OLEH :
RITHA BAHARUDDIN
NIM:19193022
PROGRAM PROFESI NERS
C 1 LAHAN C 1 LAHAN
(………………….) (…………………)
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFENISI
gangguan fungsi otak disertai atau tanpa disertai perdarahan in testina dan tidak
dibawah umur 45 tahun dan merupakan penyebab kematian no. 4 pada seluruh
kendaraan bermotor menrupakan penyebab cedera kepala pada lebih dari 2 juta
orang setiap tahunnya, 75.000 orang meninggal dunia dan lebih dari 100.000
B. ETIOLOGI
1. Lokasi
2. Kekuatan
2
3. Fraktur infeksi/ kompresi
4. Rotasi
C. PATOFISIOLOGI
kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena
kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil
atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat
gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi
badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan
pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan
3
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena
memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau
autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Konsekuensinya
“fokal” dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk
serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi,
pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan
yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu: cedera akson
kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan
karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer
4
D. MANIFESTASI KLINIS
2. Kebungungan
3. Iritabel
4. Pucat
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
10. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
5
6. BAER (Brain Eauditory Evoked) : menentukan fungsi dari kortek dan
batang otak..
10. GDA (Gas Darah Arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau
G. KOMPLIKASI
sinus frontal atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang
temporal.
6
E. PENATALAKSANAAN MEDIK
terjadinya cedera otak sekunder . cedera otak sekunder di sebabkan oleh factor
sistemik seperti hipotesis atau hipoksia atau oleh karena kompresi jaringan otak
(tunner 2000) .
H. PROGNOSA
terutama pada pasien dengan cedera berat. Skor GCS waktu masuk kerumah
sakit memiliki nilai prognostic yang besar : skor pasien 3-4 memiliki
pada pasien dengan GCS 12 atau lebih kemungkinan meninggal atau vegetative
pada banyak pasien setelah cedera kepala , sering kali bertumpang tindih dengan
gejala depresi.
7
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
registrasi.
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan Fisik
c. Sistem saraf :
2) Fungsi saraf kranial adalah trauma yang mengenai /meluas kebatang otak
d. Sistem pencernaan
8
3) Retensi urine , konstipasi, inkontinensia.
pasien di keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kelemahan
fisik
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
9
b. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
nyeri
kelemahan
Intervensi
d. Kolaborasi fisioterapi
10
3. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan kesulitan dalam
mobilitas fisik
Intervensi
Rasional : penekanan yang terlalu lama pada salah satu lokasi kulit akan
menimbulkan nekrose.
d. Jaga alat tenun tempat tidur pasien kering dan tidak terlipat
Rasional : kain basah dan terlipat akan menimbulkan kerusakan pada kulit
Intervensi
11
PENYIMPANGAN KDM
12
DAFTAR PUSTAKA
13
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. H DENGAN TRAUMA CAPITIS RINGAN (TCR)
DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH RSUD LANTO DG
PASEWANG
KABUPATEN JENEPONTO
OLEH :
SARIBULAN
17142020
S1 KEPERAWATAN
C 1 LAHAN C1
LAHAN
14
(……………………..……………..…)
(………………………………………….)
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS UMUM
A. Identitas pasien
Nama : Tn. H
Umur : 48 tahun
Agama : islam
Suku : makassar
15
Pendidikan : SMA/ sederajat
Pekerjaan : wiraswasta
Nama : Ny. W
2. Alasan masuk rumah sakit : luka robek pada kepala , lutut akibat KLL (
mobil terbalik )
3. Riwayat penyakit
4. Data medic
b. Diagnosa medis
16
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
influenza
alergi
17
IV. RIWAYAT PSIKO - SOSIAL - SPRITUAL
2. Pola kognitif
3. Pola koping
18
5. Pola spiritual
1. Makan
Sebelum MRS
Setelah MRS
2. Minum
Sebelum MRS
Setelah MRS
19
3. Tidur
Sebelum MRS
Setelah MRS
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS
Setelah MRS
5. Eliminasi BAK
Sebelum MRS
20
Frekwensi : kurang lebih 4 – 5 kali/ hari
Volume : kurang lebih 1500 cc/ hari
Kejernihan : jernih
Warna : kuning
Bau : amoniak
Pengguanaan alat : tidak ada
Setelah MRS
Sebelum MRS
Setelah MRS
Aktivitas pasien selama MRS : berbaring di tempat tidur dan bangun dari tempat
tidur
7. Personal hygine
Sebelum MRS
21
Memotong kuku : selalu memotong kuku
Kerapian : rapi dalam berpakaian
Penampilan : bersih
Hambatan dalam persoalan hygine : tidak ada hambatan
Setelah MRS
1. Keadaan umum
MRS 50 kg
Vital sign
TD : 130/80mmhg
N : 80 ×/menit
P : 20×/ menit
S : 36 ®c
22
2. Head to toe
Kepala/rambut : rambut tidak ada peradangan/lesi pada kepala, nyeri tekan tidak
ada
Mulut dan gigi : bibir tidak kering , fungsi pengecapan baik, tidak ada gangguan
saat menelan
23
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif
Data objektif
Vital sign :
TD : 130/80mmhg
N : 80×/menit
P : 20×/menit
S : 36 ®c
ANALISA DATA
NO DS/DO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS Pasien mengatakan nyeri Pergeseran fraktur tulang NYERI
pada daerah kepala dan lutut
Spasme otot
DO Pasien Nampak meringis
TD : 130/80 mmhg
N : 80×/menit Nyeri otot
P : 20×/menit
S : 36 ®c
Nyeri
24
2 DS Pasien mengatakan tidak Barkontinuitasa jarinagan GANGGUAN
bisa terlaulu bergerak tulang MOBILITAS
FISIK
DO Pasien nampak lemah
TD : 130/80 mmhg Deformitas
N : 80×/menit
P : 20×/menit
S : 36 ® G3 fungsi
Pemasnagan traksi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA/UMUR : TN. H
RUANGAN /KAMAR : Bedah kelas 1.4
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INISIAL PASIEN : TN H RUANGAN : KELAS 1.4
BEDAH
NO RM : 041550
N DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 2 3 4 5
1. Nyeri berhungan dengan Tujuan : 1.observasi/panta 1.peningkatan TTV
adanya luka u TTV /8 jam menjadi acuan
Nyeri berkurang adanya peningkatan
DS : nyeri
Pasien mengatakan nyeri KH :
pada daerah kepala 2.untuk mengetahui
Nyeri berkurang 2.mengkaji sejauh mana
DO : Nyeri ntekan tidak tingkat dan skala perkembangan rasa
Pasien Nampak meringis ada nyeri nyeri yang di
Luka sembuh rasakan pasien
dengan baik
3.dapat
mempengaruhi
pasien untuk rileks
3.Berikan posisi
yang nyaman
4.dapat memblok
rangsangan nyeri
sehingga nyeri
4.penatalakasaan tidak di persepsikan
pemberian obat
27
KH :
3.mempertahankan
Meningkatkan posisi ekstremitas
mobilitas 3. Berikan
foodboard/penyan
Pasien dapat gga kaki 4. posisi
beraktivitas lagi ekstremitas yang
4. Pertahankan kurang tepat akan
posisi tangan , terjadi dislokasi
lengan ,kaki dan
tungkai.
3.agar menambah
nafsu makan pada
3.anjurkan pasien saat makan
untuk menjaga
kebersihan mulut
dan gigi 4.banyak
mengandung zat
4.anjurkan besi
banyak makan
sayuran yang
berwarna hijau 5.pastisipasi dalam
keluarga dapat
meningkatkan
5.libatkan asupan nutrisi
keluarga dalam untuk kebutuhn
pemenuhan energy.
nutrisi kebutuhan
pasien
28
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
29
SARIBULAN
3. Berikan foodboard/penyangga kaki
Hasil :
16.30 Nampak terpasang fodboard/penyangga
kaki
30
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
31
4. Pertahankan posisi tangan , lengan ,kaki
dan tungkai.
Hasil :
16.40
32
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
33
4. Pertahankan posisi tangan , lengan ,kaki
dan tungkai.
Hasil :
16.40
34
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA/UMUR : TN. H
RUANG/KAMAR : Bedah kelas 1.4
HARI/TGL WAKTU EVALUASI/SOAP/SOAPIER NAMA JELAS
Selasa/ 20.00 S : pasien mengatakan nyeri pada
7/06/2016 daaerah kepala.
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengobservasi TTV SARIBULAN
2. Mengkaji tingkat dan skala nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman
4. penatalaksanaan dalam pemberian obat.
35
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA/UMUR : TN. H
RUANG/KAMAR : Bedah kelas 1.4
HARI/TGL WAKTU EVALUASI/SOAP/SOAPIER NAMA JELAS
Rabu / 20.00 S : pasien mengatakan nyeri pada
8/06/2016 daaerah kepala.
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi ( 1,2 dan 3 )
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji tingkat dan skala nyeri SARIBULAN
3. Berikan posisi yang nyaman
4. penatalaksanaan dalam pemberian obat.
36
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA/UMUR : TN. H
RUANG/KAMAR : Bedah kelas 1.4
HARI/TGL WAKTU EVALUASI/SOAP/SOAPIER NAMA JELAS
kamis / 20.00 S : pasien mengatakan tidak merasakan
9/06/2016 nyeri lagi.
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri teratasi SARIBULAN
P : pertahankan intervensi
37