DISUSUN OLEH
Ardelia Evani
(2019770005)
DOSEN PENGAMPU :
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Mikroba yang tidak diinginkan tersebut dapat merusak kualitas dari suatu
bahan pangan. Kerusakan pangan tersebut dapat merubah karakteristik fisik dan
kimiawi dari suatu bahan pangan. Bahan pangan yang telah ditumbuhi oleh
mikroba tidak dapat dikonsumsi lagi, karena jika mengonsumsi pangan yang
sudah ditumbuhi mikroba dapat menimbulkan dampak tidak baik bagi kesehatan
manusia. Maka dari itu diperlukan cara agar bahan pangan tidak ditumbuhi oleh
mikroba, misalnya dengan pengawetan bahan pangan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kerusakan bahan pangan
2. Untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan bahan pangan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan bahan pangan
4. Untuk mengetahui contoh kerusakan bahan pangan
5. Untuk mengetahui faktor utama penyebab kerusakan bahan pangan
6. Untuk mengetahui akibat kerusakan bahan pangan
7. Untuk mengetahui cara mencegah kerusakan bahan pangan
BAB 2
PEMBAHASAN
Jika dilihat dari penyebabnya, kerusakan bahan pangan dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
a. Kerusakan Mikrobiologis
b. Kerusakan mekanis
c. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik bisa terjadi karena perlakuan-perlakuan fisik pada suatu bahan
pangan. Misalnya, terjadinya “Case Hardening” karena saat penyimpanan dalam
gudang dengan kondisi lembap yang dapat menyebabkan bahan kering seperti
tepung dapat meyerap air disekitar ruangan sehingga tepung menjadi mengeras
atau membatu. Dalam pendinginan terjadi kerusakan dingin (chilling injuries)
atau kerusakan beku (freezing injuries) dan “freezer burn” pada bahan yang
dibekukan.
Selain itu, kerusakan fisik juga bisa disebabkan karena adanya insekta,
parasit maupun tikus, suhu tinggi, kelembapan relatif rendah yang dapat
menyebabkan suatu bahan pangan kehilangan air, udara, dan sinar matahari. Pada
umumnya kerusakan fisik terjadi bersama-sama dengan bentuk kerusakan pangan
lainnya.
d. Kerusakan Biologis
e. Kerusakan Kimia
Kerusakan kimia dapat disebabkan karena senyawa kimia dan reaksi kimia,
penurunan pH, serta reaksi oksidasi dan reduksi pada bahan pangan. Perubahan
pH pada bahan pangan dapat menyebabkan suatu jenis pigmen dapat mengalami
perubahan warna, seperti halnya denaturasi dan penggumpalan yang terjadi pada
protein. Reaksi browning dapat terjadi secara enzimatis maupun non-enzimatis
yang merupakan kerusakan kimia yang menimbulkan warna coklat yang tidak
diinginkan.
Cemaran pada sayur-sayuran yaitu menjadi lembek, lunak, dan berair. Hal
tersebut karena organisme mempunyai enzim litik seperti selulase dan pectinase
yang berperan merusak dinding sel sayuran. Pada buah-buahan, warna berubah
menjadi lebih gelap, menjadi berair, tekstur lembek karena khamir atau jamur,
tetapi sedikit yang disebabkan oleh bakteri.
Pada beras dapat menyebabkan perubahan bau dan rasa pada beras. Hal ini
disebabkan karena penyimpanan beras dalam waktu lama dengan kondisi ruangan
yang kurang baik. Kerusakan pada beras disebabkan ketengikan yang terjadi pada
kandungan lemak beras sehingga menimbulkan bau apek. Bau apek dari beras
giling yang telah lama disimpan disebabkan oleh senyawa-senyawa karbonil yang
bersifat tengik, yaitu senyawa-senyawa hasil oksidasi lemak dengan oksigen dari
udara.
Mikroba dapat membuat kerusakan pangan dan berbahaya bagi tubuh jika
dikonsumsi oleh tubuh karena dapat menghasilkan racun. Mikroba dapat dijumpai
di tanah, air, dan udara. Mikroba yang ada di dalam bahan pangan dapat
mengubah komposisi bahan pangan dengan cara menghidrolisis pati dan selulosa
menjadi fraksi yang lebih kecil, menghidrolisis lemak dan menyebabkan
ketengikan, menyebabkan fermentasi gula serta merombak protein menjadi
amoniak sehingga menghasilkan bau busuk. Beberap mikroba dapat membentuk
lendir, gas, busa, warna, asam, toksin, dan lainnya.
Bakteri
1. Mutu
Bila tingkat kerusakannya ringan akan menyebabkan penurunan kelas
mutunya, tetapi bila tingkat kerusakannya agak berat dapat menyebabkan
lewat mutu (off-grade). Bahan makanan yang sudah off-grade menyebabkan
bahan makanan tersebut tidak layak dikonsumsi lagi. Untuk menentukan suatu
bahan makanan sudah mengalami off grade atau belum, ditetapkan batas mutu.
Batas mutu tergantung pada tingkat dan kondisi ekonomi-sosial konsumen.
2. Nilai Gizi
Kerusakan bahan makanan dapat mempengaruhi nilai gizi bahan makanan.
Mikroorganisme yang terdapat pada bahan makanan akan menggunakan
kandungan gizi untuk aktifitasnya. Kerusakan fisik pada pemanasan /
pembekuan akan menurunkan nilai gizi bahan makanan.
3. Kesehatan
Kerusakan bahan makanan dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
manusia, terutama kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
bersifat pathogen. Penyakit yang disebabkan oleh makanan disebut 'food borne
diseases' atau 'food borne illnennen'. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan
melalui makanan/minuman adalah : kolera, disentri, hepatitis, TBC dan thypus
abdominalis
2.7 Cara Mencegah Kerusakan Bahan Pangan
Untuk mencegah kerusakan pangan, pertumbuhan mikroorganisme harus
dikendalikan. Ini dapat dicapai dengan menghilangkan satu atau lebih kondisi
yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme atau dengan pengaturan
kondisi yang mempengaruhi metabolisme mikroorganisme. Metode yang dapat
digunakan untuk pengendalian pertumbuhan mikroorganisme adalah :
a. Pengurangan aktivitas fisik
Untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan, aktivitas air
pangan harus diturunkan sampai 0,6 atau di bawahnya. Ini dapat dilakukan dengan
penggunaan panas dan penambahan garam atau gula pada pangan.
b. Pengubahan suhu
Pertumbuhan mikroorganisme dapat dicegah dengan penurunan dan
peningkatan suhu
c. Penghilangan Oksigen
Penghilangan oksigen mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri aerobik,
tetapi khamir dapat melakukan respirasi secara anaerob dan beberapa bakteri
patogen juga bersifat anaerob. Sehingga cara ini dapat efektif sebagai usaha
pengawetan jika metode lain digunakan. Misal, destruksi dengan panas pada
proses pengalengan.
d. Pengaturan pH
Penurunan pH pangan dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Metode
yang paling banyak adalah penggunaan vinegar (asam asetat) pada pembuatan
acar.
e. Irradiasi
Irradiasi menggunakan sinar Beta dan Gamma. Irradiasi untuk saat ini dibatasi
hanya untuk pasteurisasi pangan yang didinginkan.
f. Bahan Kimia
Bahan kimia dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada bahan pangan, yaitu pengawet makanan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Ajrina Rizqi Wulan S. dkk. (2016) ' KERUSAKAN BAHAN PANGAN DAN
CARA PENCEGAHANNYA'. Makalah