komponen kebahasaan.
1
Main Sufanti. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
2010, hal. 96
2
Ngalimun dan Noor Alfulaila. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2014, hal. 39
3
Main Sufanti. Strategi Pengajaran…., hal. 98
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
4
Zulkifli Musaba, Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa, yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011,
hal. 19
lain. Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini adalah
dalam dunia pendidikan menuntut para pendidik maupun siswa untuk ikut
siswa maupun guru dituntut untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam
antara lain:5
5
Irmas kurinasih dan Berlin Sani, Implementsi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan,
Surabaya: Kata Pena, 2014, hal. 43
tugas, dan mereka saling membantu menyelesaikan tugas tersebut.
metode ini jigsaw learning, peer lesson, everyone is teacher here dll.
dapat diterapkan dengan metode ini antara lain, tebak gambar, tebak
kata tebak benda bermain peran dll. Selain itu dengan metode ini akan
1. Definisi Membaca
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
1994, hal. 72
7
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hal. 6
8
Ibid.
persepsi terhadap lambang-lambang yang mewujudkan bahasa melalui
melalui media kata-kata atau bahasa tulis.10 Selain itu membaca juga
sebagai suatu usaha untuk menangkap makna dari seluruh lambang bunyi
9
Ibid.
10
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa
1979, hal. 7
11
Ibid., hal 8
12
Ibid.
13
Endang Susilowati, Pengaruh Metode Pembelajaran SBR dan TAR Terhadap Kompetensi
Membaca Cerita Ditinjau Dari Motivasi Belajar, Surakarta: UNS Press, 2012, hal. 8
pertama sebagai fokus penelitian, yaitu membaca sebagai suatu proses
a. Tujuan Membaca
14
Henry Guntur, Membaca Sebagai…., hal. 9
15
Dalman, Keterampilan Membaca…., hal. 12
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu
teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks,
b. Manfaat Membaca
Manfaat yang didapatkan ini tergantung dari jenis buku bacaan yang
16
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah dasar, Jakarta: bumi Aksara, hal. 11
17
Novaria, Triton, Cara Pintar Mendampingi Anak, yogyakarta: Tugu, 2008, hal. 80
18
Ibid., hal 38
19
“Aidh al Qarni, La Tahzan Jangan Bersedih, Jakarta Timur: Qisthi, 2003, hal. 132
akan menambah keimanan. Apabila buku yang dibaca tentang ilmu
a. Jenis-jenis Membaca
1) Membaca Nyaring
20
Ibid., hal 131.
21
Dalman, Keterampilan …, hal. 63
lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,
22
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hal.23
23
Dalman, Keterampilan …, hal.64
adalah dapat menyampaikan informasi penting kepada para
24
Ibid. hal. 65
25
Ibid. hal. 67
26
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hal.30
f) Dituntut kecepatan mata dalam membaca
b. Tahapan Membaca
1) Membaca Permulaan
yang harus dikuasai agar seseorang bisa membaca. Pada tahap ini
27
Dalman, Keterampilan …, hal.68
28
Ibid., hal. 73-74
melafalkan huruf tersebut. Selanjutnya, anak diajarkan cara
dasar (SD), yaitu di kelas satu sampai dengan kelas tiga. Di sinilah
29
Ibid., hal. 85-86
30
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hal. 12
31
Dalman, Keterampilan …, hal.87
Aspek yang pertama adalah memahami pengertian sederhana
untuk digunakan.
32
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hal. 12-13
bermakna.Untuk mengajari anak membaca pada tahap ini, ada sejumlah
a. Metode Eja
meskipun anak sudah mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun
b. Metode Bunyi
suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de,
do/; /ka, ki, ku, ke, ko/, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut,
Kata Lembaga‟.
e. Metode Global
menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata,
kembali)..
hanya ada kartu kalimat. Setelah itu siswa mulai melakukan proses
menjadi suku kata lalu suku kata menjadi huruf. Pada tahap terakhir,
dikembangkan oleh Bpk. Ipung Atria dan Bpk. Khusnan Rosyadi. Kata
33
Yati Mulyati PembelajaraIn Membaca dan Menulis Permulaan. Jakarta: Modul Tidak
Diterbitkan, tt, Hal. 15-23
teknik stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan metode FAST adalah suatu
stimulasi bagi anak yang banyak memberikan humor, nada, gerakan dan
menghafal.
Adapun keunggulan dari belajar membaca dengan metode ini antara lain:
a. Penuh kegembiraan karena disampaikan dengan humor nada dan
inisiatif anak.
buku panduan yaitu buku FAST 1 dan FAST 2. Buku FAST 1 berisi
34
Ipung Atri “Belajar Membaca FAST”, dalam http://belajarmembaca.co.id/ diakses 12 April
2018
istilah pserta didik merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan guna
berpendapat bahwa siswa sebagai anak memiliki jiwa seperti tabula rasa,
sebuah meja lilin yang bisa ditulis apa saja sesuai keinginan pendidik.
sebagai suatu perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang baik
seseorang sejak lahir hingga akhir hayatnya. 37 Dari definisi tersebut dapat
seseorang baik dari segi kualitas maupun abilitas yang terjadi secara
35
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hal. 100-101
36
Ibid., hal. 94
37
Mahmudi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal. 345
sistematis, progresif dan berkesinambungan dari lahir sampai akhir hayat.
tahap. Keempat tahap tersebut adalah masa usia prasekolah, masa usia
Masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual atau masa
keserasian bersekolah. Anak yang masuk pada masa ini memiliki rentang
usia antara 6-13 tahun. Masa sekolah dasar ini dibagi menjadi masa kelas
rendah (6/7-9/10 tahun) dan masa kelas tinggi (9/10-12/13 tahun). Ciri-
prestasi
38
Mahmudi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal.348-350
dirinya dengan anak lain
- Pada masa ini anak menginginkan nilai raport yang baik tanpa
- Pada usia ini anak menganggap nilai raport sebagai ukuran prestasi
siswa
penting bagi guru maupun calon garu agar lebih bijaksana dalam
39
Mahmudi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal. 349
40
Mahmudi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal. 350
peserta didiknya bisa berhasil dalam belajar. Oleh karena itu perlu
tersebut secara umum dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersifat individual dari dalam diri
siswa. Faktor internal ini terdiri dari beberapa aspek. Pertama, aspek
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
rumah dan waktu belajar. Ketiga aspek struktural, aspek struktural ini
1) Gaya Auditori
2) Gaya Visual
3) Gaya Kinestetik
dengan otak. Para ahli saraf membagi otak menjadi dua belahan yaitu otak
kanan dan otak kiri. Otak kanan berhubungan dengan aktifitas kreatif
demikian, kedua belahan otak ini tetap saling berhubungan. Oleh karena
itu ketika suatu informasi yang padu bisa disampaikan dengan melibatkan
kedua belahan otak ini secara bersamaan maka informasi tersebut akan
41
Arief Budiman, mencerdaskan IQ dan EQ Anak Anda Melalui Kinerja Otak, Bandung:
Pustaka Setia, 2016, hal. 248-249
42
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal.280
43
Ibid., hal. 281
siswa tersebut mengingat pelajaran yang telah diajarkan bukan hal yang
mudah. Para siswa justru sering melupakan pelajaran yang telah diberikan
bisa disebabkan karena stress, tekanan dan kurangnya minat, hal ini
- Humor dapat menarik perhatian siswa agar lebih fokus pada pelajaran
44
Ibid., hal. 164-168
45
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Hunor, Jakarta: Bumi Aksara,
2012, hal.102-106
- Humor memudahkan komunikasi dan interaksi antara siswa dan guru.
dengan latihan lucu tertawa terseenyum siswa akan lebih muda menyerap
pengetahuan yang diajarkan.46 Oleh karena itu tidak ada salahnya bagi
Mahmud dari The Great Memory Book karangan Eric jensen dan Karen
46
Irmas kurinasih dan Berlin Sani, Implementsi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan,
Surabaya: Kata Pena, 2014, hal. 44
- istirahatkan otak 3-10 menit setelah 10-50 menit belajar.
visual pada mata pelajaran menaikkan ingatan dari 14% ke 38% bahkan
ingatan anak. Selain itu anak juga bisa diajak melakukan senam otak
47
Arief Budiman, mencerdaskan IQ dan EQ Anak Anda Melalui Kinerja Otak, Bandung:
Pustaka Setia, 2016, hal.93-95