Anda di halaman 1dari 37

0

PROPOSAL SKRIPSI

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII MTs. BINDU MENULIS


RANGKUMAN BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

OLEH

ELIYA SANTI
NPM. 09 21 186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2013
1

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII MTs. BINDU MENULIS


RANGKUMAN BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
JIGSAW

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam

proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa

menuju pada keadaan yang lebih baik. Keberhasilan suatu proses pembelajaran

dari ketercapaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan

yang dimaksud dapat diamati dari dua sisi yaitu dari tingkat pemahaman dan

penguasaan materi yang diberikan oleh guru.

Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, yaitu

dengan menggunakan pembelajaran aktif di mana siswa melakukan sebagian

besar pekerjaan yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak untuk melakukan

pekerjaannya, mengeluarkan gagasan, memecahkan masalah dan dapat

menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,

menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar untuk mempelajari

sesuatu dengan baik. Belajar aktif membantu untuk mendengar, melihat,

mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya dengan

yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting bagi siswa perlu memecahkan

masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan

dan mengerjakan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah

mereka miliki atau yang akan dicapai.


2

Kualitas pengajaran sastra di sekolah perlu ditingkatkan agar dapat

memberikan kontribusi yang maksimal bagi pendidikan. Masalah-masalah yang

menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran sastra merupakan

tugas guru yang harus dikerjakan dengan optimal.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah menuntut siswa untuk menguasai empat keterampilan berbahasa

sekaligus. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

dalam berbahasa. Keterampilan menulis untuk tingkat dasar meliputi menentukan

paragraf, jenis karangan, laporan, buku harian, surat, pengumuman, memo,

artikel, tajuk rencana, ringkasan, ikhtisar, resensi, dan daftar pustaka (Atmaja,

2010: 1).

Berdasarkan kurikulum KTSP yang digunakan saat ini, dalam Standar Isi

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII semester 2, terdapat standar

kompetensi yang menuntut siswa untuk mampu memahami cara merangkum

bacaan, karena menurut Keraf (2010: 263) “ringkasan merupakan penyajian

singkat dari karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan

sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari

karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang

singkat itu”.
3

Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam

mengelola kelas terutama dalam memilih model pembelajaran. Model

pembelajaran yang menarik dan kreatif akan menarik minat untuk mengikuti

pembelajaran. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara

heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung

jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan

menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Pembelajaran

dengan penggunaan model pembelajaran Jigsaw ini bertujuan untuk

mempermudah siswa dalam memahami cara merangkum bacaan yang baik dan

benar. Dalam hal ini, guru juga harus mengetahui setiap perkembangan siswa

dalam memahami cara merangkum bacaan, yang semuanya diterapkan

menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

Alasan penulis memilih judul tersebut karena menurut sepengetahuan

penulis, judul ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Selain itu, materi

memahami cara merangkum bacaan juga diajarkan di kelas VIII semester 2 dan

merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai. Sedangkan alasan

peneliti memilih MTs Bindu sebagai objek penelitian karena peneliti ingin

mengetahui kemampuan siswa dalam menulis rangkuman bacaan melalui model

pembelajaran Jigsaw.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian

mengenai menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw pada

tingkat MTs Bindu khususnya kelas VIII.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses belajar mengajar siswa kelas VIII MTs Bindu

menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII MTs Bindu menulis

rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan proses belajar mengajar siswa VIII MTs Bindu

menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa VIII MTs Bindu menulis

rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternative dalam menentukan

metode pembelajaran yang akan digunakan dalam melaksanakan proses

pembelajaran.
5

2. Siswa

Siswa diharapkan dengan penerapan metode ini dapat meningkatkan hasil

belajar dan prestasi siswa dan pelajaran yang diberikan dapat lebih mudah

diserap. Semoga pelajaran bahasa indonesia khususnya mempelajari

rangkuman bacaan tidak dianggap membosankan

3. Sekolah

Supaya dijadikan bahan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan atau bekal

penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.

5. Pembaca

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penambahan mengenai model

pembelajaran Jigsaw.

E. Kajian Pustaka

1. Kajian Teori

a. Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan bahasa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keterampilan menulis akan

dijelaskan sebagai berikut ini.

1) Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (2008: 3), “Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
6

muka dengan orang lain”. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Sejajar dengan tersebut, menurut Musaba dalam Sulistyo (2009: 6),

“Menulis adalah melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui

suatu lambang (tulisan)”. Selanjutnya menurut Sabir dalam Sulistyo (2009: 6)

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis pada prinsipnya hanyalah permainan bahasa dengan merangkai

kata-kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, dan kumpulan-

kumpulan paragraf itulah yang disebut dengan tulisan. Fungsi utama dari tulisan

adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi

pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir. Penulis harus mengetahui

maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum menulis. Keterampilan menulis

merupakan suatu proses perkembangan, menulis menuntut pengalaman, waktu,

pelatihan, dan pengajaran langsung dalam menulis.

Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang ini disebut Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD). Huruf yang digunakan huruf latin, yakni huruf (alfabet)

yang digunakan sebagian bangsa di dunia untuk menulis bahasa mereka.

2) Tujuan Menulis

Menurut Harting (dalam Tarigan, 2008: 25-26), “Kegiatan menulis sering

dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai”. Secara umum,

kegiatan menulis biasa dilakukan karena kesenangan, untuk memberi informasi

atau untuk mempengaruhi pembaca. Adapun tujuan menulis adalah sebagai

berikut.
7

a) Assigment Puspose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri

(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang

ditugaskan membuat laporan, atau pun notulen rapat).

b) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca

lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang

tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara

sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu

adalah lawan atau musuh. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu

tulisan.

c) Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

yang diutarakan.

d) Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan / penerangan

kepada para pembaca.

e) Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.


8

f) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Akan tetapi,

keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya

dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman.

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g) Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis memecahkan masalah yang

dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi

serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri

agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Berdasarkan teori di atas mengenai tujuan menulis, dapat disimpulkan

bahwa tujuan menulis adalah untuk menyenangkan pembaca, memberikan

informasi kepada pembaca, dan mencapai nilai-nilai kesenian. Seorang penulis

harus mengetahui tujuan apa yang akan dicapai dalam tulisannya untuk

menghasilkan makna yang mendalam terhadap pembaca. Dengan kata lain

tujuan menulis adalah upaya mengungkapkan buah pikiran atau ide-ide guna

untuk disampaikan kepada orang lain (pembaca) dengan tujuan mengajak,

menghibur maupun mempengaruhi pembaca.

b. Rangkuman Bacaan

1) Pengertian Rangkuman Bacaan

Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan

karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. “precis” berarti “memotong”
9

atau ”memangkas”. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang

panjang, yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang

pokok dengan membuang perincian serta ilustrasi. Meskipun begitu, sebuah

ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta pendekatannya yang

asli. Jadi, ringkasan merupakan keterampilan mereproduksi hasil karya yang

sudah ada dalam bentuk yang singkat.

Menurut Arifin (2004: 231) ringkasan berasal dan bentuk dasar “ringkas”

yang berarti singkat, pendek, dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk

mengatakan suatu bentuk karangan yang panjang yang dihadirkan dalam jumlah

yang singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari

tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada

didalam tulisan aslinya yang panjang itu. Sedangkan menurut Atmaja (2010: 15)

ringkasan merupakan “ bentuk penyajian singkat dari suatu karangan asli,

sedangkan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap di

pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau cara yang efektif untuk

menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat”.

Menurut Keraf (2010: 260) ringkasan merupakan “penyajian singkat dari

karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan

pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara

proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu”. Penulis

ringkasan harus memahami isi tulisan asli. Dia berbicara sebagai “penyambung

lidah” penulis asli dengan karangannya yang lebih pendek. Penulis ringkasan

tidak dapat melepaskan dirinya dari penulis asli dalam hal kesan yang
10

dimunculkan oleh ringkasannya itu. Oleh sebab itu ringkasannya, tetap

memperthankan keberadaan isi bab perbab,bagian perbagian dengan sangat

memperdulikan tata urutan yang ada dikarangan asli.

Rangkuman dapat diartikan “sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas

suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan

perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan

rangkumannya” (Djuharni dalam Arifin, 2004: 232). Rangkuman dapat pula

diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan

atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman

sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau

pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan

sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.

2) Tujuan Membuat Rangkuman

Sebuah ringkasan dibuat atas kerja menyingkat atau memendekan sebuah

karangan yang panjang. Dia harus mampu memilah- milah mana gagasan utama

dan mana gagasan bawahan. Ringkasan dibuat untuk membantu membaca buku

untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu.

Menurur Keraf (2010: 262) tujuan ringkasan adalah “memahami dan

megetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud

tersebut akan membimbing dan menuntun agar membaca karangan asli dengan

cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat”.


11

Menurut Arifin (2004: 232) tujuan membuat ringkasan “untuk membantu

pembaca buku yang panjang, ringkasan membantu pembaca buku untuk membaca

hal dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu”. Penulis tidak akan

membuat ringkasan dengan baik bila ia kurang cermat membaca, bila ia sanggup

membeda-bedakan gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Kemampuan

membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya mempertajam

tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya mempertajam gaya bahasa, serta

menghindari uraian-uaraian yang panjang lebar yang mungkin menyelusup masuk

dalam karangan tersebut.

3) Cara Membuat Rangkuman

Menurut Keraf (2010: 263) beberapa hal dalam meringkas karangan perlu

diperhatikan oleh penulis ringkasan. Yang perlu dketahui adalah ringkasan itu

tidak terwujud andai kata penulis ringkasan tidak membaca buku asli dengan baik.

Oleh sebab itu langkah yang ditulis oleh penulis ringkasan adalah.

a) Membaca naskah asli sampai paham dan bahkan berkali-kali

b) Mencatat gagasan umum dari semua paragraf

c) Mengadakan reproduksi

d) Ketentuan tambahan

Menurut (Arifin, 2004: 332) cara untuk membuat ringkasan yang baik dan

teratur, adalah sebagai berikut.

a) Membaca Naskah Asli

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah

membaca naskah asli. Pembacaan tersebut dapat diakukan berkali-kali agar


12

pembaca tersebut memahami benar isi karangan itu. Oleh sebab itu pembaca

harus mehami benar-benar apa yang dipikirkan oleh penulis didalam

tulisannya itu. Dengan membaca secara cermat apa yang tertulis itu,

pembacanya dapat isi karangan itu. Penulis perlu juga mengetahui maksud

pengarang dan sudut pandang pengarang. Untuk membantu penulis mencapai

hal tersebut, maka judul dan daftar isi karangan itu dapat dijadikan pegangan.

Sebab itu pada waktu membaca karangan isi, penulis hendaknya

memperhatikan daftar isi karangan (kalau ada) sehingga lebih mudah ia

mendapat kesan umum, maksud pandangan pengarang yang tersirat dalam

karangan itu.

b) Mencatat Gagasan Utama

Pencatatan gagasan utama dimaksudkan adalah pencatatan bagian penting-

penting. Gagasan utama dapat berupa inti bacaan. Dengan pencatatan itu dapat

juga diketahui bagian mana yang perlu dan bagian mana yan tidak diperlukan

didalam menulis ringkasan. Jadi penatatan gagasan utam itu bertujuan untuk.

(1) Mengendalikan pikiran pembaca daam penulisan ringkasan

(2) Memilah hal yang penting dan tidak penting

Tindakan atau langkah yang harus dikerjakan adalah membaca kembali

kerangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea itu sambil mencatat

semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu.

c) Mengadakan Reproduksi

Mengadakan reproduksi dimaksudkan adalah menulis ringkasan yang telah

dibaca itu. Penulisan ringkasan itu dapat dilakukan setelah melalui dua tahap
13

pertama,Penulisan itu didasarkan pada urutan yang terdapat pada sumber asli

atau karangan aslinya. Jadi penulisan ringkasan tidak dilaksanakan secara

sembarang, tetapi dilakukan sesuai urutan tulisan aslinya, oleh sebab itu pada

tahap pencatatan sudah dapat digambarkan urutan paragraf tulisan asli itu.

Dalam tulisan ringkasan ini kalimat-kalimat tulisan asli harus dihindari.

Kalimat yang dipkai adalah kalimat penulis ringkasan itu sendiri. Oleh sebab

itu dapat dikatakan bahwa ringkasan itu adalah hasil ringkasan sendiri

terhadap tulisan atau wacana.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai

suatu tulisan yang baik.

(1) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal

daripada kalimat majemuk.

(2) Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata.

(3) Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama

yang akan dimasukkan dalam ringkasan.

(4) Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang.

(5) Pertahankan susunan gagasan asli, sertaringkaskanlah gagasan-gagasan itu

dalam urutan seperti urutan naskah asli.

(6) Ketentuan tambahan, di samping ketiga langkah diatas masih ada beberapa

ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun

ringkasan (langkah ketiga).


14

c. Pembelajaran Jigsaw

1) Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Metode yang dikembangkan oleh Aronson dkk dari Universitas Texas yang

kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk ini mempunyai tujuan mengembangkan

kerja sama tim (kelompok), mengasah ketrampilan belajar kooperatif dan

menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak bisa diperoleh jika

mempelajarinya sendirian.

Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan

ada juga yang menyebutnya dengan istilah fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang

menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini juga

mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (Jigsaw), yaitu siswa melakukan

sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk

mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar

kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk

kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie dalam Rusman (2011: 218) bahwa

“pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif

dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai

dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing

ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.

Dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan

untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan

dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung


15

jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang

dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya dalam Djamarah (2010:

388).

Dapat disimpulkan bahwa metode Jigsaw adalah teknik pembelajaran

kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar

dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam

suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah

informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tujuan dari Jigsaw ini

adalah mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai

pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka

mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

2) Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajara Jigsaw

a) Kelebihan Metode Pembelajaran Jigsaw

Jhonson dalam Rusman (2011: 208) mengemukakan kelebihan dari metode

pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.

(1) Meningkatkan hasil belajar

(2) Meningkatkan daya ingat

(3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penelaran tingkat tinggi

(4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu)

(5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen

(6) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah


16

Sementara itu Djamarah (2010: 389) menyatakan bahwa metode Jigsaw

dapat melibatkan seluruh anak didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan

kepada orang lain.

b) Kelemahan Metode Pembelajaran Jigsaw

(1) Guru dan siswa kurang terbias dengan metode ini karena masih terbawa

kebiasaan menggunakan metode konvensional, dimana pemberian materi

terjadi secara satu arah. Memerlukan waktu yang relatif lama.

(2) Tidak efektif untuk siswa yang banyak

(3) Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru

(4) Memerlukan persiapan yang matang

3) Langkah-Langkah Pembelajaran Jigsaw

Menurut Stepen & Snapp yang dikutip Rusman (2011: 216),

mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai

berikut.

a) Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang sisiwa.

b) Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda

c) Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan

d) Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub

bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusiksn sub bab mereka.


17

e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asli

dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka

kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

g) Guru memberi evaluasi.

h) Penutup

Sedangkan menurut Aronson dalam Djamarah (2010: 389) langkah-langkah

dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebagai berikut.

a) Pilihan materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).

b) Sebelum bahan pelajaran diberikan, memberang akan ikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini.

Pelajaran bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang

siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstromins ini dimaksud

untuk mengaktivkan sekema siswa agar lebih siap menghadapi bahan

pelajaran yang baru.

c) Bagi anak didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi

pelajaran yang ada. Jika jumlah anak didik adalah 50, sementara jumlah materi

pelajaran yang ada adalah 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10

orang. Jika jumlah in di anggap terlalu besar, bagi lagi menjadi 5 orang,

kemudian setelah proses (diskusi kelompok) selesai gabungan kedua

kelompok tersebut.

d) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang

berbeda-beda.
18

e) Setiap kelompok onggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa

yang telah mereka pelajari dalam kelompok.

f) Kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian tanyakan sekitarnya ada

persoalan-persoalonya yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

g) Beri anak didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka

terhadap materi yang baru saja mereka pelajari. Pengecekan pemahaman anak

didik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mereka dalam memahami

materi.

h) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan

pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangajn atau dengan seluruh

kelas.

4) Pembelajaran Menulis Rangkuman Bacaan Melalui Model Jigsaw

Menurut Rusman (2011 : 215) model pembelajaran Jigsaw ini dikenal juga

dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada

permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap

kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas

permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah ke

kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya dengan materi ajar

membuat rangkuman bacaan yang diberikan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan

pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai berikut.


19

a) Siswa melakukan kegiatan mambaca untuk menggali informasi. Siswa

memeperoleh topik - topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan

imformasi dari permasalahan tersebut.

b) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan

yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok

ahli untuk membicaran topik permasalahan tersebut

c) Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli, yang kemudian

menugaskan kelompok tersebut guna membuat membuat rangkuman bacaan

berdasarkan topik yang diberikan.

d) Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.

e) Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.

Dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan

untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dan

dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung

jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang

dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.

2. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan menulis rangkuman bacaan pernah

dilakukan oleh Reni Kurniasari selaku mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung Tahun 2006 dengan judul “Kemampuan

Menulis Rangkuman Bacaan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Trimurjo

Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007”.


20

Dari hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa siswa yang mendapatkan

nilai 66-100 berjumlah 20 orang siswa atau 79,17%, siswa yang mendapatkan

nilai 0-65% berjumlah 4 orang siswa atau 20,83%. Dengan demikian siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Trimurjo Lampung Tengah mampu menulis rangkuman

bacaan.

Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang memiliki persamaan dan

perbedaan. Persamaan dalam penelitian adalah sama-sama meneliti tentang

menulis rangkuman bacaan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu

kemampuan siswa menulis rangkuman bacaan sedangkan penelitian sekarang

meneliti kemampuan siswa menulis rangkuman bacaan menggunakan metode

Jigsaw. Penelitian terdahulu objeknya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Trimurjo

Lampung Tengah sedangkan penelitian sekarang objeknya siswa kelas VIII MTs

Bindu.

F. Metodologi Penelitian

1. Defenisi Operasional Istilah

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan kesanggupan

yang dimaksud adalah kesanggupan yang memahami, menguasai dan menghargai

(Depdiknas, 2008: 709). Menurut Tarigan (2008: 3), “Menulis merupakan suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”. Sedangkan menurut Arifin

(2004: 314) Ringkasan adalah penyajian singkat dari suatu karangan asli,

sedangkan bagian atau bab dari karangan asli tetap di pertahankan dalam
21

bentuknya yang singkat atau cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan

yang panjang dalam bentuk yang singkat. Metode Jigsaw adalah suatu teknik

pembelajaran model kooperatif dimana siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar

dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Lie

dalam Rusman (2011: 218) bahwa “pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini

merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok

kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan

siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara

mandiri”.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

“Populasi adalah seluruh subjek yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan” (Arikunto, 2010: 128). Subjek

penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII MTs Bindu subjek penelitian

karena mereka telah mempelajari tentang menulis rangkuman melalui model

pembelajaran Jigsaw.

Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian dapat dilihat

pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Populasi Penelitian


No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII.1 20
2 VIII.2 20
Jumlah 40
Sumber data: Tata Usaha MTs Bindu Tahun Pelajaran 2012/2013
22

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitian sampel. (Arikunto, 2010: 174).

Menurut Margono (2010: 121), “Sampel adalah sebagai bagian dari

populasi, yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Karena subjek

penelitian siwa kelas VII MTs Bindu berjumlah 40 orang, maka peneliti

mengambil seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Adapun cara yang peneliti

gunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan

penuh populasi. Apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII MTs Bindu yang berjumlah 40 orang siswa. Jumlah total

dari sampel penelitian ini bisa dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa


1 VIII.1 20
2 VIII.2 20
Jumlah 40
Sumber data: Tata Usaha MTs Bindu Tahun Pelajaran 2012/2013

3. Metode Penelitian

“Metode penelitian pada dasar merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2)”. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode deskriptif karena metode ini menuturkan dan
23

menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel yang terjadi saat

penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya (Sudrajat, 2005: 89).

Dengan menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini, maka

peneliti akan mendeskripsikan untuk menggambarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti berdasarkan fakta-fakta yang ada mengenai kemampuan siswa

kelas VIII MTs Bindu menulis rangkuman bacaan melalui metode pembelajaran

Jigsaw.

4. Teknik Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi dan tes.

Pertama yaitu teknik observasi yang diberikan kepada guru bidang studi Bahasa

Indonesia di kelas VIII MTs Bindu. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan teknik yang kedua yaitu teknik tes yang diberikan kepada

siswa.

Teknik tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis

rangkuman bacaan melalui metode pembelajaran Jigsaw. Adapun pengertian dari

observasi dan tes diuraikan sebagai berikut.

1) Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu observasi sistematis yang

dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan instrumen pengamatan dan

observasi sistematis yang dilakukan pengamatan dengan menggunakan pedoman

sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2010: 200).


24

a) Membaca catatan-catatan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru Bahasa

Indonesia dalam menggunakan metode pembelajaran Jigsaw

b) Mengklasifikasi hambatan dan kesulitan guru dalam proses dan penilaian

menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dalam menulis rangkuman

bacaan.

c) Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

siswa guna bekerjasama mencari solusi atas permasalahan.

d) Deskripsikan hambatan serta kesulitan siswa dan guru menggunakan metode

pembelajaran Jigsaw dalam menulis rangkuman bacaan.

e) Mengadakan evaluasi

f) Menyimpulkan pelajaran bersama-sama

g) Membuat simpulan.

Menurut Nurgiyantoro (2011: 433) hal-hal yang dinilai sebagai berikut.

a) Pemahaman isi bacaan (nilai 20)

b) Ketepatan logika urutan bacaan (nilai 20)

c) Ketepatan makna keseluruhan bacaan (nilai 20)

d) Ketepatan kata (nilai 20)

e) Ketepatan kalimat (nilai 20)

2) Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010: 193).
25

Oleh karena itu, untuk mendapatkan teknik tes menulis rangkuman bacaan yang

bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tes adalah

teknik yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, bakat atau tingkat

kemampuan menulis rangkuman bacaan maka dalam bentuk tes berupa simpulan

ringkasan.

b. Teknik Penganalisisan Data

1) Observasi

Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode observasi

dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil observasi yang berupa lembar

observasi yang telah diberi tanda chek list (√) terhadap aktivitas guru dan aktivitas

siswa dalam mengidentifikasikan rangkuman/ringkasan bacaan, lalu hasil dari

pengamatan yang telah dilakukan diinterprestasikan dan dideskripsikan secara

terperinci.

2) Tes

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah data tes simpulan rangkuman,

adapun langkah-langkah dalam penganalisisan data sebagai berikut.

1) Memeriksa hasil menulis rangkuman bacaan.

2) Memberikan penilaian hasil menulis rangkuman bacaan berpedoman pada

kriteria penilaian sebagai berikut.


26

Tabel 3. Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Siswa Menulis


Rangkuman Bacaan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

No Indikator Kualitatif Skor Deskriptor


Pemahaman isi Siswa sangat mampu memahami isi
1 Baik Sekali 5
bacaan bacaan dengan tepat
Siswa mampu memahami isi bacaan
Baik 4
dengan tepat
Siswa cukup mampu memahami isi
Cukup 3
bacaan dengan tepat
Siswa kurang mampu memahami isi
Kurang 2
bacaan dengan tepat
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
Ketepatan logika Siswa sangat mampu menuliskan urutan
2 Baik Sekali 5
urutan bacaan cerita
Baik 4 Siswa mampu menuliskan urutan cerita
Siswa cukup mampu menuliskan urutan
Cukup 3
cerita
Siswa kurang mampu menuliskan urutan
Kurang 2
cerita
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
Ketepatan makna Siswa sangat mampu menentukan makna
3 Baik Sekali 5
keseluruhan bacaan keseluruhan bacaan
Siswa mampu menentukan makna
Baik 4
keseluruhan bacaan
Siswa cukup mampu menentukan makna
Cukup 3
keseluruhan bacaan
Siswa kurang mampu menentukan makna
Kurang 2
keseluruhan bacaan
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
4 Ketepatan kata Baik Sekali 5 Siswa sangat mampu menentukan kata
Baik 4 Siswa mampu menentukankata
Cukup 3 Siswa cukup mampu menentukan kata
Kurang 2 Siswa kurang mampu menentukan akata
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
5 Ketepatan kalimat Baik Sekali 5 Siswa sangat mampu menentukan kalimat
Siswa mampu menentukan
Baik 4
kalimat
Cukup 3 Siswa cukup mampu menentukan kalimat
Siswa kurang mampu menentukan
Kurang 2
kalimat
Sangat
1 Tidak layak nilai
kurang
Sumber: Nurgiyantoro (2011: 433)
27

3) Dari semua nilai siswa yang didapat akan dicari nilai rata-ratanya dengan

menggunakan rumus.

X=

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

X= Jumlah nilai siswa

N = Banyak siswa sampel (Arikunto, 2010: 376)

4) Setelah mencari dan mendapatkan nilai rata-rata kemampuan siswa menulis

rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw nilai rata-rata tersebut

akan diinterpretasikan ke dalam kategori hasil belajar siswa dengan mengacu

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Skala Penilaian

Nilai Angka Nilai Huruf Predikat

80-ke atas A Mampu sekali


66-79 B Mampu
56-65 C Cukup Mampu
46-55 D Kurang Mampu
45-ke bawah E Gagal
(Sudijono, 2011: 35)
5) Mendeskripsikan/menjelaskan hasil analisis data.

6) Membuat kesimpulan.

Setelah hasil analisis observasi dan tes menulis rangkuman bacaan melalui

model pembelajaran Jigsaw diperoleh, maka berdasarkan hasil analisis data

tes siswa barulah dibuat kesimpulan, mampu atau tidaknya siswa kelas VIII

MTs Bindu menulis rangkuman bacaan melalui model pembelajaran Jigsaw.


28

G. Langkah Kerja dan Jadwal Penelitian

Langkah kerja yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Tahap persiapan

a. Pengajuan judul dan disetujui dosen pembimbing dan ketua program studi

pendidikan bahasa, sastra Indonesia dan daerah.

b. Studi pustaka

c. Pembuatan rencana penelitian

2. Tahap pengumpulan data

a. Pengumpulan data dari sumber data

b. Pemeriksaan data yang terkumpul

c. Penyusunan hasil data yang terkumpul.

3. Tahap pengelolaan data

a. Pemeriksaan ulang data yang terkumpul

b. Pengklasifikasian data yang lebih lanjut

c. Pendeskripsian dan penganalisisan data

d. Penafsiran dan penyimpanan data

4. Tahap penyusunan laporan

a. Penyusunan naskah dari awal sampai akhir

b. Memperbanyak nsakah laporan.


29

5. Jadwal penelitian

Jadwal penelitian ini diperkirakan berlangsung dari bulan Januari 2013

saat pengajuan judul penelitian sampai bulan Juni 2013 yakni pelaksanaan

ujian skripsi. Adapun rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 5. Jadwal Penelitian


Tahun 2013
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 Pengajuan Judul V

2 Penyusunan Proposal V

3 Bimbingan Proposal V

4 Seminar Proposal V

5 Pelaksanaan Penelitian V

6 Bimbingan Skripsi V

7 Ujian Skripsi V

H. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi


Revisi 14. Jakarata: Reneka Cipta.

Atmaja, Jati. F. 2010. Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa.


Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Burhan, Nurgiyantoro. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:


BPFE.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarata: PN Balai Pustaka.

Depdiknas. 2008. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan


Standar Nasional Pendidikan.
30

Depdiknas. 2008. Model Silabus Kelas VIII. Jakarta. Badan Standar Nasional
Pendidikan.

Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: PT. Renika Cipta.

E Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia untuk perguruan tinggi,


Akademika Pressindo.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Nusa Tenggara Timur: PT. Nusa Indah

Rusman. 2011.Model-model pembelajaran.Bandung:PT.Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung:


Alfabeta.

Sulistyo, Bambang. 2009. Pengantar Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:


Yaf Bandung.

Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.
31

Instrumen Test

Teks Kemampuan Menulis Rangkuman Bacaan Melalui Model


Pembelajaran Jigsaw

Nama :
Kelas :

Petunjuk:

A. Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan!
B. Buatlah sebuah rangkuman bacaan!
C. Hal-hal yang dinilai dalam menulis rangkuman bacaan:
1. Pemahaman isi bacaan
2. Ketepatan logika urutan bacaan
3. Ketepatan makna keseluruhan bacaan
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat

Pertanyaan:
1. Buatlah sebuah rangkuman bacaan berdasarkan topik dibawah ini!

Pendidikan Kunci Kebangkitan

Kebangkitan Jawa Tengah dari dunia pendidikan, sebuah cita-cita yang sudah
dan akan terus diperjuangkan oleh pasangan Sukawi-Sudharto. Langkah ini bukan
retorika belaka karena perpaduan Sukawi yang sekarang menjabat Walikota
Semarang dan Sudharto sebagai Ketua PGRI merupakan pasangan ideal bagi dunia
pendidikan.
Sejak tahun 2003, Sukawi di depan rapat paripurna DPRD Kota Semarang
mencanangkan “suatu saat di Kota Semarang pendidikan harus gratis, mulai dari SD,
SMP, SMU yang yang sederajad, baik negeri maupun swasta. Langkah itu dimulai
oleh Sukawi dengan memberikan beasiswa dari angka Rp 7,5 Milyar meningkat
menjadi Rp 40 Miliar dan akhirnya pada tahun 2008 berhasil membawa Kota
Semarang menjadi kota yang memberikan pendidikan gratis pada masyarakatnya.
32

Selain beasiswa, langkah merealisasikan pendidikan gratis dilakukan melalui


pemberian buku gratis bagi siswa. Menurut Sukawi, saat ini buku menjadi beban
masyarakat. Oleh sebab itu, kalau bukunya gratis dan SPP-nya dibiayai pemerintah,
berarti kita berhasil menciptakan pendidikan gratis bagi masyarakar.
Sukawi mengungkapkan bahwa APBD Kota Semarang memang belum mampu
menutup hal-hal yang bersifat tambahan, seperti pembangunan gedung yang memadai
dan lain-lain. Namun, yang menjadi harga mati adalah pendidikan itu dapat dijangkau
oleh masyarakat. Setelah itu, setahap demi setahap akan meningkat pada
penyempurnaan sarana dan prasarana.
“Sekolah yang memiliki kebutuhan di atas kebutuhan pokok, seperti pemakaian
AC di kelas, diperbolehkan sepanjang ada orang tua murid yang menyumbang, tetapi
orang tua yang tidak mau menyumbang tidak boleh dipaksa untuk menyumbang.”
Di sisi lain, masyarakat Jawa Tengah melihat Sudharto sebagai tokoh pejuang
pendidikan sejati. Ia mendedikasikan hidupnya sebagai guru sekitar 20 tahun dengan
meniti karier administratif mulai dari staf pelaksana di Kanwil Depdikbud Jateng
tahun 1981 hingga memegang kendali pendidikan di Jawa Tengah sebagai Kakanwil
Depdikbud tahun 1999—2001. Dia juga berkarier di PGRI mulai dari menjadi
anggota biasa sampai menjadi Ketua PGRI Jawa Tengah . Dalam kedua posisi
tersebut, yang bersangkutan tidak pernah lepas dari pemikiran, kegiatan, dan
perjuangan, demi kemajuan pendidikan dan guru.
LEMBAR JAWABAN

Nama :
Kelas :
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Lembar Observasi I

Judul Penelitian : Kemampuan Siswa Kelas VIII MTs. Bindu Menulis


Rangkuman Bacaan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Data Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Ya
No. Urutan Kegiatan Tidak
Seluruh Sebagian
1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Menjawab pertanyaan guru
3 Antusias dalam menerima pelajaran
4 Bekerjasama mencari solusi atas suatu masalah
5 Mengerjakan tes menulis rangkuman bacaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang
sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan
suatu permasalahan yang diberikan guru.
6 Mengumpulkan tugas atau latihan
7 Melakukan evaluasi bersama-sama
8 Menyimpulkan pelajaran bersama-sama

Baturaja, 2013
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia

LIFA ZAHARA, S.Pd


Lembar Observasi I

Judul Penelitian : Kemampuan Siswa Kelas VIII MTs. Bindu Menulis


Rangkuman Bacaan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Data Aktivitas Guru Dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar


No. Urutan Kegiatan Ya Tidak
1 Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2 Apersepsi
3 Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran/kompetensi yang hendak dicapai
4 Menyampaikan kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran
5 Menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan masalah
6 Mengarahkan siswa untuk antusias mengikuti pembelajaran
menulis rangkuman bacaan berdasarkan suatu permasalah
yang diberikan oleh guru menggunakan model pembelajaran
Jigsaw.
7 Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok,
setiap kelompok berjumlah 4-5 orang
8 Mengarahkan siswa untuk bekerjasama mencari solusi atas
suatu permasalahan
9 Mengawasi tiap-tiap kelompok
10 Mengadakan evaluasi
11 Menyimpulkan pelajaran
12 Menutup pelajaran

Baturaja, 2013
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
LIFA ZAHARA, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai