Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIMAK BERITA

DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC. GUGUAK

PROPOSAL
Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia
yang Dibina oleh Prof. Dr. Syahrul, M.Pd.

Nama: Aulia Putri Azizah


Nim: 19016076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Menurut Syahraini, et al(2014:88) keterampilan menyimak adalah kegiatan menerima
dan memahami sedangkan keterampilan menulis adalah kegiatan memproduksi atau
menghasilkan. Meskipun dari luar keterampilan menyimak dan menulis terkesan
mudah untuk dilakukan namun nyatanya masih banyak siswa yang belum bisa
melakukan dua keterampilan itu dengan baik. Eksistensi dari peserta didik diharapkan
dapat menjadi kelompok intelektualitas yang memegang peranan penting di
masyarakat (Hidayat, 2011: 283). Hal ini mengacu pada banyaknya kejadian peserta
didik yang hanya melakukan copy paste tulisan karena kurangnya memahami
informasi yang diterima.
Keterampilan menyimak termasuk aspek kemahiran berbahasa yang bersifat
reseptif. Saat pembelajaran berlangsung siswa lebih cendrung berdiskusi dan
menyimak untuk menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang disajikan(Widayati,
et al. 2019:274). Selain itu keterampilan menulis juga menuntut siswa untuk
mempunyai pengetahuan yang luas, seperti kaidah menulis, kosakata, dan lain-lain.
Keterampilan menulis berkaitan erat dengan keterampilan menyimak dimana untuk
menuliskan sesuatu siswa harus memiliki daya simak yang tinggi. Tanpa kemampuan
menyimak yang baik maka banyak kesalahpahaman terjadi yang pada akhirnya
menghambat dalam melakukan kegiatan berbahasa (Yunus, 2018:75). Selain
menyimak, keterampilan menulis pun juga harus melibatkan serangkaian
pengetahuan dan ide agar tulisan tersebut dapat dibaca dan dipahami.
Menulis teks berita pada dasarnya memerlukan kreativitas siswa dalam berpikir
dan menuangkan ide. Namun yang menjadi masalah adalah ketika siswa sulit untuk
mengekspresikan ide tersebut ke dalam tulisan. Permasalahan keterampilan menulis
berita diansumsikan berkaitan dengan keterampilan menyimak siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa kebiasaan siswa saat menyimak akan mempengaruhi teks berita
yang akan dihasilkan. Menulis teks berita merupakan keterampilan yang menuntut
proses berpikir karena adanya unsur yang harus dikembangkan dalam menulis teks
berita. Unsur tersebut adalah 5W+1H yaitu what (apa), who (siapa), where (dimana),
why (kenapa), when (kapan), dan how (bagaimana). Untuk bisa menuliskan semua
unsur tersebut dalam teks berita, siswa biasanya memiliki caranya masing-masing.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kebiasaan menyimak memiliki
pengaruh dalam keterampilan menulis teks berita siswa atau kebiasaan menyimak
tidak memiliki pengaruh dalam keterampilan menulis teks berita siswa.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan media sebagai sarana komunikasi tidak langsung
2. Keterampilan komunikasi secara lisan maupun tulis perlu diajarkan khususnya
keterampilan menulis
3. Kebiasaan menyimak dan keterampilan menulis masih kurang
4. Siswa kesulitan mengembangkan ide tulisan
5. Siswa sudah jarang menyimak berita
6. Menulis teks berita memerlukan kreativitas dalam berpikir
7. Keterampilan menulis siswa dipengaruhi oleh kebiasaan menyimak

C. Batasan Masalah
Ada tujuh masalah yang muncul berdasarkan identifikasi masalah di atas. Agar
penelitian lebih fokus, penelitian ini dibatasi pada hubungan antara kebiasaan menyimak
berita dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak.
D. Rumusan Masalah
Setelah batasan masalah ditentukan, selanjutnya adalah rumusan masalah, dalam
penelitian ini masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kebiasaan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak?
2. Bagaimana keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak?
3. Adakah hubungan antara kebiasaan menyimak berita dengan keterampilan menulis
teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal- hal berikut.
1. Kebiasaan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak
2. Keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak
3. Hubungan antara kebiasaan menyimak berita dengan keterampilan menulis teks berita
siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak.

F. Manfaat Penelitian
Hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis
maupun praktis.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengayaan terhadap
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan teori yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikanmanfaat untuk guru,
siswa, dan sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak berita dan
menulis teks berita.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kebiasaan Menyimak Berita
a. Kebiasaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kebiasaan adalah 1) sesuatu yang
biasa dikerjakan dan sebagainya, 2) pola untuk melakukan tanggapan terhadap
situasi tertentu dan dilakukan secara berulang-ulang. Kebiasan juga dapat
disebutkan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang
dan terus menerus karena suka dengan kegiatan itu atau memang sudah terbiasa
dengan suatu kegiatan. Kebiasaan dapat diartikan sebagai reaksi bersyarat yang
kompleks dan bervariasi, dan menjadi kanal-kanal yang tetap bisa dilalui oleh
tingkah laku manusia (Kartini Kartono, 2001:6).
Kebiasaan bukan sesuatu yang terjadi secara langsung melainkan perlu
diupayakan. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau
proses memperbaiki kebiasaan lama (Syah, 2011:128).
Kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian dalam melakukannya,
ia berjalan begitu saja tanpa perlu dipikirkan, kebiasaan dapat berjalan terus
sedangkan individu bisa melakukan atau memikirkan hal lainnya (Amalia, 2013:
10). Kebiasaan ini bersumber dari hal yang dilakukan secara berulang-ulang dan
pada akhirnya menjadi tetap dan bersifat otomatis, tidak perlu lagi berpikir untuk
melakukan suatu hal jika seseorang itu sudah terbiasa melakukannya.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang tanpa berpikir
atau konsentrasi, kebiasaan ini terjadi akibat pembiasaan terhadap suatu kegiatan
sehingga dalam prosesnya kebiasaan tidak memerlukan perhatian khusus,
kebiasaan tetap bisa berjalan sembari seseorang itu memikirkan hal yang lain.
b. Menyimak
Menyimak termasuk ke dalam empat keterampilan berbahasa, menyimak
adalah proses awal yang dilakukan manusia saat terlahir ke dunia. Menyimak
dekat maknanya dengan mendengar, namun terdapat perbedaan antara menyimak
dan mendengar. Mendengar merupakan proses penerimaan bunyi tanpa
memerhatikan makna bunyi itu, sedangkan menyimak perlu pemahaman terhadap
bunyi yang didengar.
Menurut Poerwadarminta (dalam Hijriyah, 2016:1) menyimak merupakan
kegiatan mendengar atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang. Artinya menyimak memerlukan perhatian dan konsentrasi untuk
memehami makna yang didengar. Keterampilan menyimak berkaitan erat dengan
keterampilan berbahasa lainnya, seperti kaitan antara keterampilan menyimak
dengan keterampilan menulis, kedua keterampilan ini saling berhubungan erat,
dimana untuk menuliskan sesuatu seseorang harus memiliki ide, dengan
menyimak hal yang berkaitan maka menulis bukanlah hal yang sulit lagi untuk
dilakukan.
Selain itu hubungan antara keterampilan menyimak dan keterampilan menulis
ini juga terlihat saat melakukan dikte. Saat proses dikte berlangsung kegiatan
menyimak ini sangat diperlukan, dan nilai menyimak siswa dapat diuji melalui
dikte ini. Menurut Tarigan (dalam Hijriyah, 2016:2) menyimak adalah suatu
proses mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, argumentasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, serta
memahami makna yang disampaikan pembicara melalui ucapan lisan.
Kegiatan menyimak ini merupakan kegiatan yang kompleks dimana di
dalamnya ada proses mendengar, berpikir, dan memahami dalam satu waktu yang
sama. Untuk dapat memahami makna secara baik, maka diperlukan juga
konsentrasi dan fokus yang tinggi.
Menyimak tentunya memiliki tujuan. Menurut Hijriyah (2016:4) tujuan
menyimak adalah sebagai berikut.
1) Menyimak untuk belajar agar seseorang dapat memperoleh pengetahuan dari
ujaran sang pembicara
2) Menyimak untuk menikmati, yaitu seseorang yang menikmati apa yang ia
simak, misalnya menyimak sebuah pementasan drama, atau menyimak film
3) Menyimak untuk mengevaluasi, dimana seseorang menyimak untuk menilai
apa- apa saja yang didengarnya.
4) Menyimak untuk mengapresiasi, yaitu orang yang menyimak dapat menikmati
dan menghargai apa yang disimaknya.
5) Menyimak untuk menkomunikasikan ide, yaitu seseorang menyimak dengan
tujuan untuk menkomunikasikan idenya kepada orang lain
6) Menyimak untuk membedakan bunyi
7) Menyimak untuk memecahkan masalah, yaitu seseorang menyimak
dimaksudkan untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analysis
8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu orang menyimak untuk meyakinkan diri
sendiri terhadap sebuah masalah yang diragukan kebenarannya.

c. Kebiasaan Menyimak Berita


Menyimak berita bisa berkembang menjadi sebuah kebiasaan, hal ini dapat
terjadi karena seseorang sering mendengar berita di berbagai macam media
seperti radio, atau televisi. Kebiasaan menyimak berita menurut
Indradini(2016:27) adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mendengar,
kemudian memahami, setelah itu menginterpretasi isi berita yang dilakukan
secara berulang-ulang. Terbentuknya kebiasaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Tampubolon (dalam Indradini, 2016:27) suatu kebiasaan akan
terbentuk dengan waktu yang lama dan dengan adanya niat serta motivasi. Tanpa
adanya nita dan motivasi maka kebiasaan itu tidak akan tercipta dan berkembang.
Peran lingkunganpun juga dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan.
Ada sepuluh kebiasaan dalam menyimak (Nichols dalam Musfiroh dan Rahayu,
2004:28-30)
1) Menyimak lompat tiga
2) Menyimak daku dapat fakta
3) Menyimak dengan emosional
4) Menyimak supersensitif
5) Menyimak dengan perhatian pura-pura
6) Menghindari penjelasan yang sulit
7) Penolakan terhadap pembicara
8) Menyerah pada gangguan
9) Selalu mencatat yang di simak
10) Mengkritik cara berbicara

Kebiasaan di atas adalah kebiasaan buruk dalam menyimak, jika melakukan


hal tersebut saat menyimak maka penyimak akan sulit untuk memahami atau
menangkap informasi yang diberikan.
Berdasarkan uraian dia atas dapat dijelaskan bahwa menyimak berita memiliki
manfaat diantaranya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang
sesuatu. Kebiasaan menyimak ini perlu dikembangkan dan dilatih, aspek-aspek
yang mempengaruhi kebiasaan menyimak berita adalah waktu, keinginan,
kemauan,motivasi, dan lingkungan.

2. Keterampilan Menulis Teks Berita


a. Menulis
Menulis pada dasarnya sudah diajarkan saat anak mulai masuk sekolah,
dimulai dari taman kanak-kanak, menulis huruf dan angka sudah diajarkan.
Namun sebenarnya menulis tidak sesederhana menulis huruf atau angka saja,
menulis memerlukan ide dan gagasan agar tulisan memiliki bobot da nisi yang
dapat dipahami dan dimengerti. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
aktif. Menurut Tarigan (dalam Indradini, 2016:24) menulis adalah bentuk
komunikasi secara tidak langsung, bukan dengan bertatap muka. Artinya dalam
menulis seseorang tak akan mendengar suara, hanya ada huruf dan angka yang
ditulis pada kertas.
Tabroni(dalam Indridani,2016:24) mengungkapkan bahwa menulis adalah
salah satu aktivitas yang kreatif. Melalui menulis seseorang dapat mengkreasikan
ide-ide dan gagasannya sekreatif mungkin. Senada dengan itu Nurjamal, et al
(2011:69) mengungkapkan bahwa menulis adalah proses kreatif untuk
menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk bahasa tuis yang memiliki suatu
tujuan.
Tujuan menulis itu sendiri adalah untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tujuan lainnya adalah untuk menyebarkan ide atau gagasan, mempengaruhi orang
lain, menyalurkan aspirasi, dan mendapatkan imbalan. Kemampuan menulis tidak
didapat secara mudah, ada faktor yang menyebabkan seseorang itu bisa menulis
dengan baik. Menurut Rico (dalam Indradini, 2016:26) kemampuan menulis
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara
lain usia, kepribadian, motivasi, pengalaman, dan bahasa pertama yang dikuasai.
Faktor eksternalnya antara lain kurikulum, budaya, status, dan motivasi.

b. Teks Berita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berita adalah keterangan mengenai
suatu peristiwa yang hangat. Teks berita dalah salah satu teks yang terdapat dalam
pembeljaran Bahasa Indonesia. Teks berita adalah teks yang berisi tentang
peristiwa terkini atau aktual. Menurut Kusumaningrat (dalam Amalia,2013: 18)
berita adalah informasi-informasi aktual tentang fakta dan opini yang menarik
perhatian orang. Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai berita adalah peristiwa
yang terjadi diluar kebiasaan manusia, seperti bencana alam, kecelakaan, kegiatan
masyarakat di daerah tertentu yang menarik perhatian, pameran seni, kasus
criminal, kasus kekerasan, dan lain-lain. Berita tentunya tak terlepas dari unsur
yang membangunnya, unsur berita ada enam yang dikenal dengan nama 5W+1H.
What (apa), peristiwa apa yang diberitakan
Who (siapa), siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Where (dimana), dimana peristiwa tersebut terjadi?
Why (kenapa), kenapa peristiwa tersebut terjadi?
When (kapan), kapan peristiwa tersebut terjadi?
How (bagaimana), bagaimana kronologi peristiwa tersebut?
Hal pertama yang harus dilakukan dalam meliput sebuah peristiwa agar
menjadi sebuah teks berita adalah menulis semua informasi yang sesuai dengan
unsur berita. Teks berita memanglah harus menarik, namun jangan sampai keluar
dari nilai kebenaran berita. Menurut Hasnun (dalam Amalia, 2013:19) menulis
teks berita dapat terfokus kepada satu unsur saja, namun alangkah lebih baik jika
dalam menulis teks berita juga memperhatikan unsur lainnya, jangan hanya fokus
pada satu unsur saja.
Ada lima masalah yang harus diperhatikan saat menyusun berita (Hasnun, dalam
Amalia, 2013: 20)
1) Penulis berita perlu memahami atau menguasai peristiwa yang ditulis.
2) Penulis berita perlu meyakini masalah yang ditulis
3) Masalah yang menjadi materi berita perlu ditonjolkan secara baik.
4) Berita yang ditulis menggunakan bahasa yang baik dan benar, santun, serta
berdasarkan fakta.
5) Penulis harus menyampaikan berita itu secara jujur, tepat, dan cepat

Keterampilan menulis secara umum bisa dikatakan lebih sulit dikuasai


dibanding keterampilam berbahasa yang lainnya. Dikatakan sulit karena menulis
mengkehendaki adanya penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur luar
kebahasaan itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010: 422).

Menurut Nurgiyantoro (2010: 439), penilaian terhadap hasil tulisan siswa


sebaiknya menggunakan rubrik penilaian. Rubrik ini meliputi indikator-indikator
penilaian penulisan teks berita. Adapun yang menjadi indikator penilaian adalah
sebagai berikut.

1. Kelengkapan unsur berita (5W+1H).


2. Penggunaan kosakata dan kalimat efektif.
3. Kesesuaian isi berita dengan kefaktualan peristiwa.
Adapun rubrik penilaian tes keterampilan menulis teks berita adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Rubrik penilaian keterampilan menulis teks berita

No Komponen yang di Nilai Rentang Skor


1. Kelengkapan unsur 5W+1H 5-35
2. Diksi dan kosakata 5-15
3. Kesesuaian teks berita dengan fakta 10-25
4. Tata tulis dan ejaan 5-25

Berdasarkan rubrik penilaian di atas, skor minimal yang bisa didapatkan adalah
25 dan skor maksimal yang bisa didapatkan adalah 100.

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Khusna Amalia pada tahun 2013 yang berjuul Korelasi Antara Kebiasaan Membaca
Koran dengan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas X SMA Negeri
Sekabupaten Wonosobo. Penelitian tersebut memiliki hasil adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara kebiasaan membaca koran dengan kemampuan menulis teks
berita siswa kelas X SMA Negeri Sekabupaten Wonosobo. Penelitian tersebut
menggunakan perhitungan analisis korelasi product moment dengan hasil r hitung sebesar
0,360 pada taraf signifikasi 5% dengan koefisien korelasi sebesar 12,19%. Terdapat
persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Khusna Amalia yaitu jumlah variable.
Penelitian Khusna Amalia menggunakan satu variable tbebas dan satu variable terikat.
Selain itu untuk jenis teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia Khusna Amalia juga
menggunakan teks berita. Teknik pengambilan data juga sama yaitu Khusna Amalia
menggunakan angket untuk kebiasaan membaca koran dan tes untuk menulis teks berita.
Selain itu terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Khusna Amalia,
yaitu variabelnya. Variabel bebas penelitian Khusna Amalia adalah kebiasaan membaca
koran sedangkan variable bebas penelitian ini adalah kebiasaan menyimak berita.
Penelitian relevan yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Risa Hafida
Indradini pada tahun 2016 yang berjudul Hubungan Antara Kebiasaan Menyimak Berita
dan Membaca Surat Kabar dengan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Pakem. Penelitian tersebut menggunakan analisis korelasi product moment
dan menghasilkan adanya hubungan positif antara kebiasaan menyimak berita dan
membaca surat kabar dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Pakem. Penelitian tersebut menghasilkan r hitung 0,610 pada taraf signifikasi 5%.
Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Risa
Hafida Indradini,yaitu variabel bebas kebiasaan menyimak berita, sedangkan
perbedaannya terletak pada jumlah variabel, penelitian Risa Hafida Indradini
menggunakan tiga variabel yaitu kebiasaan menyimak berita, membaca surat kabar, dan
kemampuan menulis teks berita.

C. Kerangka Pikir
Menulis adalah kegiatan menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Menulis juga
menjadi sarana untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis ini
perlu dikembangkan agar siswa dapat mengekspresikan dirinya lebih baik melalui tulisan.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah adalah menulis teks berita.
Teks berita ini bisa ditulis jika memenuhi unsur-unsur yang ada dalam berita, untuk
menghasilkan teks berita yang baik maka siswa harus memahami unsur-unsur yang
terdapat di dalam berita.
Saat mengumpulkan informasi untuk dijadikan sebuah teks berita, siswa harus
menyimak terlebih dahulu informasi dan fakta-fakta yang tertera. Menyimak tentunya
juga membutuhkan konsentrasi yang tinngi agar informasi yang di dengar jelas dan tidak
simpang siur. Kebiasaan menyimak siswa sangat menetukan seperti apa teks berita yang
dihasilkan nanti. Oleh karena itu kebiasaan menyimak dan keterampilan menulis itu
saling berkaitan erat. Keterampilan menulis siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah berdasarkan informasi yang ia terima saat menyimak.
Keterampilan menulis dapat berkembang secara baik jika dilakukan latihan secara
berkesinambungan. Tentunya untuk menulis tidak bisa dilakukan secara asal-asalan,
perlu adanya ide dan gagasan agar tulisan terlihat menarik dan berisi. Sama halnya
dengan menulis teks berita, tidak cukup hanya dengan mengetahui apa saja yang terjadi,
pengembangan kosakata, pemilihan diksi, dan ejaan perlu juga diperhatikan agar tulisan
dapat dilirik dan terlihat menarik.
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini ada dua yaitu Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Kerja (Ha)
H0: Hipotesis Nihil dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kebiasaan
menyimak dengan keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak.
Ha: Hipotesis Kerja dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kebiasaan
menyimak dengan keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara
kebiasaan menyimak berita dengan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kec. Guguak. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post
facto jenis korelasional. Penelitian ex post facto ini meneliti hubungan sebab-akibat yang
tidak dimanipulasi. Menurut Sappaile (2010:105) penelitian ex post facto merupakan
metode yang banyak dilakukan dalam penelitian pendidikan karena metode ini banyak
memberikan informasi berharga dalam mengambil keputusan di bidang pendidikan.
Tidak ada pengontrolan variabel bebas karena variabel bebas tidak dapat dimanipulasi.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang dianalisis
dengan statistik. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Gambaran desain penelitian ini adalah sebagai berikut

X Y

Gambar 1. Desain Penelitian

Keterangan:

X: Variabel bebas (kebiasaan menyimak berita)

Y: Variabel terikat (keterampilan menulis teks berita)

: Garis hubungan antara variabel X dan variabel Y


B. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (dalam Amalia, 2013: 28) variabel adalah titik perhatian suatu
penelitian atau objek sebuah penelitian. Dalam penelitian ex post facto ada variabel yang
mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut
variabel bebas (X) sedangkan variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat (Y).
Sesuai dengan judul skripsi “Hubungan antara Kebiasaan Menyimak Berita dengan
Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak”, maka
variabel penelitiannya adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas: kebiasaan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak.
2. Variabel terikat: keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kec. Guguak.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Maholtra (dalam Amirullah, 2015:67) berpendapat bahwa populasi adalah
keseluruhan dari elemen yang memiliki karakteristik umum yang terdiri dari bagian-
bagian untuk diteliti. Populasi adalah subjek penelitian (Arikunto dalam Indradini,
2013:43). Jadi, populasi adalah keseluruhan subjek yang memiliki karakteristik
tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Guguak Tahun Ajaran 2021/2022 dengan jumlah kelas sebanyak 8 kelas. Rincian
kelas dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2: Rincian Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kec. Guguak.


No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII.1 30 siswa
2 VIII.2 30 siswa
3 VIII.3 30 siswa
4 VIII.4 30 siswa
5 VIII.5 30 siswa
6 VIII.6 30 siswa
7 VIII.7 30 siswa
8 VIII.8 30 siswa
Jumlah 240 siswa

2. Sampel Penelitian
Menurut Maholtra (dalam Amirullah, 2015:68) sampel adalah sub kelompok dari
populasi yang dipilih untuk penelitian. Selain itu Arikunto (dalam Indradini, 2016)
menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang dipilih untuk diteliti.
Artinya penelitian ini tidak menggunakan seluruh populasi melainkan hanya beberapa
yang dipilih untuk diteliti.
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik proportional random
sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 20% dari total populasi, sehingga
didapat 6 orang perkelas untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel di tiap
kelas dilakukan dengan cara mengundi sehingga total sampel keseluruhan berjumlah
48 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data tentang kebiasaan menyimak berita dan keterampilan
menulis teks berita adalah teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengukur
keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak. Teknik
nontes digunakan untuk mengukur kebiasaan menyimak berita siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kec. Guguak. Teknik nontes menggunakan angket atau kuisioner yang bersifat
langsung dan tertutup.

E. Instrumen Penelitian
Variabel yang telah ditentukan akan diukur dengan instrumen penelitian. Instrumen
penelitian ini berupa angket kebiasaan menyimak dan tes keterampilan menulis teks
berita.
1. Angket Kebiasaan Menyimak Berita
Angket dalam penelitian ini merupakan angket tertutup. Angket ini memiliki
skala berdasarkan skala model Likert dengan empat alternatif jawaban. Skor tertinggi
adalah 4 dan skor terendah adalah 1, yang terdiri dari selalu (SL), sering (SR), jarang
(J), tidak pernah (TP). Kebiasaan menyimak diukur dengan kisi-kisi yang terdiri dari
frekuensi membaca, kemauan, motivasi, dan lingkungan.
Kisi-kisi angket kebiasaan menyimak dalah sebagai berikut.

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Menyimak Berita


No Indikator Jumlah Soal Jumlah Soal
1 Frekuensi membaca 1,3,5,7,9 5
2 Kemauan 2,4,6,8,10 5
3 Motivasi 11,13,15,17,19 5
4 Lingkungan 12,14,16,18,20 5
Jumlah 20

2. Tes
Tes dilaksanakan untuk mengukur keterampilan menulis teks berita siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Guguak. Tes diberikan dalam bentuk tugas, siswa diminta
untuk membuat sebuah teks berita dengan memperhatikan unsur-unsurnya secara
lengkap, tema berita bebas dan ditulis minimal empat paragraf.

F. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang diujikan yaitu angket kebiasaan
menyimak berita dan tes keterampilan menulis teks berita. Sebelum dibagikan ke
responden instrument harus diuji dulu kelayakannya. Uji validitas instrumen
menggunakan validasi konstruk. Menurut Nurgiyantoro (dalam Indradini, 2013)
validitas konstruk digunakan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya butir soal dengan
teori. Instrument kebiasaan menyimak berita disusun berdasarkan empat indikator
yaitu frekuensi membaca, kemauan, motivasi dan lingkungan.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Nurgiyantoro (dalam Indradini, 2013) reliabilitas lebih merujuk kepada
apakah instrument dapat menjadi alat pengukur secara konsisten dari waktu ke waktu.
Rumus yang digunakan dalam menguji reliabilitas instrument penelitian ini adalah
rumus Alpha Cronbach.

Ada dua instrument yang diuji reliabilitasnya dalam penelitian ini yaitu reliabilitas
kebiasaan menyimak berita dan keterampilan menulis teks berita. Suatu instrument
dikatakan reliable jika harga r setidaknya 0,60 (Nurgiyantoro dalam Indradini, 2013).

G. Teknik Analisis Data


1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data bedistribusi normal atau
tidak. Data yang berdistribusi normal adalah syarat yang harus terpenuhi. Dalam
penelitian ini data yang diuji normalitasnya adalah kebiasaan menyimak berita
dan keterampilan menulis teks berita. Uji normalitas ini melihat taraf signifikasi
pada uji Kolmogorov-Smirnov. Nurgiyantoro (dalam Indradini, 2013)
mengatakan apabila data memiliki taraf signifikasi sama atau lebih daro 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan apabila taraf signifikasi kecil
dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel linear atau tidak.
Dalam uji linearitas digunakan rumus berikut.

Keterangan:
Freg : Bilangan F garis regresi
RKreg : Rata-rata hitung kuadrat garis regresi
RKres : Rata-rata hitung kuadrat garis residu

Jika RKreg hitung lebih besar dari Freg tabel maka hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat bersifat linier.
Jika RKreg hitung lebih kecil dari Freg tabel maka hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat bersifat tidak linier.

2. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian prasyarat analisis dilakukan, selanjutnya adalah pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis diuji dengan teknik korelasi Product Moment.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Khusna. (2013). Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Koran dengan Kemampuan
Menulis Teks Berita Siswa Kelas X SMA Negeri Sekabupaten Wonosobo. Skripsi.

Amirullah. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Malang: Bayumedia Publishing.

Erlina, Emiliana, Endang Susilowati, dan Laurensius Salem. (2015). Peningkatan Pembelajaran
Menulis Teks Berita Menggunakan Media Audio Visual di SMP Santo Fransiskus Asisi.
Jurnal FKIP Untan, 1-4.

Hidayat, Arif. (2011). Pembelajaran Menulis Teks Berita. Jurnal Insania, 16(3), 283-293.

Hidayatullah, Fitri, Ermawati Arief, dan Yulianti Rasyid. (2018). Korelasi Keterampilan
Menyimak Berita dengan Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri
2 Batusangkar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.7(4), 44-45.

Hijriyah,Umi. (2016). Menyimak Strategi dan Implikasinya dalam Kemahiran Berbahasa.


Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.

Indradini, Risa Hafida. (2016). Hubungan Antara Kebiasaan Mneyimak Berita dan Membaca
Surat Kabar dengan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Pakem. Skripsi.

Juangsih, Juju. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menyimak Bahasa


Jepang dan Pengajarannya. Jurnal Wahana Didaktika, 15(2), 12-22.

Kartini Kartono. (2001). Psikologi Umum. Bandung: Remaja Rosda.

Magfiroh,Anik, Turahmat, dan Oktarina Puspita Wardani. (2017). Peningkatan Kemampuan


Menulis Teks Berita dengan Model Thnik Pad and Share(TPS) Menggunakan Media Visual
pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Sayung Demak. Jurnal Universitas Islam Sultan Agung, 1-
5.

Mana, Lira Hayu Afdetis dan Titiek Fujita Yusandra. (2016). Pengembangan RPKPS dan SAP
Menyimak Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jurnal Penelitan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 84-100.

Narapadia, Febri, Didi Yulistio, dan Suhartono. (2019) . Kemampuan Menyimak Kritis dengan
Media Audio Visual pada Siswa Kelas XI IPA dan IPS SMAN 09 Kota Bengkulu.Jurnal
Ilmiah Korpus,3(2), 168-173.
Nurnaningsih, Hermin. (2013). Kemampuan Menyimak Berita Melalui Media Audiovisual Siswa
Kelas VIII SMP N 6 Tanjung Pinang. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Sabaria. (2018). Pembelajaran Menulis Teks Berita Berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas
XII AP SMK Negeri 3 Pontianak. Jurnal Skripsi

Sappaile, Baso Intang. (2010). Konsep Penelitian Ex-Post Facto. Jurnal Pendidikan Matematika,
1(2), 105-107.

Saraswati. Echa Meidika, Ria Ariesta, Sutetyo. (2019). Kemampuan Menyimak Berita Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmah Korpus,4(1), 11-14.

Syahraini,Elvi, Atmazaki, Hasnah Faizah. (2014). Peningkatan Keterampilan Menulis Teks


Berita Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 4 Tambang
Kabupaten Kampar. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 2(2), 88-90.

Widayati, Mukti, Suwarto, Nurul Fajarwati. (2019). Hubungan Kebiasaan Menyimak Berita dan
Membaca Berita dengan Kemampuan Menulis Berita di Media Blog Pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen. Jurnal Pendidikan,.28(3), 273-275.

Yunus, Nur Hafsah. (2018). Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Menggunakan
Metode Team Product. Jurnal Pendidikan Pepatudzu,14(1),74-82.

Anda mungkin juga menyukai