Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING DENGAN

COLLABORATIVE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MAHASISWA PASCASARJANA DALAM
MENGAJAR WRITING

Nur Mukminatien

Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Abstract: This article reports on the implementation of cooperative learning (CL)


with collaborative assessment (CA) to improve the students' ability in teaching
writing. This CAR, carried out at the Graduate Program, State University of Malang,
shows that the students develop their understanding of comprehensive writing
program and are able to teach writing using appropriate procedures as shown by
their complete lesson plan and their teaching performance. This suggests that the
strategy comprising CL and CA is effective in improving their skills in teaching
writing.

Key words: cooperative learning, collaborative assessment

Pembelajaran bahasa Inggris menurut tujuan pembelajaran dan harus dilaksanakan


Standar Isi (SI) 2006 bertujuan untuk dengan penuh tanggung jawab.
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, Sebagai contoh, misalnya, Standar
baik lisan maupun tulis dalam berbagai Kompetensi untuk SMA kelas 3 (dan
peristiwa berbahasa yang terwujud dalam sekolah yang sederajat) menurut SI 2006
berbagai genre (jenis teks). Keterampilan (Depdiknas, 2006) berbunyi sebagai
berbahasa dibelajarkan secara seimbang berikut.
tanpa ada penekanan khusus pada kete- Berkomunikasi lisan dan tertulis menggu-
rampilan tertentu, tidak seperti pada kuri- nakan ragam bahasa yang sesuai dengan
kulum 1994 yang mengedepankan keteram- lancar dan akurat dalam wacana
pilan membaca. Porsi yang seimbang dapat interaksional dan/atau monolog, terutama
dilihat pada kompetensi dasar pada dalam wacana berbentuk naratif,
listening, speaking, reading, dan writing explanation, discussion, commentary, dan
dalam SI. Implikasi dari kebijakan ini review dengan penekanan pada makna
adalah bahwa guru harus siap untuk interpersonal yang kompleks dan makna
membelajarkan keempat keterampilan tekstual yang variatif.
berbahasa tersebut secara proporsional, Dari keempat keterampilan yang harus
mencakup berbagai jenis teks, dengan dibelajarkan tersebut, keterampilan menulis
berbagai jenis penilaian sesuai dengan biasanya diperoleh pembelajar setelah

76
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 77

mereka menguasai keterampilan berbahasa menulis yang dipadukan dapat mendorong


lainnya (listening, speaking, reading). dan meningkatkan kemampuan berpikir
Dalam konteks pembelajaran bahasa pembelajar. Menyusun kata/kalimat acak
Inggris sebagai bahasa asing (EFL= English menjadi kalimat/paragraf yang padu juga
as a Foreign Language), Brown (2001) merupakan salah satu cara mengembangkan
menyatakan bahwa kemampuan menulis keterampilan menulis. Menurut Orr (1999)
bukanlah sebuah kemampuan yang dapat kegiatan ini bermanfaat untuk membantu
diperoleh dengan sendirinya, melainkan siswa memahami urutan kejadian dalam
harus melalui proses pembelajaran. Kete- sebuah cerita sedangkan menulis berdasar-
rampilan menulis sering ditempatkan pada kan pertanyaan tuntunan akan membantu
tataran tertinggi dalam proses pemerolehan siswa menghasilkan sebuah tulisan yang
bahasa dan dipandang sebagai keterampilan bermakna karena pada dasarnya karangan
yang paling sulit. Namun demikian, yang ditulis merupakan rangkaian jawaban
pembelajaran menulis merupakan bagian atas pertanyaan yang diberikan. Jenis
yang berguna, yang penting, dan yang tak keenam, menyesaikan cerita tertulis, meru-
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran pakan kegiatan yang bermanfaat sebagai-
bahasa secara keseluruhan (Scott dan mana disampaikan oleh Fletcher dan
Ytreberg, 1990), Portalupi (1998) bahwa bagian akhir sebuah
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, tulisan merupakan bagian terpenting dari
keterampilan menulis dapat digolongkan setiap karya tulis karena bagian inilah yang
menjadi dua, yaitu menulis permulaan dan meninggalkan kesan abadi kepada para
menulis lanjut. Menulis permulaan mengacu pembaca. Oleh karena itu murid perlu
pada konsep Cox (1996) tentang early dilatih untuk bereksperimen membuat
production, yaitu keterampilan yang masih bagian akhir yang berbeda dengan tulisan
berada pada tahap menulis kata atau frasa, aslinya.
sedangkan menulis lanjut mengacu pada Menulis lanjut dapat dilakukan melalui
extended production, yaitu menulis kalimat berbagai kegiatan seperti: (1) membuat
sampai menghasilkan teks yang lebih cerita berdasarkan gambar, (2) mendiskrip-
panjang. sikan sesuatu, (3) menulis teks fungsional,
Menulis permulaan adalah menulis misalnya undangan, (4) menjelaskan suatu
terbimbing yang antara lain berupa (1) fenomena, dan (5) meringkas. Membuat
menulis mengikuti sebuah pola (copying), cerita berdasarkan gambar merupakan
(2) melengkapi kalimat, (3) menyusun kegiatan menulis yang sudah populer dila-
kalimat, (4) menyusun kata/kalimat acak kukan. Huizenga (1982) memberikan
menjadi kalimat/paragraf yang padu, (5) banyak contoh menulis dengan tuntunan
menulis berdasarkan pertanyaan tuntunan, gambar yang sangat membantu pembelajar
dan (6) menyelesaikan cerita tertulis. Kegia- dalam menulis berbagai jenis teks seperti
tan menulis mengikuti sebuah pola dalam membuat instruksi (procedure), membuat
istilah bahasa Indonesia disebut menyalin. cerita (narative text), menceritakan apa
Rivers (1968) menamakan kegiatan copying yang telah terjadi berdasarkan fakta
ini dengan istilah writing down atau (recount), dan menjelaskan suatu fenomena
notation.Teknik kedua adalah melengkapi (information report). Menulis undangan
kalimat. Kegiatan melengkapi kalimat dapat sebagai suatu kegiatan menulis teks fungsi-
diawali dengan membaca cerita terlebih onal pendek juga merupakan kegiatan yang
dahulu yang biasanya disebut pembelajaran perlu dikembangkan karena kegiatan ini
literasi (literacy learning). Suyono (2006) merupakan kecakapan hidup yang penting.
menyatakan bahwa kegiatan membaca dan Scott dan Ytreberg (1990) menegaskan
78 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

bahwa kegiatan ini sangat bermakna karena berisi pendapat atau reaksi seseorang atas
merupakan keterampilan yang lazim suatu teks (misalnya resensi buku, film,
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. puisi dan lain-lain) dalam bentuk review
Menjelaskan suatu fenomena, misalnya, untuk mendeskripsikan teks tersebut dan
merupakan kegiatan ilmiah yang akrab memberikan penilaian. Explanation adalah
dengan kehidupan akademik pembelajar teks yang bertujuan untuk menjelaskan
dan sering ditemui dalam pelajaran IPA. mengapa sesuatu terjadi, bagaimana
Jenis menulis yang ke lima adalah mering- terjadinya, memberi alasan atas suatu
kas, yang pada dasarnya adalah gabungan keputusan, atau memberikan pemecahan
antara keterampilan membaca dan menulis. atas suatu masalah. Discussion adalah teks
Meringkas diawali dengan membaca untuk yang menyajikan dua pendapat yang
memahami isi teks yang akan diringkas berbeda (pro dan kontra) yang diakhiri
untuk menemukan gagasan pokok teks dengan pendapat penulis sendiri. Informa-
tersebut dan gagasan pendukung. tion report atau kadang-kadang disebut
Jacobs et al. (1981) menegaskan bahwa report saja adalah teks yang menyajikan
sebelum menulis, penulis harus memikir- informasi tentang suatu obyek yang berisi
kankan 3 hal, yaitu content (isi), purpose fakta-fakta dari obyek tersebut, deskripsi
(tujuan), dan audience (pembaca). Isi adalah dari bagian-bagiannya, perilaku, serta
topik yang dibahas, tujuan adalah untuk apa kualitas objek tersebut. Exposition adalah
si penulis menulis topik tersebut, dan teks yang menyajikan isu dari sisi penulis
pembaca adalah siapa yang akan menerima yang bertujuan untuk mempersuasi
informasi tersebut. Masing-masing jenis pembaca agar mengikuti pendapatnya.
teks mengimplikasikan tujuan yang Procedure adalah teks yang berisi instruksi
berbeda. untuk melakukan sesuatu, atau menjelaskan
Menurut Anderson dan Anderson bagaimana sesuatu bisa dilakukan. Descrip-
(1997) teks adalah untaian kata yang tion adalah teks yang menggambarkan suatu
dirangkai untuk mengkomunikasikan benda, orang, atau suatu mekanisme.
makna. Jika seseorang menulis untuk Terkait dengan pembelajaran writing,
menyampaikan makna, berarti dia menyu- Brown (2004:219) menggolongkan jenis
sun suatu teks. Mereka membagi teks teks atau genre yang perlu dikuasai
menjadi dua kategori: literary dan factual. pembelajar menjadi 3 kelompok, yaitu
Teks literary atau sastra bertujuan untuk academic writing, job-related writing, dan
menghibur pembaca, memancing imaginasi personal writing. Yang termasuk dalam
dan emosi, yang dapat membuat pembaca academic writing adalah essay, makalah,
tertawa, menangis, atau marah. Contoh jenis laporan proyek akademik, artikel jurnal,
teks ini adalah narasi (novel, cerita pendek), skripsi, tesis, dan disertasi. Golongan kedua,
puisi, dan drama. Teks faktual menyajikan job-related writing, adalah tulisan yang
informasi atau gagasan kepada pembaca terkait dengan dunia kerja, misalnya surat,
dalam bentuk antara lain recount, response, e-mail, memo, pesan dari telepon,
explanation, discussion, information re- laporan proyek, jadwal, iklan, pengu-
ports, exposition, dan procedure dan muman, dan manual. Kelompok ketiga,
description. personal writing, mencakup surat, e-mail,
Masing-masing teks memiliki karak- undangan, kartu ucapan selamat, daftar
teristik dan tujuan yang berbeda. Recount belanja, buku harian, dokumen imigrasi,
adalah teks yang menceritakan apa yang catatan pribadi, dan lain-lain.
terjadi, yang biasanya sudah berlalu, Guru bahasa Inggris perlu memahami
sedangkan teks response adalah teks yang bahwa setiap jenis teks memiliki karak-
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 79

teristik retorika yang berbeda, serta Guru seharusnya memiliki pengetahuan


menggunakan fitur linguistik yang berbeda dan keterampilan yang memadai untuk
pula. Misalnya teks narasi, yang menyajikan mengajar Writing. Akan tetapi, dalam
cerita dengan urutan kejadian, biasanya prakteknya, langkah-langkah nyata yang
menggunakan past tense (fitur linguistik dilakukan guru untuk membantu pembelajar
yang digunakan seputar kata kerja bentuk mengembangkan keterampilan menulis
lampau), dan retorikanya (struktur gene- kurang optimal. Fakta tersebut menun-
riknya) memiliki karakteristik yang khas, jukkan bahwa para guru belum memiliki
yaitu diawali dengan orientasi, konflik, dan pengetahuan dan keterampilan yang
resolusi. Pengetahuan tentang retorika ini memadai untuk mengajar writing sesuai
perlu dipahami guru agar ia dapat mengajar tuntutan kurikulum.
dengan baik. Lodge (1977) mengatakan Untuk mengatasi masalah tersebut,
bahwa guru perlu menyadari perbedaan mata kuliah pilihan The Teaching of
tradisi retorika dan pedagogis dalam Writing, dalam kurikulum S2 Program studi
memahami perkembangan keterampilan Pendidikan Bahasa Inggris Program
menulis siswa. Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Implikasi dari kebiajakan SI 2006 ada- merupakan wadah yang tepat untuk mening-
lah para guru harus memahami jenis-jenis katkan kualitas pembelajaran writing. Oleh
teks yang merupakan hal baru bagi mereka, karena itu, mata kuliah ini perlu ditangani
dan harus diajarkan kepada muridnya. dengan lebih baik agar mahasiswa
Berdasarkan pengamatan, dari keempat memiliki pengetahuan dan keterampilan
keterampilan berbahasa yang harus tentang pembelajaran writing yang
diajarkan, writing merupakan keterampilan memadai. Kelas The Teaching of Writing
yang tidak begitu ditangani dengan yang diikuti oleh para guru Madrasah
sungguh-sungguh, melainkan sebatas Aliyah (selanjutnya disebut kelas DEPAG)
sambil lalu. Hasil tulisan siswa jarang perlu penanganan yang tepat agar para guru
mendapat masukan dan kalaupun dinilai Madrasah tersebut dapat menerapkannya di
(diberi skor) tidak ada kriteria yang jelas sekolah masing-masing dengan lebih baik.
aspek apa yang dinilai. Kadang-kadang Strategi yang efektif dan efisien dalam
guru hanya memberi nilai berdasarkan program perkuliahan di kelas DEPAG perlu
kesalahan bahasanya (structure). Padahal dilakukan dengan lebih menekankan pada
secara teori, pembelajaran Writing meli- hal-hal yang praktis, workable, mudah, dan
batkan banyak aspek yang harus dicakup. secara akademik tidak membebani.
Bila dibandingkan dengan pembelajaran Kelas DEPAG ini memerlukan
Reading, Writing memerlukan persyaratan penangan yang berbeda dengan kelas
yang lebih kompleks. Menulis sebagai lainnya (kelas reguler). Kelas reguler yang
keterampilan produktif yang menghasilkan mayoritas adalah dosen dan/atau calon
teks melibatkan lebih banyak aspek yaitu dosen selama ini diberi teori yang relatif
isi, organisasi, bahasa yang digunakan lebih banyak dibandingkan dengan hal-hal
termasuk kosa kata, ejaan, dan tanda baca. yang bersifat praktis, dengan asumsi bahwa
Semua aspek ini harus tercakup dan mereka dianggap mampu menerapkan
mendapat perhatian secara proporsional. sendiri teori yang telah mereka pelajari ke
Oleh karena itu, pembelajaran Writing kelas mereka di Perguruan Tinggi tempat
memerlukan strategi yang tepat agar mereka mengajar. Tidak demikian halnya
pembelajar dapat mengembangkan keteram- dengan mahasiswa kelas DEPAG.
pilan menulisnya secara optimal. Berdasarkan pengalaman mengajar kelas
DEPAG angkatan tahun 2006, tampak
80 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

bahwa mereka lebih membutuhkan hal-hal dari teman (peer feedback) sangat
praktis yang dapat segera mereka terapkan membantu. Jadi dalam penilaian proses,
tanpa harus banyak berpikir. Mereka lebih selain masukan dari dosen, masukan dari
mengharapkan contoh atau model sesama teman sekelas juga sangat diper-
pembelajaran yang langsung bisa diterapkan lukan. Dengan kata lain collaborative
(ditiru). Dengan kata lain, mereka lebih assessment (CA), yaitu penilaian kolaboratif
memerlukan seperangkat pembelajaran antara dosen, teman sekelas, dan penilaian
yang siap pakai dan keterampilan yang siap diri, sesuai dengan karakteristik mereka
diimplementasikan di sekolah masing- yang menyukai kerjasama.
masing tanpa harus banyak berteori. Berdasarkan latar belakang, karak-
Berdasarkan karakteristiknya, untuk teristik, dan kebutuhan guru tersebut, maka
melaksanakan pembelajaran di kelas The penelitian tindakan kelas (PTK) perlu
Teaching of Writing diperlukan rancangan dilakukan untuk mengembangkan
prosesyang sesuai dengan mahasiswa keterampilan mahasiswa DEPAG dalam
DEPAG yang lebih menyukai belajar mengajar Writing. Sebagai bentuk
bersama dari pada belajar secara individual. pendekatan mengajar reflektif (reflective
Pengelolaan kelas, (grouping) selama ini teaching) PTK adalah sebuah cara
dilakukan secara bervariasi (klasikal, sistematik yang digunakan pengajar untuk
kelompok, berpasangan, dan individual), memberikan perubahan dalam proses
namun mereka lebih menyukai kerja belajar di kelasnya untuk mencapai tujuan
kelompok. Hal ini tampak pada perilaku pembelajaran (Farrel, 1998). Jadi untuk
mereka pada saat diberi tugas individual, memberikan pengalaman belajar yang
yang masih saja berdiskusi dengan teman efektif pada mahasiswa S2 DEPAG, PTK
duduk terdekat. Mereka merasa tidak ini merupakan solusi yang tepat. Dengan
nyaman atau kurang percaya diri dalam systematic classroom investigation, atau
mengerjakan tugas yang harus diselesaikan penelitian sistematik terhadap kelasnya
sendiri sebelum mengecek/bertanya kepada sendiri, guru/praktisi pendidikan/ pembe-
teman. lajaran dapat merefleksi dan mengarahkan
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan sendiri teknik yang efektif, dan/atau
hasil belajar, pendekatan yang dilakukan memodifikasi tindakannya sewaktu-waktu
sebaiknya pendekatan yang memberikan agar sesuai dengan kebutuhan pada saat itu.
kesempatan kepada mereka untuk saling Jika seorang pengajar dapat merefleksi apa
berbagi. Cooperative Learning (CL) meru- yang sedang terjadi di kelasnya, maka ia
pakan pendekatan yang dipandang lebih dapat mengidentifikasi apakah ada kesen-
sesuai dari pada perkuliahan yang menuntut jangan antara apa yang dia ajarkan dan apa
sikap competitif. Pendekatan ini lebih tepat yang dipelajari muridnya (Richards, 1995).
untuk mereka karena pada hakikatnya CL Dengan demikian, jika kesenjangan terjadi,
menekankan kerjasama, saling berbagi, dan pengajar dapat segera melakukan perubahan
saling berkontribusi dalam proses belajar. dalam mengajarnya demi tercapainya tujuan
CL diyakini dapat memberikan suasana pembelajaran.
nyaman yaitu suasana kebersamaan seperti Penelitian ini bertujuan untuk
suasana dalam MGMP (Musyawarah Guru meningkatkan keterampilan mengajar
Mata Pelajaran). Dalam MGMP para guru writing mahasiswa S2 DEPAG melalui
saling berbagi untuk memecahkan masalah Cooperative Learning (CL) dengan
dalam pembelajaran tanpa ada beban Collaborative Assessment (CA). Diharap-
berkompetisi dengan sesama teman. Selain kan PTK ini dapat memberikan manfaat,
itu, untuk penilaian proses belajar, masukan baik secara praktis maupun teoritis. Secara
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 81

praktis melalui PTK ini mahasiswa diketahui dan/atau dilakukan dalam


mengembangkan keterampilan mengajar pembelajaran writing di sekolahnya. Selain
Writing sesuai dengan karakteristik itu, Focus Group Discussion (FGD)
muridnya di madrasah dan mampu dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal
menghasilkan seperangkat produk (hasil yang telah dilakukan dalam pembelajaran
belajar) berupa seperangkat pembelajaran Writing. Dalam kegiatan ini secara
Writing yang terwujud dalam Lesson Plan berkelompok mereka melakukan refleksi
atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembe- atas kegiatan pembelajaran yang telah
lajaran) yang telah diamanatkan dalam mereka lakukan, kemudian menyajikan
Standar Nasional Pendidikan yang tertuang hasil diskusi. Hasil ceklis dan FGD
dalam PP Nomor 19 Tahun 2005. Secara menunjukkan ambang pengetahuan/ke-
teoritis, kajian teori yang melatarbelakangi terampilan mahasiswa dalam mengajar
prosedur pembelajaran Writing memberi writing. Hasil FGD dikroscek dengan RPP
wawasan kepada mereka tentang rasional yang mereka kembangkan sebelum
atau landasan teori sebagai pijakan ilmiah mengikuti perkuliahan.
akademik dalam dunia pendidikan dan Persiapan yang dilakukan meliputi
pengajaran agar mereka tidak hanya pembuatan Course Outline, Silabus, dan
mematuhi suatu kebijakan semata, melain- alat penilaian. Kemudian kriteria
kan dapat memberikan rasional dibalik keberhasilan ditentukan, yaitu (1) minimal
kebijakan dan pilihan praktis tersebut. 75% mahasiswa dapat mengerjakan tugas
yang berfokus pada pengetahuan tentang
METODE pembelajaran Writing, (2) minimal 80%
mahasiswa menunjukkan kemampuannya
Penelitian ini menggunakan desain membuat RPP dengan nilai baik, yang
individual teacher classroom action ditandai dengan skor 80. Peer teaching oleh
research (Calhoun, 1993), yaitu PTK yang wakil kelompok dilakukan untuk memprak-
dilakukan oleh seorang pengajar di kelasnya tekkan pembelajaran writing sebagai bahan
sendiri. Dengan satu siklus, yang terbagi diskusi dan refleksi.
dalam 2 siklus kecil (siklus 1 berfokus pada Course Outline dan silabus mencakup 6
pengembangan pengetahuan dan siklus 2 kompetensi dasar yaitu (1) memahami
pada keterampilan mengajar), langkah- kebijakan pembelajaran bahasa Inggris
langkah pelaksanaan tindakan terdiri atas berdasarkan Standar Isi 2006, (2)
perencanan, pelaksanaan, observasi, dan pengetahuan tentang jenis-jenis teks, (3)
refleksi. Sebelum pelaksanaan, dilakukan memahami program pembelajaran writing
diagnostik awal untuk memastikan masalah dan penilaiannya, (4) memahami
yang dihadapi. Gambar 1 mendeskripsikan pendekatan pembelajaran writing, (5)
garis besar langkah-langkah PTK. memiliki keterampilan membuat RPP
Dalam alur langkah PTK, diagnostik (rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (6)
awal dilakukan dengan menggunakan self mampu mengajar writing dengan prosedur
assessment checklist yang berisi tentang yang benar.
sederet aspek yang tercakup dalam program
pembelajaran writing. Mahasiswa membe-
rikan tanda centang (v) untuk hal-hal yang
82 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

Diagnostik awal
Tujuan: untuk memastikan masalah
yang benar-benar dihadapi
mahasiswa tentang pembelajaran
Writing.
1. Self Assessment: cek lis
pembelajaran writing untuk
mengidentifikasi ambang
pengetahuan mhs tentang
pembelajaran writing
2. Focus Group Discussion: secara
berkelompok mahasiswa
melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah mereka
lakukan, dilanjutkan dengan
presentasi.
3. Kesimpulan: Kemampuan awal
mereka tentang pembelajaran
writing dap

Pelaksanaan PTK
1. Persiapan: membuat CO,
Silabus, alat penilaian,
menentukan kriteria
keberhasilan.
2. Melaksanan pembelajaran
dengan CL dan CA
3. Observasi, refleksi dilakukan
secara terpadu dan
berkesinambungan

Paparan hasil PTK (Perbedaan


kemampuan awal dan akhir) dan
Kesimpulan akhir penelitian

Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas

Implementasikan CL selama 1 semester awal dan hasil belajar. Pengamatan


dalam berbentuk pairwork, group work, dilaksanakan terpadu dengan pelaksanaan
presentasi dan tanya jawab. Sedangkan CA pembelajaran, yaitu pengajar memonitor
mencakup self assessment, teacher diri sendiri dalam pelaksanaan CL dengan
assessment, dan peer assessment yang dila- CA.
kukan untuk mengidentifikasi kemampuan
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 83

HASIL DAN PEMBAHASAN Discussion, menunjukkan hasil seperti


Diagnostik awal yang dilakukan dengan dalam Tabel 1
self assessment checklist dan Focus Group

Tabel 1. Hasil Cecklis Program Pembelajaran Writing

No. The Writing Program Check list


Yes Doubt No
1.
2. Variety of text types: literary and factual 19 11 -
3. Conventions of written texts 18 9 3
4. Meaningful, relevant, and interesting topics 28 2 -
5. Conferencing: discuss with students for feedback 21 6 3
6. Assessment (Criterion marking) 22 7 1
7. Integration with the other skills 21 9 -
8. Word list, vocabulary extension 23 4 3
9. Generic structure + linguistic fetures of texts 19 6 5
10. Modelling of steps of constructing a text 18 4 8
11. Editing and proof reading activities 9 16 5

Berdasarkan Tabel 1, dapat ditarik jukkan keterampilan mengajar yang baik.


kesimpulan bahwa belum semua mahasiswa Misalnya, penilaian yang mereka lakukan
menguasai pembelajaran writing yang tidak selalu sesuai dengan tujuan
mencakup sepuluh aspek yang menjadi satu pembelajaran, vocabulary tidak selalu
kesatuan dalam pembelajaran. Banyak yang dikembangkan, dan mereka belum paham
tidak yakin apakah pembelajaran mereka benar karakteristik setiap text dalam hal
mencakup aspek yang ada dalam cek lis struktur generik dan fitur linguistiknya.
seperti yang tampak pada kolom doubt. Berdasarkan hasil presentasi FGD tampak
Sebagian besar, atau sebanyak 28 orang bahwa pada hakikatnya mereka bukan
merasa telah melakukan aspek ketiga, yaitu mengajar writing tetapi menyuruh siswa
meaningful and interesting topics. menulis dengan atau tanpa contoh model.
Selanjutnya FGD dilakukan untuk Bimbingan terstruktur tidak muncul dalam
mengkroscek pemahaman mereka tentang pembelajarannya. Kesimpulan FGD dikuat-
10 aspek pembelajaran writing yang telah kan dengan analisis RPP yang memang
mereka lakukan dalam self assessment dalam skenario pembelajarnnya tidak
tersebut. Selain itu, RPP yang mereka buat tampak langkah-langkah pembelajaran yang
dianalisis bersama dan didiskusikan di kelas membimbing siswa untuk mencapai
untuk mengidentifikasi keterampilan kompetensi yang diharapkan.
mereka dalam mengajar Writing. Hasil FGD Berdasarkan hasil diagnostik awal
menunjukkan bahwa meskipun mereka itulah implementasi pembelajaran The
merasa telah melakukan aspek-aspek dalam Teaching of Writing melalui CL dengan CA
pembelajaran writing, ternyata mereka tidak dirancang untuk mengembangkan 6
dapat menjelaskan dan mendeskripsikan keterampilan dasar.
makna setiap komponen tersebut. Yang
mereka lakukan ternyata belum menun-
84 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

Deskripsi Siklus Kecil 1: kerja kelompok/berpasangan, presentasi,


Pembelajaran dilaksanakan dengan dan tanya jawab. Berikut ini ringkasan
mengimplementasikan CL dan CA dengan pelaksanaan Siklus Kecil 1
berbagai teknik yang mengacu ke CL, yaitu
Tujuan: Memahami jenis-jenis teks, struktur generik, dan fitur linguistik teks
Indikator:
mengidentifikasi 5 jenis teks yang diberikan
mendeskripsikan struktur generik jenis-jenis 5 jenis teks yang diberikan
mengengidentifikasi fitur linguistik teks.
Hasil belajar (Learning Outcomes):
1. Daftar nama (5) jenis teks yang sesuai dengan jenis teks dalam lembar kerja
2. Deskripsi karakteristik struktur generik pada masing-masing jenis teks
3. Daftar fitur linguistik yang khas pada masing-masing teks.
Pelaksanaan:
Selama 6 pertemuan implementasi CL adalah sebagai berikut.
Pertemuan 1 merupakan kegiatan awal yang bersifat pemanasan. Semua aturan main dalam CL
diinformasikan kepada semua mahasiswa agar aktif terlibat dalam membangun pengetahuan dan
keterampilan. Dosen berfungsi sebagai fasilitator dan narasumber.
Kegiatan dimulai dengan diskusi kelompok untuk memetakan jenis teks menurut SI dan/atau Silabus. Hasil
dipresentasikan dan diberi komentar. Terutama jenis teks tambahan yang tidak wajib diberikan. Dosen
memberikan tambahan, komentar, dan menjawab pertanyaan serta menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami mahasiswa.

Pertemuan 2 membahas buku yang pernah dipakai mengajar, apakah jenis teks sesuai. Kemudian membahas
karakteristik struktur generik masing-masing teks, dan latihan-latihan yang relevan dalam buku, dilanjutkan
dengan tanya jawab dan kesimpulan.

Pertemuan 3 sampai dengan 5 berfokus pada pembimbingan agar mereka menunjukkan pengetahuannya
sesuai dengan indikator dan menghasilkan pekerjaan yang menunjukkan bahwa mereka sudah mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kelas dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5
anggota. Tiap-tiap kelompok diberi 5 jenis teks untuk diidentifikasi jenisnya dan memberi penjelasan.
Selanjutnya mereka mempresentasukan hasil dan dilanjutkan tanya jawab. Pada pertemuan berikutnya
diskusi dilanjutkan pada identifikasi struktur generik dan fitur linguistik. Hasil kerja ditempel di papan dan
kelompok lain mengamati, bertanya dan /atau memberi masukan (Kegiatan shopping). Dalam CTL kegiatan
ini disebut wisdom walk.
Kegiatan terakhir adalah mengidentifikasi fitur linguistik . Setiap akhir pertemuan dosen memberikan
masukan/penguatan dan bersama-sama dengan mahasiswa meringkas hal-hal yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ke 6, kegiatan difokuskan pada refleksi, evaluasi, dan menyimpulkan hasil belajar. Sesi
tanya jawab untuk penguatan pengetahuan yang terkait dengan tujuan dibuka. Jawaban ditawarkan kepada
mereka yang mampu menjawab, dosen merupakan orang terakhir yang menjawab bila diperlukan.

Deskripsi Siklus Kecil 2


Siklus Kecil 2 dimulai setelah Siklus
Kecil 1 telah mencapai kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan.
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 85

Implementasi Tindakan Siklus Kecil 2

Tujuan: meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengajar Writing dengan pendekatan CTL
Indikator:
mengembangkan RPP Writing dengan komponen sesuai dengan rekomendasi PP 19 Tahun 2005
Mendemonstrasikan kemampuan mengajar Writing dengan mengimplementasikan CTL
Hasil Belajar: (1) RPP pembelajaran Writing (2) Keterampilan mengajar Writing (Teaching Performance)
Pelaksanaan:
Siklus Kecil 2 yang didisain dalam 9 pertemuan. Secara umum, CL dan CA dikemas dalam metode Inquiry
dengan karakteristik langkah-langkah yang dimulai dari obverving, questioning, hypothesizing, finding out,
dan building knowledge/skill, dan application of knowledge.
Sebelum Siklus Kecil II dimulai, mahasiswa diberi ringkasan CTL untuk dipelajari sendiri di luar
pembelajaran kelas. Kegiatan inquiry dimulai dengan observing pada saat mahasiswa mengamati modeling
pembelajaran Writing yang dilakukan oleh dosen (Pertemuan 1). Dalam mengamati model mereka ditugasi
mengidentifikasi elemen-elemen CTL dengan format yang diberikan. Dalam mengamati ini mereka
melakukan Questioning dan hypothesizing untuk mengidentifikasi elemen CTL yang muncul dalam
pembelajaran model. Dalam finding out, kegiatan dilakukan dengan berpasangan mendiskusikan hasil
pengamatan, menyampaikan hasil diskusi di forum kelas, dan mengambil kesimpulan. Setelah itu RPP
model diberikan (pertemuan 2) untuk dipelajari dan dicocokkan dengan hasil diskusi. Di sini model RPP
membantu dalam building knowledge (membangun pengetahuan tentang CTL dan RPP). Kegiatan
dilanjutkan dengan pengembangan RPP berkelompok yang merupakan application of knowledge, presentasi
hasil RPP, penilaian oleh dosen dan sesama teman dilakukan dengan menggunakan rubrik RPP, dan
masukan, serta diakhiri dengan revisi akhir (Pertemuan ke 4 dan 5) . Akhirnya pada pertemuan 6, 7, dan 8
praktek mengajar untuk Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3 diwakili oleh salah seorang anggota kelompok
berdasarkan persetujuan dan penunjukkan anggota kelompok. Pengajaran dibatasi dalam waktu 45 menit,
sedangkan sisa waktu dimanfaatkan untuk memberikan umpan balik dan saran perbaikan. Penilaian
dilakukan oleh dosen dan sesama teman dengan menggunakan rubrik Pelaksanaan Pembelajaran dan
dilengkapi dengan masukan. Pengajar diberi waktu untuk melakukan refleksi dan menyampaikan respon
atas masukan yang diberikan.
Pada pertemuan ke 9 refleksi secara keseluruhan dilaksanakan secara lisan, tanya jawab, dan evaluasi
berdasarkan munculnya indikator yang telah ditetapkan. Kemudian sebagai akhir tindakan, pengambilan
kesimpulan secara bersama-sama dilakukan berdasarkan hasil CA.

HASIL I. Hasil Tindakan Siklus Kecil 1


Hasil tindakan berikut ini dipaparkan Berikut ini hasil belajar dalam kegiatan
per siklus secara ringkas sebagai berikut. mengidentifikasi 5 jenis teks (Tabel 2).
86 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

Tabel 2 Identifikasi 5 Jenis Teks


Kelompok Teks 1: Teks 2: Teks 3: Teks 4: Teks 5:
Procedure Recount Narration Personal Recount Report
Kelompok 1 Benar Salah: Narration Benar Salah: Narration Benar
Kelompok 2 Benar Benar Benar Benar Salah: Description
Kelompok 3 Benar Benar Benar Benar Salah: Description
Kelompok 4 Benar Benar Benar Benar Benar
Kelompok 5 Benar Benar Benar Salah: Narration Benar
Kelompok 6 Benar Benar Benar Salah: Narration Salah: Description

Tabel menunjukkan bahwa tidak semua kelompok benar. Tiga kelompok yang
kelompok berhasil mengidentifikasi semua menjawab salah mengidentifikasi teks 4
jenis teks (5 jenis). Empat kelompok tidak dengan jenis narration. Identifikasi Teks 5
berhasil mengidentifikasi teks report, dan (Report), dijawab salah oleh 3 kelompok
semua kelompok salah dalam mengiden- danbenar oleh 3 kelompok. Berdasarkan
tifikasi personal recount. Untuk mengiden- frekuensi jawaban yang muncul, 23
tifikasi jenis teks prosedur, semua kelom- jawaban benar (76,6 %)menunjukkan
pok dapat melakukan dengan benar. bahwa indikator 1 tercapai. Untuk
Sedangkan identifikasi teks 2 (recount), 4 memaksimalkan pengetahuan, diskusi
kelompok benar, dan 1 kelompok salah dilanjutkan dengan mengacu ke identifikasi
(kelompok 1). Teks 3 (Narration) diidenti- struktur generik dan fitur linguistik masing-
fikasi dengan benar oleh semua kelompok. masing jenis teks sebagai kegiatan
Untuk mengidentifikasi teks 4 (personal pendalaman(Tabel 3
recount, 3 kelompok salah dan 3

Tabel 3 Struktur Generik dan Fitur Linguistik Teks.


Jenis Teks Struktur Generik Fitur Linguistik
1. Procedure list of ingredients (or items) presented using imperative
lteps of making or doing something sentences

2. Recount a series of events past tense, past perfect tense, some


factual sententeces are in passive voice.
contains orientation covering what,
when, who, why,how.
presented in a chronological order
3. Narration a series of events usually expressed in past tense,
fictive (imaginary) sometimes present tense/ present
contain orientation, complication, progresive tense
solution/resolution
sometimes presented in a flash back
(not always in a chronological order)
4. Personal A series of events of someone's The linfuistic features depends on the
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 87

Jenis Teks Struktur Generik Fitur Linguistik


Recount personal experience events. Sometimes past tense, present tense,
factual present perfect.
contains orientation of ehat, when,
who, why, how
chronological order
5. Report Contains information concerning The sentences are mostly in the passive
scientific explanation of how voice, as the agent (doer) is not
something happens the way it important.
happens focuses on the object, or topic
Setelah Siklus Kecil I sampai pada
tahap refleksi dan dinyatakan berhasil,
maka Siklus 2 segera dimulai dengan
skenario yang telah ditetapkan
sebelumnya dan disesuaikan dengan
hasil refleksi.

Hasil belajar tampak dengan ditandai


II. Hasil Tindakan Siklus Kecil 2
munculnya indikator keberhasilan. Siklus 1
diakhiri dengan refleksi dan membuat Berikut ini hasil membuat RPP yang
kesimpulan bersama untuk memantapkan dinilai dengan menggunakan rubrik RPP
pengetahuan tentang jenis-jenis teks dengan dan peer teaching yang dinilai dengan
karakteristik struktur generik dan fitur observation sheet.
linguistiknya. Hasil menunjukkan bahwa
pengetahuan mereka tentang karakteristik Hasil Penulisan RPP berdasarkan
dan struktur generik teks telah mencapai penilaian CA
target 100%. Penilaian oleh teman sejawat dan dosen
tidak menunjukkan perbedaan jauh
sebagaimana tampak pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Rata-Rata RPP berdasarkan Peer Assessment and Teacher Assessment
Kelas TA PA 1 PA 2 Total Average
Kelas X 88 90 92 270 90
Kelas XI 90 93 96 281 93
Kelas 92 95 96 283 94
XII

Skor pada Tabel 4 menunjukkan bahwa membangun pengetahuan memberikan hasil


yang signifikan. Sebagai salah satu elemen
semua mahasiswa telah mencapai nilai di
atas kriteria keberhasilan yang telah dalam CTL, CL dengan berbagai
ditetapkan dengan nilai 80. kemungkinan bentuk kegiatan di kelas,
seperti bekerja berpasangan ataupun
PEMBAHASAN berkelompok kecil memberikan lingkungan
belajar yang kondusif. Peer group response
Keberhasilan pembelajaran dengan ( PGR) memberikan masukan dan saran
mengimplementasikan CL dengan CA yang efektif untuk perbaikan hasil belajar.
menunjukkan bahwa bekerjasama dalam Johnson (2002) menekankan pentingnya
88 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

bekerjasama dalam belajar sebab berko- guru/dosen kepada pembelajar. Melibatkan


laborasi merupakan unsur yang paling pembelajar dalam penilaian sangat berman-
esensial dalam CTL yang mencetak faat dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajar aktif dan mandiri. Hal ini pelaksanaan, penilaian yang dilakukan
berbeda dengan pembelajaran tradisional. adalah penialain proses dan penilaian hasil
Dalam pembelajaran tradisional, penge- belajar. Penilaian proses adalah penilaian
tahuan diberikan kepada pembelajar dengan yang dilakukan pada saat proses belajar
cara mendengarkan ceramah guru/dosen. berlangsung (terintegrasi dalam proses
Cara seperti ini membuat pembelajar belajar), dan bertujuan untuk membimbing
menjadi orang yang pasif karena hanya agar pembelajar dapat mencapai hasil yang
menerima saja apa yang disampaikan orang lebih b-aik, sedangkan penilaian hasil
lain. Pemerolehan ilmu pengetahuan belajar bertujuan untuk mengetahui produk
semacam ini mudah dilupakan karena hanya atau hasil belajar siswa setelah melalui
sebatas menyimpan informasi. Tidak proses belajar. Jadi dilaksanakan di luar
demikian halnya dengan CTL. Pendekatan proses pembelajaran.
ini menumbuhkan kebiasaan belajar dengan Dalam penialain proses, semakin
menggunakan pengetahuan yang telah banyak yang terlibat dalam penilain,
dimiliki pembelajar, ditambah dengan semakin banyak balikan (feedback) yang
pengetahuan baru dengan self-enquiry. diperoleh,, baik dari teman maupun dari
Dengan demikian semua ilmu pengetahuan guru/dosen. Oleh karenanya hasil belajar
akan terbangun kuat dalam diri pembelajar akan menjadi semakin baik. Sedangkan
karena ia terlibat langsung dalam proses dalam penilaian hasil belajar, yang biasanya
membangun pengetahuannya. Perbedaan menggunakan skor, semakin banyak yang
pokok CTL dengan pembelajaran tradi- menilai, semakin reliable nilai yang
sional adalah bahwa CTL menekankan menggambarkan capaian (hasil belajar).
terwujudnya lingkungan pembelajaran yang Ebel dan Frisbie (1986) menyebutkan
mendukung terciptanya multiperspektif dari bahwa penilaian proses pada dasarnya tidak
suatu realita, terdorongnya upaya menyusun memerlukan prosedur pengukuran karena
pengetahuan, dan terwujudnya kesempatan bersifat membantu proses belajar, sedang-
bagi pembelajar untuk menyusun penge- kan penilaian produk memerlukan skor
tahuannya itu dalam aktivitas yang karena untuk laporan dan sebagai bukti
berdasarkan pengalaman nyata dan kaya hasil belajar yang terukur.
konteks (Jonasen, 1991).
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan SIMPULAN DAN SARAN
bahwa CL telah memberikan lingkungan
kondusif bagi pembelajar untuk Berdasarkan hasil penelitian ysng telah
membangun pengetahuan dan keteram- diuraikan tersebut, dapat disimpulkan
pilannya dan mendukung proses belajar bahwa pembelajaran CL dengan menggu-
yang lebih optimal. CL merupakan nakan CA merupakan kombinasi yang
manifestasi dari konstruktivisme yang sangat kondusif dalam proses membangun
membuat pembelajar aktif berpikir serta pengetahuan dan keterampilan. CL dan CA
membangun pengetahuan dan konsepnya memaksimalkan kontribusi teman sejawat
sendiri (Zahorik, 1995). Selain itu, pene- dalam mencapai kompetensi yang diharap-
litian ini telah menunjukkan manfaat CA kan dalam proses belajar.
sebagai wujud penilaian yang dilakukan CL dalam pembelajaran The Teaching
oleh pembelajar sendiri kepada dirinya, of Writing yang dilaksanakan dengan
kepada teman sejawat, dan penilaian berbagai bentuk/teknik terbukti efektif
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 89

dalam meningkatkan keterampilan mahasis- DAFTAR PUSTAKA


wa dalam mengajar writing. Implementasi Anderson, Mark; dan Kathy Anderson.
CA juga menunjukkan hasil yang signifikan 1997. Text Types in English. 1, 2, 3.
dalam mendiskripsikan capaian kompetensi.
South Yarra: Macmillan.
Hal ini terjadi karena dalam proses Brown, H.D. 2001. Teaching by Principles.
pembelajaran banyak pemberian umpan
An Interactive Approach to Language
balik dari sesama pembelajar. Selain itu, Pedagogy. New York: Addison Westley
CA memberikan gambaran hasil belajar Longman.
yang lebih akuntabel bila dibandingkan Brown, H.D. 2004. Language Assessment.
dengan hanya menggunakan satu atau dua Principles and Classroom Practices.
jenis prosedur penilaian saja. Secara ringkas New York: Pearson education, Inc.
penelitian ini sampai pada kesimpulan Calhoun, Emily F. 1993. Action Research.
bahwa belajar dengan menggunakan CL dan Three Approaches. Educational Leade-
CA menunjukkan hasil yang positif. Dari
rship 51, 2: 62-65
berbagai prosedur dan instrumen yang Cox, Carole. 1996. Teaching Language
digunakan, pembelajar menunjukkan hasil Arts. Singapore: Allyn and Bacon.
belajar yang optimal.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini 2006. Peraturan Menteri No. 22, 23, 24,
beberapa saran untuk pembelajar. Bagi Jakarta: Depdiknas
mahasiswa, PTK ini memberikan dua hal
Ebel, Robert L. and Frisbie, David A. 1986.
yang bermanfaat secara praktis maupun
Essentials of Educational Measurement.
teoritis. Secara praktis, berdasarkan bukti Ennglewood Cliffs: Prentice Hall, Inc
efektifitasnya mahasiswa dapat memetik
Farrel, Thomas. 1998. Reflective Teaching.
pelajaran (lesson learned) bahwa belajar, The Principle and Practices. English
berpikir, dan bekerja secara kooperatif lebih Teaching Forum 36 (4) Oct-Dec.
mudah bila dibandingkan dengan belajar
Fltecher, R. and Portalupi, J. 1998. Craft
sendiri. Apabila nanti mereka lulus S2 dan Lessons: Teaching Writing K-8. Maine:
kembali ke sekolah masing-masing, mereka Stenhouse Publishers.
dapat mencontoh pengalaman-pengalaman
Huizenga, Jann. 1981. Basic Composition
baik (good practices) dengan menerapkan
for ESL. An Expository Work-
CL dan CA kepada murid-muridnya sebagai book.Glenview: Scott, Foresman and
alternatif teknik pembelajaran di kelas
Company.
Bahasa Inggris. Sedangkan secara teoritis, Jacobs, Holly L.; Zinkgraf, Stephen A.;
mereka telah memiliki landasan rasional Wormuth, Deana R.; Harfiel V. Faye;
seperangkat pengetahuan tentang teori
Hughey, Jane B. 1981. Testing ESL
Writing yang meliputi aspek-aspek
Composition. A Practical Approach.
pembelajaran dan penilaiannya. Yang lebih Rowley, Massachusetts: Newbury House
penting lagi adalah secara akademik dan
Publishers, Inc.
pedagogik mereka dapat mempertanggung- Johnson, Elain B. 2002. Contextual
jawabkan suatu pilihan, keputusan, atau
Teaching and Learning. What it is and
kebijakan yang menyangkut pembelajaran
why it s here to stay. Thousand Oaks:
Writing pada khususnya, atau pembelajaran Corwin Press, Inc
bahasa Inggris pada umumnya. Dengan Jonasen, David H. 1991. Evaluating
demikian mereka akan menjadi guru yang Constructivistic Learning. A Hand out.
reflektif dan profesional. Washington: C-Stars College of
Education, University of Washington.
90 BAHASA DAN SENI, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009

Orr, J.K. 1999. Growing up with English. Suyono. 2006. Pengembangan Perilaku
Washington: Office of English Language Berliterasi Siswa Berbasis Kegiatan
Program. Ilmiah: Hasil-hasil Penelitian dan
Richards, Jack C dan Lockhart, Charles. Implementasinya di Sekolah. Jurnal Ilmu
1994. Reflective Teaching in Second Pendidikan, 13(2):81-90
Language Classroom. Cambridge: Zahorik, John A. 1995. Constructivistic
Cambridge University Press. Teaching. (Fastback 390). Bloomington,
Rivers, Wilga M. 1968. Teaching Foreign Indiana: Phi Delta Kappa Education
Language Skills. Chicago: The Foundation, C-Stars College of
University of Chicago Press. Education, University of Washington.
Scott, W.A. and Ytreberg, L.H. 1990.
Teaching English to Children. London:
Longman

Anda mungkin juga menyukai