RESIKO HYGIENE
Jenis-jenis Faktor
hygiene penyebab
kerusakan
makanan
Makanan sehat
dan rusak
Evaluasi
masalah
kerusakan
Tanda kerusakan makanan
bahan makanan
V. MATERI
1. Pengertian Resiko Hygiene dan Jenis Hygiene
Resiko hygiene adalah resiko atau kemungkinan kejadian yang dapat timbul akibat
tidak diterapkannya prosedur hygiene secara konsisten atau ketat. Resiko hygiene
antara lain:
a. Aspek ekonomi
1) Biaya yang harus dikeluarkan jika terjadi resiko hygiene
2) Kehilangan pelanggan setelah terjadinya resiko hygiene sehingga menurunkan
atau menghilangkan pendapatan
3) Kebangkrutan usaha karena hilangnya kepercayaan konsumen
4) Mempengaruhi usaha lain yang sejenis
b. Penyebaran penyakit
1) Hepatitis
2) Cacingan
3) Disentri
4) Demam tifus
c. Kerusakan dan pembusukan makanan
d. Keracunan makanan
1) Keracunan makanan karena infeksi, yaitu keracunan makanan yang
disebabkan bakteri dalam makanan yang cukup banyak dan masuk ke tubuh
manusia, sehingga menginfeksi manusia.
2) Keracunan makanan karena intoksikasi, yaitu keracunan makanan yang
disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bakteri dalam makanan
2. Pengertian Kerusakan Makanan
Makanan merupakan senyawa organik alami sehingga mudah dirusak oleh
mikroorganisme atau kerusakan disebabkan oleh hal lain. Makanan rusak diartikan
sebagai:
1) Makanan yang jika dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan penyakit
bagi yang mengonsumsinya
2) Makanan yang mengandung mikroorganisme patogen dalam jumlah yang
menyebabkan penyakit
3) Makanan yang telah mengalami penurunan kualitas dari standar mutu
makanan yang ditentukan
4) Makanan yang telah mengalami penyimpangan fisik yang melewati batas
standar mutu/batas normal, meliputi penyimpanan pada aspek warna, tekstur,
cita rasa (bau dan rasa), dan bentuk.
b. Kerusakan kimia
Kerusakan kimia terjadi karena adanya reaksi kimia yang terjadi pada
makanan misalnya pada lemak, karbohidrat, dan protein sehingga
menimbulkan perubahan bau seperti tengik, bau asam, atau bau busuk, dan
terjadinya reaksi browning pada bahan makanan.
Contoh bahan makanan yang rentan terhadap kerusakan kimia adalah buah
apel, gula (karamelisasi), minyak goreng.
c. Kerusakan fisik
Kerusakan fisik terjadi karena adanya perlakuan fisik seperti pengeringan,
pembakaran, pendinginan dan pencahayaan.
Contoh kerusakan fisik seperti:
- Gosong akibat pembakaran dalam waktu lama pada suhu tinggi
- Pengerasan tekstur makanan/case hardening akibat pengeringan
- Pelunakan tekstur/chilling injuries pada makanan akibat didinginkan
- Pelunakan dan keluarnya cairan makanan beku saat diletakkan pada suhu
kamar/freesing injuries akibat disimpan pada lemari pembeku
d. Kerusakan mekanis
Kerusakan yang terjadi akibat benturan, gesekan, bantingan saat pengepakan
dan [engankutan makanan yang dilakukan kurang hati-hati sehingga bahan
makanan menjadi memar, retak, pecah, atau remuk. Kerusakan ini dapat
menjadi awal terjadinya kerusakan lain misalnya kerusakan mikrobiologis atau
kerusakan kimia.
e. Kerusakan fisiologis
Kerusakan yang disebabkan oleh reaksi metabolism bahan makanan tau enzim
yang terdapat pada makanan sehingga terjadi proses autolisis. Proses fisiologis
merupakan proses biokimia sehingga kecepatan reaksinya dipengaruhi oleh
faktorsuhu. Ciri terjadinya kerusakan fisiologis adalah daging buah menjadi
lunak atau terlalu empuk.
f. Kerusakan biologis
Kerusakan biologis adalah kerusakan yang disebabkan oleh organisme seperti
tikus, serangga, dan hama lainnya yang merusak bahan makanan. Jenis
kerusakan ini dapat terlihat pada bahan makanan dan biasanya akan diikuti
oleh jenis kerusakan mikrobiologis.
Biasanya kerusakan bahan makanan tidak terjadi secara terpisah, artinya
berbagi jenis kerusakan makanan dapat terjadi pada bahan makanan secara
bersamaan atau kerusakan jenis tertentu akan diikuti oleh jenis kerusakan
lainnya. Sebagai contoh kerusakan fisiologis akan diikuti oleh kerusakan fisik
dan mikroorganisme atau mekanik kemudian diikuti kerusakan mikrobiologis,
fisik, dan seterusnya.
4. Perbedaan makanan sehat dan makanan rusak
Makanan sehat adalah makanan yang memiliki kriteria berikut ini:
a. Makanan yang layak untuk dimakan karena memenuhi komposisi kebutuhan
dan diolah sesuai dengan prosedur pengolahan
b. Bebas dari benda-benda hidup atau jasad renik yang dapat menimbulkan
penyakit
c. Bebas dari benda-benda yang dapat mengotori makanan atau menyebabkan
cedera bagi yang mengonsumsinya (rambut, kulit bahan makanan, dan lain-
lain)
d. Bebas dari unsur kimia yang mencemari makanan, baik yang berasal dari
bahan kimia di luar makanan maupun yang berasal dari bahan makanan
tersebut
5. Tanda-tanda Kerusakan Pada Bahan Makanan
Beberapa tanda kerusakan bahan makanan antara lain:
1) Kerusakan daging
a. Perubahan warna menjadi kehijauan
b. Pembentukan lendir
c. Akumulasi gas dan cairan asam
d. Bau amonia
2) Kerusakan ikan
a. Perubahan bau karena bahan volatile (mudah menguap)
b. Pembentukan lendir
c. Perubahan warna dan bau
3) Kerusakan susu
a. Perubahan cita rasa menjadi asam
b. Penggumpalan susu
c. Pembentukan busa
4) Kerusakan sayuran dan buah
a. Perubahan cita rasa, tekstur, dan bau
b. Terbentuk black rot,gray rot, pink rot, soft rot, stem-end rot (terlihat secara
fisik)
5) Kerusakan minuman
a. Warna lebih pekat dan keruh
b. Perubahan bau dan rasa
6) Kerusakan kaleng/kemasan
a. Kaleng menggembung/rusak
b. Terbentuk gas
c. Terbentuk warna kehitaman/kebiruan karena reaksi senyawa sulfur dengan
besi dari kaleng
6. Faktor Penyebab Kerusakan Makanan
a. Aktifitas Air /Water Activity
Bahan makanan mengandung dua jenis yaitu air terikat dan air bebas. Water activity
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan air bebas yang terkandung
dalam makanan dan berada di luar sel. Air bebas biasanya digunakan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang dalam makanan. Untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme maka kandungan air bebas dalam bahan makanan harus
dikurangi.
Pengurangan air bebas pada bahan makanan dilakukan dengan dua cara yaitu: