Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program supervisi dilakukan oleh
supervisor yang profesional. Istilah supervisi sangat populer di lingkungan akademik, birokrat, politisi, bahkan pengusaha. Supervisi yang dimaksudkan di sini khusus terkait dengan kepentingan pendidikan dan pembelajaran, sehingga disebut supervisi pembelajaran. Istilah supervisi pembelajaran, yang awalnya sangat populer disebut supervisi pendidikan dapat dijelaskan secara etimologi, morfologi, maupun semantiknya. Secara etimologi, istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision" yang berarti pengawasan. Pelaku atau pelaksananya disebut supervisor dan orang yang disupervisi disebut subjek supervisi atau supervisee. Secara morfologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat, tilik, amati, atau awasi). Supervisi, karenanya diberi makna melihat, melirik, memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas. Pelakunya disebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orang-orang yang disupervisi. Makna etimologis ini selalu dalam tafsir hubungan antarsubjek, sehingga tidak berlaku untuk supervisi pabrik, supervisi kerusakan jalan, supervisi bangunan, supervise taman sekolah, dan sebagainya. Secara semantik atau per definisi, istilah supervisi dirumuskan oleh banyak pakar, seperti berikut ini. Kimball Wiles merumuskan supervise sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik. Dalam kata-kata Kimball Wiles (1967) dirumuskan bahwa, “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation". Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar. Secara lebih komprehensif dibandingkan dengan rumusan di atas, Boardman et al. merumuskan bahwa, supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modem. Penulis Indonesia, Wilem Mantja (2007) mengemukakan bahwa supervisi dapat didefinisikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar. Dia menjelaskan bahwa ada dua tujuan yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu perbaikan profesionalitas guru dan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Adams dan Dickey (1959) dalam buku mereka Basic Principle of Supervision, supervisi adalah program berencana untuk memperbaiki pengajaran yang pada hakikamya adalah perbaikan belajar dan mengajar. Good Carter merumuskan pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru- guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Penulis lain, Ross (1980) mendefinisikan bahwa, supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. McNerney (1951) mendefinisikan supervisi sebagai suatu prosedur memberi arah dan mengadakan penilaian kritis terhadap proses pengajaran. Bagi Burton dan Bruckner (1955), supervisi merupakan teknik pelayanan dengan tujuan utama mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dalam bahasa dan praktik keseharian di lingkungan institusi pendidikan, kata supervisi juga bermakna pengawasan yang dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi. Kegiatan supervisor tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan lebih banyak mengandung unsur pembinaan keprofesionalan guru, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya, untuk dapat diberitahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Secara sematik supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Dengan rumusan yang sedikit berbeda, Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Rumusan ini disertai penjelasan bahwa supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Peningkatan itu ditandai dengan perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran dari kondisi tertentu ke kondisi lain yang lebih baik. Penulis buku ini mendefinisikan supervisi sebagai upaya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru melalui bimbingan profesional oleh pengawas sekolah. Supervisi adalah proses kerja supervisor dalam mendiagnosis, menentukan fokus, melakukan bimbingan profesional, dan menilai peningkatan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik secara individual maupun secara kolektif. Supervisi adalah proses bimbingan profesional untuk meningkatkan derajat profesionalitas guru bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan pembelajaran, khususnya prestasi belajar siswa. E. Peranan Supervisor Pembelajaran rvisor pcmbelajaran dilakukan oleh pengawas profesional yangmemc' rankand iri sebagasi upervisorK. etikad ia bcrtindaks ebagasi uperviso_tro,pi pengawasnyad_ ilepas.Supervisorp engajaranI ebih berperans ebagai _gurunya guru_. Mereka adalah orang-orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksnaakan proses pembelajaran. Supervisorpembelajaran bukanlahs eorangp engawaysa ngt erkesana ngker,b ahkanm ungkinm encari' cari kcsalahan guru. McnurutOlivn (1984). peransupervisoprembclajaraanda amp_, pertamas, ebagaik oordinatory,aitumengkoordinasikparongram-program danb ahan_bahaynangdibutuhkaunntukmcningkatkakni ncrjagurudalam pembelajardaann hamsmembualta poranmengenapie laksanaapnro gram. nya. Kedua. sebagai konsultan, supervisor harusmemiliki kemampuan sebagaispesialis dalam masalahkurikulum, mctodologi pembclajaran, dan pengembangan staf, sehingga supervisor dapatmembantugurubaik secara individual maupun kelompok. Ketiga, sebagaipemimpin kelompok(group leader). supervisor hams memiliki kemampuan memimpin, memahami dinamika kelompok, dan menciptakan pelbagai bentuk kcgiatan kelompok. Keempat. sebagai evaluator, supervisor harus dapat memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta hams mampu membantu mengidentiflkasi permasalahan yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran dan sebagainya. Senada dengan itu Wiles dan Bondi (1986) mengemukakan peranan supervisor mencakup delapan bidang kompetensi, yaitu sebagai developers of people. curriculum developers. instructional specialist, human relation worker, staf developers, administrators, managers of change, dan evaluators. Untuk dapat melaksanakan peran di atas, supervisor hams memiliki beberapa kompctcnsi dan kemampuan pokok, baik kompetensi proses maupun kompetensi substantif. Kompetensi proses mencakup perencanaan. pelaksanaan, cvaluasi, dan tindak lanjut. Kompetensi substantif tcrutama bcrkaitan dengan pemahaman dan pemilikan guru terhadap tujuan pcngajaran, perscpsi guru terhadap siswa,pengetahuan guru tentang materi, dan pcnguasaan gurutcrhadap teknik mengajar. Sejalandengan itu, Glatthom (1990) mengemukakank ompetensiy ang hams dimiliki oleh supervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan the nature of teaching,the natureof adult development,dan the characteristics of good and ejfective school. Berkaitan dengan hakikat pgngajaran, supervisor harus memahami keterkaitanpelbagai variabelyang bcrpcngaruh. Pertama, adalah faktor-faktor organisasional, terutama budaya organisasi clan kcberadaan tenaga profesional lainnya dalam lcmbaga pendidikan. Kedua, berkaitan dcngan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru. kemampuan mcmbuat pcrencanaan dan mengambil keputusan, motivasi ketja. tahapan perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru. Ketiga. bcrkaitan dengan sistem pendukung (supportsystem)dalam pengajaran, yaituk urikulump,elbagabi ukut ekss, ertau jian-ujian.T erakhir,a dalahs iswa sendiri yang keberadaannyad i dalam kelas sangat bervariasi. F. Tugas Pokok Supervisor Pembelajaran alah satu tugas pokok administrator sekolah, selain sebagai administrator profesional adalah juga sebagai supervisor (Mulyasa, 2003). Tugas ini termasukdalam kapasitas administrator sekolah sebagai pemimpin pembeL ajaran (instructional leader). Dalam kenyataannya, pelaksanaan supervisi oleh administrator sekolah, sebagaimana pengawas, juga masih terfokus pada pengawasan administrasi. Pada umumnya administrator sekolah akan melakukan supervisi pengajaran pada guru melalui kunjungan kelas, apabila dia mendapat laporan mengenai kinerja guru yang kurang baik, atau berbeda dari teman-temannya. Bahkan seringkali dijumpai, seorang administrator sekolah melakukan supervisi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dengan cara mengintip dari balik pintu atau jcndela, agar tidak diketahui. Perilaku administrator sckolah tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dipersepsikan secara salah. Dalam pemahaman yang salah tersebut, apabila administrator sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas dan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru, maka ia dianggap tidak percaya pada kemampuan guru. Hal ini akan menimbulan konflik dalam hubungan guru dengan administrator sekolah. Apa tugas pokok pcngawas sekolah? Untuk menjelaskan hal ini. Zulkamaini (2009) merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0304/U/ 1980 yang menempatkan pengawas dan penilik sekolah sebagai tenaga fungsional. Maksudnya, mcreka memiliki posisi jabatan struktural dan juga berposisi pada jabatan fungsional. Akan tctapi. dengan keluamya Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, pengawas sekolah dan penilik sekolah (kemudian bemama pcngawas sekolah) mumi menjadi pejabat fungsional. Jabatan struktural yang melckat padanya dilepaskan oleh keputusan itu itu. Sejak itulah pengawas sckolah bertugas sebagai penilai dan pcmbina bidang teknik cdukatif dan teknik adminsitratif di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Secara tcgas dikatakan dalam chutusan Menpan No. 118/1996 sebagai bcrikut,_Pengawas sekolah adalah pcgawai ncgeri sipil (PNS) yang diberi tugas,t anggungja wab, dan wewenangs ecarapenuho lehp ejabayt ang berwenang untuk melakukanpengawasan pendidikan di sekolahdengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendiclikandun administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah_. Dengan berlakunya PP No. 74 Tahun 2008, pengawas sekolahtermasuk rumpun profesi guru alias guru dalam jabatanpengawas. Inti tugas pokok dan fungsi pengawas sekolahadalah menilai dan membina. Sehubungan dengan ini, ada empat tugas utama pengawas sekolah yaitu: (l) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya;(2) melaksanakan penilaian sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian; (3) meng_ olah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah; dan (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk pelbagai keperluan. Pengawas sekolah haruslah memahami konsep pembinaan, jenis-jenis pembinaan, strategi pembinaan, komunikasi dalam membina, hubungan antarpersonal dalam membina, dan sebagainya. Sekaitan dengan pembinaan, pengawas sekolah juga harus piawai merencanakan pembinaan, melaksanakan pembinaan, menilai hasil pembinaan, dan menindaklanjuti hasil pembinaan. Qrinsip-pSruinpseirpvisi l. 2. 3 z_- 10. ll. 12. Supervisi memberikan rasaaman kepada pihak yang disupervisi. Supervisi bersifat kontrukstif dan kreatif. Supervisi bersifat realistis, yaitu didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya. Pelaksanaan kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak menyulitkan proses, mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan frustrasi Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi. Supervisi didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi. Supervisi menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada administrator sekolah. Supervisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan kesulitan, serta bukan mencari-cari kesalahan. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan sccara langsung. Pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tanpa diqusa, melainkan dibukakan hatinya agar dapat mcrasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri. Saran atau umpan balik dari supervisor keada guru disampaikan sesegera mungkin. Supervisorm emberikank esempatakne padag uru yang disupcrvisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan. chiatan supervisdi ilakukans ecarab erkalab, ukanm enurumt inatdan kcsempatayna ngd imiliki olehs uperviso 13,S uasanyangt crjadis elamsau pervisbie rlangsumnegn ccrminkan hubungany ang baik antaras upervisdoarn yangd isupervisbi,e rupa suasana kemitraan yang akrab. Guru yang disupervisi secarat erbukam engemukakapne ndapatte ntang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki. Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumcn- 14. 15. tasikan secara baik. 16. Dokumen supervisi yangberupa gambar, disimpan secara baik. Secara lebih sederhana dan mudah dipahami, Tahalele dan Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut: (a) dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) kreatif dan konstruktif, (c) ilmiah dan dan efektif, (d) dapat membcri perasaan aman pada guru-guru, (e) berdasarkan kenyataan, (f) memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan evaluasi diri. Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang sungguh_sungguh dari supervisor. Prinsip-prinsip itu harus tercermin dalam konteks hubungan supervisor dengan guru, maupun di dalam proscs pelaksanaan supervisi secara kescluruhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain disajikan berikut ini. l. Objektif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran atas dasar impersonal, tidak dcngan cara-cara pilih kasih. 2. Transparan, dimana proses pelaksanaan supervisi pembelajaran bisa diketahui oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh informasi tentang_ nya, kecuali ada norma-norma yang dilanggar ketika informasi itu dibuka di depan umum yang tidak berkepengingan. Akuntabel, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus dapat dipertanggungiawabkan, baik proses, hasil, maupun tindaklanjutnya. Berkelanjutan, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus, menurut periode waktu tertcntu, baik diminta maupun tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Aplikatif, dimana pelaksanaan supervisipembelajaran harusbermanfaat dan memiliki daya terapbagi perbaikan prosesdan hasilpembelajaran. Kcyakinan, dimana kegiatan pengawas dilaksanakan dalam pola hubungan kepercayaan antarapihak sekolahdengan pihak pengawas sekolah sehingga hasilpengawasnya dapat dipercaya. Realistik, dimana kegiatan pengawas dan pembinaannya dilaksanakan berdasarkan data eksisting sekolah. Utilitas, dimana proses dan hasil pengawas harus bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinexja sekolah binaannya, Pendukungan, dimana pelaksanaan supervisi harus mendukung kearah kemajuan pertumbuhan profesional guru dan peningkatan hasil belajar siswa. Jejaring, dimana pelaksanaan supervisi menggalang jaringan kerjasama dengan pihak lain yang relevan. Kolaboratif, dimana pelaksanaan supervisi sebaiknya berkolaborari dengan orang atau lembaga lain. Dapat diuji, dimana hasil pengawas harus mampu menggambarkan kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun. Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka mclaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas atau supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman, akan tetapi harus menjadi mitra guru dan sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif. Prinsipzprinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dcngan tetap mempcrhatikan kodc ctik pengawas satuan pendidikan. Kodc ctik yang dimaksud minimal berisi scmbilan hal berikut ini. l. 2. 3. Supervisor pembelajaran bekerja atas dasar Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Supervisor pembelajaran bangga dalarn mengemban tugasnya. Supervisor pembelajaran memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas pokok dan fungsinya. Supervisor pcmbelajaran bekelja dengan penuhrasa tanggung jawab dalam Imlaksanakan tugas profesinya. Supervisor pembelajaran menjaga citra dan nama baik profcsinya. Supervisor pcmbclajaran mcnjunjung tinggi disiplin dan etos kcfja dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Supervisor pcmbelajaran mampu menampilkan kcbcradaan dirimr_a sebagai supervisor profesional dan tokoh yang diteladani. l3. Suasann yang terjadi selama supervisi berlangsung menccrminkan hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi, berupa suasana kemitraanyang akrab. l4. Guru yang disupervisi secara terbuka mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki. 15. Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumentasikan secara baik. 16. Dokumen supervisi yang berupa gambar, disimpan secarabaik. Secara lebih sederhana dan mudah dipahami, Tahalele dan Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut: (a) dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) kreatif dan konstruktif, (c) ilmiah dan dan efektif, (d) dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) berdasarkan kenyataan, (f) memberi kesempatan kepada supervisor dan guru_guru untuk mengadakan evaluasi diri. Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari supervisor. Prinsip-prinsip itu harus tercermin dalam konteks hubungan supervisor dengan guru, maupun di dalam proses pelak~ sanaan supervisi secara keseluruhan. Prinsip_prinsip tersebut antara lain disajikan berikut ini. 1. Objektif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran atas dasar impersonal, tidak dengan cara_cara pilih kasih. 2. Transparan, dimana proses pelaksanaan supervisi pembelajaran bisa diketahui oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh informasi tentangnya, kccuali ada norma-norma yang dilanggar ketika informasi itu dibuka di depan umum yang tidak berkepengingan. Akuntabel, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus dapat dipertanggungjawabkan, baik proses, hasil, maupun tindaklanjutnya. Berkelanjutan, dimana pelaksanaan supervisi pembclajaran harus dilakukan secara terus menerus, menurut periode waktu tertentu, baik diminta maupun tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Aplikatif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus bermanfaat dan mcmiliki daya terap bagi perbaikan proses dan hasil pembelajaran. Keyakinan, dimana kegiatan pengawas dilaksanakan dalam pola hubungan kepercayaan antara pihak sekolah dengan pihak pengawas sekolah sehingga hasil pengawasnya dapat dipercaya. Realistik, dimana kegiatan pengawas dan pembinaannya dilaksanakan berdasarkan data eksisting sekolah. Utilitas, dimana proses dan hasil pengawas harus bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah binaannya, Pendukungan, dimana pelaksanaan supervisi harus mendukung kearah kemajuan pertumbuhan profesional guru dan peningkatan hasil belajar siswa. Jejaring, dimana pelaksanaan supervisi menggalang jaringan kerjasama dengan pihak lain yang relevan. Kolaboratif, dimana pelaksanaan supervisi sebaiknya berkolaborari dengan orang atau lembaga lain. Dapat diuji, dimana hasil pengawas harus mampu menggambarkan kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfn'masi pihak manapun. Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas atau supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman, akan tetapi harus menjadi mitra guru dan sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan sehingga secara bertahap kinelja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif. Prinsip-_prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kode ctik pengawas satuan pendidikan. Kode etik yang dimaksud minimal berisi scmbilan hal bcrikut ini. ' l. 2. 3 5" Supervisor pembelajaran bekerja atas dasar Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Supervisor pembelajaran bangga dalam mengemban tugasnya. Supervisor pembelajaran memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas pokok dan fungsinya. Supervisor pembelajaran bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mclaksanakan tugas profesinya. Supervisor pembclajaran menjaga citra dan nama baik profesinya. Supervisor pembelajaran menjunjung tinggi disiplin dan etos kcrja dalam melaksanakan tugas profcsionalnya. Supervisor pembelajaran mampu menampilkan kcberadaan dirinya sebagai supervisor profesional dan tokohyang diteladani. Supervisoprembelajarasnigapdan tcrampidlalammcnanggadpain mcmbantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi semua pemangkukepentinganatausekolahbinaannya ,. Supervisorpembclajaranmemiliki rasakesetiakawanasnosialyang tinggi, baik terhadap semua pemangku kepentingan atau sckolah binaannya maupun terhadapkoleganya. 10_ Supervisor pembelajaran tidak membuka rahasia guru yang menjadi binaannya. 11, Supervisor pembelajaran tidak merendahkanmartabatsejawatnya. @ Tipe-tipSeuperviPsei mbelajaran Supevisisebagai lnspeksi Tipe supervisi pembelajaran ini hanya ingin mencari kesalahangurunya, tanpa dimaksudkan untuk melakukan pembinaan. Bahkan dia bukan membina, melainkan membinasakan. Tipe supervisor pembelajaran seperti biasanya dilakukan oleh pengawas atau administrator sekolahyang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai _inspektur_ yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintah~ kan serta ditcntukan oleh atasannya. Supervisi yang Laisses Faire Tipe supervisi pembelajaran scmacam ini dijalankan oleh pengawasatau supervisor sccara tanpa pendirian alias scrba boleh. Dengan tipe supervisi pembelajaran laissesfaire guru dan staf dibiarkan bekerja sckehendaknya tanpadiberi petunjuk yang benar.Contoh,gurubolehmengajarsebagaimana yang mereka inginkan baik pengcmbangan matcri, pemilihan metode ataupun alat pelajaran, tanpa mcmpcrtimbangkanakan seperti apa hasilnya. Sangat mungkin supervisor pembelajaran bergaya scmacam ini mcmang lidak mcmiliki pengetahuan dan keterampilanyang cukupuntuk mclaksanakantugasnya. SlipervisiyangCoersive Tipesupervisip embelajaranin i tidak jauh bcrbcdad engant ipe inspcksdii atas.Supervisor pembelajaran yang coersive sifatnya memaksakan kchendaknya. Apa yang dipcrkirakannya sebagai scsuatu yang baik, meskipun tidak cocok dcngan kondisiatau kemampuan pihak yangdisupervisi tctap Sajadipaksakan berlakunya.Guru samasekalitidakdiberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi pcmbclajaran bcrlipe ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bcrsifat awal. Contoh, supervisi pembelajaran yang dilakukan kepada guru yang barn mulai mengajar, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda mcmbandcl. Pada konsisi demikian, apabila supervisor pembelajaran tidak bcrtindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kchilangan arah yang pasti. Supervisi yang Bertipe Training dan Guidance Tipe supervisi pembelaaran seperti ini diartikan sebagai mcmberikan latihan dan bimbingan kepada guru dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan profesionalnya. Hal yang positif dari supervisi pembclajaran ini adalah guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari administrator sekolah atau pengawas. Dari sisi ncgatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mcrcka mampu mengembangkan diri tanpa harus selalu diawasi, dilatih dan dibimbing olch atasannya. Supervisi Demokratis Tipe supervisi yang demokratis memerlukan kondisi dan situasi yang khusus untuk menjalankan tugasnya. Penampilannya berbeda dengan beberapa tipc yang dikemukakan sebelumnya. Bagi supervisor pembelajaran yang demokratis, dialog, diskusi, kesepakatan bersama, mcnjadi sangat pcnting. Tanggung jawab bukan hanya seorang administrator sebagai pcmimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kcpada guru dan staf sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. N. plementasi Teknik Supervisi Observasi Kelas Observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran. Dcngan observasi kelas, supervisor pembelajaran dapat melihat langsung kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul. Untuk keperluan ini supervisor harus menyusun perencanaan yang baik. Dia merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pembcritahuan, dan atas undangan. Selama mengobservasi, supervisor memperhatikan beberapa hal. Pertama, persiapan, dimana: (l) guru diberi tahu bahwa dia akan diobservasi, (2) adanya tolak ukurbcrsama tentang apa yang dioservasi. Kedua,sikap observasi di dalam kelas:(1) memberikan salam kepada guru yang mengajar, (2) mencari tempat duduk yang tidak mencolok, (3) tidak boleh menegur kesalahanguru di dalam kelas, (4) mcncatat sctiap kegiatan. (5) bila ada memakai alat elektronika: tape recorder, kemera, (6) mempersiapkan isian berupa check list. Ketiga, membicarakan hasil observasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan di sini: (1) fokus percakapan, (2) waktu percakapan, (3) tempat percakapan, (4) sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan, (5) percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi, (6) guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat, (7) kelemahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kclemahan, (8) saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis, (9) kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan. Keempat, laporan percakapan, berupa: (l) hasil pembicaraan didokumenkan menurut masingmasing guru yang telah diobservasi, (2) isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saransaran Saling Mengunjungi Kegiatan ini sangat bermanfaat, meski tidak terlalu mudah, terutama pada sekolah-sekolah yang gurunya berbeban mengajar penuh. Bagi guru. dalam kegiatan'belajar mengajar sudah ada wadah untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran antara lain: (l) untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan (2) untuk tingkat Sekolah Dasar adalah kelompok kegiatan guru (KKG), dan sebagainya. Demonstrasi Mengajar Dcmonstrasi mengajar harus dilakukan oleh supervisor yang benar-bcnar ahli di bidangnya dan berkinerja baik. Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktik mengajar karena mcngajar itu untuk sebagian bersifat seni. Karena itu, demonstrasi mengajar hanya untuk bahan bandingan, bukan mutlak harus seperti itu. Kaji Tindak lstilah kaji tindak ini makin popular dengan sebutan penelitian tindakan kelas atau PTK. Fokus utama kajia tindak adalah guru untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri selama proses pembelajaran. Hasil PTK dipakai sendiri oleh guru dan orang lain yang membutuhkan. Menurut Kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap, yaitu ? cmncanaan, aksxatau pelaksanaantm . refleksi/ubmalipLka.a nporhaansP iIlK_ s ecaurma udm3 _r elatlf UtUdhapat terdiri dari: gagasan umum perumusan masalah perencanpaeamn belajayrang te rgamdite ngaPnT K pelaksanapaenm belaarj any angtergamdit engaPn TK monitoring cvaluasi dan refleksi saran dan rekomendasi laporan lengkap berbentuk buku naskah artikel untuk dikirim ke jumal dan lain-lain
Tujuan Supervisi Pendidikan
1. Meningkatkan Mutu Kinerja Guru a. Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut. b. Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan clan kebutuhan siswanya. ' c. Mdemabelnatuskm amt tuoiram l yk ealomnpeogk f eyankgb tkieufa,tk daen rmjeasmpseersacatumakanrk aarg a duruba n bersahabat serta saling menghargai satu dengan yang lainnya. d. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. e. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. f. Menyediakan sebuah system yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran. 2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik. 3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa. 4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. 5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercapai situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkat_ kan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan. (http: ]_ / tikky-suwantikno.blogspot.com/ 2008/ 02/ supervisipendidikanhtml) @ungsSi uperPveisni didikan 1. Penelitian (research) untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan. a. Perumusan topik b. Pengumpulan data c. Pengolahan data (1. Konklusi hasil penelitian 2. Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek dari pada penilaian negative 3. Perbaikan (improvement) usaha yang dapat mengetahuj bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya. . 4. Pembinaan adalah berupa bimbingan (guidance) ke arah pembinaan diri yang disupervisi. (Anonim, httpz//www.google.co.id_supervisi pendidikan) Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut im_ berbagai pendapat para tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah: ' Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik_baiknya sehingga ada perbaikan. - Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam_macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki. _ W.H. Burton dan Leo ]. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar. ' Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi memperbaiki situasi belajar anak-anak. Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan perubahan masyarakat perkembangan ilmu pengetahuan teknolog'i. Masyarakat selalu mengalami pembahan. Perubahan masyarakat membawa pula pacla konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi_dimensi dan perspektif baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melajnkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru. Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni: 1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah. Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya: supervisi ialah a. Usaha tiap guru. b. Usaha-usaha sekolah. C. Usaha-usaha pertumbuhan jabatan. MemperlengkapKi epemimpinanS ekolah. Yakni, melatih dan memperlengkagpui ru-gurua gar mereka memilikik eterampiladna n kependmpindaanl amk 6pe _ pinan . Memperluas Pengalaman. -' Yakm, membe_ Pengala, man- pen 3a 1man baru k anggosttaas ffe koslaehh,ngsgeala alun ggsottaamf f elaidaan ggOta~ bertambaphe ngalamdaanl amh alm engajarn 4. Menstimulasi Usaha_usahayang Kreatif. Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu. Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu. 6. Menganalisa Situasi Belajar. Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan. Memberi Pengetahuan dan Keterampilan pada Setiap Anggota Staf. Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam belajar. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan. Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri. Fungsi supervisor (pengawas) oleh karenanya menjadi panting, sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan, penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan (Danay, http: / / www.dhanay.co.cc/ 2009/ 10/ tugas-dan-fungsi-supervisipendidikanhtml) D. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan 1. Prinsip Untuk melaksanakan fungsi dan tujuan supervisi dan pengajaran di sekolah,perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang C. Teknik Supervisi Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan demikian, pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain adalah (1) pendekatan humanistik, (2) pendekatan kompetensi, (3) pendekatan klinis, dan (4) pendekatan profesional. Seorang guru yang mendapat layanan supervisi akan mengalami proses belajax. Ia akanmelalcukan refleksi dari pengalaman mengajarnya dan dengan bantuan supervisor berusaha untuk memperbaiki perilaku mengajarnya. Dengan demikian, teknik supervisi yang dipakai untuk membantu guru harus didasarkan kepada teori dan prinsip belajar. Pengetahuan tentang teori belajar ini dapat diperoleh dari disiplin ilmu psikologi bblajar. Di bawah ini diuraikan satu per satu pendekatan dan teknik dalam supervisi yang didasarkan atas aliranaliran psikologi yang menjelaSkan tentangproses belajar. @endekatan Humanistik Salah satu pendekatan yang seringkali dipakai dalam melaksanakans upervisi adalahp endekatanh umanistik. Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagaai lat semata-matuan tuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Guru bukan masukan mekanistik dalam proses pembinaan, dan tidak samadengan masukan sistem lain yang bersifat kebendaanD. alam prosesp embinaang, uru meng'alami_ perkembangan secara tems-menerus, dan program supervisi hams dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. Tugas supervisor adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri. Belajar harus dilakukan melalui pemahaman .tentang pengalaman nyata yang dialami secara riil. Dengan demikian guru harus mencari sendiri pengalaman itu secara aktif. Dorongan dapat berasal dari dorongan yang bersifat flsiologis (misalnya mencari tambahan penghasilan) secara berangsur_angsur dorongan belajar harus datang dari dalam, yaitu karena guru merasa bahwa belajar merupakan kewajiban yang harus dilakukan dalam tugasnya. Supervisor percaya bahwa guru mampu melakukan analisis dan memecahkan masalah yang dihadapinya dalam tugas mengajamya. Guru merasakan adanya kebutuhan bahwa ia hams berkembang dan mengalami bembahan, selanjutnya ia bersedia mengambil tanggung jawab teljadinya perubahan itu. J ika kondisi sepeni ini ada, maka perbaikan pengajaran itu dapat terjadi. Supervisor harus hanya berfungsi sebagai fasilitator dengan menggunakan struktur formal sesedikit mungkin. Teknik supervisi yang digunakan oleh para supervisor yang menggunakan pendekatan humanistik tidak mempunyai format yang standar, tetapitergantung kepada kebutuhan guru. Mungkin ia hanya melakukan observasi tanpa melakukan analisis dan interpretasi. mungkin dia hanya mendengar tanpa membuat observasi atau mengatur penataran dengan atau tanpa" memberi sumber dan bahan belajaf yang diminta guru. J ika tahapan supervisi dibagi menjadi tiga Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru yang tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara benahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang terstruktur ini antara lain meliputi adanya: l) defmisi tentang tujugmkegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan, 2) penilaian kemampuan mula guru dengan segala pirantinya, 3) program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci tentang pelaksanaannya, dan 4) monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak. Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan kriteria unjuk kerja yang dikehendaki. Tugas serta tanggung jawab yang diberikan untuk melakukan sesuatu unjuk kerja mengajar tertentu, harus dispesikaasikan sedemikian rupa, sehingga tugas-tugas tersebut menjadi cukup rinci dan menjadi lebih jelas bagi guru yang bersangkutan. Tugas itu dapat dildasitikasikan menjadi komponen-komponenM. isalnya kompetensi untuk mengajarkan sejarah dapat diuraikan kc dalam kompetensi yang lebih rinci seperti kompetensi dalam membuat persiapan mengajar dengan memakai lebih dari satu sumbcr, keterampilan mengelola kelas di mana digunakan metode diskusi, atau keterampilan melakukan cvaluasi tentang reaksi siswa dalam belajar sejarah dan sebagainya. Supervisor dan guru kemudian menilainya untuk menetapkan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugas tersebut pada waktu itu.Pengetahuan ini dipakai untuk menentukan target supervisi yang akan datang. 2) Menetapkanta rgetunjukkerja. Dari komponend an analisis kemampuans, upervisord an gurumenentukanta rgety ang akan 3. Pendekatan Klinis Pendekatan ketiga dalam supervisi adalah pendekatan klinis. Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa prosesbelajarguru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkandari proses bclajar yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi hams dilakukan dengan membantu guru sccara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengombinasikan target yang terstruktur dan perkembangan pribadi. a. Pengertian Supervisi Klinis Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan ha] mengajar dan yang ada hubungannyadengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan prosespengajaran itu sendiri. Pembicaraanini biasanya dipusatkan kepada penampilan mangajar guru berdasarkan basil observasi. Goldhanmer, Anderson,dan ijewski (1980) mengcmukakansembilan karakteristik supervisi klinis, yaitu: a) Mcrupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran. 1)) Mempakanintervensis ccarasengajak c dalamp rosepsengajaran. c) Bcrorientasi kepada tujuan,mengombinasikan mjuan sekolah. dan mengembangkankebutuhan pribadi. d) Mengandung pengertidn hubungan kelja antara_gurudan supeb Vlsor. 4. Pendekatan Profesional Pcndekatan keempat dalam supervisi adalah pendekatan profesional. Kata profesional menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara profesional. Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa kaxena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga barns mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugasguru yang sifatnya administratif. Asumsi ini dikembangkan dalam bentuk praktck di beberapa sekolah di Cianjur, dan berlangsung antara tahun 1979-1984. Kegiatan ini kemudian terkenal dengan nama Proyek Cianjur. Untuk memperluas wawasan dalam memahami asumsidasar pendekatan supervisi profesional ini, perlu kimnya disajikan uraian sedikit tentang uji coba Proyek Cianjur dan latar belakangnya seperti berikut ini. Dari penelitian