Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ORGANIK II

“PROTEIN”

OLEH : KELOMPOK 6

VERREN THESA M.P (A251 15 096)


JUANA MELANI. K (A251 15 104)
RIAN HIDAYAT (A251 13 040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKIAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ​Kimia Organik 2. Dalam
makalah ini kami membahas tentang ​Protein, Peptida dan Enzime

Penyusun mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca.


Serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, kami sangat menantikan tanggapan, kritik dan saran dari
segenap pembaca.

Dengan demikian semoga makalah yang kami buat dapat berguna dan memenuhi
kebutuhan bagi kita semua.

Palu, 3 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ............. i

Daftar Isi ............. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............. 1


1.2 Rumusan Masalah ............ 2
1.3 Tujuan ............. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein............................................................................... 6


2.2 Sifat Protein ....................................................................................... 7
2.3 Peptida Dan Ikatan Peptida................................................................ 9
2.4 Fungsi Protein..................................................................................... 11
2.5 Struktur Protein................................................................................... 12
2.6 Enzim.................................................................................................. 14
2.7 Sifat Enzim.......................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........... 17


3.2 Saran .......... 17

DAFTAR PUSTAKA ............ iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein ​(akar kata ​protos dari ​bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Protein merupakan blok pembangundasar hewan–hewan dan oleh karenanya memiliki
daya tarik utama bagi para biokimiawan. Protein ini merupakan konstituen utama penyusun
tubuh mulai dari jaringan kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut, dan darah. Protein
adalah sel penyusun tubuh yang eksis menyusun semua sel hidup. Oleh karena protein itu
merupakan konsriruen utama enzim–enzim dan banyak hormon yang berfungsi untuk
mengontrol fungsi tubuh.
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk
strukur sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari
asam–asam amino yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga
disebut sebagai polipeptida. Hal ini yang menarik bahwa protein pada semua bentuk
kehidupan (organisme) mengandung hanya 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya
menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan
menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini
dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh ​esensiil,​ sedangkan
sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau ​tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan
berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah
membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat
disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena hasil transkripsi
di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka kami merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan protein ?
2. Bagamaina sifat dari protein
3. Apa yang di maksud dengan peptida ?
4. Apa saja sifat dari peptida ?
5. Bagaimana struktur dari protein?
6. Apa yang dimaksud dengan enzime ?
7. Apa saja sifat-sifat enzime ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian protein
2. Untuk mengetahui sifat dari protein
3. Untuk mengetahui pengertian peptida
4. Untuk mengetahui sifat dari peptida
5. Untuk mengetahui struktur dari protein
6. Untuk mengetahui pengertian enzime
7. Untuk mengetahui sifat dari enzime

.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PROTEIN


Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala
sulfurserta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam
biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof).
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel makhluk hidup
dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel
dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat
ditemukan dalam satu sel. Tambahan lagi, protein memiliki berbagai peran biologis
karena protein merupakan instrument molekuler yang mengekspresikan informasi
genetik.

2.2 SIFAT PROTEIN


1. Denaturasi
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan terjadinya proses perubahan konfigurasi
susunan molekul dari protein. Perubahan konfigurasi tersebut kemudian merubah struktur
baik itu sekunder, tersier dan kuarter protein. Namun perlu digaris bawahi, perubahan
susunan tersebut sama sekali tidak merubah susunan ikatan peptide dari protein. Sifat
denaturasi protein ini bisa terjadi karena beberapa hal di antaranya suhu panas yang
memutuskan ikatan hidrogennya, adanya asam basa yang memutus jembatan garam pada
struktur tersier senyawa protein, adanya logam berat yang kemudian membentuk protein
logam yang tidak bisa dilarutkan.
2. Koagulasi
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan adanya penggumpalan partikel koloid
sebagai akibat penambahan senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan partikel
menjadi netral dan akhirnya membentuk endapan akibat gaya grafitasi. Koagulasi ini
sendri terjadi karena beberapa hal seperti pemanasan (contohnya: darah), pengadukan
(contohnya: tepung kanji), dan pendinginan (contohnya: agar-agar).
3. Browning
`Sifat protein yang satu ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi
coklat. Hal ini merupakan reaksi pencoklatan enzimatis serta non enzimatis. Contoh
pencoklatan enximatis terlihat pada buah-buah juga sayuran yang mengandung zat
fenolik. Semenetara itu, contoh untuk pencoklatan non enzimatis ada pada karamelisasi
gula.

Selain sifat diatas, terdapat pula sifat fisik dan sifat kimia dari protein, yaitu :
A. Sifat fisik protein
● Protein tidak berwarna dan hambar.
● Bersifat homogen dan kristal.
● Protein bervariasi dalam bentuk, protein bisa berbentuk struktur kristaloid sederhana
sampai struktur fibrilar panjang.
● Struktur protein terdiri dari dua pola yang berbeda – protein globular dan protein
fibrilar.
● Protein globular yang berbentuk bulat dan hadir pada tanaman. Protein Fibrilar yang
seperti benang, mereka umumnya hadir pada hewan.
● Protein umumnya memiliki berat molekul besar berkisar antara 5 X 103 dan 1 X 106.
● Karena ukuran besar, protein menunjukkan banyak sifat koloid.
● Tingkat difusi protein sangat lambat.
● Protein menunjukkan efek Tyndall.
● Protein cenderung mengubah sifat mereka seperti denaturasi. Banyak sekali proses
denaturasi diikuti dengan koagulasi.
● Denaturasi mungkin akibat dari agen fisik atau kimia. Para agen fisik meliputi,
gemetar, pembekuan, pemanasan dll agen kimia seperti sinar-X, radiasi radioaktif dan
ultrasonik.
● Protein seperti asam amino menunjukkan amfoter yaitu properti, mereka dapat
bertindak sebagai asam dan alkali.
● Seperti protein yang amfoterik di alam, mereka dapat membentuk garam dengan
kedua kation dan anion berdasarkan muatan bersih.
● Kelarutan protein tergantung pada pH. Kelarutan terendah terlihat pada titik
isoelektrik, kelarutan meningkat dengan meningkatnya keasaman atau alkalinitas.
● Semua protein menunjukkan bidang cahaya terpolarisasi ke kiri, yaitu, laevorotatory.
ikatan hidrogen pada protein

B. Sifat Kimia Protein


● Protein ketika dihidrolisis oleh asam, seperti asam pekat HCl hasil amino dalam
bentuk hidroklorida mereka.
● Ketika Protein dihidrolisis dengan alkali menyebabkan hidrolisis asam amino tertentu
seperti arginie, sistein, serin, dll, juga aktivitas optik dari asam amino yang hilang.
● Protein yang reaksi dengan alkohol memberikan ester yang sesuai. Proses ini dikenal
sebagai esterifikasi.
● Asam amino bereaksi dengan amina membentuk amida.
● Ketika asam amino bebas atau protein dikatakan bereaksi dengan asam mineral
seperti HCl, garam asam terbentuk.
● Ketika asam amino dalam medium alkali bereaksi dengan banyak asam klorida, reaksi
asilasi berlangsung.
● Reaksi Sanger adalah Protein bereaksi dengan reagen FDNB untuk menghasilkan
turunan berwarna kuning, asam amino DNB.
● Tes Folin adalah tes spesifik untuk asam amino tirosin, di mana warna biru
berkembang dengan asam phosphomolybdotungstic dalam larutan alkali karena
kehadiran kelompok fenol.

2.3 PEPTIDA DAN IKATAN PEPTIDA

Peptida​ merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih ​asam amino​. Jika
jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50
molekul disebut dengan ​protein​. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan
peptida terjadi jika ​atom​ ​nitrogen​ pada salah satu asam amino berikatan dengan ​gugus
karboksil​ dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan
pada beberapa aktivitas ​biokimia​. Peptida dapat berupa ​enzim​, ​hormon​, ​antibiotik​,
dan ​reseptor​.
Suatu peptida ialah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih. Ikatan
amida antra suatu gugus a-amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino
lain disebut ikatan peptida. Contoh peptida berikut yang dibentuk dari alanina dan glisina,
disebut​ alanilglisina,​ menggambarkan suatu​ ​ikatan peptida​.
Ikatan Peptida ​merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus
karboksill suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul
lainnya. ​Reaksi yang terjadi merupakan reaksi ​kondensasi​, hal ini ditandai dengan lepasnya
molekul ​air​ ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang
gelombang 190-230 nm. Ikatan peptida sangat stabil, yang berarti mereka sulit untuk pecah.
1) Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi pembentukan ikatan peptida antar asam amino dalam protein yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, yang ditandai dengan lepasnya molekul air
ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Semua protein terbuat dari rantai asam
amino ikatan yang bersama-sama dalam cara yang sangat spesifik. Sebagian besar
asam amino memiliki gugus karboksil tunggal (-COOH) di satu sisi dan gugus amino
(NH2-) di sisi lain. Asam amino yang berdekatan dapat membentuk ikatan peptida
ketika satu kelompok asam karboksil yang bergabung dengan gugus amino yang lain.

Ketika ikatan peptida terbentuk antara asam amino, molekul air hilang. Jenis
reaksi ini disebut reaksi kondensasi. Molekul air (H2O) yang dibuat oleh hilangnya
hidroksil (OH-) dari gugus karboksil dan atom hidrogen (H) dari gugus amino. Fakta
bahwa semua asam amino ikatan bersama-sama dengan cara ini adalah salah satu
faktor yang menentukan bentuk protein yang dibuat. Ikatan peptida tunggal terjadi
antara masing-masing pasangan asam amino. Protein juga disebut polipeptida seperti
yang sering terdiri dari puluhan bahkan ratusan asam amino yang telah bergabung
bersama menjadi rantai peptida. Ini berarti bahwa protein mengandung banyak ikatan
peptida.

Contoh ikatan peptida:

2) Cara Memutus Ikatan Peptida


Ikatan peptida dapat dirusak atau diputus dengan melakukan hidrolisis. Ikatan
peptida terbentuk dari protein yang mempunyai kecenderungan untuk putus secara
spontan ketika terdapat air. Dari hasil pemutusan tersebut, dilepaskan energi sebesar
10 kJ/mol. Namun, proses pemutusan terjadi sangat lambat. Pada umumnya,
organisme menggunakan enzim untuk membantu proses pemutusan atau
pembentukan ikatan peptida untuk mempercepat reaksi.
Untuk memecahkan ikatan peptida, reaksi hidrolisis – kebalikan dari reaksi
kondensasi – harus terjadi. Reaksi hidrolisis terjadi ketika membelah protein menjadi
rantai peptida, atau peptida menjadi asam amino tunggal. Dalam hidrolisis, molekul
air ditambahkan ke ikatan peptida, menyebabkan air untuk membagi. Gugus hidroksil
(OH-) menempel pada gugus karboksil satu asam amino, dan atom hidrogen (H)
menempel pada gugus amino yang lain.
2.4 FUNGSI PROTEIN
Menurut Winarno (2002), protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh,
yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut.
a. Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson. ​Enzim
menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai
beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya
dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

b. Alat pengangkut dan alat penyimpan

Banyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen dalam
eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma
darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein
yang berbeda dengan transferin.

c. Pengatur pergerakan

Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh protein.

d. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
e. Pertahanan tubuh/Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan benda-benda yang
menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
f. Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
g. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

2.5 STRUKTUR PROTEIN


Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan
struktur kuartener.
1. ​Struktur primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk rantai polipeptida.
Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan
temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa
enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida
yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik.
Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957,Vernon Ingram menemukan
bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu
mutasi genetik.
2. ​Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua
pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet. Struktur sekunder protein adalah struktur
tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh
ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

o alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
o beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan
o gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).

3. ​Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga
membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat,
berbentuk globuler. Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur
sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat
berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya
dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
4. ​Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida. Struktur kuartener
menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur
protein. Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
a. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam
amino
b. Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan
protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam
nukleat.

Protein sederhana menurut bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:


1. Protein fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan
dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau
serabut yang stabil. Protein fiber tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam,
asam, basa ataupun alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan
pati dan sukar dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur jaringan
dan bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
2. Protein globular
Protein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai
polipeptida yang terlibat. Protein globular/speroprotein berbentuk bola, protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi asam dan asam encer.Protein ini mudah terdenaturasi. Banyak terdapat pada susu,
telur dan daging.

2.6 ENZIM

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi
lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis
akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor
enzim.

2.6 SIFAT ENZIME

Sifat-sifat Enzim
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
2. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu
saja.
3. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
4. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
5. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
6. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta
konsentrasi substrat.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dari makalah ini, maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Protein merupakan senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida.
2. Sifat dari protein antara lain yaitu denaturasi, koagulasi, dan browning
3. Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih ​asam amino​. Jika jumlah
asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50
molekul disebut dengan ​protein​. ​Ikatan Peptida ​merupakan ikatan yang terbentuk ketika
atom karbon pada gugus karboksill suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen
pada gugus amina molekul lainnya. ​Reaksi yang terjadi merupakan reaksi ​kondensasi​,
hal ini ditandai dengan lepasnya molekul ​air​ ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan
ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut amida.
4. Fungsi protein yaitu sebagai enzim, alat pengangkut dan alat penyimpan, pengatur
pergerakan, penunjang mekanis, pertahanan tubuh/imunisasi, media perambatan impuls
syaraf, pengendalian pertumbuhan
5. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.

3.2. Saran

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna
karena kurangnya referensi dan penunjang dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun atau
menunjang kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Andi,S . 2012. Enzim. [Online].http//:id.wikipedia.org/wiki/Enzim/06/2012.html. Di akses


pada tanggal 2 maret 2017

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Zaskia. 2014. Pengertian Peptida. [Online].​http://pengertian-peptida-50371629082011.htm​l.


(Diakses 23 April 2012).

Anda mungkin juga menyukai