Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat
penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Melalui standar proses pendidikan setiap guru atau pengelola sekolah dapat
menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya
meningkatkan kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen-
komponen itu keberadaannnya terpencar, juga kita sulit menentukan kadar
keterpengaruhan setiap komponen.
Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat
mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang
wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung
dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan
idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun leengkapnya sarana dan
prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya, maka, semuanya akan kurang bermakna. Oleh
sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya dimulai
dengan menganalisis komponen guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem dan apa kegunaannya?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembelajaran?
3. Apa saja komponen-komponen dalam sistem pembelajaran?

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 1


4. Bagaimana dasar dan strategi pembelajaran?
5. Bagaimana sistem pembelajaran dalam standar proses pendidikan menurut
peraturan Undang-undang, Pemerintah, dan pendidikan?

C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem dan
kegunaannya
2. Agar pembaca dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
sistem pembelajaran
3. Agar pembaca dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada
pada sistem pembelajaran
4. Agar pembaca dapat mengetahui dasar dan strategi pembelajaran
5. Agar pembaca mengetahui sistem pembelajaran dalam standar proses
pendidikan yang telah diatur oleh peraturan Undang-undang, pemerintah
dan pendidikan

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Kegunaan Sistem


Penyusunan standar proses pendidikan diperlukan untuk menentukan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya ketercapaian
Standar Kompetensi Lulusan. Dengan demikian, standar proses dapat dijadikan
pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta
menentukan komponen-komponen yang dapat memengaruhi proses
pendidikan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan
sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat memengaruhi keberhasilan
suatu proses (Rahman, 2013).
Menurut Rahman (2013: 2) banyak definisi yang digunakan untuk
menjelaskan arti kata “sistem”, diantaranya sebagai berikut:
1. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/terorganisir:
suatu himpunan/perpaduan hal-hal/bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks/utuh.
2. Sistem merupakan himpunan kompenen yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
3. Sistem merupakan sehimpunan komponen/subsistem yang terorganisasikan
dan berkaitan sesuai dengan rencana unuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan
dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Rahman, 2013).
Berdasarkan pengertian diatas, maka ada tiga hal penting yang menjadi
karakteristik suatu sistem. Pertama, setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan
merupakan ciri utama suatu sistem. Tidak ada sistem tanpa tujuan. Tujuan
merupakan arah yang harus dicapai oleh suatu pergerakan sistem. Semakin
jelas tujuan maka semakin mudah menentukan pergerakan sistem. Kedua,

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 3


sistem selalu mengandung suatu proses. Proses adalah rangkaian suatu
kegiatan. Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan. Semakin kompleks
tujuan, maka semakin rumit juga proses kegiatan. Ketiga, proses kegiatan
dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen
atau unsur-unsur tertentu. Oleh sebab itu, suatu sistem tidak mungkin hanya
memiliki satu komponen saja. Sistem memerlukan dukungan berbagai
komponen yang satu sama lain saling berkaitan (Rahman, 2013).
Kemudian, mengapa pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem? Karena
pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa.
Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan
berbagai komponen. Itulah pentingnya setiap guru memahami sistem
pembelajaran. Melalui pemahaman sistem, minimal setiap guru akan
memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses
kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen
dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan
bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut (Rahman, 2013).
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses
pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat
membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu proses
perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa
keuntungan, diantaranya:
1. Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhibur dari keberhasilan
secara untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya
ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena
memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
2. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan
berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan
berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam
memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian
tujuan.

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 4


B. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem
pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang
tersedia, serta faktor lingkungan.
1. Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu
strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian
guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Peran guru, apalagi untuk siswa dalam usia pendidikan dasar, tak mungkin
dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, komputer dan lain
sebagainya. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang
memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa.
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
(manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran
terletak dipundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Norman
Kirby (1981) menyatakan: “one underlying emphasis should be noticeabel:
that the quality of the teacher is the essential, constant feature in the succes of
any educational system.”
Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi
kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative
experience, teacher training experience, dan teacher properties.
Teacher formative experienxe, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang
termasuk kedalam aspek ini di antaranya meliputi tempat asal kelahiran guru
termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat, keadaan keluarga dari

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 5


mana guru itu berasal, misalkan apakah guru itu berasal dari keluarga yang
tergolong mampu atau tidak, apakah mereka berasal dari keluarga harmonis
atau bukan.
Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya
pengalaman latihan profesional, tingkatan pendidikan, pengalaman jabatan, dan
lain sebagainya.
Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat
yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru
terhadap siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan
mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk
didalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran
maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran.
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing
anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping
karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang
menurut Dunkin disebut pupil formative experiences serta faktor sifat yang
dimiliki siswa (pupil properties).
Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat
tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana
siswa berasal, dan lain-lain; sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa
meliputi kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap. Tidak dapat disangkal
bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat
dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa
yang termasuk berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 6


tinggi dalam belajar, perhatian, dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran, dan
lain-lain. Sebaliknya, siswa yang tergolong pada kemampuan rendah ditandai
dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti
pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya. Perbedaan-
perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam
penempatan atau pengelompokkan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam
menyesuaikan gaya belajar. Demikian juga halnya dengan tingkat pengetahuan
siswa. Siswa yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang penggunaan
bahasa standar, misalnya akan memengaruhi proses pembelajaran mereka
dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki tentang hal itu.
Sikap dan penampilan siswa didalam kelas juga merupakan aspek lain yang
bisa memengaruhi proses pembelajaran. Ada kalanya ditemukan siswa yang
sngat aktif (hyperkinetic) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga
ditemukan siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu
akan memengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun
faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
interaksi pembelajaran.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan
sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana
akan membantu guru dalam penyelanggaraan proses pembelajaran; dengan
demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat
memengaruhi proses pembelajaran.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengakapan
sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat
menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 7


proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika
mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan
sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan
secara efektif dan efisien; sedangkan manakala mengajar dipandang sebagai
proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana
yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dpaat mendorong siswa
untuk belajar. Dengan demikian, ketersediaan sarana yang lengkap
memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk
melaksanakan fungsi mengajarnya; dengan demikian, ketersediaan ini dapat
meningkatkan gairah mengajar mereka. Kedua, kelengkapan sarana dan
prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap
siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe
auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran; sedangkan tipe siswa
yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelangkapan sarana
dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi
proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan organisasi faktor iklim
sosial-psikologis.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa memengaruhi proses pembelajaran.
Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran adalah faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya, keharmonisan
hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial
ini dapat terjadi secara internal atau eksternal.
Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan antara orang yang
terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial antara siswa dengan
siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, bahkan antara guru
dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial-psikologis eksternal adalah

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 8


keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-
lembaga masyarakat dan lain sebagainya.
Sekolah yang mempunyai hubungan yang baik secara internal, yang
ditunjukkan oleh kerja sama antarguru, saling menghargai dan saling
membantu, maka memungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan tenang
sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Sebaliknya, manakala
hungungan tidak harmonis, iklim belajar akan penuh dengan ketegangan dan
ketidaknyamanan sehingga akan penuh memengaruhi psikologis siswa dalam
belajar.

C. Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran


Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama yang lain
saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran.
Mau dibawa ke mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan standar isi, kurikulum
yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis
kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian, tujuan yang diharapkan dapat
dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar
maupun dalam standar kompetensi.
Menurut W. Gulo (2002), istilah kompetensi dipahami sebagai kemampuan.
Kemampuan itu menurutnya bisa kemampuan yang tampak dan kemampuan yang
tidak tampak. Kemampuan yang tampak itu disebut dengan performance
(penampilan). Performance itu tampil dalam bentuk tingkah laku yang dapat
didemonstrasikan, sehingga dapat diamati, dapat dilihat, dan dapat dirasakan.
Kemampuan yang tidak tampak disebut juga kompetensi kognitif, afektif, dan
psiko-motorik. Kedua kompetensi itu saling terkait. Kemampuan performance
akan berkembang manakala kemampuan rasional meningkat.

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 9


Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem
pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pembelajaran merupakan inti dalam
proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai
proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (subject centered teahing).
Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak
diperlukan. Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Materi
pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi
proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku.
Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang
sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki
peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang
ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan
memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru
bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola
sumber belajar.
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan
dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.

D. Dasar Strategi dan Sistem Pembelajaran


Menurut Sanjaya Wina (2007) istilah strategi dalam konteks belajar-mengajar,
strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan
kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 10


urutan perbuatan yang di maksud tamapak di pergunakan dan atau dipercayakan
guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan
demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjukan pada karakteristik
abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu srategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab
itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasinya suatu
strategi.
Secara professional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap tentang
kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan
belajar, baik dalam ari efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin
dicapai berdasarkan rumusan tujuan pendidikan yang utuh, di samping
penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-mengajar dan
mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain
instruksional.
Ceramah, diskusi, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata, penggunaan
nara sumber, dan lain-lainnya merupakan metode, teknik dan alat yang menjadi
bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan sesuatu strategi
pembelajaran. Juga harus dicatat bahwa dalam peristiwa pembelajaran, sering kali
harus dipergunakan lebih dari satu strategi, karena tujuan-tujuan yang akan
dicapai juga baisanya kait-mengait satu dengan yang lain dalam rangka usaha
pencapaian tujuan yang lebih umum.

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 11


E. Pendidikan Menurut Undang-Undang Dasar 1945
Pasal-pasal bertalian dengan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945
hanya 2 pasal, yaitu Pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang
pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 ayat 1
berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Ayat 2
pasal ini berbunyi: “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya”. Ayat ini berkaitan dengan wajib belajar
9 tahun di SD dan SMP yang sedang dilaksanakan. Agar wajib belajar ini
berjalan lancar, maka biayanya harus ditanggung oleh negara. Kewajiban
negara ini berkaitan erat dengan ayat 4 pasal yang sama yang mengharuskan
negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN dan APBD.
Ayat 3 pasal ini berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional”. Ayat ini mengharuskan
pemerintah mengadakan satu sistem pendidikan nasional, untuk memberi
kesempatan kepada setiap warga negara mendapatkan pendidikan. Kalau
karena suatu hal seseorang atau sekelompok masyarakat tidak bisa
mendapatkan kesempatan belajar, maka mereka bisa menuntut hak itu kepada
pemerintah. Atas dasar inilah pemerintah menciptakan sekolah-sekolah khusus
yang bisa melayani kebutuhan masyarakat terpencil, masyarakat yang
penduduknya sedikit, dan masyarakat yang penduduknya tersebut berjauhan
satu dengan yang lain.
Pasal 32 Undang-Undang Dasar itu pada ayat 1 bermaksud memajukan
budaya nasional serta member kebebasan kepada masyarakat untuk
mengembangkannya dan Ayat 2 menyatakan negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai bagian dari budaya nasional. Mengapa pasal
ini juga berhubungan dengan pendidikan? Sebab pendidikan adalah bagian dari
kebudayaan. Seperti kita telah ketahui bahwa kebudayaan adalah hasil dari
budi daya manusia. Kebudayaan akan berkembang bila budi daya manusia
ditingkatkan. Sementara itu sebagian besar budi daya bisa dikembangkan

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 12


kemampuannya melalui pendidikan. Jadi bila pendidikan maju, maka
kebudayaan pun akan maju pula.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 ini mengatur pendidikan
pada umumnya, artinya segala sesuatu bertalian dengan pendidikan, mulai dari
prasekolah sampai dengan pendidikan tinggi ditentukan dalam undang-undang
ini.
Pertama-tama pada Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 5. Ayat 2 berbunyi sebagai
berikut: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 45 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan
zaman. Undang-undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada
kebudayaan nasional dan nilai-nilai agama yang berdasarkan pada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Selanjutnya Pasal 1 Ayat 5 berbunyi: “Tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan
pendidikan”. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan
adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan tenaga
kependidikan tertera dalam Pasal 39 Ayat 1, yang mengatakan tenaga
kependidikan mencakup tenaga administrasi, pengelola/kepala lembaga
pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembangan pendidikan,
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar
Dari ketujuh macam tenaga kependidikan tersebut diatas ditambah ayat 2
tentang pendidikan, yang sudah jelas kedudukan dan wewenangnya, baik
karena keahlian maupun karena surat keputusan yang diterimanya adalah
penilik/pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan, pustakawan, laboran,
dan teknisi sumber belajar.
Pasal 5 Undang-Undang Pendidikan kita, yang bermakna: Setiap warga
negara berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di daerah terpencil, maupun

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 13


yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa berlangsung sepanjang hayat.
Sementara Pasal 6 mewajibkan warga negara berusia 7 sampai dengan 15
tahun mengikuti pendidikan dasar.
Undang-undang pendidikan ini membedakan jalur pendidikan dengan jalur
pendidikan nonformal dan informal yang tertera pada Pasal 13. Dikatakan jalur
pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
secara berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan
nonformal dan informal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar
sekolah yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Pasal 27 Aya 2 Undang – Undang Pendidikan ini mengatakan baik
pendidikan nonformal maupun informal kalau kelak bisa lulus ujian kesetaraan
yang sesusai dengan standar nasional, ijazahnya diakui sama dengan ijazah
pendidikan formal.
Jalur pendidikan formal terdiri dari pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan khusus, pendidikan khusus, pendidikan keagamaan, pendidikan
akademik, dan pendidikan professional (Pasal 15).
Pendidikan kedinasan tertulis pada Pasal 29 yang menyatakan untuk
meningkatkan kinerja pegawai dan calon pegawai negeri yang diselenggarakan
oleh departemen atau nondepartemen pemerintah. Pendidikan ini bisa dalam
jalur formal bisa juga nonformal.
Pendidikan anak usia dini tertuang pada Pasal 28, yang dapat terjadi pada
jalur formal, nonformal, dan informal. Taman kanak-kanak termasuk
pendidikan jalur formal.
Pasal 20 menyebutkan bahwa sekolah tinggi, institute, dan universitas
menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau professional. Sementara itu
akademik dan politeknik menyelenggarakan pendidikan professional.
Pasal 24 tentang Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan
Otonomi Keilmuan. Bunyi lengkap ayat ini adalah sebagai berikut: Dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada
perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 14


akademik serta otonomi keilmuan. Ketiga ketentuan ini berlaku bagi civitas
akademik, yaitu para dosen dan mahasiswa.
Pasal 12 menyebutkan peserta didik mempunyai hak untuk mendapatkan
pendidikan agama yang dianutnya yang diajarkan oleh pendidik yang seagama.
Mereka juga berhak mendapatkan layanan yang sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya.
Selanjutnya kita bahas Pasal 39 tentang kewajiban tenaga kependidikan.
Kewajiban itu secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
1. Membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideologi negara pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Menjunjng tinggi kebudayaan bangsa.
3. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian.
4. Meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
5. Menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan, yang diberikan masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pasal 45 undang-undang ini menyangkut pengadaan dan pendayagunaan
sumber daya pendidikan yang harus dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan
keluarga peserta didik.
Pasal yang bertalian dengan kurikulum yang perlu diberi penjelasan adalah
Pasal 36 Ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut: Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Pengembangan ini harus memperhatikan (Ayat 3)
peningkatan iman dan takwa (agama), peningkatan akhlak mulia, peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat, keragaman potensi daerah, tuntutan pembangunan
daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional serta
nilai-nilai kebudayaan nasional. Menurut pasal ini ada dua macam kurikulum
yaitu kurikulum nasional dan kurikulum lingkungan setempat. Kurikulum
nasional ditetapkan oleh pemerintah pusat, sementara itu kurikulum lingkungan
ditetapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang bersangkutan dan beserta

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 15


badan lain yang berwenang untuk itu. Badan itu adalah Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Komite sekolah bersama-sama dengan sekolah
menyelenggarakan pendidikan. Kerjasama antara masyarakat, orang tua peserta
didik, dan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan adalah sah secara hukum.
Bagian akhir UU No. 20 Tahun 2003 itu adalah Pasal 58 mengatakan evaluasi
hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik. Sementara itu evaluasi peserta
didik, program, dan lembaga pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang
mengacu pada kriteria standar nasional.
F. Peraturan Menteri:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian. Pasal 1: (1) Penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2017
Tentang Estándar Kompetensi Guru. Pasal 1: (1) Setiap guru wajib
memenuhi estándar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional. (2) Estándar Kualifikasi akademik dan kompetensi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri ini. Pasal 2: ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang bukan
memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan
diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 16


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berikatan dan
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan
secara optimal dan bermanfaat untuk merancang atau merencanakan
suatu proses pembelajaran.
2. Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran
adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia,
serta faktor lingkungan.
3. Komponen-komponen dalam sistem pembelajaran adalah tujuan,
materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan
evaluasi.
4. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu srategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan.
5. Peraturan tentang pendidikan diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan | 17

Anda mungkin juga menyukai