Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam istilah modern, di tekankan pada perbedaan dan individualitas yang
cenderung menyamakan istilah karakter dengan personalitas. Personalitas atau
kepribadian dapat di pahami sebagai organisasi dinamis pada individu tempat
sistem psikofisikal menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya.
Kepribadian juga merupakan tingkah laku yang bisa kita lihat sebagai hasil
kondisi individu dan struktur situasi psikologis. Intinya, pola tingkah laku dan
perbuatan pada cara seseorang dalam merespon situasi yang menunjukan
konsistensi tertentu, biasanya kita pahami sebagai karakter dan
kepribadiannya. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang selalu menangis
ketika mendapat masalah, kita akan mengatakan bahwa karakter orang
tersebut adalah cengeng. Jika kita sering melihat seseorang selalu marah saat
ada masalah dan sesuatu menimpanya, kita akan melihat pola-pola responsnya
secara kokoh dan kita katakan bahwa kepribadiannya adalah pemarah.
Istilah karakter untuk menilai kepribadian manusia memiliki sejarah yang
panjang. Masing-masing masyarakat dalam perjalanan sejarah dulu
mengaitkan karakter dengan nilai-nilai filsafat. Di zaman modern, karakter
manusia menjadi kajian antropologis dan psikologis yang mendalam. Dalam
hal ini karakter manusia memilik keunikan yang membedakannya dengan
binatang karena manusia telah mampu mengembangkan dirinya melampaui
determinisme natural (alam).
Perkembangan kebudayaan sering berkaitan dengan karakter dan
kepribadian individu. Istilah karakter juga menunjukan bahwa tiap-tiap
sesuatu memiliki perbedaan. Dalam istilah modernnya, tekanan pada istilah
perbedaan (distinctiveness) atau individualitas cenderung membuat kita
menyamakan antara istilah karakter dan personalitas. Orang yang memiliki
karakter berarti pemilik kepribadian.

1
Istilah kepribadian juga berkaitan dengan istilah karakter, yang diartikan
sebagai totalitas nilai yang mengarahkan manusia untuk menjalani hidupnya.
Jadi, ia berkaita dengan sistem nilai yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang
matang atau dewasa biasanya memiliki konsistensinya dalam karakter. Ini
merupakan akibat keterlibatannya secara aktif dalam proses pembangunan
karakternya. Jadi, karakter dibentuk oleh pengalaman hidup. Pada akhirnya
tatanan dan situasi kehidupanlah yang menentukan terbentuknya karakter
masyarakat kita. Untuk menilai oang lain, orang akan melihat
kepribadiaannya. Umumnya, kepribadian baik itu menyenangkan dan
menarik. Sedangkan, kepribadian buruk itu menjengkelkan dan menimbulkan
rasa tidak suka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakter dan kepribadian?
2. Apa saja ciri dari karakter dan kepribadian?
3. Apa sajakah unsur dari suatu karakter?
4. Apa saja klasifikasi kepribadian manusia?
5. Apa yang dimaksud karakter sebagai pembentuk kepribadian manusia?
6. Apa hubungan antara karakter dan kepribadian manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, ciri serta unsur suatu karakter.
2. Untuk mengetahui pengertian, cirri serta klasifikasi kepribadian manusia.
3. Untuk mengetahui karakter sebagai pembentuk kepribadian.
4. Untuk mengetahui hubungan antara karakter dengan kepribadian manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ciri dan Unsur Karakter


1. Pengertian Karakter
Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai
yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang ditampilkan. Sedangkan, Doni Koesoema A. (2007)
memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian
dianggap sebagai ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentuk-bentuk yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan dari lahir.
Sementara, Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua
pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku
buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur dan suka menolong
tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah
karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru bisa disebut
orang yang berkarakter (a person of character ) apabila tingkah lakunya
sesuai kaidah moral.
2. Ciri Karakter
Karakter memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang
melihatkamu” (character is what you are when nobody is looking).
b. Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
(characteris the result of values and beliefs).
c. Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua
(character is a habit that becomes second nature).

3
d. Karakter bukanlah reputasi atau apa yang di pikirkan orang lain
terhadapmu (character is not reputation or what others think about
you).
e. Karakter bukanlah seberapa baik kamu dari pada orang lain (character
isnot how much better you are then others).
f. Karakter tidak kreatif (character is not relative).
3. Unsur Karakter
Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologi
sterbentuknya karakter pada manusia. Unsur-unsur ini kadang juga
menunjukkan bagaimana karakter seseorag. Unsur-unsur tersebut antara
lain sikap, emosi, kepercayaan, dan konsepsi diri.
a. Sikap
Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakternya.
Bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu
saja tidak semuanya benar, tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang
terhadap sesuatu yang ada dihadapannya biasanya menunjukan
bagaimana karakternya. Bahkan para psikolog banyak
mengembangkan perubahan diri menuju sukses melalui perubahan
sikap.
b. Emosi
Kata emosi di adopsi dari bahasa latin emovere (‘e’ berarti luar dan
‘movere’ artinya bergerak). Sedangkan, dalam bahasa prancis adalah
‘emouvoir’ yang artinya kegembiraan. manusia selalu hidup dengan
berpikir dan merasa. Emosi identik dengan perasaan yang kuat. Emosi
adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang
disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan
proses fisiologis.
c. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari factor
sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah”
atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah

4
penting untukmembangun watak dan karakter manusia. Jadi,
kepercayaan itu memperkukuh eksistensi diri dan memperkukuh
hubungan dengan orang lain. Kepercayaan memberikan perspektif
pada manusia dalam memandang kenyataan dan ia memberikan dasar
bagi manusia untuk mengambil pilihan dan menentukan keputusan.
Jadi, kepercayaan dibentuk salah satunya oleh pengetahuan.
d. Konsepsi Diri
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan (pembangunan)
karakter adalah konsepsi diri. Konsepsi diri penting karena biasanya
tidak semua orang cuek pada dirinya. Orang yang sukses biasanya
adalah orang yang sadar bagaimana dia membentuk wataknya.

B. Pengertian, Ciri dan Klasifikasi Kepribadian


1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa inggris “personality” yang
pada mulanya berasal dari bahasa latin “ per ” dan “ sonare”, yang
kemudian berkembang menjadi kata “ persona” yang berarti topeng.
Menurut G.W. Allport (1973: 48), kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik, yang menentukan
caranya yang khas (unik) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pernyataan “organisasi dinamis” menunjukkan adanya kenyataan bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah, walaupun pada saat yang
sama, ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai
komponen atau sifat dari kepribadian itu. Sebagai sistem psikofisik,
artinya bahwa kepribadian bukanlah semata-mata faktor mental
(kejiwaan), dan juga bukan semata-mata faktor fisik.
Menurut Sumadi Suryabrata (1986: 240), kepribadian adalah sesuatu
yang mendorong dan mendinamisasi dilakukannya sesuatu. Segala
tindakan manusia, baik positif maupun negative, tidak lepas dari dorongan
atau pengaruh kepribadiannya. Tindakan-tindakan manusia, pastinya
merupakan refleksi dan manifestasi sifat-sifat kepribadiannya itu.

5
Secara psikologis, ada 3 ahli yang menjelaskan mengenai pengertian
kepribadian yaitu:
a. George Kelly, menyatakan bahwa kepribadian sebagai cara yang unik
bagi individu untuk mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
b. Goldon Allport, menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas
c. Sigmund Freud, menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu
struktur yang terdiri dari tiga sistem yakni id, ego, dan super-ego,
sedangkan tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik dan
rekonsiliasi ketiga unsure dalam sistem kepribadian tersebut.
2. Ciri Kepribadian
Karel Rogers, Pendiri sekolah psikis yang berorientasi pada pasien,
berusahamenjelaskan ciri-ciri umum kepribadian seimbang yang
disimpulkan dari problem dan perjalanannya dalam proses produksi, yaitu
sebagai berikut.
a. Bersikap terbuka, menerima berbagai pengalaman, dan
berusahamemahami perasaan-perasaan internalnya.
b. Hidup secara eksistensialistik, yakni memiliki kepuasan batin bahwa
tiap saat ia menginginkan pengalaman baru. Ini berarti memiliki
perasaan internal bahwa ia bergerak dan tumbuh.
c. Dalam struktur keanggotaannya, ia menemukan hal yang dipercaya
untuk mencapai tingkah laku yang paling banyak memberikan
kepuasan dalam tiap kondisi nyata. ia melakukan apa yang
dirasakannya benar dalam konteks kekinian. Ia berpegang pada
pembentukkan totalitas dan komprehensif pada dirinya untuk
mengarahkan tingkah laku sesuai pengalamannya.
Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu
yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah
individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang,
yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat

6
kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan
mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka.
Adapun Kepribadian yang sehat, yaitu perilaku yang mengarah pada
aktualisasi diri:
a. Menjalani hidup dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
b. Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman
dan tidak berbahaya.
c. Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman
ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
d. Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
e. Memikul tanggung jawab.
f. Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
g. Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian
untuk menghentikannya.
Kepribadian yang tidak sehat (sakit) merupakan cerminan dari karakter
yang tidak baik. Adapun kepribadian yang sakit, ditandai dengan bebrapa
hal:
a. Mudah marah (tersinggung)
b. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi).
d. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang.
e. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum
f. Kebiasaan berbohong
g. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
h. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
i. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor
yang bersifat organis)
j. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
k. Pesimis dalam menghadapi kehidupan

7
l. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
3. Klasifikasi Kepribadian Manusia
Erich Fromm, seorang filsuf berkebangsaan Jerman membatasi empat
klasifikasi kepribadiaan manusia sebagai berikut.
a. Kepribadian yang selalu bersikap pasrah dan pasif. Ia yakin bahwa
apapun yang diinginkannya harus tercapai tanpa usaha atau kegiatan
untuk memperolehnya, dan harus diperolehnya dengan cara pasif dan
pasrah.
b. Kepribadian vested interest. Berusaha memperoleh segala sesuatu dari
orang lain, baik dengan cara tipuan maupun kekerasan dan
menganggap semua orang sebagai sasaran baginya. Ia merasa lebih
tertarik dan menyenangi sesuatu yang dapat dikuasainya daripada
sesuatu yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri. Usahanya hanyalah
menipu dan melanggar hak milik orang lain. Perbedaannya dengan
orang yang bersikap pasrah dan pasif adalah orang yang vested interest
selalu ragu, cemas, iri,cemburu, dan selalu meremehkan atau
merendahkan orang lain.
c. Kepribadian berorientasi pasar. menyerupai kepribadian penjual.
Merasa bahwa kepribadiannya dapat diperjualbelikan, dan terpengaruh
oleh tuntutan eksternal yang berubah-ubah. Menurutnya, orang yang
sukses adalah yang bernilai jual. Karenanya, pikiran mereka senantiasa
berubah sesuai kondisi dan tidak memiliki kepribadian yang harmonis.
Pada umumnya, perasaan mereka kosong dan kacau.
d. Kepribadiaan produktif. Fromm berpendapat bahwa manusia bukan
saja makhluk berakal dan makhluk sosial, tetapi juga makhluk
produktif. Untuk hidup, ia harus berproduksi. Dengan bereksplorasi
akal dan daya imajinasi, manusia dapat mengubah bahan mentah
menjadi bahan produksi. Pemahaman Fromm tidak terbatas pada
produksi material saja, melainkan lebih luas lagi, yaitu kemampuan
manusia untuk mendayagunakan potensi rasio, perasaan, indra dan
fasilitas-fasilitas lain pada dirinya.

8
C. Karakter sebagai Pembentuk Kepribadian Manusia
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa karakter dan kapribadian
adalah hal yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Pembentukan kepribadian pada hakikatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan karakter bangsa. Pendidikan karakter yang diarahkan untuk
pencapaian tujuan pendidikan nasional (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional), yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Keberhasilan pembentukan kepribadian dalam pendidikan karakter perlu
didukung oleh (1) komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam
menyukseskan penyelenggaraan pendidikan karakter; (2) konsistensi
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter; (3) keterpaduan
dan keberlanjutan sIstem pengembangan program dan kegiatan pendidikan
karakter; (4) pengarusutamaan pendidikan karakter dalam system pendidikan
nasional; dan (5) penjaminan mutu pendidikan karakter; dan (6) peran serta
masyarakat dan dunia usaha secara aktif dalam pendidikan karakter.

D. Hubungan Antara Karakter dan Kepribadian Manusia


Seseorang yang berkarakter berarti seseorang yang berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan watak. Orang yang kompenten dan
berkarakter merupakan sumber daya manusia yang handal, berwatak, cerdas,
dan kompetetif dalam menghadapi dunia global. Sebagai lingkungan
pendidikan non formal masyarakat semestinya juga turut berperan dalam
terselenggaranya proses pendidikan karakter. Setiap individu sebagai anggota
dari masyarakat harus bertanggungjawab dalam menciptakan suasana yang
nyaman dan mendukung. Hal ini bisa dilihat dengan banyak nilai karakter
yang dapat diacu bagi implementasi pendidikan karakter di Indonesia baik di

9
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Agar implementasi pendidikan
karakter bisa efektif dan efisien, solusi yang tepat dengan cara melaksanakan
manajemen khususnya dalam pendidikan karakter di masyarakat. Kehidupan
manusia dalam masyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas,
senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Kehidupan
masyarakat di manapun tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup
interaksi nilai, norma, dan moral yang memberi motivasi dan arah kepada
anggota masyarakat untuk berbuat, bertingkah dan bersikap bijaksana,
sehingga dapat tercipta suatu lingkungan kehidupan yang saling hidup
berdampingan dan saling menghargai satu sama lain.
Ada 18 macam karakter, yakni ada karakter tanggung jawab dan kerja
keras.
Menurut Zuriah (2007: 83) tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia
lakukan baik terhadap diri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya)
maupun Negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab merupakan kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak di
sengaja. Membentuk karakter yang bertanggung jawab adalah hal yang tidak
mudah untuk dilakukan namun hal itu sangat penting untuk dilakukan karena
pentingnya bagiseseorang untuk memiliki sifat ini dalam menjalani
kehidupannya. Sikap tanggung jawab perlu ditumbuhkan di kalangan
masyarakat.
Menurut Zuriah (2007: 82) kerja keras merupakan sikap dan perilaku yang
suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan, selalu
gigih, dan sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, suka bekerja
keras, tekun dan pantang menyerah. Kerja keras merupakan perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kerja
keras kunci utama untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaaan dalam hal
apapun. Kerja keras juga berarti bekerja dengan waktu yang cukup lama dan
energi sebesar mungkin agar bisa memberikan energi yang besar dalam

10
bekerja artinya seseorang harus fokus pada pekerjaanya. Pendidikan karakter
sebagai sebuah usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia
yang berkeutamaan. Pendidikan karakter merupakan hasil dari usaha manusia
dalam mengembangkan dirinya sendiri. Pendidikan karakter lebih
mengutamaakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga
pendidikan. Paradigma pendidikan karakter merupakan satu keutuhan yang
tidak dapat dipisahkan. Berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter di
Indonesia, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional dalam Publikasinya berjudul Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011), sebagaimana dikutip Samani
(2012:9) menyatakan:
Bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Unsur-unsur
pembentuk karakter antara lain sikap, emosi, kepercayaan, dan kebiasaan.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem
psikofisik, yang menentukan caranya yang khas (unik) dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Terdapat tiga ahli yang menjelaskan pengertian
kepribadian secara psikologi yaitu George Kelly, Gordon Allport dan
Sigmund Freud. Kepribadian dapt dibagi dua macam yaitu kepribadian yang
sehat dan kepribadian yang tidak sehat. Seseorang yang berkarakter berarti
seseorang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan watak.
Orang yang kompenten dan berkarakter merupakan sumber daya manusia
yang handal, berwatak, cerdas, dan kompetetif dalam menghadapi dunia
global.

12

Anda mungkin juga menyukai