Anda di halaman 1dari 24

Definisi Supervisi

Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program supervisi dilakukan oleh


supervisor yang profesional. Istilah supervisi sangat populer di lingkungan
akademik, birokrat, politisi, bahkan pengusaha. Supervisi yang dimaksudkan di
sini khusus terkait dengan kepentingan pendidikan dan pembelajaran, sehingga
disebut supervisi pembelajaran. Istilah supervisi pembelajaran, yang awalnya
sangat populer disebut supervisi pendidikan dapat dijelaskan secara etimologi,
morfologi, maupun semantiknya.
Secara etimologi, istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision"
yang berarti pengawasan. Pelaku atau pelaksananya disebut supervisor dan orang
yang disupervisi disebut subjek supervisi atau supervisee. Secara morfologis,
supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat, tilik,
amati, atau awasi). Supervisi, karenanya diberi makna melihat, melirik,
memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas. Pelakunya disebut
supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orang-orang yang
disupervisi. Makna etimologis ini selalu dalam tafsir hubungan antarsubjek,
sehingga tidak berlaku untuk supervisi pabrik, supervisi kerusakan jalan, supervisi
bangunan, supervise taman sekolah, dan sebagainya.
Secara semantik atau per definisi, istilah supervisi dirumuskan oleh banyak
pakar, seperti berikut ini. Kimball Wiles merumuskan supervise sebagai bantuan
pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik. Dalam kata-kata Kimball
Wiles (1967) dirumuskan bahwa, “Supervision is assistance in the development of
a better teaching learning situation". Adam dan Dickey merumuskan supervisi
sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar.
Secara lebih komprehensif dibandingkan dengan rumusan di atas, Boardman
et al. merumuskan bahwa, supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di
sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan
lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian
mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap murid secara
kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat
demokrasi modem. Penulis Indonesia, Wilem Mantja (2007) mengemukakan
bahwa supervisi dapat didefinisikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar. Dia menjelaskan bahwa ada dua tujuan
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu perbaikan profesionalitas guru dan
peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Adams dan Dickey (1959) dalam buku mereka Basic Principle of
Supervision, supervisi adalah program berencana untuk memperbaiki pengajaran
yang pada hakikamya adalah perbaikan belajar dan mengajar. Good Carter
merumuskan pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode
mengajar dan evaluasi pengajaran. Penulis lain, Ross (1980) mendefinisikan
bahwa, supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Menurut
Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif. McNerney (1951) mendefinisikan supervisi sebagai suatu prosedur
memberi arah dan mengadakan penilaian kritis terhadap proses pengajaran. Bagi
Burton dan Bruckner (1955), supervisi merupakan teknik pelayanan dengan
tujuan utama mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Dalam bahasa dan praktik keseharian di lingkungan institusi pendidikan,
kata supervisi juga bermakna pengawasan yang dilakukan dengan pendekatan
yang manusiawi. Kegiatan supervisor tidak dimaksudkan untuk mencari-cari
kesalahan, melainkan lebih banyak mengandung unsur pembinaan
keprofesionalan guru, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya, untuk dapat diberitahu bagian mana yang perlu
diperbaiki. Secara sematik supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Dengan
rumusan yang sedikit berbeda, Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai
pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik. Rumusan ini disertai penjelasan bahwa supervisi ditujukan kepada
penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Peningkatan itu ditandai dengan perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran
dari kondisi tertentu ke kondisi lain yang lebih baik.
Penulis buku ini mendefinisikan supervisi sebagai upaya peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan
keterampilan guru melalui bimbingan profesional oleh pengawas sekolah.
Supervisi adalah proses kerja supervisor dalam mendiagnosis, menentukan fokus,
melakukan bimbingan profesional, dan menilai peningkatan profesionalitas guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik secara individual maupun secara
kolektif. Supervisi adalah proses bimbingan profesional untuk meningkatkan
derajat profesionalitas guru bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan
pembelajaran, khususnya prestasi belajar siswa.
E. Peranan Supervisor Pembelajaran
rvisor pcmbelajaran dilakukan oleh pengawas profesional yangmemc'
rankand iri sebagasi upervisorK. etikad ia bcrtindaks ebagasi uperviso_tro,pi
pengawasnyad_ ilepas.Supervisorp engajaranI ebih berperans ebagai
_gurunya guru_. Mereka adalah orang-orang yang siap membantu kesulitan
guru dalam melaksnaakan proses pembelajaran. Supervisorpembelajaran
bukanlahs eorangp engawaysa ngt erkesana ngker,b ahkanm ungkinm encari'
cari kcsalahan guru. McnurutOlivn (1984). peransupervisoprembclajaraanda
amp_,
pertamas, ebagaik oordinatory,aitumengkoordinasikparongram-program
danb ahan_bahaynangdibutuhkaunntukmcningkatkakni ncrjagurudalam
pembelajardaann hamsmembualta poranmengenapie laksanaapnro gram.
nya. Kedua. sebagai konsultan, supervisor harusmemiliki kemampuan
sebagaispesialis dalam masalahkurikulum, mctodologi pembclajaran, dan
pengembangan staf, sehingga supervisor dapatmembantugurubaik secara
individual maupun kelompok. Ketiga, sebagaipemimpin kelompok(group
leader). supervisor hams memiliki kemampuan memimpin, memahami
dinamika kelompok, dan menciptakan pelbagai bentuk kcgiatan kelompok.
Keempat. sebagai evaluator, supervisor harus dapat memberikan bantuan
pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan
kurikulum, serta hams mampu membantu mengidentiflkasi permasalahan
yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan
dalam pembelajaran dan sebagainya.
Senada dengan itu Wiles dan Bondi (1986) mengemukakan peranan
supervisor mencakup delapan bidang kompetensi, yaitu sebagai developers
of people. curriculum developers. instructional specialist, human relation
worker, staf developers, administrators, managers of change, dan
evaluators. Untuk dapat melaksanakan peran di atas, supervisor hams
memiliki beberapa kompctcnsi dan kemampuan pokok, baik kompetensi
proses maupun kompetensi substantif. Kompetensi proses mencakup
perencanaan. pelaksanaan, cvaluasi, dan tindak lanjut. Kompetensi
substantif tcrutama bcrkaitan dengan pemahaman dan pemilikan guru
terhadap tujuan pcngajaran, perscpsi guru terhadap siswa,pengetahuan guru
tentang materi, dan pcnguasaan gurutcrhadap teknik mengajar.
Sejalandengan itu, Glatthom (1990) mengemukakank ompetensiy ang
hams dimiliki oleh supervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan the
nature of teaching,the natureof adult development,dan the characteristics
of good and ejfective school. Berkaitan dengan hakikat pgngajaran,
supervisor harus memahami keterkaitanpelbagai variabelyang bcrpcngaruh.
Pertama, adalah faktor-faktor organisasional, terutama budaya organisasi
clan kcberadaan tenaga profesional lainnya dalam lcmbaga pendidikan.
Kedua, berkaitan dcngan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru.
kemampuan mcmbuat pcrencanaan dan mengambil keputusan, motivasi ketja.
tahapan perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru. Ketiga.
bcrkaitan dengan sistem pendukung (supportsystem)dalam pengajaran, yaituk
urikulump,elbagabi ukut ekss, ertau jian-ujian.T erakhir,a dalahs iswa
sendiri yang keberadaannyad i dalam kelas sangat bervariasi.
F. Tugas Pokok Supervisor Pembelajaran
alah satu tugas pokok administrator sekolah, selain sebagai administrator
profesional adalah juga sebagai supervisor (Mulyasa, 2003). Tugas ini
termasukdalam kapasitas administrator sekolah sebagai pemimpin pembeL
ajaran (instructional leader). Dalam kenyataannya, pelaksanaan supervisi
oleh administrator sekolah, sebagaimana pengawas, juga masih terfokus
pada pengawasan administrasi. Pada umumnya administrator sekolah akan
melakukan supervisi pengajaran pada guru melalui kunjungan kelas, apabila
dia mendapat laporan mengenai kinerja guru yang kurang baik, atau berbeda
dari teman-temannya. Bahkan seringkali dijumpai, seorang administrator
sekolah melakukan supervisi terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dengan cara mengintip dari balik pintu atau jcndela, agar
tidak diketahui.
Perilaku administrator sckolah tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai
budaya yang dipersepsikan secara salah. Dalam pemahaman yang salah
tersebut, apabila administrator sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas
dan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru, maka ia dianggap
tidak percaya pada kemampuan guru. Hal ini akan menimbulan konflik
dalam hubungan guru dengan administrator sekolah.
Apa tugas pokok pcngawas sekolah? Untuk menjelaskan hal ini.
Zulkamaini (2009) merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0304/U/ 1980 yang menempatkan pengawas dan penilik
sekolah sebagai tenaga fungsional. Maksudnya, mcreka memiliki posisi
jabatan struktural dan juga berposisi pada jabatan fungsional. Akan tctapi.
dengan keluamya Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan) Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya, pengawas sekolah dan penilik sekolah (kemudian
bemama pcngawas sekolah) mumi menjadi pejabat fungsional. Jabatan
struktural yang melckat padanya dilepaskan oleh keputusan itu itu. Sejak
itulah pengawas sckolah bertugas sebagai penilai dan pcmbina bidang teknik
cdukatif dan teknik adminsitratif di sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya.
Secara tcgas dikatakan dalam chutusan Menpan No. 118/1996
sebagai bcrikut,_Pengawas sekolah adalah pcgawai ncgeri sipil (PNS) yang diberi
tugas,t anggungja wab, dan wewenangs ecarapenuho lehp ejabayt ang
berwenang untuk melakukanpengawasan pendidikan di sekolahdengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendiclikandun
administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah_.
Dengan berlakunya PP No. 74 Tahun 2008, pengawas sekolahtermasuk
rumpun profesi guru alias guru dalam jabatanpengawas.
Inti tugas pokok dan fungsi pengawas sekolahadalah menilai dan
membina. Sehubungan dengan ini, ada empat tugas utama pengawas sekolah
yaitu: (l) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya;(2)
melaksanakan penilaian sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian; (3) meng_
olah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah; dan (4)
memanfaatkan hasil penilaian untuk pelbagai keperluan. Pengawas sekolah
haruslah memahami konsep pembinaan, jenis-jenis pembinaan, strategi
pembinaan, komunikasi dalam membina, hubungan antarpersonal dalam
membina, dan sebagainya. Sekaitan dengan pembinaan, pengawas sekolah
juga harus piawai merencanakan pembinaan, melaksanakan pembinaan,
menilai hasil pembinaan, dan menindaklanjuti hasil pembinaan.
Qrinsip-pSruinpseirpvisi
l.
2.
3
z_-
10.
ll.
12.
Supervisi memberikan rasaaman kepada pihak yang disupervisi.
Supervisi bersifat kontrukstif dan kreatif.
Supervisi bersifat realistis, yaitu didasarkan pada keadaan dan
kenyataan sebenarnya.
Pelaksanaan kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak
menyulitkan proses, mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan
frustrasi
Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan profesional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
Supervisi didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap
pihak yang disupervisi.
Supervisi menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak
tergantung pada administrator sekolah.
Supervisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf
sekolah lain untuk mengatasi masalah dan kesulitan, serta bukan
mencari-cari kesalahan.
Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan sccara langsung. Pihak
yang mendapat bantuan dan bimbingan tanpa diqusa, melainkan
dibukakan hatinya agar dapat mcrasa sendiri serta sepadan dengan
kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
Saran atau umpan balik dari supervisor keada guru disampaikan
sesegera mungkin.
Supervisorm emberikank esempatakne padag uru yang disupcrvisi
untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
chiatan supervisdi ilakukans ecarab erkalab, ukanm enurumt inatdan
kcsempatayna ngd imiliki olehs uperviso 13,S uasanyangt crjadis elamsau
pervisbie rlangsumnegn ccrminkan
hubungany ang baik antaras upervisdoarn yangd isupervisbi,e rupa
suasana kemitraan yang akrab.
Guru yang disupervisi secarat erbukam engemukakapne ndapatte ntang
kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumcn-
14.
15.
tasikan secara baik.
16. Dokumen supervisi yangberupa gambar, disimpan secara baik.
Secara lebih sederhana dan mudah dipahami, Tahalele dan
Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
(a) dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) kreatif dan
konstruktif, (c) ilmiah dan dan efektif, (d) dapat membcri perasaan aman
pada guru-guru, (e) berdasarkan kenyataan, (f) memberi kesempatan kepada
supervisor dan guru-guru untuk mengadakan evaluasi diri.
Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan di atas
merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di
dalam melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang
sungguh_sungguh dari supervisor. Prinsip-prinsip itu harus tercermin dalam
konteks hubungan supervisor dengan guru, maupun di dalam proscs pelaksanaan
supervisi secara kescluruhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
disajikan berikut ini.
l. Objektif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran atas dasar
impersonal, tidak dcngan cara-cara pilih kasih.
2. Transparan, dimana proses pelaksanaan supervisi pembelajaran bisa
diketahui oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh informasi tentang_
nya, kecuali ada norma-norma yang dilanggar ketika informasi itu
dibuka di depan umum yang tidak berkepengingan.
Akuntabel, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus dapat
dipertanggungiawabkan, baik proses, hasil, maupun tindaklanjutnya.
Berkelanjutan, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus
dilakukan secara terus menerus, menurut periode waktu tertcntu, baik
diminta maupun tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Aplikatif, dimana pelaksanaan supervisipembelajaran harusbermanfaat
dan memiliki daya terapbagi perbaikan prosesdan hasilpembelajaran.
Kcyakinan, dimana kegiatan pengawas dilaksanakan dalam pola
hubungan kepercayaan antarapihak sekolahdengan pihak pengawas
sekolah sehingga hasilpengawasnya dapat dipercaya. Realistik, dimana kegiatan
pengawas dan pembinaannya dilaksanakan
berdasarkan data eksisting sekolah.
Utilitas, dimana proses dan hasil pengawas harus bermuara pada
manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinexja sekolah
binaannya,
Pendukungan, dimana pelaksanaan supervisi harus mendukung kearah
kemajuan pertumbuhan profesional guru dan peningkatan hasil belajar
siswa.
Jejaring, dimana pelaksanaan supervisi menggalang jaringan kerjasama
dengan pihak lain yang relevan.
Kolaboratif, dimana pelaksanaan supervisi sebaiknya berkolaborari
dengan orang atau lembaga lain.
Dapat diuji, dimana hasil pengawas harus mampu menggambarkan
kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak
manapun.
Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka mclaksanakan
tugas pokoknya sebagai seorang pengawas atau supervisor pendidikan
pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di
sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi
hukuman, akan tetapi harus menjadi mitra guru dan sekolah dalam membina
dan mengembangkan mutu pendidikan sehingga secara bertahap kinerja
sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.
Prinsipzprinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dcngan tetap
mempcrhatikan
kodc ctik pengawas satuan pendidikan. Kodc ctik yang dimaksud
minimal berisi scmbilan hal berikut ini.
l.
2.
3.
Supervisor pembelajaran bekerja atas dasar Iman dan Taqwa serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Supervisor pembelajaran bangga dalarn mengemban tugasnya.
Supervisor pembelajaran memiliki pengabdian yang tinggi dalam
menekuni tugas pokok dan fungsinya.
Supervisor pcmbelajaran bekelja dengan penuhrasa tanggung jawab
dalam Imlaksanakan tugas profesinya.
Supervisor pembelajaran menjaga citra dan nama baik profcsinya.
Supervisor pcmbclajaran mcnjunjung tinggi disiplin dan etos kcfja
dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Supervisor pcmbelajaran mampu menampilkan kcbcradaan dirimr_a
sebagai supervisor profesional dan tokoh yang diteladani. l3. Suasann yang terjadi
selama supervisi berlangsung menccrminkan
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi, berupa
suasana kemitraanyang akrab.
l4. Guru yang disupervisi secara terbuka mengemukakan pendapat tentang
kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
15. Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumentasikan
secara baik.
16. Dokumen supervisi yang berupa gambar, disimpan secarabaik.
Secara lebih sederhana dan mudah dipahami, Tahalele dan
Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
(a) dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) kreatif dan
konstruktif, (c) ilmiah dan dan efektif, (d) dapat memberi perasaan aman
pada guru-guru, (e) berdasarkan kenyataan, (f) memberi kesempatan kepada
supervisor dan guru_guru untuk mengadakan evaluasi diri.
Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan di atas
merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di
dalam melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dari supervisor. Prinsip-prinsip itu harus tercermin dalam
konteks hubungan supervisor dengan guru, maupun di dalam proses pelak~
sanaan supervisi secara keseluruhan. Prinsip_prinsip tersebut antara lain
disajikan berikut ini.
1. Objektif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran atas dasar
impersonal, tidak dengan cara_cara pilih kasih.
2. Transparan, dimana proses pelaksanaan supervisi pembelajaran bisa
diketahui oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh informasi tentangnya,
kccuali ada norma-norma yang dilanggar ketika informasi itu
dibuka di depan umum yang tidak berkepengingan.
Akuntabel, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus dapat
dipertanggungjawabkan, baik proses, hasil, maupun tindaklanjutnya.
Berkelanjutan, dimana pelaksanaan supervisi pembclajaran harus
dilakukan secara terus menerus, menurut periode waktu tertentu, baik
diminta maupun tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Aplikatif, dimana pelaksanaan supervisi pembelajaran harus bermanfaat
dan mcmiliki daya terap bagi perbaikan proses dan hasil pembelajaran.
Keyakinan, dimana kegiatan pengawas dilaksanakan dalam pola
hubungan kepercayaan antara pihak sekolah dengan pihak pengawas
sekolah sehingga hasil pengawasnya dapat dipercaya. Realistik, dimana kegiatan
pengawas dan pembinaannya dilaksanakan
berdasarkan data eksisting sekolah.
Utilitas, dimana proses dan hasil pengawas harus bermuara pada
manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah
binaannya,
Pendukungan, dimana pelaksanaan supervisi harus mendukung kearah
kemajuan pertumbuhan profesional guru dan peningkatan hasil belajar
siswa.
Jejaring, dimana pelaksanaan supervisi menggalang jaringan kerjasama
dengan pihak lain yang relevan.
Kolaboratif, dimana pelaksanaan supervisi sebaiknya berkolaborari
dengan orang atau lembaga lain.
Dapat diuji, dimana hasil pengawas harus mampu menggambarkan
kondisi kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfn'masi pihak
manapun.
Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan
tugas pokoknya sebagai seorang pengawas atau supervisor pendidikan
pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di
sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi
hukuman, akan tetapi harus menjadi mitra guru dan sekolah dalam membina
dan mengembangkan mutu pendidikan sehingga secara bertahap kinelja
sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.
Prinsip-_prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan
kode ctik pengawas satuan pendidikan. Kode etik yang dimaksud
minimal berisi scmbilan hal bcrikut ini.
'
l.
2.
3
5"
Supervisor pembelajaran bekerja atas dasar Iman dan Taqwa serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Supervisor pembelajaran bangga dalam mengemban tugasnya.
Supervisor pembelajaran memiliki pengabdian yang tinggi dalam
menekuni tugas pokok dan fungsinya.
Supervisor pembelajaran bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab
dalam mclaksanakan tugas profesinya.
Supervisor pembclajaran menjaga citra dan nama baik profesinya.
Supervisor pembelajaran menjunjung tinggi disiplin dan etos kcrja
dalam melaksanakan tugas profcsionalnya.
Supervisor pembelajaran mampu menampilkan kcberadaan dirinya
sebagai supervisor profesional dan tokohyang diteladani.
Supervisoprembelajarasnigapdan tcrampidlalammcnanggadpain
mcmbantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi semua
pemangkukepentinganatausekolahbinaannya
,. Supervisorpembclajaranmemiliki rasakesetiakawanasnosialyang
tinggi, baik terhadap semua pemangku kepentingan atau sckolah
binaannya maupun terhadapkoleganya.
10_ Supervisor pembelajaran tidak membuka rahasia guru yang menjadi
binaannya.
11, Supervisor pembelajaran tidak merendahkanmartabatsejawatnya.
@ Tipe-tipSeuperviPsei mbelajaran
Supevisisebagai lnspeksi
Tipe supervisi pembelajaran ini hanya ingin mencari kesalahangurunya,
tanpa dimaksudkan untuk melakukan pembinaan. Bahkan dia bukan
membina, melainkan membinasakan. Tipe supervisor pembelajaran seperti
biasanya dilakukan oleh pengawas atau administrator sekolahyang otokratis,
mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai
_inspektur_ yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru
dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintah~
kan serta ditcntukan oleh atasannya.
Supervisi yang Laisses Faire
Tipe supervisi pembelajaran scmacam ini dijalankan oleh pengawasatau
supervisor sccara tanpa pendirian alias scrba boleh. Dengan tipe supervisi
pembelajaran laissesfaire guru dan staf dibiarkan bekerja sckehendaknya
tanpadiberi petunjuk yang benar.Contoh,gurubolehmengajarsebagaimana
yang mereka inginkan baik pengcmbangan matcri, pemilihan metode
ataupun alat pelajaran, tanpa mcmpcrtimbangkanakan seperti apa hasilnya.
Sangat mungkin supervisor pembelajaran bergaya scmacam ini mcmang
lidak mcmiliki pengetahuan dan keterampilanyang cukupuntuk
mclaksanakantugasnya.
SlipervisiyangCoersive
Tipesupervisip embelajaranin i tidak jauh bcrbcdad engant ipe inspcksdii
atas.Supervisor pembelajaran yang coersive sifatnya memaksakan kchendaknya.
Apa yang dipcrkirakannya sebagai scsuatu yang baik, meskipun
tidak cocok dcngan kondisiatau kemampuan pihak yangdisupervisi tctap
Sajadipaksakan berlakunya.Guru samasekalitidakdiberi kesempatan untuk
bertanya mengapa harus demikian. Supervisi pcmbclajaran bcrlipe ini
mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bcrsifat awal.
Contoh, supervisi pembelajaran yang dilakukan kepada guru yang barn
mulai mengajar, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda mcmbandcl. Pada
konsisi demikian, apabila supervisor pembelajaran tidak bcrtindak tegas,
yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kchilangan arah
yang pasti.
Supervisi yang Bertipe Training dan Guidance
Tipe supervisi pembelaaran seperti ini diartikan sebagai mcmberikan latihan
dan bimbingan kepada guru dalam rangka peningkatan dan pengembangan
kemampuan profesionalnya. Hal yang positif dari supervisi pembclajaran ini
adalah guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan
dari administrator sekolah atau pengawas. Dari sisi ncgatifnya kurang
adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mcrcka mampu
mengembangkan diri tanpa harus selalu diawasi, dilatih dan dibimbing olch
atasannya.
Supervisi Demokratis
Tipe supervisi yang demokratis memerlukan kondisi dan situasi yang khusus
untuk menjalankan tugasnya. Penampilannya berbeda dengan beberapa tipc
yang dikemukakan sebelumnya. Bagi supervisor pembelajaran yang
demokratis, dialog, diskusi, kesepakatan bersama, mcnjadi sangat pcnting.
Tanggung jawab bukan hanya seorang administrator sebagai pcmimpin saja
yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kcpada guru
dan staf sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
N. plementasi Teknik Supervisi
Observasi Kelas
Observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi
pembelajaran. Dcngan observasi kelas, supervisor pembelajaran dapat
melihat langsung kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul. Untuk
keperluan ini supervisor harus menyusun perencanaan yang baik. Dia
merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan.
Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di
observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa
pembcritahuan, dan atas undangan.
Selama mengobservasi, supervisor memperhatikan beberapa hal.
Pertama, persiapan, dimana: (l) guru diberi tahu bahwa dia akan
diobservasi, (2) adanya tolak ukurbcrsama tentang apa yang dioservasi.
Kedua,sikap observasi di dalam kelas:(1) memberikan salam kepada guru yang
mengajar, (2) mencari tempat duduk yang tidak mencolok, (3) tidak
boleh menegur kesalahanguru di dalam kelas, (4) mcncatat sctiap kegiatan.
(5) bila ada memakai alat elektronika: tape recorder, kemera, (6) mempersiapkan
isian berupa check list.
Ketiga, membicarakan hasil observasi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan di sini: (1) fokus percakapan, (2) waktu percakapan, (3) tempat
percakapan, (4) sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan, (5)
percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi, (6) guru diberi
kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat, (7) kelemahan guru
hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kclemahan, (8) saran
untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis, (9) kesepakatan
perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan. Keempat, laporan
percakapan, berupa: (l) hasil pembicaraan didokumenkan menurut masingmasing
guru yang telah diobservasi, (2) isi dokumen dimulai dari tanggal,
tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saransaran
Saling Mengunjungi
Kegiatan ini sangat bermanfaat, meski tidak terlalu mudah, terutama pada
sekolah-sekolah yang gurunya berbeban mengajar penuh. Bagi guru. dalam
kegiatan'belajar mengajar sudah ada wadah untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan kemampuan pembelajaran antara lain: (l) untuk tingkat
SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan (2)
untuk tingkat Sekolah Dasar adalah kelompok kegiatan guru (KKG), dan
sebagainya.
Demonstrasi Mengajar
Dcmonstrasi mengajar harus dilakukan oleh supervisor yang benar-bcnar
ahli di bidangnya dan berkinerja baik. Dalam kegiatan pembelajaran sangat
sukar menentukan mana yang benar dalam praktik mengajar karena
mcngajar itu untuk sebagian bersifat seni. Karena itu, demonstrasi mengajar
hanya untuk bahan bandingan, bukan mutlak harus seperti itu.
Kaji Tindak
lstilah kaji tindak ini makin popular dengan sebutan penelitian tindakan
kelas atau PTK. Fokus utama kajia tindak adalah guru untuk meneliti dan
terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri selama proses pembelajaran.
Hasil PTK dipakai sendiri oleh guru dan orang lain yang membutuhkan.
Menurut Kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap, yaitu ?
cmncanaan, aksxatau pelaksanaantm .
refleksi/ubmalipLka.a nporhaansP iIlK_ s ecaurma udm3 _r elatlf UtUdhapat
terdiri dari:
gagasan umum
perumusan masalah
perencanpaeamn belajayrang te rgamdite ngaPnT K
pelaksanapaenm belaarj any angtergamdit engaPn TK
monitoring
cvaluasi dan refleksi
saran dan rekomendasi
laporan lengkap berbentuk buku
naskah artikel untuk dikirim ke jumal
dan lain-lain

Tujuan Supervisi Pendidikan


1. Meningkatkan Mutu Kinerja Guru
a. Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa
peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam
memahami keadaan clan kebutuhan siswanya.
' c. Mdemabelnatuskm amt tuoiram l yk ealomnpeogk f eyankgb tkieufa,tk daen
rmjeasmpseersacatumakanrk aarg a duruba n
bersahabat serta saling menghargai satu dengan yang lainnya.
d. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
f. Menyediakan sebuah system yang berupa penggunaan teknologi
yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik.
3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana
yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga
mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa. 4. Meningkatkan kualitas
pengelolaan sekolah khususnya dalam
mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya
siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercapai
situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkat_
kan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
(http: ]_ / tikky-suwantikno.blogspot.com/ 2008/ 02/ supervisipendidikanhtml)
@ungsSi uperPveisni didikan
1. Penelitian (research) untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
objektif tentang suatu situasi pendidikan.
a. Perumusan topik
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
(1. Konklusi hasil penelitian
2. Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek dari pada
penilaian negative
3. Perbaikan (improvement) usaha yang dapat mengetahuj bagaimana
situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar
mengajarnya. .
4. Pembinaan adalah berupa bimbingan (guidance) ke arah pembinaan
diri yang disupervisi.
(Anonim, httpz//www.google.co.id_supervisi pendidikan)
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran.
Berikut im_ berbagai pendapat para tentang fungsi supervisi, di
antaranya adalah:
' Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara
program pengajaran yang ada sebaik_baiknya sehingga ada
perbaikan.
- Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam_macam cara
sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki. _ W.H. Burton dan Leo ]. Bruckner
menjelaskan bahwa fungsi utama
dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi hal belajar.
' Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi
memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai
dengan perubahan masyarakat perkembangan ilmu pengetahuan
teknolog'i. Masyarakat selalu mengalami pembahan. Perubahan
masyarakat membawa pula pacla konsekuensi dalam bidang pendidikan
dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya
dimensi_dimensi dan perspektif baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak
bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu
sendiri, melajnkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut
T.H. Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi
dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh
swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah
untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas
dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
supervisi ialah
a. Usaha tiap guru.
b. Usaha-usaha sekolah.
C. Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
MemperlengkapKi epemimpinanS ekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkagpui ru-gurua gar mereka
memilikik eterampiladna n kependmpindaanl amk 6pe _
pinan
. Memperluas Pengalaman.
-'
Yakm, membe_ Pengala, man- pen 3a 1man baru k anggosttaas ffe
koslaehh,ngsgeala alun ggsottaamf f elaidaan ggOta~
bertambaphe ngalamdaanl amh alm engajarn 4. Menstimulasi Usaha_usahayang
Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi
anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya,
memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan,
cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat
menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar.
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang
memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman
belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
Memberi Pengetahuan dan Keterampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar
mereka memperkembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
belajar.
Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun
kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu,
memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Fungsi supervisor (pengawas) oleh karenanya menjadi panting,
sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang
menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan
wewenang penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pendidikan, penilaian dan pembinaan teknis serta
administratif pada satuan pendidikan (Danay,
http: / / www.dhanay.co.cc/ 2009/ 10/ tugas-dan-fungsi-supervisipendidikanhtml)
D. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan
1. Prinsip
Untuk melaksanakan fungsi dan tujuan supervisi dan pengajaran
di sekolah,perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang C. Teknik Supervisi
Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan
guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan
supervisi. Dengan demikian, pada gilirannya nanti guru dapat
berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara bagaimana
supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain adalah
(1) pendekatan humanistik, (2) pendekatan kompetensi, (3) pendekatan
klinis, dan (4) pendekatan profesional.
Seorang guru yang mendapat layanan supervisi akan mengalami
proses belajax. Ia akanmelalcukan refleksi dari pengalaman mengajarnya
dan dengan bantuan supervisor berusaha untuk memperbaiki perilaku
mengajarnya. Dengan demikian, teknik supervisi yang dipakai untuk
membantu guru harus didasarkan kepada teori dan prinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori belajar ini dapat diperoleh dari disiplin
ilmu psikologi bblajar. Di bawah ini diuraikan satu per satu
pendekatan dan teknik dalam supervisi yang didasarkan atas aliranaliran
psikologi yang menjelaSkan tentangproses belajar. @endekatan
Humanistik
Salah satu pendekatan yang seringkali dipakai dalam
melaksanakans upervisi adalahp endekatanh umanistik.
Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru
tidak dapat diperlakukan sebagaai lat semata-matuan tuk meningkatkan
kualitas belajar-mengajar. Guru bukan masukan mekanistik dalam
proses pembinaan, dan tidak samadengan masukan sistem lain yang
bersifat kebendaanD. alam prosesp embinaang, uru meng'alami_
perkembangan secara tems-menerus, dan program supervisi hams
dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. Tugas supervisor
adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri
sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri.
Belajar harus dilakukan melalui pemahaman .tentang pengalaman
nyata yang dialami secara riil. Dengan demikian guru harus mencari
sendiri pengalaman itu secara aktif. Dorongan dapat berasal dari
dorongan yang bersifat flsiologis (misalnya mencari tambahan
penghasilan) secara berangsur_angsur dorongan belajar harus datang
dari dalam, yaitu karena guru merasa bahwa belajar merupakan
kewajiban yang harus dilakukan dalam tugasnya. Supervisor percaya
bahwa guru mampu melakukan analisis dan memecahkan masalah
yang dihadapinya dalam tugas mengajamya. Guru merasakan adanya
kebutuhan bahwa ia hams berkembang dan mengalami bembahan,
selanjutnya ia bersedia mengambil tanggung jawab teljadinya perubahan
itu. J ika kondisi sepeni ini ada, maka perbaikan pengajaran itu dapat
terjadi. Supervisor harus hanya berfungsi sebagai fasilitator dengan
menggunakan struktur formal sesedikit mungkin.
Teknik supervisi yang digunakan oleh para supervisor yang
menggunakan pendekatan humanistik tidak mempunyai format yang
standar, tetapitergantung kepada kebutuhan guru. Mungkin ia hanya
melakukan observasi tanpa melakukan analisis dan interpretasi.
mungkin dia hanya mendengar tanpa membuat observasi atau
mengatur penataran dengan atau tanpa" memberi sumber dan bahan
belajaf yang diminta guru. J ika tahapan supervisi dibagi menjadi tiga
Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan
supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai
guru. Guru yang tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan
produktif. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang
sangat terstruktur sehingga secara benahap guru dapat menguasai
kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang terstruktur
ini antara lain meliputi adanya: l) defmisi tentang tujugmkegiatan
supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan, 2) penilaian
kemampuan mula guru dengan segala pirantinya, 3) program supervisi
yang dilakukan dengan segala rencana terinci tentang
pelaksanaannya, dan 4) monitoring kemajuan guru dan penilaian
untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi
adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan kriteria unjuk kerja yang dikehendaki. Tugas serta
tanggung jawab yang diberikan untuk melakukan sesuatu unjuk
kerja mengajar tertentu, harus dispesikaasikan sedemikian rupa,
sehingga tugas-tugas tersebut menjadi cukup rinci dan menjadi
lebih jelas bagi guru yang bersangkutan. Tugas itu dapat
dildasitikasikan menjadi komponen-komponenM. isalnya kompetensi
untuk mengajarkan sejarah dapat diuraikan kc dalam kompetensi
yang lebih rinci seperti kompetensi dalam membuat persiapan
mengajar dengan memakai lebih dari satu sumbcr, keterampilan
mengelola kelas di mana digunakan metode diskusi, atau keterampilan
melakukan cvaluasi tentang reaksi siswa dalam belajar sejarah dan
sebagainya. Supervisor dan guru kemudian menilainya untuk
menetapkan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugas
tersebut pada waktu itu.Pengetahuan ini dipakai untuk menentukan
target supervisi yang akan datang.
2) Menetapkanta rgetunjukkerja. Dari komponend an analisis
kemampuans, upervisord an gurumenentukanta rgety ang akan
3. Pendekatan Klinis
Pendekatan ketiga dalam supervisi adalah pendekatan klinis.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa prosesbelajarguru
untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkandari
proses bclajar yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual.
Oleh karena itu proses sosialisasi hams dilakukan dengan membantu
guru sccara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengombinasikan
target yang terstruktur dan perkembangan pribadi.
a. Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor
dengan guru yang membicarakan ha] mengajar dan yang ada
hubungannyadengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu
pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan
prosespengajaran itu sendiri. Pembicaraanini biasanya dipusatkan
kepada penampilan mangajar guru berdasarkan basil observasi.
Goldhanmer, Anderson,dan ijewski (1980) mengcmukakansembilan
karakteristik supervisi klinis, yaitu:
a) Mcrupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran.
1)) Mempakanintervensis ccarasengajak c dalamp rosepsengajaran.
c) Bcrorientasi kepada tujuan,mengombinasikan mjuan sekolah.
dan mengembangkankebutuhan pribadi.
d) Mengandung pengertidn hubungan kelja antara_gurudan supeb
Vlsor. 4. Pendekatan Profesional
Pcndekatan keempat dalam supervisi adalah pendekatan
profesional. Kata profesional menunjuk pada fungsi utama guru yang
melaksanakan pengajaran secara profesional.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa kaxena tugas utama
profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga barns
mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan
bukan tugasguru yang sifatnya administratif. Asumsi ini dikembangkan
dalam bentuk praktck di beberapa sekolah di Cianjur, dan berlangsung
antara tahun 1979-1984. Kegiatan ini kemudian terkenal dengan
nama Proyek Cianjur.
Untuk memperluas wawasan dalam memahami asumsidasar
pendekatan supervisi profesional ini, perlu kimnya disajikan uraian
sedikit tentang uji coba Proyek Cianjur dan latar belakangnya seperti
berikut ini.
Dari penelitian

Anda mungkin juga menyukai