Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase Keperawatan Medikal Bedah
OLEH:
Rias Elia Rahmad
NIM. 2001031012
Oleh
Nama : Rias Elia Rahmad
Nim :2001031012
Tindakan Rasional
1. Tentukan faktor-faktor yang 1. Mungkin menunjukkan bahwa pasien itu perlu
berhubungan dengan penyebab dipindahkan ke perawatan intensif untuk
koma, penurunan perfusi jaringan memantau tekanan TIK dan atau pembedahan
otak dan potensial peningkatan TIK 2. Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat
2. Cara status neurologis sevara kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan
teratur dan bandingkan dengan nilai bermanfaat dan menentukan lokasi perluasan
standar dan kerusakan SSP
3. Kaji respon motorik terhadap 3. Mengukur secara keseluruhan dan kemampuan
perintah yang sederhana untuk berespon pada rangsangan eksternal
4. Tinggikan kepala klien 15-45° 4. Meningkatkan aliran balik vena dari kepala
sesuai indikasi atau yang dapat 5. Autoreglasia mempertahankan aliran darah otak
ditoleransi yang konstan pada saat ada fluktuasi TD
5. Ukur TD sistemik
6. Kolaborasi dengan pemberian 6. Sebagai sarana pengobatan dan pemulihan
terapi
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau secara teratur perubahan 1. Fungsi serebral bagian atas biasanya terpengaruh
orientasi, kemampuan berbicara, lebih oleh adanya gangguan sirkulasi
alam perasaan, afektif, sensorik 2. Semua sistem sensorik dapat terpengaruh dengan
dan proses berpikir adanya perubahan yang melibatkan peningkatan
2. Kaji kedasaran sensorik seperti atau penurunan sensitiv
respon sentuhan, panas atau dingin 3. Respon individu mungkin berubah-ubah namun
3. Observasi respon perilaku umumnya seperti emosi yang labil
4. Hilangkan suara bising atau 4. Menurunkan ansietas, respon emosi berlebihan
stimulus yang berlebihan sesuai 5. Pasien mungkin mengalami keterbatasan
kebutuhan perhatian perhatian atau pemahaman fase akut dan
5. Berbicara dengan suara yang penyembuhan
lembut dan pelan 6. Untuk menstimulus pasien koma dengan baik
6. Berikan stimulus yang bermanfaat: selama melatih kembali fungsi kognitif
verbal (berbincang dengan pasien), 7. Memberikan respon perasaan normal tentang pola
penciuman, taktil (respon perubahan waktu dan pola tidur/bangun
sentuhan) dan pendengaran. 8. Menciptakan penatalaksanaan terintegrasi yang
7. Gunakan penerangan siang atau didasarkan atas kombinasi atau ketidakmampuan
malam hari secara individu
8. Kolaborasi dengan tim medikal
atau fisioterapi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji rentang perhatian, 1. Pasien dalam berkonsentrasi mungkin memendek
kebingungan dan catat tingkat secara tajam yang menyebabkan penyebab dari
ansietas klien ansietas
2. Pastikan dengan orang terdekat 2. Masa pemulihan cedera kepala meliputi fase
untuk membandingkan kepribadian agitasi
atau tingkah laku klien sebelum 3. Untuk mencegah atau membatasi komplikasi
mengalami trauma dengan respon yang mungkin terjadi dan tidak menimbulkan
klien sekarang suatu hal yang serius pada pasien dan dapat
3. Jelaskan kepada klien dan kleuarga menurunkan ansietas
tentang pentignya pemeriksaan 4. Memfokuskan kembali perhatian pasien dan
neurologis secara teratur dan untuk mengurangi ansietas pada tingkat yang
berulang dapat ditanggulangi
4. Intruksikan untuk mlakukan teknik 5. Untuk melindungi control dari luar untuk
relaksasi melindungidiri pasien dari orang lain dari
5. Lakukan tindakan untuk keadaan bahaya hingga kontrol interna pulih
mengontrol emosi kembali
6. Beritahu kepada klien, keluarga 6. Kebanyakan pasien dengan trauma kepala
atau rang terdekat klien bahwa mengalami masalah dengan daya konsentrasi dan
fungsi intelektual, tingkah laku dan memorinya dan mungkin daya memorinya
fungsi emosi dan meningkatkan menjadi lambat
secara perlahan namun beberapa 7. Untuk kompensasi gangguan pada kemampuan
pengaruhnya mungkin tetap ada berpikir dan mengatasi masalah konsentrasi
selama beberapa bulan atau bahkan
menetap atau bahkan bisa permanen
7. Kolaborasi dengan tim medis
tentang pelatihan kognitif atau
program rehabilitatif.
d. Mobilitas fisik b.d kerusakan kognitif atau persepsi penurunan kekuatan atau
ketahanan terapi pembatasan atau kewaspadaan keamanan
KH:
- Mempertahankan posisi fungsi optimal
- Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit
INTERVENSI RASIONAL
1. Periksa kembali keadaan dan 1. Mengidentifikasi kemungkinan secara fungsional
kemampuan secara fungsional pada dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan
kerusakan yang terjadi dilaksanakan
2. Letakkan pasien pada posisi 2. Perubahan yang teratur dapat menyebabkan
tertentu untuk menghindari penyebab terhadap berat badan dan meningkatkan
kerusakan karena tertekan sirklasi pada seluruh bagian tubuh
3. Bantu pasien untuk melakukan 3. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi atau
latihan rentang gerak posisi normal ekstermitas dan menurunkan
4. Berikan perawatan kulit dengan terjadinya vena statis
cermat, masase dengan pelembab 4. Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan
dan ganti linen atau pakaian yang menurunkan resiko terjadinya ekskorsiasi kulit
basah dan pertahankan linen 5. Untuk meningktakan keberhasilan dari suatu
tersebut tetap bersih program tersebut
5. Instruksikan pasien untuk
mengikuti program latihan
penggunaan alat mobilisasi
e. Resiko tinggi infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif
KH:
- Mempertahankan normotermia, bebas tanda-tanda infeksi
- Mencapai penyembuhan luka tepat waktunya
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan perawatan aseptic dan 1. Cara pertama untuk menghindari infeksi
antiseptic nosokomial
2. Observasi daerah kulit yang 2. Memungkinkan untuk melakukan tindakan
mebgalami kerusakan catat dengan segera dan pencegahan terhadap
karakteristik dan adanya inflamasi komplikasi selanjutnya
3. Pantau suhu secara teratur, catat 3. Dapat mengidentifikasikan perkembangan sepsis
adanya demam, menggigil, 4. Menurunkan pemanjanan terhadap pembawa
diaphoresis, dan perubahan fungsi kuman penyebab infeksi
mental 5. Terapi profilaktit dapat digunakan pada pasien
4. Batasi pengunjung yang dapat yang mengalami trauma, kebocoran CSS atau
menularkan infeksi jenis lain setelah dilakukannya pembedahan
5. Kolaborasi dengan tim medis
dengan pemberian antibiotik
f. Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan kemampuan untuk
mencerna (penurunan tingkat kesadaran), kelemahan otot yang diperlukan untuk
mengunyah
KH:
- Mendemonstrasikan pemeliharaan atau kemajuan peningkatan BB sesuai
tujuan
- Tidak mengalami malnutisi
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kemampuan pasien untuk 1. Menentukan jenis makanan sehingga klien
mengunyah dan menelan terlindungi dari aspirasi
2. Timbang BB sesuai indikasi 2. Mengevaluasi kefektifan atau kebutuhan
3. Jaga keamanan saat mengubah pemberian nutrisi
memberikan makan kepada 3. Dapat meningkatkan pemasukan dan
pasien menormalkan fungsi makanan
4. Tingkatkan kenyamanan, 4. Untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori
lingkungan yang santai tergantung pada usia, BB, ukuran tubuh,
termasuk sosialisasi saat keadaan penyakit sekarang.
makan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
dengan pemberian nutrisi
g. Defisit pengetahuan b.d kurang pemajanan, tidak mengenali informasi atau sumber-
sumber
KH:
- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, aturan pengobatan, potensial
komplikasi
- Memulai perubahan gaya hidup baru/ keterlibatan dalam program rehabilitasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan kembali informasi yang 1. Membantu dalam menciptakan harapan yang
berhubungan dengan proses trauma realistis dan meningkatkan pemahaman pada
dan pengaruh sesudahnya keadaan saat ini dan kebutuhan
2. Berikan kembali informasi terhadap 2. Aktivitas, pembatasan, pengobatan atau kebutuhan
pengobatan yang diberikan terapi yang diberikan atau disusun atas dasar
sekarang pendekatan antara disiplin dan evaluasi amat
3. Tegaskan kembali pentingnya penting untuk perkembangan pemulihan atau
untuk melakkan evaluasi dengan pencegahan komplikasi
tim rehabilitasi. 3. Kerja keras akhirnya menunjukkan hasil defisit
neurologis dan memampukan pasien untuk
memulai gaya hidup baru
G. WOC
Kecelakaan Pukulan/trauma Terjatuh dari ketinggian Cedera olahraga Benturan langsung Cedera akibat
lalu lintas tumpul pada kepala kekerasan
Pembengkakan otak
PTIK
MK:
Ketidakefektifan
pola napas
REFERENSI
Yuniarti, E. V., & Astutik, E. D. (2015). Pengaruh Stimulasi Auditorik Terapi Musik Terhadap Nilai
Glasgow Coma Scale (Gcs) Pada Pasien Cedera Otak Sedang. Jurnal Keperawatan.
Yusuf, R. S., Rohadi, Priyanto, B., & Ansyori, M. I. (2020). Karakteristik Pasien Delirium Pada
Cedera Otak Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Kedokteran.