Anda di halaman 1dari 5

JASEP, Vol. 4 No.

1, September 2020 ISSN : 2443-1001

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGGILINGAN KOPI


BUBUK DI KOTA BATURAJA

Siti Zuaria(1) Dr. Munajat, S.P.,M.Si dan Dr. Fifian Permatasari, S.P.,M.Si (2)
(1)
Mahasiswa (S1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
(2)
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
Jl. Ratu Penghulu Karang Sari No. 02301, OKU, Sumatera Selatan, Telp/Fax (0735) 326122
Email: Faperta.unbara@yahoo.com

. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menghitung profitabilitas usaha penggilingan


kopi bubuk di Kota Baturaja yang di laksanakan pada bulan Maret sampai dengan April
2020. Penelitian dilaksanakan di Kota Baturaja dengan pertimbangan bahwa di Kota
Baturaja memiliki jumlah pengusaha penggilingan kopi bubuk sebanyak 7 pengusaha.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, metode
penarikan contoh yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penarikan contoh.
Pengambilan sempel dari populasi usaha penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja
berjumlah 7 sampel. Metode pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder.
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat menyimpulkan bahwa:
Profitabilitas usaha penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja sebesar Rp 2,54% yang
berarti menguntungkan.

Kata kunci: Karakteristik, petani karet, sosial ekonomi

PENDAHULUAN Total produksi kopi di Indonesia


yang tinggi tersebut sangat berkaitan erat
Indonesia merupakan negara dengan luas lahan perkebunan kopi yang
pertanian, artinya pertanian memegang mencapai sekitar 1,3 juta Ha. Hal ini
peranan penting dari keseluruhan menempatkan Indonesia sebagai negara
perekonomian nasional. Hal ini dengan luas perkebunan kopi kedua
dikarenakan banyaknya penduduk, tenaga setelah negara Brazil dengan luas
kerja yang hidup atau bekerja pada sektor perkebunan sekitar 2 juta Ha. Oleh karena
pertanian atau produk nasional yang itu, kopi merupakan salah satu komiditas
berasal dari pertanian. Beberapa komoditas utama yang banyak dibudidayakan di
perkebunan yang penting di Indonesia Indonesia setelah kelapa sawit 6,1 juta Ha
diantara lain karet, kelapa sawit, kelapa, dan karet 5,2 juta Ha (FAO, 2015).
tebu, kakao, teh dan kopi. Kopi merupakan Mayoritas penghasil kopi di
salah satu hasil komoditi perkebunan yang Indonesia (96, 19%) adalah petani skala
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi kecil. Sementara sisanya diusahakan oleh
diantara tanaman perkebunan yang perkebunan besar milik swasta (PBN)
lainnya berperan penting sebagai sumber yakni sebesar 1,99% dan perkebunan besar
devisa melainkan juga merupakan sumber milik negara (PBN) sebesar 1,82%
penghasilan bagi tidak kurang dari (Pusdatin, 2017). dapat diketahui bahwa
setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia tingginya tingkat produksi kopi yang ada
(Rahardjo, 2012). di Sumatera Selatan juga didukung oleh

1
JASEP, Vol. 4 No. 1, September 2020 ISSN : 2443-1001

besarnya hasil produksi kopi dari daerah- keuntungan, dimana keuntungan yang
daerah, salah satunya di Kabupaten OKU. dimaksud adalah keuntungan milik
Tingginya hasil produksi kopi juga pribadi. Keuntungan atau profitabilitas
mendukung tumbuhnya usaha yang adalah kemampuan perusahaan dengan
melibatkan hasil produksi kopi itu sendiri. memperoleh laba dalam hubungannya
Baik usaha yang menggunakan biji kopi dengan penjualan, total aktiva, maupun
sebagai bahan baku atau kopi siap modal sendiri.”Sartono (2010).
dinikmati sebagai hasil produksi yang siap Munawir menyatakan (2014) definisi
jual. Seperti kita tahu kopi tidak hanya Profitabilitas adalah “Rentabilitas atau
dikonsumsi sebagai kebutuhan melainkan profitability adalah menunjukkan
sudah menjadi gaya hidup untuk semua kemampuan perusahaan untuk
kalangan, baik kalangan atas maupun menghasilkan laba selama periode tertentu.
kalangan bawah dan dikonsumsi oleh pria Rentabilitas suatu perusahaan diukur
ataupun wanita. dengan kesuksesan perusahaan dan
Menurut Rahardjo (2012) kemampuan menggunakan aktivanya
Keberhasilan agribisnis kopi secara produktif, dengan kesuksesan
membutuhkan dukungan semua pihak perusahaan dan kemampuan suatu
yang terkait dalam proses produksi kopi perusahaan dapat diketahui dengan
pengolahan dan pemasaran komoditas memperbandingkan antara laba yang
kopi. Hal tersebut menjelaskan bahwa diperoleh dalam suatu periode dengan
tingginya tingkat produksi kopi yang jumlah aktiva atau jumlah modal
tinggi juga harus didukung dengan perusahaan tersebut.”
pemasaran dan pengelolaanitu sendiri. Berdasarkan uraian diatas tingginya
Salah satu pihak yang terkait dalam produksi kopi yang diikuti dengan
pengelolaan kopi adalah kopi bubuk. meningkatnya konsumsi kopi dalam
Tingginya peminat kopi sebagai bahan masyarakat mendukung adanya usaha kecil
baku usaha atau bahan konsumsi tentu saja yang semakin banyak dan berkembang.
mendukung adanya pertumbuhan bisnis Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
kopi bubuk yang tersebar hampir diseluruh permintaan yang semakin banyak sehingga
daerah-daerah di Indonesia. Salah satu terjadi peluang usaha yang menghasilkan
daerah yang memiliki banyak usaha kopi profit yang cukup memadai, oleh karena
bubuk yaitu kota Baturaja salah satu itu tingginya potensi membuat usaha
daerah yang ada di Sumatera Selatan. tersebut digandrungi oleh masyarakat.
Hal ini menunjukkan beberapa Berdasarkan fenomena diatas peneliti
pengusaha kopi bubuk dikota Baturaja tertarik untuk melakukan penelitian
yang termasuk dalam Usaha Kecil tentang Analisis profitabilitas usaha
Menengah di masyarakat. Pelaku usaha penggilingan kopi bubuk di kota Baturaja.
kecil sudah memiliki sikap proaktif dan
inisiatif yang bagus dalam Berdasarkan uraian pada latar
mengembangkan usaha. Pengetahuan belakang, maka rumusan masalah pada
kewirausahaan, motif berprestasi, penelitian ini adalah berapa profitabilitas
kemandirian pribadi mempunyai daya dari usaha penggilingan kopi bubuk di
dukung secara signifikan terhadap Kota Baturaja?
kemandirian usaha (Qamariah &
Dalimunthe, 2012).
Dalam semua aktifitas usaha kecil
tujuan utamanya adalah memperoleh

2
JASEP, Vol. 4 No. 1, September 2020 ISSN : 2443-1001

METODOLOGI PENELITIAN 3. Untuk menghitung Profitabilitas


Metode yang digunakan dalam yaitu dengan memperbandingkan
penelitian ini adalah metode survei. antara keuntungan yang di peroleh
Metode survei adalah metode penelitian dengan biaya produksi yang di
yang populasi dan sampelnya merupakan keluarkan yang dinyatakan dengan
sumber utama untuk memperoleh data persen. Menurut Ryanto (1999)
yang dibutuhkan dalam mengungkap Profitabilitas dapat dirumuskan
fenomena atau realitas yang dijadikan sebagai berikut :
fokus penelitian pada metode survei, demi Profitabilitas =
mencapai keakuratan dan validasi data KU
yang dihasilkan (Sugiyono, 2003) BU x 100 % … … … … … … … ( 3 ) ¿
¿
Penelitian yang dilakukan pada
Keterangan
populasi besar maupun kecil, tetapi data
KU = Keutungan Usaha (Rp/bln)
yang dipelajari adalah data dari sampel
BU = Biaya Usaha (Rp/bln)
yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relative, distribusi, dan hubungan- HASIL DAN PEMBAHASAN
hubungan antar variabel, sosiologis, Keuntungan adalah selisih antara
maupun psikologis. Sedangkan yang di penerimaan dengan biaya usaha kopi
peroleh dari lapanganakan di olah secara bubuk. Biaya usaha merupakan hasil kali
matematis, disajikan secara tabulasi. jumlah produksi dan harga jual.
Untuk menganalisis profitabilitas a. Biaya Tetap
menurut Rianto (1999) dapat digunakan Biaya Tetap adalah biaya yang
pendekatan sebagai berikut : dikeluarkan pada bahan-bahan
1. Untuk mengetahui biaya produksi penggunaanya tidak habis dalam satu masa
selama produksi, dapat diketahui produksi dan besarnya tidak tergantung
dengan penjumlahan antara total biaya dari jumlah produk yang dihasilkan. Biaya
tetap dan biaya variabel dapat tetap dalam penelitian iniadalah berupa
digunakan rumusan sebagai berikut : mesin penggiling kopi, mesin sangrai kopi,
BU= BT+ BV....................(1) pengaduk, wadah, kursi, timbangan. Rata-
Keterangan rata jumlah biaya tetap dapat dilihat pada
BU = Biaya Usaha (Rp/bln) tabel 7.
BT = Biaya Tetap (Rp/bln) Tabel 7. Rata-rata biaya tetap pada usaha
BV = Biaya Variabel (Rp/bln) penggilingan kopi bubuk di
2. Untuk mengetahui keuntungan usaha Kota Baturaja
adalah selisih antara total penerimaan N Rincian Biaya
dengan biaya produksi usaha dapat o. penyusutan
dirumuskan sebagai berikut : (Rp/bln)
KU = TP – BU..............(2) 1 Mesin penggiling kopi 242.041
TP = Y. HY 2 Mesin sangrai kopi 533.673
Keterangan 3 Pengaduk 157.143
KU= Keuntungan usaha (Rp/bln)
4 Wadah 17.571
Y = Jumlah Produksi (Kg)
5 Kursi 13.429
TP = Total Penerimaan (Rp/bln)
Hy = Harga Bubuk Kopi (Rp/Kg) 6 Timbangan 17.571
BU = Biaya Usaha (Rp/bln) Jumlah 981428
Sumber : Data Primer yang diolah 2020

3
JASEP, Vol. 4 No. 1, September 2020 ISSN : 2443-1001

Tabel 9. Rata-rata biaya usaha


Tabel 7. menunjukkan total biaya tetap penggilingan kopi bubuk diKota Baturaja
adalah berupa Mesin penggilingan kopi,
mesin sangrai kopi, pengaduk, wadah, No. Jenis biaya total Rata-rata biaya
kursi, timbangan. Berjumlah RP. usaha(Rp/bln)
98.142.8 per bulan. 1 Biaya tetap 98.142.785.71
b. Biaya Variabel 2 Biaya variabel 10.428.861
Biaya Variabel adalah biaya yang Biaya usaha 98.247.074.32
besar kecilnya sangat tergantung pada Sumber : Data Primer yang diolah 2020
jumlah produksi. Biaya variabel dalam
usaha kopi bubuk dalam penelitian ini d. Penerimaan
adalah biaya yang dikeluarkan untuk Penerimaan merupakan perkalian
pembelian plastik, isi staples, stiker, antara total produksi yang terjual dengan
kantong asoy, tenaga kerja, lap, biji kopi. harga persatuan produk. Penerimaan usaha
Adapun rincian biaya variabel usaha kopi kopi bubuk berasal dari penjualan kopi
bubuk dapat dilihat pada tabel 8. bubuk yang terjual diKota Baturaja pada
Tabel 8. Rata-rata variabel pada usaha saat penelitian dilaksanakan harga kopi
penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja bubuk sebesar Rp. 45.000 per kilo. Rata-
No. Rincian biaya Jumlah rata jumlah produksi kopi bubuk pada
variable bulan maret 2020 adalah kopi bubuk
1 Plastik 11.000.000 67.600.000 kilo perbulan, sehingga rata-
2 Isi Staples 88.000 rata penerimaan usaha kopi bubuk adalah
3 Stiker 695.000 sebesar Rp. 67.600.000 perbulan.
4 Kantong asoy 5.700.000 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
5 Tenaga kerja 27.500.000 tabel 10.
6 Lap 35.000 Tabel 10. Rata-rata penerimaan
7 Kayu Bakar 3.700.000 penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja
8 Kopi 32.142.851 2020
9 Minyak tanah 77.000
10 Korek 7.000 No. Uraian Kopi Bubuk
Jumlah 80.944.851 1 Rata-rata penjualan 67.600.000
Sumber : Data Primer yang diolah 2020 (Kg)
Tabel 8. Menunjukkan biaya variabel 2 Rata-rata 45.000
adalah berupa plastik, isi staples, stiker, harga(Kg/Rp/Bln)
kantong asoy, tenaga kerja, lap, kayu Rata-rata 67.645.000
bakar, kopi, minyak tanah korek. penerimaan
Berjumlah Rp. 80.944.851. Sumber : Data Primer yang diolah 2020
c. Biaya Usaha
Biaya Usaha adalah semua biaya e. Analisis keuntungan
yang digunakan dalam usaha kopi bubuk Keuntungan yang diperoleh dari
meliputi total biaya tetap dan total biaya usaha penggilingan kopi bubuk di Kota
variabel. Besarnya biaya usaha kopi bubuk Baturaja merupakan selisih antara
dapat dilihat pada tabel 9 penerimaan dengan biaya usaha. Untuk
mengetahui keuntungan usaha
penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja
dapat dilihat ditabel 11.

4
JASEP, Vol. 4 No. 1, September 2020 ISSN : 2443-1001

Tabel 11. Keuntungan usaha penggilingan Maka profitabilitas yang diperoleh sebesar
kopi bubuk di Kota Baturaja 2020 Rp. 2,54. Maka usaha tersebut layak
dijalankan.
No. Uraian Rata-rata
keuntungan
1 Penerimaan 30.432.291 KESIMPULAN DAN SARAN
2 Biaya usaha 12.124.571 Kesimpulan
Keuntungan 42.556.862 Berdasarkan hasil penelitian pada
Sumber : Data Primer yang diolah 2020 usaha penggilingan kopi bubuk di Kota
Baturaja penulis menarik kesimpulan Rata-
Berdasarkan tabel 11. diatas dapat rata penerimaan pada usaha penggilingan
diketahui bahwa penerimaan rata-rata kopi bubuk di Kota Baturaja adalah Rp.
usaha penggilingan kopi bubuk di Kota 67.645.000/bulan. Sementara profitabilitas
Baturaja adalah sebesar Rp. 42.556.862 rata-rata keuntungan yang diperoleh
Dengan total biaya usaha kopi bubuk sebesar Rp. 32.001.001/bulan.
sebesar Rp. 12.124.571 sehingga rata-rata Profitabilitas sebesar 2,54%, atau 2,54 > 0,
keuntungan yang diperoleh pengusaha Hal ini menunjukkan bahwa usaha
penggilingan kopi bubuk adalah sebesar penggilingan kopi bubuk di Kota Baturaja
Rp. 42.556.862 perbulan yang berarti menguntungkan dan layak dijalankan.
pengusaha kopi bubuk menguntungkan
dan dapat mengurangi tingkat Saran
pengangguran masyarakat Kota Baturaja.
Berdasarkan hasil penelitian yang
D. Analisis Profitabilitas Pada Usaha telah dilaksanakan penulis menyarankan,
Penggilingan Kopi Bubuk sebaiknya pengusaha kopi bubuk dapat
Profitabilitas merupakan hasil bagi meningkatkan promosi kepada konsumen
antara keuntungan usaha total biaya yang agar kopi bubuk dikenal oleh masyarakat
dinyatakan dalam persen. Untuk luas.
mengetahui besarnya profitabilitas dari
usaha kopi bubuk di Kota Baturaja dapat DAFTAR PUSTAKA
dilihat pada tabel 12. Bastian, Johan. 2015. Analisis Pendapatan dan
Tabel 12. Profitabilitas usaha penggilingan Keuntungan Usaha Pada Industri
kopi bubuk di Kota Baturaja Bubuk Kopi Tradisional Aceh di
Kecamatan Johan Pahlawan
No. Uraian Pengusaha/Rp/bln Kabupaten Aceh Barat. Skripsi.
1 Rata-rata 30.432.291 Ekonomi Pembangunan, Universitas
keuntungan Teuku Umar Meulaboh. Aceh Barat.
2 Rata-rata 12.124.571
biaya usaha Dinas Koperasi Dan UKM OKU. 2020.
Pengusaha Kopi Bubuk Baturaja.
Profitabilitas % 2,54 % Nama-nama Pengusaha Kopi Bubuk
Disperindak. Baturaja.
Berdasarkan tabel 12.diatas dapat
diketahui bahwa usaha kopi bubuk di Fahmi. 2013. Pengertian rasio profitabilitas.
Kota Baturaja dapat dikatakan Diakses 30 Januari 2020.
menguntungkan dan layak dijalankan. Hal
ini dapat dilihat dari nol, yaitu memiliki FAO. 2015. Produksi kopi Indonesia. Diakses
angka perbandingan 2,54, atau 2,54 >. 15 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai