Anda di halaman 1dari 2

LAVENDER

Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti menyegarkan. Bunga
lavender (Lavandula angustifolia) berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi
tanaman mencapai 72 cm berasal dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan
ke timur sampai India. Lavender termasuk tumbuhan menahun, tumbuhan dari jenis rumput-
rumputan, semak pendek, dan semak kecil. Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Kanari,
Afrika Utara dan Timur, Eropa selatan dan Mediterania, Arabia, dan India

(Ramadhan dan zettira, 2017).

Daun mengelompok pada bagian tunas daun, memiliki jarak yang cukup lebar pada
tunas yang berbunga, tangkai daun sangat pendek, bentuk tangkau daun linier-lanset hingga
linier dengan panjang 17 mm dan lebar 2 mm.

2.1.3 Manfaat Tanaman

Penggunaan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) salah satunya


dengan cara inhalasi untuk mendapatkan manfaat langsung kedalam tubuh. Aromaterapi
bunga lavender (Lavandula angustifolia) ini mengandung linool yang berfungsi sebagai efek
sedatif sehingga ketika seseorang menghirup aromaterapi bunga lavender maka aroma yang
dikeluarkan akan menstimulasi reseptor silia saraf olfactorius yang berada di epitel olfactory
untuk meneruskan aroma tersebut ke bulbus olfactorius melalui saraf olfactorius. Bulbus
olfactorius berhubungan dengan sistem limbik (Ramadhan dan zettira, 2017).

Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini


diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk
menenangkan rasa nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangi sakit kepala,
stres, frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati insomnia. Lavender
juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala. Penelitian ini
ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender pada Lansia yang
mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam
mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka panjang.

(Kurnia et al., 2009)

2.1.4. Pembuatan Bunga Lavender

Bunga lavender (Lavandula angustifolia) tumbuh baik pada daerah dataran tinggi,
dengan ketinggian berkisar antara 600 - 1.350 m di atas permukaan laut.
Pengembangbiakannya dengan menggunakan biji dari tanaman lavender yang sudah tua dan
disemaikan. Bila sudah tumbuh, dapat dipindahkan ke polybag. Bila tinggi tanaman telah
mencapai 15-20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau bisa ditanam di halaman rumah.
Proses pengelolaan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) dengan
penyulingan (distilation) sehingga menghasilkan minyak esensial. Proses penyulingan dapat
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan volum yang diinginkan serta ketersediaan
alat-alat pendukungnya. Alat penyulingan minyak sebaiknya terbuat dari bahan stainless steel
sebab jika dibuat dari bahan lain (non-stainless steel) maka minyak yang dihasilkan akan
tampak keruh. Tahap awal yang dapat dilakukan sebelum proses penyulingan yaitu
memotong bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil. Tujuan dari pemotongan tersebut
agar kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sehingga menghasilkan produksi minyak
esensial dengan kualitas yang baik.

Tahap berikutnya adalah mengeringkan bunga lavender di ruang tertutup selama


kurang lebih dua hari. Tujuannya untuk mempercepat proses penyulingan. Hal yang harus
diperhatikan dalam proses pengeringan yaitu bunga lavender tidak dianjurkan dikeringkan
langsung di bawah sinar matahari yang dapat menyebabkan sebagian minyak dari bunga akan
menguap dan proses pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan bunga menjadi sulit
untuk disuling. Jika dua tahap tersebut telah dilakukan maka bunga lavender siap untuk
disuling.

Teknik penyulingan dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air
(direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap
(diuapkan).Teknik yang menghasilkan minyak esensial dengan kualitas yang terbaik adalah
teknik penyulingan dengan uap (diuapkan) tetapi memerlukan biaya yang lebih besar
dibandingkan teknik yang lainnya.

Prinsip kerja teknik uap adalah ketel uap yang berisi air dipanaskan kemudian uap
akan dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi bahan baku. Suhu uap diusahakan tidak lebih
dari 1000oC sehingga tidak merusak hasil sulingan. Hasilnya partikel-partikel minyak pada
bahan baku terbawa bersama uap dan dialirkan ke alat pendingin. Di dalam alat pendingin
terjadi proses pengembunan membuat uap air yang bercampur minyak akan mengembun dan
mencair kembali. Selanjutntya, campuran ini dialirkan ke alat pemisah sehingga air dan
minyak terpisah. Dalam tabung pemisah, minyak akan berada di bagian atas karena berat
jenisnya lebih ringan daripada air. Setelah itu, buka keran pada tabung pemisah untuk
mengeluarkan air dan hasilnya hanya menyisakan minyak.

Dapus

Kurnia, A. D., V. Wardhani, dan K. T. Rusca. 2009. Aromaterapi Bunga Lavender


Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 25 (2) : 83 –
86.

Ramadhan, M. R. Dan O. Z. Zettira. 2017. Aromaterapi Bunga Lavender (Lavandula


angustifolia) dalam Menurunkan Risiko Insomnia. Jurnal Majority. 6 (2) : 60 – 63.

Anda mungkin juga menyukai