Anda di halaman 1dari 15

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

PEMBUATAN PEUYEUM

KELOMPOK 1
1. Aghannail Nuriqbal Yuri Manalu
2. Alexander Joses Da Silva
3. Ayu Vania Rahmawati
4. Azka Faslan Putra Wibowo
5. Haivabilqis Excelia V
6. Muhammmad Al Givari Rafilmi
7. Nakisha Alfada Sheza F
8. Salsabila Nadifah

X IPA 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Judul ......................................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................................... 1
C. Manfaat .................................................................................................................... 1
D. Tempat & Waktu...................................................................................................... 1

BAB II : DASAR TEORI

A. Bioteknologi ............................................................................................................. 2
B. Fermentasi ................................................................................................................ 2
C. Singkonng ................................................................................................................ 3
D. Peuyeum ................................................................................................................... 3
E. Ragi Tapai ................................................................................................................ 4

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Waktu ....................................................................................................................... 5
B. Alat & Bahan ........................................................................................................... 5
C. Cara Kerja ................................................................................................................ 6

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................................................... 7
B. Pembahasan.............................................................................................................. 8

BAB V : KESIMPULAN

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10

PENUTUP ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Biologi, dengan judul “Bioteknologi Konvensional
Pembuatan Peuyeum”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul
➢ Bioteknologi Konvensional Pembuatan Peuyeum.

B. Tujuan
• Untuk mengetahui penerapan bioteknolgi dengan fermentasi peuyeum.
• Untuk mengetahui peranan organisme Saccharomyces cerevisiae dalam ragi.
• Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan peuyeum.

C. Manfaat
• Meningkatkan imunitas.
• Mencegah anemia.
• Menguatkan fungsi otot.
• Melancarkan sistem pencernaan.
• Mencegah hipertensi.
• Menurunkan kadar kolestrol.

D. Tempat & Waktu


➢ Tempat : Jl. Meran No.14/RT.006/RW.005 Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat
➢ Waktu : 7 November 2023

1
BAB II
DASAR TEORI

A. Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari tiga kata dalam bahasa Latin, yaitu bios (hidup), teknos
(penerapan), dan logos (ilmu). Berarti bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari
prinsip-prinsip penerapan biologi. Bioteknologi ini merupakan cabang dari biologi yang
khusus mempelajari cara memanfaatkan makhluk hidup dalam proses produksi untuk
menghasilkan makhluk hidup, barang, dan jasa.
Bioteknologi memiliki jenis-jenisnya. Oleh karena itu bioteknologi dapat dibagi
berdasarkan kompleksitasnya menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi tradisional atau
konvensional dan bioteknologi modern sebagai berikut:
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah
dan pada dasarnya dilakukan hanya didasarkan atas pengalaman yang turun
temurun. Dengan kata lain, dilakukan dengan secara sederhana. Umumnya,
bioteknologi konvensional belum dapat diproduksi secara masif dan massal.
Misalnya pembuatan tape singkong. Proses ini membutuhkan bantuan sejumlah
jenis jamur dan bakteri. Hasilnya singkong akan berubah menjadi lunak dan
manis.
2. Bioteknologi Modern
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan
produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan
peralatan canggih. Selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan
bagianbagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.

B. Fermentasi
Fermentasi atau peragian adalah proses produksi energi dalam sel dengan keadaan
anaerobik (tanpa oksigen) yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui aksi
enzim. Fermentasi adalah suatu bentuk respirasi anaerobik secara umum, namun ada
definisi yang lebih tepat yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik tanpa kehadiran akseptor elektron eksternal. Contoh fermentasi
dapat ditemui dalam pembuatan roti, minuman anggur (bir), pembuatan keju, dan
pembuatan tapai.
Gula adalah bahan umum dalam fermentasi. Beberapa contoh produk fermentasi
adalah etanol, asam laktat dan hidrogen. Namun, beberapa komponen lain juga dapat
dihasilkan dari fermentasi, seperti asam butirat dan aseton. Ragi adalah bahan fermentasi

2
yang umum digunakan untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerob (tanpa akseptor elektron eksternal) pada otot
mamalia selama kerja keras dapat diklasifikasikan sebagai bentuk fermentasi yang
menghasilkan asam laktat sebagai produk sampingan. Akumulasi asam laktat ini dapat
menyebabkan kelelahan otot.

C. Singkong
Singkong merupakan komoditas hasil pertanian yang banyak ditanam di
Indonesia dan merupakan sumber karbohidrat yang penting setelah beras, dengan
kandungan karbohidrat sebanyak 34,7%. Namun pada kenyataannya singkong kurang
begitu dimanfaatkan. Untuk itu perlu adanya pemanfaatan singkong agar menjadi
makannan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Singkong dapat disajikan
sebagai makanan pokok pengganti nasi yaitu tiwul, gatot, roti, biscuit, tapai, pati, dan
berbagai macam makanan lainnya.
Pada hakekatnya semua makanan yang mengandung karbohidrat bisa diolah
menjadi tape. Tetapi sampai sekarang yang sering diolah adalah ketan dan singkong
(berdaging putih atau kuning). Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok
penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Singkong dapat diolah menjadi tape singkong melalui proses fermentasi yaitu
terjadinya perubahan bahan-bahan organik dari senyawa-senyawa komplek menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan kerja enzim atau menggunakan ragi
tape. Ragi tape berfungsi sebagai sumber mikroba yang berperan dalam proses
fermentasi dan sumber protein sel tunggal, schingga tape singkong mempunyai
tekstur yang lunak, rasa yang asam manis, dan memiliki aroma khas tapai.

D. Peuyeum
Peuyeum atau disebut juga tapai singkong merupakan makanan hasil
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, terutama kapang dan yeast. Rasa
manis tapai sendiri disebabkan oleh kadar gula dari tapai itu sendiri. Dalam proses
fermentasi, pati akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan
oleh mikroorganisme ragi Saccaromyces cerevisiae gula diubah menjadi alkohol.
Saccaromyces cerevisiae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi bercampur
tepung beras. Tapai singkong memiliki kandungan protein 0,5 gram/ 100 gram bahan.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh, perbaikan dan
pergantian sel-sel jaringan tubuh yang rusak, dan produksi enzim pencernaan serta
enzim metabolisme.
Tapai mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-
kadang asam. Hal ini terjadi karena perubahan pada bahan dasar singkong menjadi
tapai. Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan

3
gula-gula sederhana. Gula-gula yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi
alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asam-asam organik
antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat. Asam-asam organik dan
alkohol membentuk ester yang merupakan komponen cita rasa.
Pembuatan tapai meliputi dua tahap fermentasi yaitu pengubahan karbohidrat
komplek (polisakarida) seperti pati yang terdapat dalam bahan baku menjadi bentuk
karbohidrat yang lebih sederhana (monosakarida) yaitu gula (glukosa) dan pada
proses selanjutnya gula diubah menjadi alkohol oleh yeast dengan hasil sampingan
dari reaksi tahap kedua adalah gas CO₂ dan asam-asam organik.

E. Ragi Tapai
Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme,
terutama fungi (kapang dan jamur), seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus
oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp, Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, dan Pediococcus sp. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika jenis lain
juga terlibat.
Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang didominasi S. cerevisiae umumnya
berbentuk semi-cair, lunak, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan
memiliki tekstur lengket. Produksi tapai biasanya dilakukan oleh industri kecil, dan
menengah.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu
➢ Waktu pembuatan : 7 November 2023
➢ Waktu untuk fermentasi : 2-3 hari

B. Alat & Bahan

Nama Alat & Bahan Jumlah


Singkong 4 buah
Ragi Tapai 3 butir
Air 1 liter
Daun Pisang 1 lembar
Panci 1 buah
Baskom 1 buah
Wadah 1 buah
Pisau 1 buah
Kompor 1 buah

5
C. Cara Kerja

Siapkan alat dan Potong


Kupas kulit
bahan singkong
singkong hingga
yang telah
kesat
dikupas

Kukus singkong Cuci singkong


hingga ¾ matang hingga bersih

Taburi ragi
Haluskan ragi tapai Angkat singkong lalu tapai yang
taruh di baskom dihaluskan ke
untuk di dinginkan atas singkong

Masukkan singkong Lapisi wadah


yang telah diberi ragi dengan daun pisang
ke dalam wadah

Tutup singkong Diamkan selama 2-3


dengan daun pisang hari hingga singkong
lalu tutup wadah nya lunak dan manis

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil

7
Perbedan singkong sebelum dan sesudah fermentasi
Sebelum Sesudah
Tekstur : Keras Tekstur : Lunak, Berair
Rasa : Hambar Rasa : Manis, Asam
Aroma : Bau khas singkong Aroma : Bau alkohol

Hasil penelitian : Berhasil

B. Pembahasan
Peuyeum atau tapai singkong memiliki rasa yang nikmat dan lezat. Berbeda dengan
singkong, peuyeum memiliki tekstur yang lebih lunak dan rasa yang lebih manis.
Peuyeum berbentuk semi cair, berasa manis keasaman, dan memiliki tekstur lengket.
Apabila dimakan, tubuh akan terasa hangat karena peuyeum mengandung alkohol yang
dihasilkan dari proses fermentasi oleh ragi tapai.
Dalam pembuatannya, peuyeum memerlukan kecermatan dan kebersihan yang
tinggi agar singkong dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung
secara baik. Ragi tapai merupakan bibit mikroorganisme yang sangat berperan dan
dibutuhkan untuk membuat peuyeum. Agar fermentasi peuyeum tidak gagal, alat-alat dan
bahan yang digunakan harus bersih dari kotoran, dan air yang digunakan juga harus
bersih. Apabila proses pembuatan peuyeum tidak dilakukan secara higienis dan tidak

8
memperhatikan standar kebersihan, maka peuyeum akan cepat busuk karena pasti ada
bakteri atau mikroorganisme lain yang masuk ke dalam peuyeum.
Perubahan biokimia yang terjadi pada fermentasi peuyeum adalah karbohidrat
menjadi gula (glukosa) dan gula menjadi alkohol. Karbohidrat diubah menjadi glukosa
dengan bantuan mikroorganisme Chlamydomucor. Sedangkan gula diubah menjadi
alkohol dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae. Secara singkat,
glukosa merupakan gula yang paling sederhana dan melalui proses fermentasi akan
dihasilkan etanol. Waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi adalah 2-3 hari.
Peuyeum atau tapai singkong bisa divariasi menjadi makanan lain yang tak kalah
lezatnya dengan proses pembuatan yang relatif mudah untuk dikerjakan. Contohnya,
tapai bisa diubah menjadi tapai goreng. Rasa tapai yang sudah manis tidak mengharuskan
kita untuk menambahkan gula pada masakan tersebut sehingga aman bagi penderita
diabetes. Contoh makanan lain yang dapat dibuat dari tapai adalah es tapai. Es tapai
sangat mudah dibuat, serta rasanya sangat manis dan menyegarkan karena ada es yang
membuat makanan tersebut segar. Selain itu, tapai juga bisa dibuat menjadi wajik atau
dodol. Tapai juga dapat dicampurkan dengan makanan lain sebagai bahan pelengkap,
misal dicampur dengan es teler, es campur, es doger, es cendol, dan es-es lainnya.

9
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Pembuatan peuyeum termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional)
karena masih menggunakan cara-cara yang sederhana.

2. Pada proses pembuatan peuyeum, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di
dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong
akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.

3. Dalam pembuatan peuyeum, ragi (Saccharomyces cerevisiae) mengeluarkan


enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih
sederhana. Oleh karena itu, peuyeum terasa manis apabila sudah matang
walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.

4. Kegagalan dalam pembuatan peuyeum biasanya dikarenakan enzim pada ragi


Saccharomyces cerevisiae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu
proses pemecahan enzim tersebut.

5. Setelah melakukan penelitian, kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang


terjadi pada peuyeum atau tapai singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga,
dalam proses pembuatan peuyeum ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya
proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses
fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada
singkong harus tertutup rapat.

6. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan.

B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya yaitu
diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana
pembuatan peuyeum atau tapai singkong tersebut supaya proses nya berlangsung secara
sempurna.

10
PENUTUP

Dari hasil uji coba pembuatan peuyeum atau tapai singkong dapat disimpulkan bahwa,
Pembuatan peuyeum termasuk bioteknologi konvensional atau tradisional, karena masih
menggunakan cara-cara yang sedehana. Pada proses pembuatan peuyeum, jamur ragi
(saccharomyces cerevisiae) memakan glukosa yang ada didalam singkong sebagai makanan
untuk pertumbuhan nya, sehingga singkong akan menjadi lunak. Jamur tersebut akan merubah
glukosa menjadi alkohol. Jamur tersebut akan mengeluarkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat dari singkong menjadi gula yang lebih sederhana,oleh karena itu peuyeum terasa
manis setelah matang meskipun tidak di tambahkan gula sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tapai

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bioteknologi/

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/518731/pengertian-fermentasi-serta-pengolahan-
contoh-dan-manfaat

http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/ragi-tape/

https://journal.unhas.ac.id/index.php/jppa/article/view/6545/3822#:~:text=Mikroba%20yang%20
berperan%20dalam%20pembuatan,aroma%20khas%20tape%20yang%20baik

12

Anda mungkin juga menyukai