Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Writing
Writing atau dalam Bahasa Indonesia nya menulis adalah merupakan suatu skill yang
dimiliki oleh semua orang jika kita mengasah skill tersebut. Banyak para ahli yang
mengemukakan pendapat mereka mengenai writing ini dengan definisi yang berbeda.
Graham (1997) mengidentifikasikan ada empat point penting dalam proses writing, yang
pertama adalah pengetahuan atau kemampuan dalam menulis dan juga memilih topik
yang akan ditulis, yang kedua adalah skill untuk menyusun dan juga memproduksi teks,
yang ketiga adalah proses untuk memberi energi dan juga memotivasi peserta untuk
menulis dengan antusiasme, dan yang keempat adalah mengarahkan pikiran serta
tindakan melalui sebuah strategi untuk mengarsipkan tujuan penulisan.1
Harmer (2004) mengatakan bahwa writing merupakan satu diantara empat skill
dimana tiga skill yang lainnya adalah listening, speaking, dan reading.2 Ramelan (1992)
mengemukakan pendapatnya bahwa writing merupakan alat penting untuk
mengungkapkan atau mengatakan ide didalam bentuk tertulis atau simbol yang dicetak,
yang ditemukan dalam buku, koran, majalah, dan surat. 3 Ada juga Pamela (1986) yang
mengatakan bahwa writing merupakan kegiatan dimana seseorang menulis (si penulis)
untuk mengatakan sesuatu (dalam bentuk teks) kepada seseorang yang lainnya (si
pembaca). Jadi, ini merupakan teks atau pesan antara si penulis dengan si pembaca.
Sementara itu, Oshima dan Hogue (1993) membuat statement bahwa writing dalam
akademis membutuhkan studi serta latihan untuk mengembangkan skill ini.4 Untuk native
speaker dan juga pelajar Bahasa Inggris, itu penting untuk menggarisbawahi bahwa
writing itu merupakan sebuah proses, bukan sebuah produk. Lain hal nya dengan Gillet
(2009) mengatakan bahwa “Writing is one of the main ways that human beings
communicate: it is a social practice”.5 Yang artinya adalah bahwa writing merupakan
cara yang utama digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, dan ini merupakan
praktik sosial. Hal ini dijelaskan bahwa kegiatan writing atau menulis digunakan didalam
kehidupan manusia untuk tujuan sosial sehari – hari seperti menulis surat, membuat e-
mail, membuat resep masakan, mengirimkan undangan, dan lain sebagainya. Sehingga,
manusia bisa berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui teks tertulis.
1
Nguyen Thanh Huy, “Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 at Thong Linh High School”,
http://PROBLEMS-AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret
2020.
2
Harmer, J. (2004). How to Teach Writing. New York: Pearson Education Limited.
3
Ramelan. (1992). Introduction to Linguistic Analysis. Semarang: Ikip Semarang Press.
4
Oshima and Hogue. (1993). Writing Academic English, Third Edition. New York: Library of Congress Catalogue-
in-Publication Data.
5
Gillett, A., Angela, H., & Mary, M. 2009. Successful Academic Writing. Pearson Education: England.
Jadi, sesuai dengan menurut pendapat para ahli diatas, writing merupakan salah satu
skill yang dimiliki oleh setiap orang dan digunakan untuk berkomunikasi dalam bentuk
tertulis. Writing juga merupakan praktik sosial dalam kehidupan kita sehari – hari, dimana
hampir setiap kegiatan kita menggunakan skill ini seperti menulis surat, mengirim e-mail
untuk orang lain, membuat resep masakan, dan sebagainya.

B. Tipe – tipe dalam Writing


Ada beberapa tipe didalam kegiatan menulis ini, diantaranya adalah:
a. Eksposisi, eksposisi merupakan salah satu dari tipe tipe menulis, yaitu
argumentasi, deskripsi, dan narasi. Tujuan dari eksposisi ini adalah untuk
memberikan suatu latar belakang dan memberikan informasi kepada para
pembaca tentang suatu jalan cerita, karakter, latar, dan tema dari sebuah essai,
cerita, atau sebuah film. 6
b. Argumentasi, atau biasa disebut juga dengan paragraf persuasi, yang mengandung
argumentasi atau pendapat dari si penulis. Argumentasi mengandung debat dan
negosiasi, dimana berkaitan dengan mencapai kesimpulan yang dapat diterima
oleh orang banyak.
c. Deskripsi, ini merupakan salah satu dari tipe tipe menulis juga. Deksripsi ini juga
merupakan mode penulisan fiksi untuk mentransmisikan citra mental atau rincian
cerita.7
d. Narasi, ini merupakan salah satu jenis retelling atau menceritakan ulang. Narasi
ini menceritakan sebuat peristiwa yang mungkin meninggalkan beberapa
kejadian, karena mereka dibuat dari beberapa perspektif yang tidak signifikan,
dan mungkin menekankan yang lain.8
Selain itu, ada beberapa tipe writing yang dikemukakan oleh Barbara Walker,
Margaret E. Shippen, Paul Alberto, David E. Houchins, dan David F. Cihak (2003),
yang mengatakan bahwa writing juga mempunyai banyak tipe dan diantaranya adalah

6
Nguyen Thanh Huy, “Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 at Thong Linh High School”,
http://PROBLEMS-AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret
2020.
7
Nguyen Thanh Huy, “Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 at Thong Linh High School”,
http://PROBLEMS-AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret
2020.
8
Nguyen Thanh Huy, “Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 at Thong Linh High School”,
http://PROBLEMS-AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret
2020.
narratives, expository, essays, directions, summaries, critiques, dan keterampilan
menulis surat.9

C. Tipe dari Classroom Writing


Menurut pendapat Brown (2001)10, ada beberapa kegiatan writing di kelas.
Diantaranya adalah:
1. Imitative atau writing down
Pada level awal dalam pembelajaran writing, peserta didik akan ‘menulis’
huruf – huruf pada Bahasa Inggris, kata – kata, atau mungkin kalimat untuk
mempelajari konvensi ortografis.
2. Intensive atau controlled
Menulis terkadang digunakan sebagai mode produksi untuk belajar,
memperkuat, atau menguji konsep gramatikal. Intensive writing ini biasanya
muncul dalam latihan grammar yang terkontrol. Bentuk umum dari controlled
writing ini adalah untuk memberikan paraghraf kepada siswa, dimana mereka
harus mengubah strukture yang diberikan.
3. Self-writing
Proporsi yang siginifikan dari classroom writing ini adalah self-writing.
Contohnya adalah ketika dimana peserta didik mencatat apa yang diomongkan
oleh guru atau dosennya selama perkuliahan, atau dalam penulisan buku harian
atau jurnal.
Jadi, classroom writing mempunyai 3 tipe, diantaranya adalah imitative atau
menulis secara simple atau mengikuti apa yang didikte kan oleh guru, kedua
adalah intensive atau kegiatan writing yang digunakan sebagai mode
pembelajaran untuk memperkuat atau menguji grammar peserta didik, dan yang
terakhir adalah self-writing atau menulis secara bebas, yang contohnya adalah
dimana peserta didik mencatat apa yang diomongkan oleh dosen ataupun gurunya
selama pembelajaran berlangsung.

D. Kriteria dari Good Writing

9
Nguyen Thanh Huy, “Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 at Thong Linh High School”,
http://PROBLEMS-AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret
2020.
10
Brown, H. D. (2001). Teaching by principles: an interactive approach to language pedagogy. New York:
Pearson Education
Menurut Hedge (1998)11 kriteria dalam good writing ini adalah:
1. Urutan grammar yang benar
2. Pemilihan kata yang tepat
3. Tanda baca yang benar
4. Ejaan yang jelas
5. Tepat dalam menyusun kalimat
6. Ide yang jelas
7. Tepat dalam mengorganisasikan konten
Jadi, kriteria dalam good writing yang dikemukakan oleh Hedge ini ada 7,
diantaranya adalah harus bisa memilih grammar yang tepat, kemudian harus bisa
memilih kata yang tepat serta tanda baca yang benar, harus menggunakan ejaan yang
jelas, harus benar dalam menyusun kalimat, memiliki ide yang jelas dan dapat
dimengerti, serta bisa mengorganisasikan konten dengan tepat.

E. Skill dalam Writing


Berdasarkan pendapat Heaton (1975)12, ada empat skill penting yang harus
diperhatikan didalam aktivitas writing. Diantaranya adalah:
1. Grammatical skill merupakan kemampuan untuk menulis secara bagus,
tepat berdasarkan dengan kemampuan gramatikal yang bagus.
2. Stylist skill atau skill menata gaya bahasa adalah kemampuan untuk
menggunakan bahasa secara efektif, seperti dalam menemukan kosa kata
yang tepat untuk digunakan.
3. Mechanical skill merupakan kemampuan untuk mengubah percakapan
atau ide menjadi bentuk tulisan menggunakan ejaan serta tanda baca yang
tepat.
4. Judgement skill merupakan kemampuan untuk memilih, memilah, dan
mengorganisasikan informasi dan menulisnya kembali untuk tujuan
tertentu.

F. Proses dalam Writing

11
Hedge, T. (1998) Writing: Resource book for Teachers. Oxford: Oxford University Press.
12
Heaton, JB. 1975. Writing English Language Tests.London.Longman group Ltd.
Berdasarkan dengn McCrimmon (1984:10)13, ada tiga tahapan penting dalam
proses menulis atau writing ini. Ketiga proses itu adalah planning, drafting, dan
revising.
a. Planning, ini biasa disebut juga dengan pre-writing atau kegiatan sebelum
dimulai writing. Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan untuk mampu
merumuskan tujuan, lalu mengorganisasikan pesan. Memilih sesuatu untuk
ditulis itu sangatlah penting, karena kebanyakan dari peserta didik sering
membuang – buang waktu mereka sebelum melakukan aktivitas. Jadi,
lebih baik untuk mereka untuk membuat planning untuk mempermudah
mereka dalam menulis. Di pre-writing ini, peserta didik memulai untuk
mencari tau bahan – bahan yang mereka butuhkan. Tahap pertama, mereka
harus memikirkan tentang apa yang ingin mereka jadikan topik, karena
memilih topic merupakan sesuatu yang sangat penting untuk memberikan
deskripsi pertama tentang apa yang kita tuliskan.
b. Drafting, atau proses untuk menentukan apakah ide – ide yang telah
didapat selama proses planning dapat dibentuk menjadi suatu karya tulis
atau tidak. Dalam tahap ini, peserta didik harus memeriksa ide, menyusun,
dan menyusun ulang agar dapat mereka dapat membentuknya menjadi
draft pertama yang koheren. Draft pertama disebut juga discovery draft
atau draft penemuan, karena peserta didik akan menemukan sesuatu yang
baru tentang subjek, para pembaca, dan tujuan.
c. Revising, atau proses untuk meninjau kembali, atau menemukan sesuatu
yang baru untuk penulisan yang dihasilkan peserta didik selama proses
planning dan drafting. Ada dua step dalam revising ini, yang pertama
adalah peserta didik harus menggunakan berbagai strategi membaca untuk
membantu mereka memikirkan kembali, menyusun ulang, dan menulis
ulang sebagian besar dari apa yang sudah mereka tulis. Tahap selanjutnya
adalah, peserta didik harus memperbaiki kalimat, frasa, dan kata.

13
McCrimmon. 1984. Write with Purpose short edition. USA: Houghton Mifflin Company

Anda mungkin juga menyukai