Nur Mukminatien
76
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 77
bahwa kegiatan ini sangat bermakna karena berisi pendapat atau reaksi seseorang atas
merupakan keterampilan yang lazim suatu teks (misalnya resensi buku, film,
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. puisi dan lain-lain) dalam bentuk review
Menjelaskan suatu fenomena, misalnya, untuk mendeskripsikan teks tersebut dan
merupakan kegiatan ilmiah yang akrab memberikan penilaian. Explanation adalah
dengan kehidupan akademik pembelajar teks yang bertujuan untuk menjelaskan
dan sering ditemui dalam pelajaran IPA. mengapa sesuatu terjadi, bagaimana
Jenis menulis yang ke lima adalah mering- terjadinya, memberi alasan atas suatu
kas, yang pada dasarnya adalah gabungan keputusan, atau memberikan pemecahan
antara keterampilan membaca dan menulis. atas suatu masalah. Discussion adalah teks
Meringkas diawali dengan membaca untuk yang menyajikan dua pendapat yang
memahami isi teks yang akan diringkas berbeda (pro dan kontra) yang diakhiri
untuk menemukan gagasan pokok teks dengan pendapat penulis sendiri. Informa-
tersebut dan gagasan pendukung. tion report atau kadang-kadang disebut
Jacobs et al. (1981) menegaskan bahwa report saja adalah teks yang menyajikan
sebelum menulis, penulis harus memikir- informasi tentang suatu obyek yang berisi
kankan 3 hal, yaitu content (isi), purpose fakta-fakta dari obyek tersebut, deskripsi
(tujuan), dan audience (pembaca). Isi adalah dari bagian-bagiannya, perilaku, serta
topik yang dibahas, tujuan adalah untuk apa kualitas objek tersebut. Exposition adalah
si penulis menulis topik tersebut, dan teks yang menyajikan isu dari sisi penulis
pembaca adalah siapa yang akan menerima yang bertujuan untuk mempersuasi
informasi tersebut. Masing-masing jenis pembaca agar mengikuti pendapatnya.
teks mengimplikasikan tujuan yang Procedure adalah teks yang berisi instruksi
berbeda. untuk melakukan sesuatu, atau menjelaskan
Menurut Anderson dan Anderson bagaimana sesuatu bisa dilakukan. Descrip-
(1997) teks adalah untaian kata yang tion adalah teks yang menggambarkan suatu
dirangkai untuk mengkomunikasikan benda, orang, atau suatu mekanisme.
makna. Jika seseorang menulis untuk Terkait dengan pembelajaran writing,
menyampaikan makna, berarti dia menyu- Brown (2004:219) menggolongkan jenis
sun suatu teks. Mereka membagi teks teks atau genre yang perlu dikuasai
menjadi dua kategori: literary dan factual. pembelajar menjadi 3 kelompok, yaitu
Teks literary atau sastra bertujuan untuk academic writing, job-related writing, dan
menghibur pembaca, memancing imaginasi personal writing. Yang termasuk dalam
dan emosi, yang dapat membuat pembaca academic writing adalah essay, makalah,
tertawa, menangis, atau marah. Contoh jenis laporan proyek akademik, artikel jurnal,
teks ini adalah narasi (novel, cerita pendek), skripsi, tesis, dan disertasi. Golongan kedua,
puisi, dan drama. Teks faktual menyajikan job-related writing, adalah tulisan yang
informasi atau gagasan kepada pembaca terkait dengan dunia kerja, misalnya surat,
dalam bentuk antara lain recount, response, e-mail, memo, pesan dari telepon,
explanation, discussion, information re- laporan proyek, jadwal, iklan, pengu-
ports, exposition, dan procedure dan muman, dan manual. Kelompok ketiga,
description. personal writing, mencakup surat, e-mail,
Masing-masing teks memiliki karak- undangan, kartu ucapan selamat, daftar
teristik dan tujuan yang berbeda. Recount belanja, buku harian, dokumen imigrasi,
adalah teks yang menceritakan apa yang catatan pribadi, dan lain-lain.
terjadi, yang biasanya sudah berlalu, Guru bahasa Inggris perlu memahami
sedangkan teks response adalah teks yang bahwa setiap jenis teks memiliki karak-
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 79
bahwa mereka lebih membutuhkan hal-hal dari teman (peer feedback) sangat
praktis yang dapat segera mereka terapkan membantu. Jadi dalam penilaian proses,
tanpa harus banyak berpikir. Mereka lebih selain masukan dari dosen, masukan dari
mengharapkan contoh atau model sesama teman sekelas juga sangat diper-
pembelajaran yang langsung bisa diterapkan lukan. Dengan kata lain collaborative
(ditiru). Dengan kata lain, mereka lebih assessment (CA), yaitu penilaian kolaboratif
memerlukan seperangkat pembelajaran antara dosen, teman sekelas, dan penilaian
yang siap pakai dan keterampilan yang siap diri, sesuai dengan karakteristik mereka
diimplementasikan di sekolah masing- yang menyukai kerjasama.
masing tanpa harus banyak berteori. Berdasarkan latar belakang, karak-
Berdasarkan karakteristiknya, untuk teristik, dan kebutuhan guru tersebut, maka
melaksanakan pembelajaran di kelas The penelitian tindakan kelas (PTK) perlu
Teaching of Writing diperlukan rancangan dilakukan untuk mengembangkan
prosesyang sesuai dengan mahasiswa keterampilan mahasiswa DEPAG dalam
DEPAG yang lebih menyukai belajar mengajar Writing. Sebagai bentuk
bersama dari pada belajar secara individual. pendekatan mengajar reflektif (reflective
Pengelolaan kelas, (grouping) selama ini teaching) PTK adalah sebuah cara
dilakukan secara bervariasi (klasikal, sistematik yang digunakan pengajar untuk
kelompok, berpasangan, dan individual), memberikan perubahan dalam proses
namun mereka lebih menyukai kerja belajar di kelasnya untuk mencapai tujuan
kelompok. Hal ini tampak pada perilaku pembelajaran (Farrel, 1998). Jadi untuk
mereka pada saat diberi tugas individual, memberikan pengalaman belajar yang
yang masih saja berdiskusi dengan teman efektif pada mahasiswa S2 DEPAG, PTK
duduk terdekat. Mereka merasa tidak ini merupakan solusi yang tepat. Dengan
nyaman atau kurang percaya diri dalam systematic classroom investigation, atau
mengerjakan tugas yang harus diselesaikan penelitian sistematik terhadap kelasnya
sendiri sebelum mengecek/bertanya kepada sendiri, guru/praktisi pendidikan/ pembe-
teman. lajaran dapat merefleksi dan mengarahkan
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan sendiri teknik yang efektif, dan/atau
hasil belajar, pendekatan yang dilakukan memodifikasi tindakannya sewaktu-waktu
sebaiknya pendekatan yang memberikan agar sesuai dengan kebutuhan pada saat itu.
kesempatan kepada mereka untuk saling Jika seorang pengajar dapat merefleksi apa
berbagi. Cooperative Learning (CL) meru- yang sedang terjadi di kelasnya, maka ia
pakan pendekatan yang dipandang lebih dapat mengidentifikasi apakah ada kesen-
sesuai dari pada perkuliahan yang menuntut jangan antara apa yang dia ajarkan dan apa
sikap competitif. Pendekatan ini lebih tepat yang dipelajari muridnya (Richards, 1995).
untuk mereka karena pada hakikatnya CL Dengan demikian, jika kesenjangan terjadi,
menekankan kerjasama, saling berbagi, dan pengajar dapat segera melakukan perubahan
saling berkontribusi dalam proses belajar. dalam mengajarnya demi tercapainya tujuan
CL diyakini dapat memberikan suasana pembelajaran.
nyaman yaitu suasana kebersamaan seperti Penelitian ini bertujuan untuk
suasana dalam MGMP (Musyawarah Guru meningkatkan keterampilan mengajar
Mata Pelajaran). Dalam MGMP para guru writing mahasiswa S2 DEPAG melalui
saling berbagi untuk memecahkan masalah Cooperative Learning (CL) dengan
dalam pembelajaran tanpa ada beban Collaborative Assessment (CA). Diharap-
berkompetisi dengan sesama teman. Selain kan PTK ini dapat memberikan manfaat,
itu, untuk penilaian proses belajar, masukan baik secara praktis maupun teoritis. Secara
Mukminatien, Implementasi Cooperativ Leraning 81
Diagnostik awal
Tujuan: untuk memastikan masalah
yang benar-benar dihadapi
mahasiswa tentang pembelajaran
Writing.
1. Self Assessment: cek lis
pembelajaran writing untuk
mengidentifikasi ambang
pengetahuan mhs tentang
pembelajaran writing
2. Focus Group Discussion: secara
berkelompok mahasiswa
melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah mereka
lakukan, dilanjutkan dengan
presentasi.
3. Kesimpulan: Kemampuan awal
mereka tentang pembelajaran
writing dap
Pelaksanaan PTK
1. Persiapan: membuat CO,
Silabus, alat penilaian,
menentukan kriteria
keberhasilan.
2. Melaksanan pembelajaran
dengan CL dan CA
3. Observasi, refleksi dilakukan
secara terpadu dan
berkesinambungan
Pertemuan 2 membahas buku yang pernah dipakai mengajar, apakah jenis teks sesuai. Kemudian membahas
karakteristik struktur generik masing-masing teks, dan latihan-latihan yang relevan dalam buku, dilanjutkan
dengan tanya jawab dan kesimpulan.
Pertemuan 3 sampai dengan 5 berfokus pada pembimbingan agar mereka menunjukkan pengetahuannya
sesuai dengan indikator dan menghasilkan pekerjaan yang menunjukkan bahwa mereka sudah mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kelas dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5
anggota. Tiap-tiap kelompok diberi 5 jenis teks untuk diidentifikasi jenisnya dan memberi penjelasan.
Selanjutnya mereka mempresentasukan hasil dan dilanjutkan tanya jawab. Pada pertemuan berikutnya
diskusi dilanjutkan pada identifikasi struktur generik dan fitur linguistik. Hasil kerja ditempel di papan dan
kelompok lain mengamati, bertanya dan /atau memberi masukan (Kegiatan shopping). Dalam CTL kegiatan
ini disebut wisdom walk.
Kegiatan terakhir adalah mengidentifikasi fitur linguistik . Setiap akhir pertemuan dosen memberikan
masukan/penguatan dan bersama-sama dengan mahasiswa meringkas hal-hal yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ke 6, kegiatan difokuskan pada refleksi, evaluasi, dan menyimpulkan hasil belajar. Sesi
tanya jawab untuk penguatan pengetahuan yang terkait dengan tujuan dibuka. Jawaban ditawarkan kepada
mereka yang mampu menjawab, dosen merupakan orang terakhir yang menjawab bila diperlukan.
Tujuan: meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengajar Writing dengan pendekatan CTL
Indikator:
mengembangkan RPP Writing dengan komponen sesuai dengan rekomendasi PP 19 Tahun 2005
Mendemonstrasikan kemampuan mengajar Writing dengan mengimplementasikan CTL
Hasil Belajar: (1) RPP pembelajaran Writing (2) Keterampilan mengajar Writing (Teaching Performance)
Pelaksanaan:
Siklus Kecil 2 yang didisain dalam 9 pertemuan. Secara umum, CL dan CA dikemas dalam metode Inquiry
dengan karakteristik langkah-langkah yang dimulai dari obverving, questioning, hypothesizing, finding out,
dan building knowledge/skill, dan application of knowledge.
Sebelum Siklus Kecil II dimulai, mahasiswa diberi ringkasan CTL untuk dipelajari sendiri di luar
pembelajaran kelas. Kegiatan inquiry dimulai dengan observing pada saat mahasiswa mengamati modeling
pembelajaran Writing yang dilakukan oleh dosen (Pertemuan 1). Dalam mengamati model mereka ditugasi
mengidentifikasi elemen-elemen CTL dengan format yang diberikan. Dalam mengamati ini mereka
melakukan Questioning dan hypothesizing untuk mengidentifikasi elemen CTL yang muncul dalam
pembelajaran model. Dalam finding out, kegiatan dilakukan dengan berpasangan mendiskusikan hasil
pengamatan, menyampaikan hasil diskusi di forum kelas, dan mengambil kesimpulan. Setelah itu RPP
model diberikan (pertemuan 2) untuk dipelajari dan dicocokkan dengan hasil diskusi. Di sini model RPP
membantu dalam building knowledge (membangun pengetahuan tentang CTL dan RPP). Kegiatan
dilanjutkan dengan pengembangan RPP berkelompok yang merupakan application of knowledge, presentasi
hasil RPP, penilaian oleh dosen dan sesama teman dilakukan dengan menggunakan rubrik RPP, dan
masukan, serta diakhiri dengan revisi akhir (Pertemuan ke 4 dan 5) . Akhirnya pada pertemuan 6, 7, dan 8
praktek mengajar untuk Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3 diwakili oleh salah seorang anggota kelompok
berdasarkan persetujuan dan penunjukkan anggota kelompok. Pengajaran dibatasi dalam waktu 45 menit,
sedangkan sisa waktu dimanfaatkan untuk memberikan umpan balik dan saran perbaikan. Penilaian
dilakukan oleh dosen dan sesama teman dengan menggunakan rubrik Pelaksanaan Pembelajaran dan
dilengkapi dengan masukan. Pengajar diberi waktu untuk melakukan refleksi dan menyampaikan respon
atas masukan yang diberikan.
Pada pertemuan ke 9 refleksi secara keseluruhan dilaksanakan secara lisan, tanya jawab, dan evaluasi
berdasarkan munculnya indikator yang telah ditetapkan. Kemudian sebagai akhir tindakan, pengambilan
kesimpulan secara bersama-sama dilakukan berdasarkan hasil CA.
Tabel menunjukkan bahwa tidak semua kelompok benar. Tiga kelompok yang
kelompok berhasil mengidentifikasi semua menjawab salah mengidentifikasi teks 4
jenis teks (5 jenis). Empat kelompok tidak dengan jenis narration. Identifikasi Teks 5
berhasil mengidentifikasi teks report, dan (Report), dijawab salah oleh 3 kelompok
semua kelompok salah dalam mengiden- danbenar oleh 3 kelompok. Berdasarkan
tifikasi personal recount. Untuk mengiden- frekuensi jawaban yang muncul, 23
tifikasi jenis teks prosedur, semua kelom- jawaban benar (76,6 %)menunjukkan
pok dapat melakukan dengan benar. bahwa indikator 1 tercapai. Untuk
Sedangkan identifikasi teks 2 (recount), 4 memaksimalkan pengetahuan, diskusi
kelompok benar, dan 1 kelompok salah dilanjutkan dengan mengacu ke identifikasi
(kelompok 1). Teks 3 (Narration) diidenti- struktur generik dan fitur linguistik masing-
fikasi dengan benar oleh semua kelompok. masing jenis teks sebagai kegiatan
Untuk mengidentifikasi teks 4 (personal pendalaman(Tabel 3
recount, 3 kelompok salah dan 3
Orr, J.K. 1999. Growing up with English. Suyono. 2006. Pengembangan Perilaku
Washington: Office of English Language Berliterasi Siswa Berbasis Kegiatan
Program. Ilmiah: Hasil-hasil Penelitian dan
Richards, Jack C dan Lockhart, Charles. Implementasinya di Sekolah. Jurnal Ilmu
1994. Reflective Teaching in Second Pendidikan, 13(2):81-90
Language Classroom. Cambridge: Zahorik, John A. 1995. Constructivistic
Cambridge University Press. Teaching. (Fastback 390). Bloomington,
Rivers, Wilga M. 1968. Teaching Foreign Indiana: Phi Delta Kappa Education
Language Skills. Chicago: The Foundation, C-Stars College of
University of Chicago Press. Education, University of Washington.
Scott, W.A. and Ytreberg, L.H. 1990.
Teaching English to Children. London:
Longman