Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah kebutuhan hidup manusia yang sangat penting dan

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Setiap orang mempunyai kebutuhan atau

jumlah tidur yang berbeda tergantung dari umur, kelamin, beban kerja sehari-hari

dan lain-lain. Dimana pada secara relatif, jumlah waktu tidur berkurang seiring

dengan meningkat umur seseorang. Apabila siklus tidur yang normal terganggu

yang menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, ini disebut sebagai

insomnia.

Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan

yang berasal dari bahan tanaman tertentu. Aromaterapi sering digabungkan

dengan praktek pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan yang sudah ada

sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya hanya terdapat dalam bentuk cairan

esensial. Seiring perkembangan zaman, ada berbagai bentuk aromaterapi, mulai

dari minyak esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat, dan sabun. Sesuai bentuk-

bentuknya aromaterapi dapat dipergunakan sebagai pewangi ruangan, aroma

minyak saat dipijat, berendam, bahkan untuk aroma badan setelah mandi.

(Indrasuari et al., 2012)

1
Ada berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil,

lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium, dan

masih banyak lagi. Dan setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif

yang bermacam-macam. Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi

rasa stres dan mengurangi kesulitan tidur (insomnia). (Indrasuari et al., 2012)

Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang

minyak esensial yang diperoleh dari proses penyulingan bunga lavender sehinnga

didapatkan kandungan utamanya yaitu linalool (C10H18O) yang berfungsi sebagai

efek sedative dalam menurunkan resiko insomnia kandungan dari bunga lavender

yang didapatkan dari proses penyulingan uap. Sehingga penelitian ini bertujuan

untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan membuat sediaan aromaterapi

dari minyak esensial bunga lavender yang dapat menurunkan risiko insomnia.

2
1.2 Rumusan Masalah

Apakah efektifitas dari formulasi sediaan larutan aromaterapi yang

dibuat dari minyak esensial bunga Lavender (Lavandula angustifolia) yang

mengandung bahan aktif utama linalool dapat menurunkan risiko insomnia?

I.3 Tujuan Penelitian

Untuk membuat sediaan larutan aromaterapi dari minyak bunga

Lavender (Lavandula angustifolia) untuk menurunkan risiko insomnia dengan

melalui beberapa macam evaluasi sediaan.

I.4 Manfat Penelitian

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang sediaan

aromaterapi dari minyak esensial bunga Lavender (Lavandula angustifolia) yang

memberikan efek menurunkan risiko insomnia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Lavender ( Lavandula angustifolia)

Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti

menyegarkan. Bunga lavender (Lavandula angustifolia) berbentuk kecil,

berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm berasal dari wilayah

selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai India. Bunga

lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya adalah Lavandula

angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas (Fam. Lamiaceae).

(Ramadhan, 2017)

Nama latin Nama umum Sifat

Lavandula angustifolia True lavender Sedatif, luka bakar, analgesik,

antibakteri

Lavandula latifolia Spike lavender Ekspektoran dan mukolitik

Lavandula stoechas Stoechas Melawan Pseudomonas sp.

Dan tinggi keton

Tabel 1. Lavender dan beberapa sifatnya (Ramadhan, 2017)

4
II 1.1 Klasifikasi

Untuk klasifikasi tanaman Lavender menurut sistem klasifikasi adalah

sebagai berikut (Silalahi, 2016)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Lavandula

Spesies : Lavandula angustifolia

Gambar 1 Tanaman Lavender (Silalahi, 2016)

5
II 1.2 Morfologi

Lavender (Lavandula angustifolia) merupakan tanaman dengan tinggi

1-2 m dan perawakannya seperti rumput dan sering disebut sebagai rumput

raksasa. Susunan bunganya mengumpul di tengah dengan jumlah 6-8 bunga pada

setiap gerombolannya. Bunga berwarna ungu kecil-kecil dengan panjang 2-8 cm

dengan kebiruan di ujung daun dan mengeluarkan aroma wangi. Daunnya

berukuran 2-6 cm dan lebar 4-6 mm, bertulang sejajar, tangkai daunnya pendek

dan berwarna hijau dan tumbuh diujung batang bunga. Batangnya berwarna

cokelat abu-abu atau cokelat gelap dengan kulit kayunya mempunyai pola

memanjang sesuai dengan batang kayunya. (Silalahi, 2016)

Tanaman ini tumbuh liar di Indonesia, hanya membutuhkan sedikit air,

tetapi tidak tumbuh baik di tanah yang selalu lembab. Tanaman ini sering dipakai

sebagai tanaman hias. Asal tumbuhan ini dari wilayah laut tengah, Afrika timur

sampai dengan India, perbanyakan tumbuhan ini dapat dilakukan secara vegetatif

melalui stek batang dan secara generatif menggunakan biji. (Silalahi, 2016)

II 1.3 Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari (Lavandula angustofolia) sangatlah bervariasi

tergantung dari musim dan maturasi dari tanaman tersebut sewaktu dipanen.

Selain itu cara ekstraksi juga sangatlah berpengaruh terhadap konsentrasi zat yang

terdapat dalam minyak atsirinya. (Silalahi, 2016)

Bunga lavender (Lavandula angustofolia) mengandung beberapa

senyawa, seperti: minyak esensial (1-3%), linalyl acetate (26,32%), linalool

6
(26,12%), alpha-pinene (0,22%), camphor 1,6%, beta-myrcene (5,33%), p-

cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), borneol (1,21%), geranyl

acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data presentase diatas

dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalool

dan linalyl asetat. (Silalahi, 2016)

II.2 Larutan

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

yang terlarut. (FI IV). Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau

terlarut secara kimia maupun fisika kedalam bahan cair. Larutan dapat

digolongkan menjadi larutan langsung (direct) dan larutan tidak langsung

(indirect). (Syamsuni, 2006)

Penggolongan larutan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut :

(Syamsuni, 2006)

1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat

mudah menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.

2. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari

bahan tumbuhan atau senyawa kimia

3. Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah

menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainnya. Air

uap dibuat dengan cara destilasi dan disimpan dalam wadah yang terlindung

dari cahaya dan panas berlebih. Pelarut yang biasa digunakan adalah air untuk

melarutkan bermacam-macam garam, spiritus untuk melarutkan kamfer, iodin

7
dan mentol, gliserin untuk melarutkan tanin dan fenol, eter untuk melarutkan

kamfer dan fosfor, minyak untuk melarutkan kamfer dan menthol, parafin

liquidum untuk melarutkan cera, kamfer, minyak-minyak, menthol dan

klorbutanol, kloroform untuk melarutkan minyak-minyak dan lemak.

II.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau minyak terbang. Olea

volatilia adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, yang

diperoleh baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun

secara sintetis. Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh: daun,

bunga, kulit buah, buah, atau dibuat secara sintetis. (Syamsuni, 2006)

Adapun cara memperoleh minyak atsiri yaitu: (Syamsuni, 2006)

1. Cara pemerasan, yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan

primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai

kadar tinggi dan untuk minyak yang tidak tahan pemanasan. Contoh: minyak

jeruk.

2. Cara penyulingan

a. Cara langsung (menggunakan api langsung), Cara hanya dapat digunakan

untuk jumlah bahan bakal (bahan yang terkandung dalam simplisia,

dalam hal ini adalah minyak atsiri) yang sedikit, karena jumlah air yang

akan menjadi uap dan membawa serta minyak terbatas jumlahnya.

8
b. Cara tidak langsung, Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam

jumlah yang besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak

atsiri yang rendah

II.4 Aromaterapi

II 4.1 Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi adalah seni menggunakan minyak esensial untuk

membantu memulihkan keseimbangan dalam tubuh, dan merupakan bentuk

penyembuhan alami yang lebih dari 8.000 tahun (Yastawa et al, 2012)

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan bau wangi-wangian bisa

berupa pengharum ruangan, dupa (incense stick), cologne/parfum, minyak

esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau bentuk-bentuk yang

lainnya yang dapat menenangkan jiwa dan menurunkan tingkat stress. Aromanya

seperti wangi Lavender, Lemon, Jasmine, Rose, Peppermint, vanilla, dan lain-lain.

Aromaterapi merupakan istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif

yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai

minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan. Aromaterapi

adalah metode pengobatan untuk merevitalisasi (menggiatkan kembali) dan

meregulasi (mengatur) kinerja organ-organ tubuh dengan menggunakan minyak

esensial (sari pati) dari tumbuh-tumbuhan beraroma. (Indrasuari et al., 2012)

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadikan sehat,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan pikiran, dan

9
merangsang proses penyembuhan. Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-

hal menyenangkan agar membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa rileks dan

‘bebas’. Pada tahun 1928 penggunaan istilah aromaterapi dipopulerkan Rene

Maurice Gattefosse di Perancis. (Indrasuari et al., 2012)

II 4.2 Tujuan dan Manfaat Aromaterapi

Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau

wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang

terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive baik pada hewan

maupun pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang,

sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam

minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan

melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan

juga linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive. Karena khasiat

inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu,

beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia,

memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan

tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi. (Yuliniarsi,

2013).

II.4.3 Mekanisme Kerja Aromaterapi

Penggunaan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) salah

satunya dengan cara inhalasi untuk mendapatkan manfaat langsung kedalam

tubuh. Aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) ini mengandung

10
linool yang berfungsi sebagai efek sedatif sehingga ketika seseorang menghirup

aromaterapi bunga lavender maka aroma yang dikeluarkan akan menstimulasi

reseptor silia saraf olfactorius yang berada di epitel olfactory untuk meneruskan

aroma tersebut ke bulbus olfactorius melalui saraf olfactorius. Bulbus olfactorius

berhubungan dengan sistem limbik. (Ramadhan, 2017)

Sistem limbik menerima semua informasi dari sistem pendengaran,

sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Limbik adalah struktur bagian dalam

dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah korteks serebri.

Bagian terpenting dari sistem limbik yang berhubungan dengan aroma adalah

amygdala dan hippocampus. (Ramadhan, 2017)

Amygdala merupakan pusat emosi dan hippocampus yang berhubungan

dengan memori (termasuk terhadap aroma yang dihasilkan bunga lavender)

kemudian melalui hipotalamus sebagai pengatur maka aroma tersebut akan

dibawa kedalam bagian otak yang kecil tetapi signifikannya yaitu nukleus raphe.

Efek dari nukleus raphe yang terstimulasi yaitu terjadinya pelepasan serotonin

yang merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan untuk tidur.

(Ramadhan, 2017)

Sejauh ini tidak terdapat kontraindikasi serta tidak menimbulkan

sensitisasi dan iritasi saat digunakan di kulit maupun tidak mengiritasi mukosa

sehingga aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) aman untuk

menurunkan risiko insomnia. (Ramadhan, 2017)

11
II.4.4 Aplikasi aromaterapi agar diserap oleh tubuh

Menurut (Yuliniarsi, 2013) aroma dan kelembaban minyak esensial

dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis. Minyak esensial diserap oleh tubuh

melalui 2 cara yaitu:

1. Melalui indra penciuman

Yang paling sederhana adalah melalui indra penciuman, dengan

mencium aroma dari minyak esensial. Oleh sebab itu terapi ini disebut aroma-

terapi. Indra penciuman yang merangsang daya ingat kita yang bersifat emosional

dengan memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma yang sangat lembut

dan menyenangkan dapat membangkitkan semangat maupun perasaan tenang dan

santai.

Akses lewat jalur nasal jelas merupakan cara yang paling cepat dan

efektif untuk pengobatan permasalahan emosional seperti stres serta depresi (dan

juga beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena hidung mempunyai

hubungan langsung dengan otak yang bertanggung jawab dalam memicu efek

minyak esensial tanpa mempedulikan jalur yang dipakai untuk mencapai otak.

Hidung sendiri bukan organ pembau tetapi mengubah suhu serta

kelembaban udara yang dihirup dan mengumpulkan setiap benda asing yang

terhirup masuk bersama udara pernapasan. Kalau minyak esensial dihirup,

molekul-molekul atsiri dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke

langit-langit hidung. Pada langit-langit hidung terdapat bulu-bulu halus (silia)

yang menjulur dari sel-sel reseptor ke dalam saluran hidung.

12
Kalau molekul minyak terkunci pada bulu-bulu ini, suatu pesan

elektromagnetik (impuls) akan ditransmisikan lewat bulbus olfaktorius dan traktur

olfaktorius ke dalam sistem limbik. Proses ini akan memicu respons memori dan

emosional yang lewat hipotalamus yang bekerja sebagai pemancar serta regulator

menyebabkan pesan tersebut dikirim ke bagian otak yang lain dan bagian tubuh

lainnya. Pesan yang diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi

pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat euforik, relaksan, sedatif, atau

stimulan menurut keperluannya.

2. Penyerapan melalui kulit

Pada saat kita membalurkan minyak esensial yang telah dicampur dengan

minyak dasar pada kulit kita, minyak tersebut akan diserap oleh pori-pori dan

diedarkan oleh pembuluh darah ke seluruh tubuh. Proses penyerapan ini terjadi

sekitar 20 menit. (Yuliniarsi, 2013).

II.5 Insomnia

Insomnia adalah gangguan pola tidur yang menjadi masalah kesehatan

baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi masalah pada

anak-anak, remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Berdasarkan data dari World

Health Organization (WHO) kurang lebih 18% penduduk dunia mengalami

gangguan tidur atau diperkirakan 1 dari 3 orang mengalami insomnia. Sedangkan

prevalensi insomnia di Indonesia kurang lebih 28% dari total 238 juta penduduk

Indonesia atau berkisar sekitar 10%. (Ramadhan, 2017)

13
Faktor dominan yang mempengaruhi insomnia adalah depresi dan

ansietas. Penderita biasanya mengeluh kesulitan dalam tidur sehingga mengurangi

kualitas hidup penderita. Penatalaksanaan insomnia dibagi menjadi 2 yaitu

penatalaksaan farmakologi dan non-farmakolgi. Terapi farmakologi dengan

menggunakan obat-obatan dari golongan obat benzodiazepin, non-benzodiazepin

dan miscellaneoussleep promoting agent. Akan tetapi, efek samping yang kurang

menguntungkan. Oleh sebab itu, salah satu terapi dengan efek samping yang

minimal yaitu terapi non-farmakologi dengan menggunakan aromaterapi bunga

lavender (Lavandula angustifolia). (Ramadhan, 2017)

Insomnia adalah keadaan sulit dalam memulai tidur, mempertahankan

tidur, dan tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih. Berdasarkan

teori 3P, terdapat 3 faktor insomnia yaitu predisposing, precipitating, dan

perpetuating. Faktor predisposing meliputi kondisi psikologis, faktor precipitating

meliputi penyakit kronis, dan faktor perpetuating meliputi sleep hygiene dan sleep

believe. Sleep hygiene terdiri dari lingkungan tidur dan perilaku yang dilakukan

sebelum tidur. Tetapi, kejadian insomnia ditemukan lebih banyak pada individu

dengan keadaan depresi dan ansietas. Keadaan tersebut dapat mengganggu pola

tidur sehingga mengurangi produktivitas penderita insomnia. (Ramadhan, 2017)

Penanganan penyakit insomnia dilakukan dengan pemberian obat-obatan

yang diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, non-benzodiazepin dan

miscellaneoussleep promoting agent. Namun, pemberian obat ini sering

menimbulkan efek samping bagi penderita insomnia. Oleh karena itu, diperlukan

penanganan yang dapat menurunkan risiko insomnia yang aman dan memiliki

14
efektivitas yang sama ataupun lebih. Salah satu penanganannya dengan

menggunakan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia). (Ramadhan,

2017)

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium

tekhnologi untuk membuat sediaan aromaterapi dari minyak bunga Lavender

(Lavandula angustifolia) yang mengandung bahan aktif utama linalool (C10H18O)

yang memiliki efek sedatif dalam menurunkan risiko insomnia.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai bulan Juli tahun 2018

di Laboratorium Tekhnologi Farmasi STIkes Mega Rezky Makassar

III.3 Instrumen Penelitian

III.3 1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: aluminium

foil, botol kaca, cawan porselin, gelas kimia, lumpang, pipet tetes, pipet volume

III.3 2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: oleum cocois,

minyak esensial bunga Lavender (Lavandula angustifolia), mentholum, comphor.

16
III.4 Pengambilan sampel

Bahan aktif minyak essensial bunga lavender diperoleh dari toko blessing

organic Menteng, kota Jakarta Pusat

III.5 Formula Aromaterapi

Tabel. 2 Formulasi aromaterapi minyak esensial bunga Lavender (Lavandula

angustifolia). (Nurcahyo, 2016)

Nama bahan Fungsi Formula I Formula II Formula III

Lavender oil Bahan aktif 1% 2% 3%

Menthol Menyegarkan nafas 10% 10% 10%

Camphora Pembawa 4% 4% 4%

Oleum cocois Pembawa Ad 10 ml Ad 10 ml Ad 10 ml

III.6 Prosedur kerja

Dimasukkan oleum cocois kedalam gelas kimia, usahakan tertutup agar

minyak tidak menguap. Kemudian Mentholum, dan Camphora di campurkan di

dalam lumpang. Lalu minyak esensial bunga Lavender dimasukkan kedalam gelas

kimia yang berisi oleum cocos, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen.

Kemudian dicampurkan semua bahan. Lalu dimasukkan kedalam wadah hingga

tanda batas lalu ditutup. Selanjutnya diberi etiket dan dikemas.

17
III.6 Evaluasi sediaan

Selanjutnya dilakukan uji evaluasi sediaan aromaterapi. Uji yang

dilakukan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji kesukaan

dengan kuisioner.

Pada uji organoleptik yaitu melihat warna pada sediaan yang telah

dibuat sesuai dengan warna bahan aktif yang digunakan. Pada uji homogenitas

yaitu menunjukkan bahwa adanya pencampuran tiap bahan pada masing-masing

formula yang terlihat homogen dan tekstur yang tidak kasar. Pada pengujian pH

menunjukan sediaan aromaterapi sesuai dengan persyaratan pH untuk sediaan

topikal yaitu berkisar antara 4,5-6,5. Pada Uji kesukaan kuisioner bertujuan untuk

mengetahui tingkat kesukaan dengan melakukan kuisioner terhadap 30 orang

dengan mencoba mengoleskan sediaan aromaterapi dan mengamati rasa dikulit

dengan formula yang berbeda-beda.

III.7 Data Pendukung

Kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap, keyakinan, perilaku dan karateristik

beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang

diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuisioner ini melibatkan 30 responden

dengan mengoleskan sediaan aromaterapi dengan mengamati responden sebelum,

selama, dan setelah memberikan aromaterapi yang ditandai dengan adanya

peningkatan pada rasa kantuk dan mengamati rasa pada kulit dengan 3 formula

yang berbeda.

18
Identitas responden:

a. Nama (inisial):

b. Umur:

c. Jenis kelamin:

d. Pekerjaan:

Berikut merupakan pertanyaan terkait yang diberikan kepada responden:

1. Apakah anda mengalami kesulitan untuk memulai tidur?

a. Tidak pernah d. Hampir selalu

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

2. Apakah anda menggunakan obat-obatan untuk membantu anda tidur?

a. Tidak pernah d. Hampir selalu

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

3. Apakah anda bekerja di malam hari atau memiliki jadwal tidur yang berubah-

ubah?

a. Tidak pernah d. Hampir selalu

b. Jarang e. selalu

c. Kadang-kadang

4. Apakah anda mengorok saat tidur?

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. selalu

b. Jarang d. Hampir selalu

19
5. Apakah anda menggunakan produk aromaterapi?

a. Ya, sangat sering (setiap hari-beberapa kali dalam seminggu)

b. Ya, jarang (beberapa kali dalam sebulan)

c. Pernah, tapi sangat jarang

d. Tidak pernah

6. Wangi aromaterapi yang mana yang menjadi favorite anda?

a. Jasmine (bunga melati)

b. Lavender

c. Green tea (teh hijau)

d. Lainnya

7. Kapan biasanya anda menggunakannya?

a. Saat perawatan spa

b. Saat mood sedang kurang atau tidak baik

c. Pagi hari

d. Siang-sore hari

e. Malam hari (menjelang tidur)

8. Apakah yang anda rasakan pada kulit anda saat menggunakan produk

tersebut?

a. Panas

b. Hangat

c. Dingin

20
9. Apakah anda suka dengan penampilan produk tersebut?

a. Suka

b. Biasa saja

c. Sangat suka

d. Tidak suka

10. Apakah yang anda rasakan setelah menggunakan produk tersebut?

a. Terasa lebih rilex dan ngantuk

b. Biasa saja

c. Merasa tidak nyaman

11. Seberapa puas anda dengan produk tersebut?

a. Sangat puas

b. Puas

c. Cukup puas

d. Tidak puas

21

Anda mungkin juga menyukai