Disusun oleh:
Kelompok 6
- Nola Emilia Batamba ( J1A120333 )
- Nurfarah Fatihah ( J1A120337 )
- Sartono ( J1A120360 )
- Yuyun Yusmita ( J1A120385 )
- Agnes Risma ( J1A120390 )
- Wa ode siti asniah ( J1A120375 )
- Nurdiman ( J1A120389 )
- Wulan dwi zeruni putri ( J1A120380 )
- Sriwatu randang ( J1A120370 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas dengan mata
kuliah wawasan kemaritiman yang berjudul “Ilmu dan Teknologi Maritim”.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah kami, sehingga dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan umumnya dan mahasiswa Universitas Halu Oleo khususnya.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekeliruan dalam
pembuatan makalah ini, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang membangun agar pada pembuatan makalah berikutnya dapat
lebih baik.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2 Tujuan...................................................................................................................................5
1.3 Rumusan masalah..............................................................................................................5
BAB 2............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1 Ilmu Dan Teknologi Maritim............................................................................................6
2.1.1 Definisi Ilmu dan Teknologi...........................................................................................6
2.1.2 Definisi Teknologi......................................................................................................7
2.1.3 Definisi maritim..............................................................................................................8
2.2 Pengenalan teknologi dibidang Maritim...............................................................................8
2.2.1 Asas penyelenggaraan kelautan......................................................................................8
2.2.2 Tujuan Penyelenggaraan Kelautan.................................................................................9
2.2.3 Ruang Lingkup Peraturan Kelautan..............................................................................10
2.2.4.......................................................................................................................................10
2.2.5 Konvensi Hukum Laut PBB 1982.............................................................................10
2.2.6 UUD 1945 Pasal 33 ayat (3).........................................................................................11
2.3 Potensi Maritim Indonesia...............................................................................................11
2.3.1 Potensi Industri Bioteknologi Perairan.........................................................................11
2.3.2 Perairan laut dalam (deep ocean water)....................................................................11
2.3.3 Potensi Wisata bahari...................................................................................................12
2.3.4 Energi Kelautan.........................................................................................................14
2.3.5 Mineral laut...............................................................................................................14
2.3.6 Pelayaran......................................................................................................................15
2.3.7 Pertahanan....................................................................................................................15
2.3.8 Industri Maritim........................................................................................................16
2.4 Tantangan Riset Maritim.................................................................................................18
2.5 Riset Laut Ilegal..............................................................................................................18
2.5.1 Pelanggaran dan Kejahatan di Wilayah Perairan Indonesia.........................................18
2.5.2 Contoh kasus kriminal di wilayah maritim Indonesia...............................................21
2.5.3 Maling Data Potensi Laut Indonesia.........................................................................21
BAB 3..........................................................................................................................................23
PENUTUP....................................................................................................................................23
3.1 kesimpulan..........................................................................................................................23
3.2 Saran...................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut KBBI
Ilmu bermakna pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara sistematis
sistematis menurut meode ilmiah yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan
menerangkan kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan.
Menurut Mohammad Hatta
Ilmu ialah sebuah pengetahuan yang teratur mengenai pekerjaan hukum secara
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukannya yang tampak dari luar, maupun dari dalam.
Menurut Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum,
sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan
belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.
Menurut Popper
Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
Menurut Dr. H. M. Gade
Ilmu adalah falsafah. Yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan
pengetahuan manusia.
Menurut M. Izuddin Taufiq
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan
eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal
usulnya.
Menurut Thomas Kuhn
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam
bentuk penolakan maupun pengembangannya.
Menurut NS. Asmadi
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui
melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Menurut KBBI
Teknologi merupakan suatu keseluruhan saran untuk menyediakan barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia.
Menurut Sardar (1987)
Teknologi merupakan sebuah sarana dalam menciptakan pemecahan masalah
yang mendasar dari setiap peradaban manusia.
Menurut Djoyohadikusumo (1994)
Teknologi sebagai suatu bidang yang berkaitan erat dalam ilmu sains dan ilmu
kerekayasaan atau ilmu engineering. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
teknologi bisa disebut memiliki dua dimensi, yaitu dimensi engineering dan
dimensi science, kedua dimensi itu akan saling terkait selama perkembangan dan
juga penciptaan dari sebuah teknologi dan tidak bisa dipisahkan.
Menurut Poerbahawadja Harahap
Harahap menjelaskan bahwa penggunaan kata teknologi pada dasarnya mengacu
pada sebuah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang cara kerja di dalam
bidang teknik, serta mengacu pula pada ilmu pengetahuan yang digunakan dalam
pabrik atau industry tertentu. Definisi ini tentu saja sangat mengacu pada definisi
praktis dari teknologi, yang banyak ditemukan pada pabrik-pabrik dan juga industri
tertentu.
Manuel Castells (2004)
Teknologi merupakan suatu kumpulan alat, aturan dan juga prosedur yang
merupakan penerapan dari sebuah pengetahuan ilmiah terhadap sebuah pekerjaan
tertentu dalam suatu kondisi yang dapat memungkinkan terjadinya pengulangan.
Saliman dan Sudarsono (1993)
Tokoh lainnya yang memberikan definisi mengenai teknologi adalah Saliman
dan Sudarsono (1993). Saliman dan Sudarsono mengatakan bahwa Teknologi
merupakan suaut ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai pembangunan dan
juga industri.
Menurut KBBI
Sebagai berkenaan dengan laut ; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan
di laut. Kemaritiman menunjukkan sebagai sebuah kegiatan yang berhubungan
dengan navigasi (pelayaran) dan berfokus pada perdagangan (ekonomi)
Definisi maritim secara umum
Maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan perniagaan/perdagangan
уаng berhubungan dеngаn kelautan atau disebut pelayaran niaga, sehingga dараt
disimpulkan bаhwа maritim аdаlаh Terminologi Kelautan dan Maritim berkenaan
dеngаn laut, уаng berhubungan dеngаn pelayaran perdagangan laut.
Keberlanjutan
Pemanfaatan sumber daya kelautan yang tidak melampaui daya dukung dan
memiliki kemampuan mempertahankan kebutuhan generasi yang akan datang.
Konsistensi
Konsep konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan pemerintahan dari
perencanaan pelaksanaan dan pengendalian untuk melaksanakan program
pengelolaan sumber daya kelautan.
Keterpaduan
Integrasi kebijakan kelautan melalui perencanaan berbagai sector pemerintahan
secara horizontal dan vertikal antara pemerintah dan pemerintah daerah.
Kemitraan
Kesepakatan kerjasama antara pihak yang berkepentingan berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya kelautan.
Pemanfaatan
potensi sumber daya kelautan yang dilakukan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dan kesejahteraan masyarakat.
Keterbukaan
Adanya keterbukaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif mengenai penyelenggaraan kelautan dari tahap
perencanaan pemanfaatan, pengawasan, dan pengadilan dengan tetap
memeperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi golongan dan rahasia Negara.
Keadilan
Materi muatan UU No. 32 Tahun 2014 harus mencerminkan hak dan kewajiban
secara proporsional bagi setiap warga Negara.
2.3.6 Pelayaran
Sebagai negara kepulauan, tentunya jasa transportasi seperti antar atau kirim barang
maupun warga yang ingin menggunakan Jalur laut dalam bepergian tentunya dapat
menjadi peluang bisnis. Tantangan terbesar pada sektor pelayaran adalah belum
tersedianya sumber daya manusia yang memadai, begitu juga dengan kemampuan dan
fasilitas kapal angkut yang masih belum memadai, ditambah sistem pelabuhan di
Indonesia juga masih dalam tahap pengembangan dan perbaikan. Pemerintah juga sudah
membuka kelas di berbagai universitas tentang logistik tentunya ini akan menambah SDM
pada sektor ini.
2.3.7 Pertahanan
Secara legal formal, Indonesia terikat dengan ketentuan-ketentuan dalam hukum
internasional tersebut, termasuk kewajiban Indonesia untuk menjamin keamanan wilayah
kelautan, khususnya di Sea Lines Of Communication. Bila kewajiban ini diabaikan, dalam
arti bahwa kapal kapal Niaga negara pengguna terancam keamanannya bila melintas di
perairan Indonesia, Maka hal itu dapat menjadi alasan untuk menghadirkan kekuatan
angkatan lautnya. Berkaitan dengan hal ini diperlukan kesamaan persepsi tentang
keamanan laut, khususnya bagi komponen bangsa yang memiliki tugas, fungsi dan
wewenang di laut, agar action plan yang akan dilaksanakan dapat tepat pada sasaran,
terarah dan terpadu.
Perlu dipahami bahwa keamanan laut bukan hanya penegakan hukum di laut, lebih
tegasnya lagi keamanan laut tidak sama dengan penegakan hukum di laut. Keamanan laut
mengandung pengertian bahwa laut aman digunakan oleh pengguna dan bebas dari
ancaman atau gangguan terhadap aktivitas penggunaan atau pemanfaatan laut, yaitu:
• Laut bebas dari ancaman kekerasan, yaitu ancaman dengan menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisir dan memiliki kemampuan untuk membahayakan personel
atau negara. Ancaman tersebut dapat berupa pembajakan, perompakan, sabotase objek
vital, perang jawaban, dan aksi teror bersenjata.
• Laut bebas dari ancaman navigasi, yaitu ancaman yang ditimbulkan oleh kondisi geografi
dan hidrografi serta kurang memadainya sarana bantu navigasi, seperti suar, dan lain-lain,
sehingga dapat membahayakan keselamatan pelayaran.
• Laut bebas dari ancaman terhadap sumber daya laut, berupa ancaman berupa pencemaran
dan perusakan ekosistem laut serta konflik pengelolaan sumber daya laut. Fakta
menunjukkan bahwa konflik pengelolaan sumber daya laut memiliki kecenderungan
mudah dipolitisasi dan selanjutnya akan diikuti dengan penggelaran kekuatan militer.
• Laut bebas dari ancaman pelanggaran hukum yaitu tidak dipatuhinya hukum nasional
maupun internasional yang berlaku di perairan seperti illegal fishing, illegal logging,
illegal migran, penyelundupan dan lain-lain.
Penegakan kedaulatan di laut memiliki dua dimensi pemahaman, yaitu kedaulatan
negara (sovereignty) dan hak-hak berdaulat (sovereign right) sebagaimana yang dijelaskan
dalam UNCLOS 1982. Sesuai dengan pasal 2, 34, 47 dan 49 dari UNCLOS 1982.
Kedaulatan negara adalah kekuasaan tertinggi pada negara untuk melakukan suatu tindakan
yang dianggap perlu demi kepentingan nasional negara itu sendiri berdasarkan hukum
nasional dengan memperhatikan hukum internasional. Dasar hukum penguasaan negara atas
suatu wilayah bersumber dari keberadaan atau eksistensi negara sebagai negara merdeka
dan berdaulat. Kedaulatan negara meliputi kedaulatan atas wilayah kedaulatan atas
kepentingan nasional lainnya serta kedaulatan atas pengawasan terhadap kegiatan di
wilayah negara. Oleh karena itu negara memiliki hak/wewenang mengatur
membuat/peraturan hukum (legislation), mengawasi berlakunya peraturan (control), dan
menegakkan peraturan/hukum yang berlaku (law enforcement) demi kepentingan negara
atau bangsa.
Sedangkan pada pasal 56 menyatakan hak berdaulat adalah suatu hak negara pantai
untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi atas sumber daya alam hayati maupun non
hayati di ZEE dan di landas kontinen berdasarkan hukum laut internasional. Oleh karena itu
negara memiliki hak pemanfaatan sumber daya alam dan wewenang mengatur atau
membuat peraturan hukum (legislation), mengawasi berlakunya peraturan (kontrol) dan
menegakkan peraturan hukum atau (law inforcement) yang berkenaan dengan penegakan
hak berdaulat perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam di ZEE maupun di landas
kontinen. Disamping suatu negara mempunyai kedaulatan, dalam hukum laut juga
disebutkan bahwa kapal perang juga memiliki nilai yang melambangkan kedaulatan
negaranya secara utuh yang tidak dimiliki oleh Wahana lain. Sebuah kapal perang juga
memiliki imunitas (pasal 95) yang membuatnya tidak tersentuh hukum teritorial lokal Di
mana dia berada.
2.3.8 Industri Maritim
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar, pembangunan ekonomi maritim memiliki
potensi ekonomi yang cukup besar sebagai pertambahan nilai ekonomi di Indonesia. Masih
banyak orang yang menganggap bahwa ekonomi maritim dan ekonomi kelautan adalah hal
yang sama. Meskipun sama-sama menyerap tenaga kerja di daerah dekat laut tetapi terdapat
perbedaan diantara keduanya, yakni:
Ekonomi Maritim
Dalam definisinya, bisa dibilang ekonomi maritim adalah kegiatan perekonomian yang
berada di wilayah laut ataupun aktivitas ekonomi yang menggunakan bahasa baku dari
kawasan lautan. Kegiatan ini bisa meliputi banyak hal. Mulai dari transportasi laut
pelabuhan ataupun industri jasa terkait Kelautan.
Ekonomi Kelautan
Meskipun Kedua jenis ekonomi sangat berhubungan dekat ekonomi kelautan lebih
ditekankan kepada aktivitas ekonomi di kegiatan pesisir yang memanfaatkan sumber
daya alam sebagai produknya. Produk ini bisa berupa barang atau jasa diantaranya seperti
pariwisata bahari yang bertujuan rekreasi untuk mengenalkan lingkungan pantai titik
Selain wisata bahari yang merupakan produk jasa, ada juga barang yang didapatkan dari
ekonomi kelautan, contohnya saja tambak udang.
Kejahatan atau pelanggaran di laut Indonesia secara garis besar didefinisikan menjadi
3 (tiga) bagian sebagai berikut :
1 Pelanggaran batas wilayah laut NKRI oleh kapal asing.
2 Tindakan kejahatan langsung dan tidak langsung yang mengancam merugikan
kepentingan rakyat dan negara Indonesia meliputi : pembajakan, perompakan, dan
pencurian terhadap Kekayaan Negara di laut (tambang, ikan dan sumber daya laut
lainnya).
3 Tindakan kejahatan apapun yang dilaksanakan lewat media laut/perairan Indonesia
seperti penyelundupan BBM, kayu dan barang-barang lainnya.
2.5.2 Contoh kasus kriminal di wilayah maritim Indonesia
KRI Usman Harun-359 Milik Koarmada 1 Zona Barat Menjaring dua kapal KIA BV
92674 TS Berkebangsaan Vietnam
Perairan Natuna memang menjadi perairan yang rawan dimasuki Kapal asing. Pada
5 April 2019 NKRI Usman Harun-359 Milik Koarmada 1 Zona Barat menjaring dua
kapal KIA BV 92674 TS berkebangsaan Vietnam. Sempat terjadi pengejaran dan
akhirnya 2 kapal tersebut tertangkap. Kapal yang dinahkodai oleh Tran Van Hung dan
ABK 8 warga asli Vietnam beserta 6 anak buah kapal.
KRI Tjiptadi-381 ditabrak kapal Coast Guard Vietnam. Insiden itu terjadi setelah
KRI Tjiptadi-381 menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) milik negara tetangga,
Vietnam BD 979. Penampakan dilakukan karena Vietnam BD 979 mencuri ikan di
Laut Natuna Utara. Kapal Coast Guard Vietnam berupaya untuk menghalangi
penegakan hukum yang dilakukan pangkoarmada 1 Laksamana Muda TNI Yudo
Margono. Pihak Vietnam mengklaim bahwa lautan tersebut masih dalam wilayah
perairan Vietnam. Hal ini menimbulkan reaksi dari Menteri Susi. Ia mengungkapkan
bahwa kapal Vietnam sering masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia. Anak Buah
Kapal (ABK) Kapal Ikan Vietnam sebanyak 12 orang keatas KRI TPD-381 berhasil
diamankan. Namun dua orang diantara mereka melompat ke laut dan berhasil
diselamatkan oleh kapal pengawas perikanan Vietnam.
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Teknologi maritime di Indonesia mempunyai potensi besar dalam jalur perdangangan di
asia maupun di dunia. Tentunya hal ini membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan
dan perbatasan indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi
Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer yang handal dan
memadai.
Pada dasarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dan memberi kontribusi positif
bagi pembangunan bangsa sangat luar biasa besarnya. Hal yang sangat disayangkan adalah
ketidakmampuan Indonesia memahami potensi laut Indonesa yang sangat besar sekali dan
metode serta teknis pengelolaan sumberdaya kelautan yang berbasis teknologi sangat sulit
diimplementasikan karena tingkat penguasaan teknologi kelautan yang belum berkembang
di Indonesia. Penguasaan teknologi yang belum berkembang itu merupakan peran
masyarakat terdidik yang akan sangat diperlukan guna menemukan dan memanfaatkan
potensi-potensi yang belum dikelola dengan baik.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritikdan saran dari dosen dan mahasiswa
untuk perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat untuk mengetahui dan
menambah wawasan yang lebih luas untukkearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://rimbakita.com/negara-maritim/
https://travel.detik.com/travel-news/d-5124129/kenapa-indonesia-disebut-negara-kepulauan-
atau-maritim-ini-penjelasannya
https://travel.detik.com/travel-news/d-5124129/kenapa-indonesia-disebut-negara-kepulauan-
atau-maritim-ini-penjelasannya
https://jagad.id/ekosistem-laut/ https://www.geologinesia.com/2018/04/macam-macam-jenis-
ekosistem-laut.html?m=1
https://ilmugeografi-com.cdn.ampproject.org/v/s/ilmugeografi.com/biogeografi/ekosistem-laut-
http://dalam%2Famp%23aoh%3D16043134064373%26referrer%3Dhttps%3A%2F
%2Fwww.google.com
https://dlh.semarangkota.go.id/jenis-jenis-ekosistem-air-laut/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut https://ilmugeografi-
com.cdn.ampproject.org/v/s/ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/pembagian-zona-kedalaman-
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-laut-jenis-macam-laut-fungsi-peran-
manfaat-laut.html#:~:text=Dari%20sisi%20Bahasa%20Indonesia%20pengertian%20laut
%20adalah%20kumpulan,luas%20dan%20umumnya%20mengandung%20garam%20dan
%20berasa%20asin