“PROTEIN”
OLEH : KELOMPOK 6
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik 2. Dalam
makalah ini kami membahas tentang Protein, Peptida dan Enzime
Dengan demikian semoga makalah yang kami buat dapat berguna dan memenuhi
kebutuhan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain sifat diatas, terdapat pula sifat fisik dan sifat kimia dari protein, yaitu :
A. Sifat fisik protein
● Protein tidak berwarna dan hambar.
● Bersifat homogen dan kristal.
● Protein bervariasi dalam bentuk, protein bisa berbentuk struktur kristaloid sederhana
sampai struktur fibrilar panjang.
● Struktur protein terdiri dari dua pola yang berbeda – protein globular dan protein
fibrilar.
● Protein globular yang berbentuk bulat dan hadir pada tanaman. Protein Fibrilar yang
seperti benang, mereka umumnya hadir pada hewan.
● Protein umumnya memiliki berat molekul besar berkisar antara 5 X 103 dan 1 X 106.
● Karena ukuran besar, protein menunjukkan banyak sifat koloid.
● Tingkat difusi protein sangat lambat.
● Protein menunjukkan efek Tyndall.
● Protein cenderung mengubah sifat mereka seperti denaturasi. Banyak sekali proses
denaturasi diikuti dengan koagulasi.
● Denaturasi mungkin akibat dari agen fisik atau kimia. Para agen fisik meliputi,
gemetar, pembekuan, pemanasan dll agen kimia seperti sinar-X, radiasi radioaktif dan
ultrasonik.
● Protein seperti asam amino menunjukkan amfoter yaitu properti, mereka dapat
bertindak sebagai asam dan alkali.
● Seperti protein yang amfoterik di alam, mereka dapat membentuk garam dengan
kedua kation dan anion berdasarkan muatan bersih.
● Kelarutan protein tergantung pada pH. Kelarutan terendah terlihat pada titik
isoelektrik, kelarutan meningkat dengan meningkatnya keasaman atau alkalinitas.
● Semua protein menunjukkan bidang cahaya terpolarisasi ke kiri, yaitu, laevorotatory.
ikatan hidrogen pada protein
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika
jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50
molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan
peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus
karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan
pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,
dan reseptor.
Suatu peptida ialah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih. Ikatan
amida antra suatu gugus a-amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino
lain disebut ikatan peptida. Contoh peptida berikut yang dibentuk dari alanina dan glisina,
disebut alanilglisina, menggambarkan suatu ikatan peptida.
Ikatan Peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus
karboksill suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul
lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya
molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang
gelombang 190-230 nm. Ikatan peptida sangat stabil, yang berarti mereka sulit untuk pecah.
1) Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi pembentukan ikatan peptida antar asam amino dalam protein yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, yang ditandai dengan lepasnya molekul air
ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Semua protein terbuat dari rantai asam
amino ikatan yang bersama-sama dalam cara yang sangat spesifik. Sebagian besar
asam amino memiliki gugus karboksil tunggal (-COOH) di satu sisi dan gugus amino
(NH2-) di sisi lain. Asam amino yang berdekatan dapat membentuk ikatan peptida
ketika satu kelompok asam karboksil yang bergabung dengan gugus amino yang lain.
Ketika ikatan peptida terbentuk antara asam amino, molekul air hilang. Jenis
reaksi ini disebut reaksi kondensasi. Molekul air (H2O) yang dibuat oleh hilangnya
hidroksil (OH-) dari gugus karboksil dan atom hidrogen (H) dari gugus amino. Fakta
bahwa semua asam amino ikatan bersama-sama dengan cara ini adalah salah satu
faktor yang menentukan bentuk protein yang dibuat. Ikatan peptida tunggal terjadi
antara masing-masing pasangan asam amino. Protein juga disebut polipeptida seperti
yang sering terdiri dari puluhan bahkan ratusan asam amino yang telah bergabung
bersama menjadi rantai peptida. Ini berarti bahwa protein mengandung banyak ikatan
peptida.
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson. Enzim
menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai
beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya
dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
Banyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen dalam
eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma
darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein
yang berbeda dengan transferin.
c. Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh protein.
d. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
e. Pertahanan tubuh/Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan benda-benda yang
menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
f. Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
g. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
o alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
o beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan
o gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).
3. Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga
membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat,
berbentuk globuler. Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur
sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat
berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya
dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
4. Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida. Struktur kuartener
menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur
protein. Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
a. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam
amino
b. Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan
protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam
nukleat.
2.6 ENZIM
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi
lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis
akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor
enzim.
Sifat-sifat Enzim
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
2. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu
saja.
3. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
4. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
5. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat
berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju
reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
6. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta
konsentrasi substrat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dari makalah ini, maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Protein merupakan senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida.
2. Sifat dari protein antara lain yaitu denaturasi, koagulasi, dan browning
3. Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah
asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50
molekul disebut dengan protein. Ikatan Peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika
atom karbon pada gugus karboksill suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen
pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi,
hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan
ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut amida.
4. Fungsi protein yaitu sebagai enzim, alat pengangkut dan alat penyimpan, pengatur
pergerakan, penunjang mekanis, pertahanan tubuh/imunisasi, media perambatan impuls
syaraf, pengendalian pertumbuhan
5. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
3.2. Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna
karena kurangnya referensi dan penunjang dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun atau
menunjang kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA