0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kerusakan bahan pangan yang dapat terjadi akibat faktor mekanis, kimia, dan mikrobiologi seperti bakteri, kapang, dan kamir. Kerusakan fisik dapat terjadi selama panen, pengolahan, atau pengangkutan, sedangkan kerusakan kimiawi misalnya oksidasi lemak atau perubahan pH. Kerusakan mikrobiologi ditandai dengan pertumbuhan jamur at
Dokumen tersebut membahas tentang kerusakan bahan pangan yang dapat terjadi akibat faktor mekanis, kimia, dan mikrobiologi seperti bakteri, kapang, dan kamir. Kerusakan fisik dapat terjadi selama panen, pengolahan, atau pengangkutan, sedangkan kerusakan kimiawi misalnya oksidasi lemak atau perubahan pH. Kerusakan mikrobiologi ditandai dengan pertumbuhan jamur at
Dokumen tersebut membahas tentang kerusakan bahan pangan yang dapat terjadi akibat faktor mekanis, kimia, dan mikrobiologi seperti bakteri, kapang, dan kamir. Kerusakan fisik dapat terjadi selama panen, pengolahan, atau pengangkutan, sedangkan kerusakan kimiawi misalnya oksidasi lemak atau perubahan pH. Kerusakan mikrobiologi ditandai dengan pertumbuhan jamur at
TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN Kerusakan pangan adalah setiap perubahan sifat-sifat fisik, kimiawi, atau sensorik/organoleptik yang ditolak oleh konsumen pada bahan pangan yang masih segar maupun yang telah diolah Kelayakan bahan makanan untuk dimakan tergantung dari faktor-faktor: (1) penilaian individu, (2) budaya, adat istidadat, (3) agama, dan (4) peraturan. lanjutan Kriteria yang digunakan untuk menentukan kelayakan dikonsumsi secara tepat sulit dilaksanakn karena melibatkan faktor-faktor non-teknis, sosial ekonomi, dan budaya. Idealnya makanan tersebut harus (1) bebas polusi dari setiap tahap produksi dan penanganan makanan, (2) bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, (3) bebas mikroorganisme dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno 1993). Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh (1) mekanis dan fisik, (2) kimia, dan (3) mikrobiologis Kerusakan Mekanis dan Fisik
pemanenan, pengolahan, pengangkutan serta pemanasan,
antara bahan pangan dan alat panen atau alat pengangkut, atau antara bahan pangan dan wadah pengolah. Bahan pangan yang dikeringkan pada suhu yang terlalu tinggi dan dengan cara pengeringan yang terlalu cepat akan mengalami case hardening, yaitu bagian luar bahan mengeras sedangkan bagian dalamnya tetap lunak. Gejala lain yang terjadi adalah gosong, warna makanan gelap, dan terjadi karamelisasi (browning). lanjutan Kerusakan mekanis pada daging berupa memar (bruising) atau freezer burn. Memar ditandai dengan warna merah kehitaman (gelap) pada daging atau karkas, karena adanya perdarahan pada bagian tersebut sebagai akibat pecahnya pembuluh darah perifer. Memar disebabkan oleh benturan (fisik) pada bagian tersebut sebelum hewan disembelih, misalnya saat transportasi, penanganan sebelum pemotongan, atau saat hewan difiksasi dan dirubuhkan saat pemotongan. Freezer burn ditandai dengan warna gelap, kering dan mengeras pada bagian permukaan daging. Kerusakan Kimiawi
Oksidasi lemak (rancidity)
Perubahan pH Enzim (Kerusakan ini disebut pula dengan autolisis dan disebut pula souring, yaitu perubahan yang menimbulkan bau/rasa asam, yang disebabkan asam volatil, seperti asam format, asetat, butirat, dan propionat) Kerusakan Mikrobiologi Kerusakan mikrobiologi disebabkan oleh mikroorganisme pembusuk, baik oleh bakteri, kapang maupun oleh kamir.
Pada umumnya golongan bakteri mudah merusak bahan pangan
yang banyak mengandung protein dan berkadar air tinggi (terutama memiliki aktivitas air di atas 0.90).
Kapang umumnya merusak bahan pangan yang banyak mengandung
pektin, pati, dan selulosa.
Sedangkan kamir menyerang bahan pangan yang banyak
mengandung gula. Kerusakan mikrobiologi pada bahan pangan antara lain ditandai dengan timbulnya kapang, bau yang menyimpang (busuk), lendir, dan terjadinya perubahan warna. lanjutan Bakteri Clostridium putrefaciens dan Clostridium sporogenes dikenal sebagai penebab kerusakan daging dan sayuran, terutama produk dalam kaleng, karena bakteri bersifat proteolitik ananerobik. Proteus vulgaris sering merusak telur dan daging. Micrococcus menyebabkan terbentuknya lendir pada susu, Pseudomonas menyebabkan ketengikan susu pasteurisasi. Lactobacillus sering menyebabkan kerusakan pada minuman beralkohol. Micrococcus biasanya lebih tahan terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, garam, pengeringan, sehingga sering menyebakan kerusakan makanan olahan, seperti susu yang telah dipasteurisasi, daging, dan sayuran yang telah diasin. lanjutan Pertumbuhan kapang pada makanan biasanya ditandai seperti kapas yang dapat terlihat oleh mata. Kapang dapat tumbuh pada makanan seperti keju, selai, dan buah-buahan yang busuk. Kapang yang termasuk ordo Mucorales hidup dari sisa bahan pertanian (saprofit) dan biasanya merupakan sumber kerusakan pada bahan-bahan yang telah dikeringkan, misalnya jaeh, biji-bijian, kacang-kacangan, kulit, dan kayu.
Jenis kapang terpenting antara lain Rhizopus nigrificans
yang dapat tumbuh pada roti dan menimbulkan warna hitam yang tidak disukai. lanjutan Aspergillus flavus merusak makanan berkadar gula cukup tinggi seperti jam, jeli, sirup dan manisan, serta dapat mengubah warna makanan, misalnya dari kuning menjadi coklat kehitaman. Selain itu, Aspergillus flavus ini juga memproduksi aflatoksin, yaitu suatu racun/toksin yang berbahaya bagi manusia dan hewan, misalnya sering tumbuh pada kacang tanah, kopra, jagung dan beras. Aspergillus glaucus biasanya tumbuh pada buah-buahan yang dikeringkan yang berkadar gula tinggi seperti pisang sale dan kurma. lanjutan Kamir Rhodotorulla bersifat fermentatif yang sering tumbuh pada daging dan pickles (acar/asinan) yang dapat menyebabkan terjadikan kerusakan produk dan perubahan warna. See you next week