Anda di halaman 1dari 14

STIGMA PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS)

Disusun oleh:

Defi Wulandari (22090270056)

Andini Indrawati (22090270057)

Sri Fattiany (22090270058)

Fatmah Diah Setiawati (22090270059)

Yosalinda Ratu Builqist (22090270060)

Resy Nikasari (22090270063)

Amalia Cahyani (22090270075)

KEPERAWATAN TRANSFER

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

SEMESTER GENAP 2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Stigma Pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)” dengan
baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai informasi di internet maupun di buku sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah. Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang tidak pernah putus mendoakan, memberikan
semangat, motivasi hingga tercapainya semua ini.
2. Kepada teman-teman kelas 3B atas kesetiaan, pengertian dan kekompakan
dalam penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Saya berharap
semoga hasil makalah ke depannya bisa mempunyai banyak manfaat untuk
memperdalam pengetahuan mengenai komunikasi keperawatan, dan serta manfaat,
maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Jakarta, 04 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. TUJUAN PENULISAN .................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. PENGERTIAN STIGMA ................................................................ 3
B. FAKTOR TERBENTUKNYA STIGMA .......................................... 3
C. STIGMA PADA ODHA .................................................................. 4
D. DAMPAK STIGMA ODHA ............................................................ 5
E. UPAYA MENANGGULANGI STIGMA PADA ODHA .................. 6
F. JURNAL ......................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ................................................................................ 9
B. SARAN ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stigma terhadap HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired
Immunity Deficiency Syndrome) merupakan bagian dari komponen kognitif
seseorang serta kelompok masyarakat yang mengevaluasi orang yang hidup
dengan HIV (orang dengan HIV/AIDS) bersifat negatif sehingga masyarakat
mempunyai sikap penyangkalan atau diskriminasi terhadap orang yang hidup
dengan HIV. Diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS terlihat jelas pola
pikir masyarakat yang buruk menghindari korban karena rasa takut perlakuan
berlebihan dan tidak adil terhadap ODHA. Kekurangan pengetahuan tentang
HIV/AIDS adalah penyebab utama stigma. Hal ini terbentuk di masyarakat
(Shaluhiyah, Musthofa dan Widjanarko, 2014).

Menurut WHO (2022), Diperkirakan 39,0 juta (33,1–45,7 juta] orang hidup
dengan HIV pada akhir tahun 2022 dengan 1,5 juta (1,2–2,1 juta) anak (0–14
tahun). HIV terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama,
sejauh ini telah merenggut 40,4 juta (32,9–51,3 juta) nyawa. Orang yang
hidup dengan HIV dan menerima terapi antiretroviral secara global yaitu
sebanyak 29,8 juta.

Menurut Kemenkes (2022), Jumlah orang dengan HIV yang ditemukan


periode Januari – Maret 2022 sebanyak 10.525 orang dari 941.973 orang yang
dites HIV, dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan ARV (83,4%).
Jumlah orang dengan HIV yang ditemukan pada periode Januari – Maret
2022, sebagian besar terdapat pada kelompok umur 25 - 49 tahun (67,9%)
dan berjenis kelamin laki-laki (71%).

Menurut Kemenkes (2021), Lima provinsi dengan jumlah penemuan ODHA


tertinggi adalah DKI Jakarta (71.473), diikuti Jawa Timur (65.274), Jawa
Barat (46.996), Jawa Tengah (39.978), dan Papua (39.419).

1
2

Pengetahuan HIV/AIDS dianggap penting dalam pembentukan stigma karena


berperan untuk memperjelas persepsi salah yang beredar di dalam masyarakat
meliputi, informasi orang yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS,
pencegahanpenularan HIV/AIDS, mekanisme penularan dan perantara apa
saja yang dapat menularkan HIV/AIDS. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
dapat ditingkatkan melalui sumber informasi seperti, peran petugas
kesehatan, peran pendidikan sekolah dan peran media informasi. Pendidikan
tentang HIV/AIDS pada masa remaja adalah salah satu upaya penting dalam
pembentukan pengetahuan reproduksi dan penyakit menular seksual di
masyarakat (Aisyah, 2019).

B. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui stigma masyarakat terhadap ODHA.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui pengertian stigma.
b. Untuk mengetahui faktor terbentuknya stigma.
c. Untuk mengetahui stigma terhadap ODHA.
d. Untuk mengetahui Upaya menanggulangi stigma pada ODHA.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN STIGMA
Stigma adalah bentuk prasangka (Prejudice) yang menolak seseorang atau
kelompok karena dianggap berbeda dengan diri kita atau kebanyakan orang.
Stigma berhubungan dengan kekuasaan dan dominasi Masyarakat. Pada
puncaknya, stigma akan menciptakan ketidaksetaraan sosial. Stigma berurat
akar didalam struktur Masyarakat, dan juga dalam norma – norma dan nilai –
nilai yang mengatur kehidupan sehari – hari. Ini menyebabkan beberapa
kelompok menjadi kurang dihargai dan merasa malu, sedangkan kelompok
lainnya merasa superior (Ardhiyanti, 2015).

Stigma adalah ekstremnya ketidaksetujuan seseorang maupun sekelompok


orang berdasarkan karakteristik tertentu yang membedakan atau keberadaan
mereka menjadi tidak diinginkan di lingkungan masyarakat. Stigma juga
merupakan seperangkat keyakinan negatif yang dimiliki seseorang untuk
mendasari ketidakadilan yang dimilikisekelompok orang tentang sesuatu
(Merriam-Webster, 2019)

B. FAKTOR TERBENTUKNYA STIGMA


Menurut Ardani & Handayani (2017), faktor terbentuknya stigma sebagai
berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari informasi yang ditangkap oleh panca
indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur,
lingkungan, sosial dan budaya. Stigma terbentuk karena ketidaktahuan,
kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS dan kesalahpahaman tentang
penularan HIV.
2. Aspek budaya
Budaya merupakan pedoman-pedoman bagi seseorang untuk berperilaku
dalam dalam kehidupan bermasyarakat. Aspek budaya dalam penulisan ini

3
4

adalah hasil akal budi manusia dalam proses interaksi sosial masyarakat
tertentu yang berwujud pedoman- pedoman atau patokan-patokan tingkah
laku manusia dalam hidup bermasyarakat. Sebagai suatu hasil dari proses
interaksi menyebabkan segala aspek yang terdapat dalam masyarakat akan
ikut pula berinteraksi.
3. Persepsi
Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain dapat
mempengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut. Stigma bisa
berhubungan dengan persepsi seperti rasa malu dan menyalahkan orang
yang memiliki penyakit seperti HIV.
4. Kepatuhan Agama
Kepatuhan agama bisa mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Seseorang yang patuh pada nilai-nilai agama bisa mempengaruhi peran
dalam kinerja bekerja dalam pelayanan kesehatan khususnya terkait HIV.

C. STIGMA PADA ODHA


Menurut Nurhayati (2013), berikut merupakan stigma dan diskriminasi pada
ODHA :
1. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Individual
HIV dan AIDS masih memiliki citra yang menakutkan di kalangan
masyarakat khususnya pada ODHA sendiri, selain karena faktor cara
penularannya, AIDS dianggap sebagai vonis hukuman mati. Orang yang
pertama kali terdiagnosis HIV dan AIDS seringkali merasa depresi, takut,
gundah dan putus asa. Hal ini menyebabkan ODHA melakukan stigma dan
diskriminasi terhadap dirinya sendiri. Ketika pertama kali terdiagnosis
HIV, banyak ODHA merasa ketakutan untuk menyongsong masa depan
sehingga ODHA tidak lagi mau bergaul, tidak mau melanjutkan pendidikan
atau cenderung melakukan bunuh diri. Pada ODHA yang sudah lebih tua,
cenderung tidak mengalami stigma sebab telah mencapai tingkat
kemapanan dan kepercayaan diri.
5

2. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Keluarga


Contoh tindakan stigma dan diskriminatif yang terjadi di lingkungan
keluarga diantaranya adalah ODHA sering kali dianggap sebagai hal yang
memalukan bagi keluarga, tidak akan lagi diterima di keluarga, pengucilan
ODHA dari daftar waris keluarga, pemisahan alat mandi dan alat makan di
rumah, serta tuntutan perceraian dari pasangan.
3. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Komunitas
Seperti halnya pada lingkungan keluarga, stigma yang muncul dalam
lingkungan komunitas adalah ODHA merupakan orang yang menjijikan
dan dapat menularkan melalui sentuhan. stigma dan diskriminasi di
lingkungan komunitas pun telah banyak menunjukkan perubahan ke arah
yang lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat
saat ini telah menerima ODHA sebagai bagian dari komunitas. Tindakan
diskriminatif yang sebelumnya ada seperti pengucilan, tidak mau berjabat
tangan atau melakukan kontak dengan ODHA masih ada di tengah-tengah
masyarakat, namun menunjukkan banyak perubahan sikap dan perilaku ke
arah yang lebih baik. Pengakuan beberapa ODHA yang sudah mau
membuka statusnya kepada Masyarakat menyatakan bahwa mereka tidak
lagi menemukan kesulitan untuk berbaur dan bersosialisasi dengan
Masyarakat.

D. DAMPAK STIGMA ODHA


Menurut Ardani & Handayani (2017), ODHA masalah fisik karena
penyakitnya, melainkan juga mendapat masalah stigma atau cap buruk dari
masyarakat akibat pemahaman masyarakat yang kurang tepat tentang
HIV/AIDS maupun ODHA itu sendiri. Stigma membuat ODHA
menyembunyikan status HIV positifnya dan malu untuk memeriksakan
kesehatannya. Akibatnya, ia tidak akan mendapat pengobatan dan perawatan
yang bisa berakibat meningkatnya risiko kematian ODHA dan penularan
HIV/AIDS di masyarakat. Oleh karena itu, mari kita pelajari apa sebenarnya
itu HIV/AIDS agar kita tidak mengganggap ODHA adalah orang yang buruk.
Dampak stigma dan diskriminasi pada perempuan ODHA yang hamil akan
6

lebih besar ketika mereka tidak mau berobat untuk mencegah penularan ke
bayinya.

Munculnya stigma berasal dari pemikiran individu atau masyarakat


mempercayai bahwa orang yang terinfeksi HIV/AIDS merupakan akibat dari
perilaku amoral yang tidak dapat di terima oleh masyarakat, sehingga
masyarakat kurang pengetahuan dan pendidikan yang rendah membuat stigma
tentang HIV/AIDS menimbulkan dampak efek psikologi yang berat pada
ODHA karena dapat menyebabkan terjadinya depresi, kurangnya penghargaan
diri, keputusasaan dan sebagian sampai melakukan bunuh diri. Berdasarkan
informasi dan data tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui stigma masyarakat terhadap ODHA (Nurhayati, 2013).

E. UPAYA MENANGGULANGI STIGMA PADA ODHA


Menurut Ardhiyanti (2015), stigma dan diskriminasi terhadap orang – orang
yang sudah terdeteksi mengidap HIV/AID yang menjadi penghalang bagi
Sebagian orang untuk menjalani Tes HIV. Stigma dan diskriminasi justru
terjadi karena informasi HIV/AIDS yang disebarluaskan selama ini tidak
akurat karena dibumbui dengan moral.

Misalnya, mengkaitkan HIV dengan zina, seks bebas, dan homoseksual.


Akibatnya Masyarakat membenturkan orang – orang yang terdeksi mengidap
HIV/AIDS dengan Stigma Dan Diskriminasi, yang perlu dilakukan adalah
memupus stigma dan diskriminasi terhadap orang – orang yang terdeteksi
mengidap HIV/AIDS dengan cara memberikan informasi yang akurat tentang
cara – cara penularan HIV.

F. JURNAL
1. Stigma Masyarakat Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS
Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten dengan peningkatan kasus
HIV/AIDS cukup tajam dibandingkan kabupaten lain di Jawa Tengah.
7

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stigma masyarakat terhadap


orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan faktor yang memengaruhinya.
Penelitian explanatory ini dilakukan melalui pendekatan studi potong
lintang dengan sampel berjumlah 300 kepala keluarga yang dipilih
menggunakan sampel acak proporsional pada tiga kelurahan dengan kasus
HIV tertinggi selama Agustus - September 2014. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner
terstruktur. Sedangkan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat
menggunakan kai kuadrat, dan multivariat menggunakan regresi logistik.

Sebagian besar responden adalah laki-laki dengan tingkat pendidikan


terbanyak sekolah menengah atas ke bawah. Separuh responden masih
memberikan stigma terhadap ODHA. Responden dengan keluarga yang
memberikan stigma memiliki kemungkinan memberikan stigma terhadap
ODHA empat kali lebih besar dibandingkan responden yang keluarganya
tidak memberikan stigma. Demikian juga responden yang berpersepsi
negatif terhadap ODHA memiliki kemungkinan memberikan stigma dua
kali lebih besar dibandingkan yang berpersepsi positif. Faktor sikap
tetangga dan tokoh masyarakat terhadap ODHA juga berhubungan
signifikan dengan stigma responden terhadap ODHA. Kesimpulannya
adalah sikap keluarga dan persepsi responden terhadap ODHA merupakan
faktor yang berpengaruh pada munculnya stigma terhadap ODHA sehingga
disarankan adanya pemberian informasi tentang HIV/AIDS yang lengkap
kepada keluarga dan masyarakat untuk menurunkan atau menghilangkan
stigma.
2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stigma Dan Diskriminasi
Kepada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS): Systematic Review
Berdasarkan data UNAIDS (Joint United Nations Programme on
HIV/AIDS) 38 juta orang di dunia terinfeksi HIV pada akhir tahun
2019 yang terdiri dari 36,2 juta usia dewasa dan 1,8 juta usia anak-
anak (0-14 tahun). Kendala dalam mengatasi penyakit HIV/AIDS
diantaranya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA yang masih tinggi.
8

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS). Systematic reviewini dilakukan melalui tahapan
pencarian sumber data dan ektraksi serta seleksi artikel. Pencarian artikel
menggunakan data base elektronik Google Scholar dan PubMed dengan
kata kunci dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris adalah
“Diskriminasi, Faktor-Faktor, HIV/AIDS, Stigma” dan dengan Bahasa
Inggris “Discrimination, Factors, HIV/AIDS, Stigma”. Kriteria inklusi
artikel yang pilih yaitu yang dipublikasikan full text, dalam rentang
waktu 2010-2020, jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif, kriteria
peneliti bidang kesehatan, artikel yang memiliki konten utama faktor
yang berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada ODHA.
Hasil kajian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dengan stigma
dan diskriminasi terhadap ODHA setelah direduksi diperoleh 10 artikel.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma dan diskriminasi
terhadap ODHA adalah pengetahuan, ketakutan, kepercayaan,
komunikasi diantara masyarakat, pendidikan, persepsi, sikap, pekerjaan,
dan status ekonomi. Mayoritas faktor yang berpengaruh terhadap stigma
dan diskriminasi kepada ODHA adalah pengetahuan seseorang.
Melakukan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS terutama dari cara
penularannya agar masyarakat dapat memahami bahwa yang harus
dihindari adalah virusnya bukan penderitanya serta adanya pelatihan bagi
tenaga kesehatan untuk menangani pasien ODHA.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Stigma merupakan sebuah prasangka negatif yang dilakukan untuk menolak
seseorang atau kelompok. Stigma terhadap ODHA dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan, aspek budaya, persepsi,
dan kepatuhan agama. Stigma masyarakat terhadap ODHA memiliki
dampak yaitu menyembunyikan status HIV positifnya dan malu untuk
memeriksakan kesehatannya, akibatnya ia tidak akan mendapat pengobatan
dan perawatan yang bisa berakibat meningkatnya risiko kematian ODHA
dan penularan HIV/AIDS di masyarakat dan efek psikologi yang berat pada
ODHA karena dapat menyebabkan terjadinya depresi, kurangnya
penghargaan diri, keputusasaan dan sebagian sampai melakukan bunuh diri.

Upaya yang perlu dilakukan adalah memupus stigma dan diskriminasi


terhadap orang – orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS dengan cara
memberikan informasi yang akurat tentang cara – cara penularan HIV.

B. SARAN
1. Untuk Instansi Kesehatan
a. Meningkatkan kerjasama lintas program bagi tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas untuk lebih terlibat dalam mensosialisasikan
pengetahuan tentang penyakit HIV terutama mekanisme penularan
penyakit HIV di masyarakat yang masih kurang tingkat
pengetahuannya.
b. Melibatkan peran serta kader dan instansi terkait untuk turut
memberikan informasi mengenai penyakit HIV yang lengkap
2. Untuk Tokoh Masyarakat
a. Melibatkan ODHA dalam kegiatan sosial di masyarakat sehingga
diharapkan akan dapat mengurangi persepsi negatif kepada ODHA

9
10

b. Ikut terlibat dalam mengedukasi masyarakat mengenai penyakit


HIV dan masalah sosial seperti stigma negatif terhadap ODHA
DAFTAR PUSTAKA

Ardani, I., & Handayani, S. (2017). Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) sebagai Hambatan Pencarian Pengobatan: Studi Kasus pada
Pecandu Narkoba Suntik di Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(2), 81–
88.
Ardhiyanti, Y. (2015). Buku Ajar AIDS. Yogyakarta: Deepublish.
Nurhayati, Eka. Stigma dan Diskriminasi ODHA di Kota Bandung (Stigma
and Discrimination to PWLHA in Bandung City). Universitas Padjadjaran.
2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin HIV/AIDS. 2020;1–66.
Merriam-Webster. (2019). Stigma | Definition of Stigma by Merriam-Webster.
Retrieved November 16, 2019.
Shaluhiyah, Z., Musthofa, S. B., & Widjanarko, B. (2014). Stigma Masyarakat
terhadap Orang dengan HIV / AIDS Public Stigma to People Living with HIV
/ AIDS, (3), 333–339

11

Anda mungkin juga menyukai