BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa
menuju pada keadaan yang lebih baik. Keberhasilan dalam proses pembelajaran
dan aktif. Keberhasilan yang dimaksud dapat diamati dari dua sisi yaitu dari
besar pekerjaan yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak untuk melakukan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,
yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting bagi siswa perlu memecahkan
1
2
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
karangan, laporan, buku harian, surat, pengumuman, memo, artikel, tajuk rencana,
Berdasarkan kurikulum KTSP yang digunakan saat ini, dalam Standar Isi
singkat dari karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan
sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari
singkat itu”.
3
pembelajaran yang menarik dan kreatif akan menarik minat untuk mengikuti
kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara
heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
mempermudah siswa dalam memahami cara merangkum bacaan yang baik dan
benar. Dalam hal ini, guru juga harus mengetahui setiap perkembangan siswa
penulis, judul ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Selain itu, materi
memahami cara merangkum bacaan juga diajarkan di kelas VIII semester 2 dan
merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai. Sedangkan alasan
peneliti memilih MTs Bindu sebagai objek penelitian karena peneliti ingin
pembelajaran Jigsaw.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Guru
pembelajaran.
5
2. Siswa
belajar dan prestasi siswa dan pelajaran yang diberikan dapat lebih mudah
3. Peneliti
pembelajaran Jigsaw..
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan atau bekal
5. Pembaca
pembelajaran Jigsaw.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain”. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Sejajar dengan tersebut, menurut Musaba dalam Sulistyo (2009: 6),
berkomunikasi secara tidak langsung, secara tatap muka dengan orang lain.
kumpulan paragraf itulah yang disebut dengan tulisan. Fungsi utama dari tulisan
adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum menulis. Keterampilan menulis
6
7
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang ini disebut Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Huruf yang digunakan huruf latin, yakni huruf (alfabet)
b. Tujuan Menulis
berikut.
(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang
tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara
sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu
adalah lawan atau musuh. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu
tulisan.
8
yang diutarakan.
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Akan tetapi,
dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman.
harus mengetahui tujuan apa yang akan dicapai dalam tulisannya untuk
9
tujuan menulis adalah upaya mengungkapkan buah pikiran atau ide-ide guna
2. Rangkuman Bacaan
karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. “precis” berarti “memotong”
panjang, yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang
Menurut Arifin (2004: 231) ringkasan berasal dan bentuk dasar “ringkas”
yang berarti singkat, pendek, dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk
mengatakan suatu bentuk karangan yang panjang yang dihadirkan dalam jumlah
yang singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari
tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada
didalam tulisan aslinya yang panjang itu. Sedangkan menurut Atmaja (2010: 15)
sedangkan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap di
10
pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau cara yang efektif untuk
karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan
pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
ringkasan harus memahami isi tulisan asli. Dia berbicara sebagai “penyambung
lidah” penulis asli dengan karangannya yang lebih pendek. Penulis ringkasan
tidak dapat melepaskan dirinya dari penulis asli dalam hal kesan yang
suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan
sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau
pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan
karangan yang panjang. Dia harus mampu memilah- milah mana gagasan utama
dan mana gagasan bawahan. Ringkasan dibuat untuk membantu membaca buku
untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu.
megetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud
tersebut akan membimbing dan menuntun agar membaca karangan asli dengan
pembaca buku yang panjang, ringkasan membantu pembaca buku untuk membaca
hal dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu”. Penulis tidak akan
membuat ringkasan dengan baik bila ia kurang cermat membaca, bila ia sanggup
Menurut Keraf (2010: 263) beberapa hal dalam meringkas karangan perlu
diperhatikan oleh penulis ringkasan. Yang perlu dketahui adalah ringkasan itu
tidak terwujud andai kata penulis ringkasan tidak membaca buku asli dengan baik.
Oleh sebab itu langkah yang ditulis oleh penulis ringkasan adalah.
12
3) Mengadakan reproduksi
4) Ketentuan tambahan
Menurut (Arifin, 2004: 332) cara untuk membuat ringkasan yang baik dan
pembaca tersebut memahami benar isi karangan itu. Oleh sebab itu pembaca
tulisannya itu. Dengan membaca secara cermat apa yang tertulis itu,
pembacanya dapat isi karangan itu. Penulis perlu juga mengetahui maksud
hal tersebut, maka judul dan daftar isi karangan itu dapat dijadikan pegangan.
karangan itu.
penting. Gagasan utama dapat berupa inti bacaan. Dengan pencatatan itu dapat
13
juga diketahui bagian mana yang perlu dan bagian mana yan tidak diperlukan
didalam menulis ringkasan. Jadi penatatan gagasan utam itu bertujuan untuk.
kerangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea itu sambil mencatat
3) Mengadakan Reproduksi
dibaca itu. Penulisan ringkasan itu dapat dilakukan setelah melalui dua tahap
pertama,Penulisan itu didasarkan pada urutan yang terdapat pada sumber asli
sembarang, tetapi dilakukan sesuai urutan tulisan aslinya, oleh sebab itu pada
tahap pencatatan sudah dapat digambarkan urutan paragraf tulisan asli itu.
Kalimat yang dipkai adalah kalimat penulis ringkasan itu sendiri. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa ringkasan itu adalah hasil ringkasan sendiri
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai
c) Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama
3. Pembelajaran Jigsaw
Metode yang dikembangkan oleh Aronson dkk dari Universitas Texas yang
mempelajarinya sendirian.
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan
ada juga yang menyebutnya dengan istilah fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang
mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (Jigsaw), yaitu siswa melakukan
sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas
empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Lie dalam
kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar
dapat melibatkan seluruh anak didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan
a) Guru dan siswa kurang terbias dengan metode ini karena masih terbawa
4) Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub
bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asli
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka
8) Penutup
1) Pilihan materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).
akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini. Pelajaran bisa menuliskan
topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik
3) Bagi anak didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi
pelajaran yang ada. Jika jumlah anak didik adalah 50, sementara jumlah materi
orang. Jika jumlah in di anggap terlalu besar, bagi lagi menjadi 5 orang,
kelompok tersebut.
berbeda-beda.
terhadap materi yang baru saja mereka pelajari. Pengecekan pemahaman anak
materi.
8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan
pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangajn atau dengan seluruh
kelas.
Menurut Rusman (2011 : 215) model pembelajaran Jigsaw ini dikenal juga
dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada
19
kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas
kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya dengan materi ajar
membuat rangkuman bacaan yang diberikan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan
1) Guru membentuk kelompok ke dalam 2 mula kelompok yaitu asal dan ahli.
yang sama bertemu dalam satu kelompok yang disebut kelompok ahli untuk
3) Laporan kelompok ahli ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang
didapat dari diskusi tim ahli, yang kemudian menugaskan kelompok tersebut
5) Setelah semua siswa memahami cara membuat rangkuman bacaan yang baik
dilakukan oleh Reni Kurniasari selaku mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Menulis Rangkuman Bacaan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Trimurjo
nilai 66-100 berjumlah 20 orang siswa atau 79,17%, siswa yang mendapatkan
nilai 0-65% berjumlah 4 orang siswa atau 20,83%. Dengan demikian siswa kelas
bacaan.
Jigsaw. Penelitian terdahulu objeknya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Trimurjo
Lampung Tengah sedangkan penelitian sekarang objeknya siswa kelas VIII MTs
Bindu.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
(Depdiknas, 2008: 709). Menurut Tarigan (2008: 3), “Menulis merupakan suatu
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”. Menurut Arifin (2004: 314)
Ringkasan adalah penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan bagian
atau bab dari karangan asli tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat
atau cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam
bentuk yang singkat. Sedangkan Lie dalam Rusman (2011: 218) bahwa “metode
melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain
dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4 sampai dengan 6 orang yang masing-
masing kelompok bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan
bersama.
siswa kelas VIII MTs Bindu menulis rangkuman bacaan melalui model
pembelajaran Jigsaw ialah kesanggupan peserta didik kelas VIII MTs. Bindu
21
22
a. Populasi Penelitian
“Populasi adalah seluruh subjek yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan” (Arikunto, 2010: 128). Subjek
penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII MTs Bindu subjek penelitian
pembelajaran Jigsaw.
b. Sampel Penelitian
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 82). Cara
1) Siswa yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas VIII yang terdiri
2) Dari lima kelas tersebut, kemudian ditentukan secara acak kelompok siswa
penelitian.
Dari hasil undian tersebut, maka sampel penelitian ini adalah siswa kelas
VIII.A MTs Bindu yang berjumlah 24 orang siswa.. Jumlah sampel penelitian ini
3. Metode Penelitian
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2)”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif karena metode ini
24
menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel
yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya (Sudrajat,
2005: 89).
kelas VIII.A MTs Bindu menulis rangkuman bacaan melalui metode pembelajaran
Jigsaw.
4. Teknik Penelitian
Pertama yaitu teknik observasi yang diberikan kepada guru bidang studi Bahasa
yang dilakukan oleh guru dan teknik yang kedua yaitu teknik tes yang diberikan
kepada siswa.
1) Observasi
bacaan.
c) Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
e) Mengadakan evaluasi
g) Membuat simpulan.
2) Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010: 193).
Oleh karena itu, untuk mendapatkan teknik tes menulis rangkuman bacaan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa. Tes ini
kemampuan menulis rangkuman bacaan maka dalam bentuk tes berupa simpulan
rangkuman.
26
1) Observasi
observasi yang telah diberi tanda chek list (√) terhadap aktivitas guru dan aktivitas
terperinci.
2) Tes
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah data tes simpulan rangkuman,
Ketepatan logika
2 Baik Sekali 5 Siswa sangat mampu menuliskan urutan cerita
urutan bacaan
Baik 4 Siswa mampu menuliskan urutan cerita
Cukup 3 Siswa cukup mampu menuliskan urutan cerita
Kurang 2 Siswa kurang mampu menuliskan urutan cerita
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
3 Ketepatan kalimat Baik Sekali 5 Siswa sangat mampu menentukan kalimat
Siswa mampu menentukan
Baik 4
Kalimat
Cukup 3 Siswa cukup mampu menentukan kalimat
Kurang 2 Siswa kurang mampu menentukan kalimat
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
4 Ketepatan kata Baik Sekali 5 Siswa sangat mampu menentukan kata
Baik 4 Siswa mampu menentukankata
Cukup 3 Siswa cukup mampu menentukan kata
Kurang 2 Siswa kurang mampu menentukan akata
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
Ketepatan EYD Siswa sangat mampu menggunakan EYD dan
5 Baik Sekali 5
dan tanda baca tanda baca
Siswa mampu menggunakan EYD dan tanda
Baik 4
baca
Siswa cukup mampu menggunakan EYD dan
Cukup 3
tanda baca
Siswa kurang mampu menggunakan EYD dan
Kurang 2
tanda baca
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
Sumber: Nurgiyantoro (2011: 433)
3) Dari semua nilai siswa yang didapat akan dicari nilai rata-ratanya dengan
menggunakan rumus.
X=
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
6) Membuat kesimpulan.
Setelah hasil analisis observasi dan tes menulis rangkuman bacaan melalui
tes siswa barulah dibuat kesimpulan, mampu atau tidaknya siswa kelas VIII
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Observasi
menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw pada hari Jum’at
tanggal 12 April 2013 pukul 08.45 – 10.30 WIB di kelas VIII.A MTs. Bindu.
Observasi bertujuan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan siswa
pada saat proses belajar mengajar menulis rangkuman bacaan melalui model
pembelajaran Jigsaw. Alokasi waktu yang digunakan untuk observasi ini adalah
29
30
Ya
No. Urutan Kegiatan Tidak
Seluruh Sebagian
1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Menjawab pertanyaan guru
3 Antusias dalam menerima pelajaran
4 Bekerjasama mencari solusi atas suatu masalah
5 Mengerjakan tes menulis rangkuman bacaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang
sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan
suatu permasalahan yang diberikan guru.
6 Mengumpulkan tugas atau latihan
7 Melakukan evaluasi bersama-sama
8 Menyimpulkan pelajaran bersama-sama
31
dengan mengulas materi yang telah dipelajari dan menjelaskan cara membuat
mengelompokkan satu kelompok yang terdiri dari siswa pilihan untuk melakukan
kegiatan membaca guna menggali informasi yang akan dipelajari. Setelah siswa
kelompok ahli tersebut bergabung dengan kelompok asal yang terdiri dari 4-5
siswa. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu
Setelah semua siswa memahami cara membuat rangkuman bacaan yang baik dan
individu membuat rangkuman bacaan dengan topik yang telah ditentukan oleh
guru mengenai cara membuat rangkman bacaan. Pada saat guru mengajukan
pertanyaan sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan guru tentang materi
yang dipelajari. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung sebagian siswa
untuk mencari solusi atas suatu masalah. Siswa mengerjakan tes menulis
rangkuman bacaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
siswa mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan tugas atau latihan. Siswa bersama
guru melakukan evaluasi hasil tugas menulis rangkuman bacaan. Setelah selesai
kelas VIII MTs. Bindu menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran
Jigsaw. Pengumpulan data dan penelitian dilakukan dengan cara tes menulis
33
simpulan rangkuman bacaan. Penelitian ini dilaksanakan selama sehari pada hari
Senin tanggal 15 April 2013 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit pada pukul
08.45–10.30 WIB.
menggunakan dua penilai supaya penelitian lebih objektif dan akurat. Untuk itu,
peneliti meminta bantuan guru bidang studi bahasa Indonesia sebagai penilai 2
dan peneliti sendiri berperan sebagai penilai 1. Berikut deskripsi data hasil tes.
Berdasarkan hasil analisis data sesuai dengan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan, data tes kemampuan siswa kelas VIII MTs. Bindu, dapat dilihat pada
uraian berikut.
1) AS
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
urutan cerita.
35
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai AS dalam
2) ANR
Berdasarkan analisis data tes, nilai ANS dalam menulis rangkuman bacaan
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai ANS
pembelajaran Jigsaw.
3) AP
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai AP dalam
Jigsaw.
4) AF
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka AF dalam
Jigsaw.
5) DR
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 skor 3 terhadap ketepatan kalimat, karena siswa
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai DR dalam
pembelajaran Jigsaw.
39
6) DZ
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai DZ dalam
pembelajaran Jigsaw.
7) ES
(a) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 2 terhadap ketepatan logika urutan
(d) P1 memberi skor 1 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 1 dan P2 skor 3 terhadap ketepatan kalimat, karena hasil
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai ES dalam
siswa yang gagal dalam menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran
Jigsaw.
8) Fi
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai Fi dalam
Jigsaw.
9) Ha
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 1 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 1 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai Ha dalam
pembelajaran Jigsaw.
10) Is
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
43
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai Is dalam
Jigsaw.
11) KI
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai KI dalam
Jigsaw.
12) LE
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 5 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 5 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai LE dalam
Jigsaw.
13) LH
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 5 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai LH dalam
Jigsaw.
46
14) Mu
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai Mu dalam
Jigsaw.
15) RR
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kalimat, karena
kalimat.
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai RR dalam
Jigsaw.
16) RA
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai RA dalam
Jigsaw.
17) RFF
Berdasarkan analisis data tes, nilai RFF dalam menulis rangkuman bacaan
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai RFF
dalam menulis rangkuman adalah = x 100 = 78. Hal tersebut berarti RFF
pembelajaran Jigsaw.
18) RRI
Berdasarkan analisis data tes, nilai RRI dalam menulis rangkuman bacaan
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
50
(d) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai RRI
dalam menulis rangkuman adalah = x 100 = 56. Hal tersebut berarti RRI
tergolong siswa yang cukup mampu menulis rangkuman bacaan melalui model
pembelajaran Jigsaw.
19) Se
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai Se dalam
Jigsaw.
20) SL
Berdasarkan analisis data tes, nilai SL dalam menulis rangkuman bacaan
(a) P1 memberi skor 4 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai SL dalam
Jigsaw.
21) SHNH
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai SHNH
dalam menulis rangkuman adalah = x 100 = 64. Hal tersebut berarti SHNH
tergolong siswa yang cukup mampu menulis rangkuman bacaan melalui model
pembelajaran Jigsaw.
53
22) VR
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai VR dalam
Jigsaw.
23) YY
(a) P1 memberi skor 3 dan P2 memberi skor 3 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 2 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 2 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 skor 3 terhadap ketepatan kalimat, karena siswa
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai YY dalam
pembelajaran Jigsaw.
24) YS
Berdasarkan analisis data tes, nilai YS dalam menulis rangkuman bacaan
(a) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap pemahaman isi bacaan,
(b) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 4 terhadap ketepatan logika urutan
keselurhan bacaan.
(d) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kata, karena
(e) P1 memberi skor 2 dan P2 memberi skor 3 terhadap ketepatan kalimat, karena
Berdasarkan jumlah skor total dari dua orang penilai maka nilai YS dalam
Jigsaw.
pemeringkatan dari nilai yang terbesar sampai terkecil.Seperiti dapat dilihat pada
tabel 8 berikut.
5 70 2 8,33
6 68 5 20,83
7 66 2 8,33
8 64 2 8,33
9 60 1 4,16
10 58 1 4,16
11 56 3 12,5
12 48 1 4,16
13 42 1 4,16
Jumlah 24 100
Keterangan
Cara mencari 4,16 yaitu x 100
Dari table 9 di atas, terlihat siswa kelas VIII MTs. Bindu OKU yang
orang atau 0%, siswa yang mendapat nilai 66 – 79 dengan predikat penilaian
57
dengan predikat penilaian cukup mampu berjumlah 6 orang atau 25%, siswa yang
orang atau 8,33%, dan siswa yang mendapat nilai 45 ke bawah dengan predikat
MTs. Bindu OKU menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran jigsaw
sebanyak 24 sampel yang masuk, maka nilai rata-rata yang diperoleh sebagai
berikut.
= = 65,33
MTs. Bindu tergolong cukup mampu menulis rangkuman bacaan melalui model
pembelajaran jigsaw.
B. Pembahasan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilaksanakan mulai dari kegiatan
apersepsi, dengan mengulas materi yang telah dipelajari dan menjelaskan cara
siswa mampu menulis rangkuman bacaan. Kegiatan inti terdiri dari menjelaskan
materi yang akan dipelajari kepada siswa kegiatan yang dilakukan dalam
kelompok yang terdiri dari siswa pilihan untuk melakukan kegiatan membaca
guna menggali informasi yang akan dipelajari. Setelah siswa pilihan (kelompok
tersebut bergabung dengan kelompok asal yang terdiri dari 4-5 siswa. Siswa yang
telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok
guru meminta siswa untuk mempersentasikan di depan kelas. Setelah semua siswa
memahami cara membuat rangkuman bacaan yang baik dan benar kemudian guru
rangkuman bacaan dengan topik yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian siswa
Berdasarkan hasil tes kemampuan siswa kelas VIII MTs. Bindu menulis
rangkuman bacaan setelah model pembelajaran Jigsaw dari 24 sampel siswa yang
berjumlah 0 orang atau 0%. Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai 66-79 atau
memperoleh kategori penilaian mampu berjumlah 15 orang atau 62,50%. Hal ini
disebabkan isi bacaan yang dikemukakan relevan dan tepat, pokok-pokok bacaan
yang dirangkum jelas, urutan bacaan yang dibuat menjadi rangkuman tersusun
secara logis dan jelas, makna keseluruhan bacaan diungkapkan jelas, penggunaan
kata-kata dan ejaan tepat, bahasanya menarik dan menguasai aturan penulisan.
cukup mampu berjumlah 6 orang atau 25%. Hal ini disebabkan isi bacaan yang
cukup jelas, urutan bacaan yang dibuat menjadi rangkuman tersusun secara logis
dan cukup jelas, makna keseluruhan bacaan diungkapkan cukup jelas, penggunaan
kata-kata dan ejaan cukup tepat, bahasanya cukup menarik dan cukup menguasai
aturan penulisan.
mampu berjumlah 2 orang atau 8,33%. Hal ini disebabkan isi bacaan yang
kurang jelas, urutan bacaan yang dibuat menjadi rangkuman tersusun secara logis
penggunaan kata-kata dan ejaan kurang tepat, bahasanya kurang menarik dan
kurang menguasai aturan penulisan. Siswa yang memperoleh nilai 0-45 atau
60
memperoleh kategori gagal berjumlah 1 orang atau 4,16%. Hal ini disebabkan isi
bacaan yang dikemukakan sangat kurang relevan dan tepat, pokok-pokok bacaan
yang dirangkum sangat kurang jelas, urutan bacaan yang dibuat menjadi
rangkuman tersusun secara sangant kurang logis dan kurang jelas, makna
ejaan sangat kurang tepat, bahasanya sangat kurang menarik dan sangat kurang
pemahaman isi bacaan, misalnya siswa secara keseluruhan masih kesulitan pada
saat menyusun bacaan menjadi rangkuman, kedua: pada ketepatan logika urutan
bacaan, siswa masih susah untuk menjelaskan gagasan dari rangkuman yang
mereka buat karena isi bacaan yang dikemukakan kurang logis, ketiga: ketepatan
makna keseluruhan bacaan, pada saat menulis rangkuman bacaan mereka masih
ada sebagian rangkuman yang masih sulit dipahami oleh peneliti, hal ini mungkin
disebabkan oleh siswa yang kurang memahami jalannya bacaan yang mereka
baca, sehingga penjelasan rangkuman dalam bacaan yang mereka buat kurang
tepat, keempat: ketepatan kata, dalam rangkuman bacaan yang mereka buat masih
banyak yang penggunaan kata-katanya sangat monoton dan penggunaan kata yang
kata yang dipergunakan. Kelima: ketepatan kalimat, rangkuman yang siswa buat
bahasanya masih kurang menarik sehingga kurang komunikatif dan masih sulit
dipahami apabila hanya membaca bacaan tersebut secara sekilas maka diperlukan
waktu untuk membaca berulang-ulang agar bisa memahami isi bacaan tersebut.
61
Hal ini mungkin disebabkan karena mereka masih jarang melatih keterampilan
mereka untuk menulis rangkuman bacaan. Dari sekian banyak kesulitan tersebut,
akan bisa diatasi apabila siswa tetap dilatih untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
kelas VIII.A MTs. Bindu cukup mampu dalam menulis rangkuman bacaan.
Untuk mengatasi agar proses pembelajaran menulis rangkuman bacaan lebih baik
memotivasi siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa dan dalam proses
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
model pembelajaran Jigsaw telah berjalan dengan baik, guru menjelaskan materi
ajar kepada siswa cara menulis rangkuman bacaan. Guru mengelompokkan siswa
dalam beberapa kelompok, setiap kelompok berjumlah 3-4 orang, setelah itu guru
VIII MTs. Bindu menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII.A MTs. Bindu cukup mampu menulis
rangkuman bacaan dengan nilai rata-rata 65,33. Hal ini dapat dilihat dari 24
sampel, siswa yang mendapat nilai 80-100 dengan predikat penilaian mampu
sekali berjumlah 0 orang atau 0%, siswa yang mendapat nilai 66-79 dengan
predikat penilaian mampu berjumlah 15 orang atau 62,50%, siswa yang mendapat
nilai 56-65 dengan predikat penilaian cukup mampu berjumlah 6 orang atau 25%,
62
63
siswa yang mendapat nilai 46-55 dengan predikat penilaian kurang mampu
berjumlah 2 orang atau 8,33% dan siswa yang mendapat nilai dibawah 45 dengan
Dengan demikian siswa kelas VIII MTs. Bindu cukup mampu menulis
B. Saran
1. Guru kelas VIII MTs Bindu, khususnya bidang studi Bahasa Indonesia dapat
pembelajaran.
3. Peneliti lain, agar dapat melakukan penelitian yang sama dengan kajian dan
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Model Silabus Kelas VIII. Jakarta. Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Nusa Tenggara Timur: PT. Nusa Indah