan Semesta Alam.

Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim


Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya. - Tahap Pre-embrionik Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan

zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. - Tahap Embrionik Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisanlapisan sel tersebut. - Tahap fetus Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran. Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.

B.

Penciptaan Makhluk Hidup (Tumbuhan)


Dalam Al-quran surat Yasin ayat 33 yang artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah

yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan. Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menghidupkan bumi yang dulunya mati dengan berbagai kehidupan di dalamnya yang mengisi bumi. Dan Allah SWT telah menciptakan kehidupan dan makhluk hidup di dalamnya sebagai rahmat dan anugerah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satunya dalam hal memperoleh bahan makanan.

Surat Az-Zumar ayat 21 artinya:

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa

Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian dijadikanNya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menurunkan air dari langit dan menjadikannya sumber-sumber air di bumi dan ditumbuhkan berbagai jenis tanaman-tanaman yang bermacammacam. Dan itu sebetulnya adalah rahmat dan anugerah yang besar bagi manusia yang memiliki akal untuk melihatnya sebagai bentuk keadilan dan kasih saying Allah kepada umatNya.

C.

Tentang Air Hujan


Al-quran surat Al-Fathir ayat 9 artinya: Dan Allah, dialah yang mengirimkan angin; lalu

angin itu menggerakkan awan, Maka kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (Al-Fathir:9) Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menciptakan air hujan dimana air hujan dalah tanda bangkitnya awal kehidupan bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup di bumi dan berkembang. Surat Al-Fathir ayat 27 yang artinya : Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Penjelasan: Bahwa Allah SWT telah menurunkan hujan di bumi ini dan menghasilkan bermacam-macam tumbuhan dan buah-buahan yang hidup karena turunnya air hujan yang diberikan Allah di bumi ini sehinnga terjadilah bermacam-macam kehidupan.

D.

Tentang Macam-Macam Hewan


Al-quran surat Al-Fathir ayat 28 yang artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia,

binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya

(dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama [1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Penjelasan: Dan diantara para manusia dan binatang-binatang yang bermacam-macam yang telah diciptakan Allah, yang patuh hanyalah ulama atau orang-orang yang benar-benar mengetahui dan mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.

E.

Sumber Makanan Dari Tumbuhan


Dalam surat Yassin ayat 34-35 yang artinya: Dan kami jadikan padanya kebun-kebun

kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? Penjelasan: Dan telah Allah ciptakan beberapa mata air yang subur yang di dalamnya terdapat berbagai tumbuhan dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi manusia untuk bertahan hidup di bumi. Dan sudah seharusnya manusia harus bersyukur atas nikmat Allah yang sangat besar kepada umat manusia di bumi.

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Al Quran bukan merupakan kitab sains ataupun ilmu pengetahuan, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang Maha Mengetahui segala ilmu. Salah satu bukti nyata adalah seperti yang termaktub dalam surah Al Muminun ayat 12-14 di atas. Allah swt memaparkan bagaimana fase penciptaan manusia. Dia telah memaparkan jauh sebelum manusia memiliki pengetahuan tentangnya, di mana manusia saat itu masih memiliki sedikit ilmu. Sehingga sekali lagi, sungguh beruntung bagi mereka yang berpikir. Dari sekian banyaknya ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai penciptaan manusia, termasuk ilmu biologi. Maka dapat kita pahami bahwa proses panjang penciptaan manusia dimulai dari proses pembuahan, proses kehamilan, hingga proses kelahiran manusia tidak bisa lepas dari konsep yang telah Allah gambarkan dalam Al-Quran. Bukan hanya penciptaan manusi namun penciptaan tumbuhan, hewan, dan segala isinya di muka bumia ini semua telah tertera di dalam kitab suci Al Quran. B. Saran Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca senantiasa meningkatkan semangat keilmuannya dengan tidak melupakan nilai-nilai dari induk segala ilmu, yaitu Al-Quran.

DAFTAR PUSTAKA

contoh makalah biologi. Diakses dari www.filesking.net/doc/contoh-makalahpada tanggal 22 februari 2012 Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Hlm: 20-27 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, ekologi. Artikel diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi Biologi,susunan dan mana ekosistem. 2000. Diakses dari

biologi.html

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0034%20Bio% 201-7e.htm sejarah dan ruanglingkup ekologi dan ekosistem. Diakses dari http://massofa.wordpress.com/2008/09/23/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/ pada tanggal 09 maret 2012 Microsoft power point Ilmu Alamiah Dasar, kajian ke-8 Al quran dan Al Hadits

Anda mungkin juga menyukai