Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SMP ISLAM TERPADU AL-IKHWAN

JALAN DESA BANGUN SARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA


KABUPATEN DELI SERDANG
DI SUSUN
Oleh
Kelompok 5
Sem.V/MPI-4
Herawati (0307172084)
Muhammad Sukron (0307173116)
Ahmad Ramadhan (0307173125)
Sri Dewita (0307173127)
Dara Mawaddah Harefa (0307173138)
Hajjatul Maria Ulfa Donggoran (0307173142)
Dosen Pengampu : Amiruddin, M.Pd.
Mata Kuliah : Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan

PROGRAM STUDY S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat mini riset pada mata kuliah Pendekatan Sistem Dalam
Pendidikan yang berjudul “SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SMP ISLAM
TERPADU AL-IKHWAN JALAN DESA BANGUN SARI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG” shalawat beiringkan salam kita
hadiahkan kepada Baginda alam Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliah ke zaman islamiah atau dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Mini riset ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, agar pembaca
bisa memperluas ilmu berkenaan dengan topik yang kami sajikan berdasarkan
sumber-sumber yang kami dapat. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
tugas mini riset masih banyak terdapat salah dan adanya kekhilafan yang tidak
disengaja oleh kami. Untuk kebaikan isi mini riset ini kami berharap adanya
kritikan dan masukan dari pembaca maupun bapak dosen guna untuk
kesempurnaan mini riset kami.

Medan, 13 Desember 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Definisi Sistem ........................................................................
B. Definisi Pendekatan Sistem ....................................................
C. Model Pemecahan Masalah Pendidikan.................................
D. Menyususn dan Menganalisis Model Instruksional.................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................
B. Waktu Penelitian ......................................................................
C. Lokasi Observasi......................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Temuan Umum..........................................................................
B. Temuan Khusus.........................................................................
C. Hasil Wawancara.......................................................................
D. Hasil Observasi.........................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini pendapat umum di Indonesia menyatakan bahwa pendidikan
tidak memberikan hasil seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu berbagai
usaha telah dilakukan untuk membenahi sistem pendidikan, dengan maksud agar
sistem tersebut dapat lebih serasi dengan tuntutan kebutuhan dan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu usaha yang dilakukan, baik oleh
perorangan maupun oleh suatu lembaga adalah dengan pengembangan sistem
instruksional.

TUGAS SRI TAMBAHKAN PDF TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, berikut


disajikan rumusan masalah yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem?
2. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan sistem?
3. Apa saja model pemecahan masalah pendidikan?
4. Bagaimana menyusun dan menganalisis model instruksional?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini ialah sebagaimana
untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada serta mampu
menjelaskan masalah-masalah pada rumusan masalah tersebut agar dapat
terselesaikan dan terntunya bagi mahasiswa adalah sebagai perluasan ilmu
dan menambah wawasan seperti apa sebenarnya sistem pendidikan yang
ada pada sekolah tersebut.
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Definisi Sistem
Suatu sistem adalah suatu himpunan gagasan atau prinsip-prinsip yang
saling bertautan, yang tergantung menjadi suatu keseluruhan. Berhubungan
dengan itu bila filsafat dipelajari secara sistematis, berarti mengadakan tinjauan
dengan memperoleh pandangan mengenai problema-problema utanma dan
langkah-langkah penyelidikannya yang saling berhubungan. 1
Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Tentang M. Amirin didalam buku
Hamzah dan Nina Lamatenggo pada halaman 36 mengemukakan bahwa
pengertian sistem sebagai berikut:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisisr,
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal yang membenntuk suatu kebulatan.
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan berkaitan
bersama-sama yang berfungsi untuk mencapai tujuan.
c. Sistem merupakan kehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk memcapai
mencapai suatu tujuan tertentu.2

Untuk memperoleh hasil yang optimal dari suatu sistem diperlukan


pendekatan yang menyeluruh terhadap keseluruhan komponen penyusun sistem
tersebut. Dalam kaitan dengan institusi pendidikan (swasta) maka setiap kegiatan
di dalamnya harus dilihat sebagai kegiatan yang memiliki aspek keilmuan dan
aspek kelangsungan usaha. Dunia pendidikan dapat dilihat sebagai sebuah
system. Dengan demikian maka seharusnya pendekatan sistem yang sukses
diterapkan dalam bidang industri dapat diterapkan juga dalam menyelesaikan
masalah dalam sistem pendidikan, antara lain dalam penyusunan kurikulum.3
1
Imam barnadib, Filsafat pendidikan, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP), 1985) , hlm. 1.
2
Hamzah dan Nina Lamatenggo, Landasan Pendidiakn, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), hlm.
36.
3
Josef H. Nudu & Chaznin R.M, Pendekatan Sistem Untuk Menghasilkan Kurikulum
Pendidikan Teknik Yang Kompetitif Dan Perbaikan Kualitas Yang Berkesinambungan, (volume

2
B. Definisi Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yan
saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas
kebutuhan tertentu.4
Pendekatan sistem, menurut Quade (1968) dan Subrahmanyam (1971)
harus dilakukan melalui sebuah model karena model merupakan hal yang paling
esensial dalam penerapan pendekatan sistem. Johnson, Kast, dan Rosenzweig
(1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk
mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara
terpadu
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan sistem ialah pendekatan yang
bersifat integrative ( penyatuan) karena pendekatan ini didasarkan pada cara
berfikir logis dan sistematisdalam memecahkan suatu masalah organisasi. 5

C. Model Pemecahan Masalah Pendidikan


Adapun model dari pemecahan masalah pendidikan diantaranya:
1. Model pemecahan masalah pendidikan dari Dr. Henry Lehman
Pada saat sekarang ini, jika ada orang menghadapi masalah yang komplek
dia selalu menerima anjuran untuk menggunakan pendekatan sistem,
seolah-olah ada jaminan bahwa ia akan segera dapat memecahkan
masalah yang dihadapi itu secara optimal. Hal ini tidak lah benar, sebab
tidak ada obat mujarab untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat kita sekarang ini. Hanya saja pendektan sistem hanya dapat
memberi:
a. Suatu cara yang sistematik dan sistemik untuk memecahkan masalah
b. Suatu proses yang teratur untuk mengembangkan suatu cara
pemecahan
c. Suatu proses yang disusun untuk meminimalisir pendapat-pendapat
yang terbentuk sebelumnya yang bersifat prasangka dan untuk

XVII No. 1Januari–Maret 2001), hlm. 58-59.


4
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara), 2009, hlm. 35.
5
Endang Sunarya, Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Adicita Karya Nusa ,Yogyakarta, 2002).

3
memaksimumkan (mengoptimalkan) keobyektifan yang diperlukan
untuk sampai kepada pendekatan lankh demi langkah untuk
pemecahan masalah yang selalu kita gunakan, meskipun kita
melakukan langkah-langkah itu secara tidak sadar pada masa lalu
pendekatan langkah demilangkah ini disebut metode ilmiyah.

Dalam proyek Aristotele telah mengembangkan pendekatan sistem untuk


pendidikan yang terdiri dari delapan langkah diantaranya:

1. Merumuskan kebutuhan nyata


Dalam merumuskan kebutuhan nyata haruslah dialamatkan kepada
semua masalah yang harus dipecahkan, bukan terbatas pada maslah-
masalah pendidikan saja.
2. Merumuskan tujuan
Setelah kebutuhan sudah dirumuskan dengan tepat, kita dapat
menentukan tujun ysng harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan itu.
3. Mengidentifikasi kendala
Alam semesta di mana kita hidup ini tidak memberikan serba
kemudahan kepada kita mengimplementasikan setiap cara mecahan
masalah.
4. Merumuskan alternatif-alternatif
Kini kita sudah siap untuk menerapkan cara-cara baru tersebut
dengan jalan membuat daftar cara-cara pemecahan masalah yang
poensial.
5. Memilih alternatif
Dalam langkah ini kita memilih calon pemecahan masalah yang
paling potensial.
6. Mengimplementasikan pilihan
Begitu alternatif cara pemecahan masalah selesai dipilih, langkah
berikutnya adalah mengimplementasikannya.
7. Mengadakan evaluasi
Hasil-hasil dari kegiatan usaha pemecahan masalah yang baru saja
diimplementasikan (dalam tingkat uji coba) itu harus dievaluasi.

4
D. Menyusun dan Menganalisis Model Instruksional
Model adalah suatu diskripsi atau analogi yang digunakan untuk
memperlihatkan dalam bentuk sederhana sesuatu yang sukar untuk diamati.
Maka untuk jelasnya akan ditunjukkan model disain instruksional. 6
Sistem instruksional ialah suatu kombinasi dari komponen-komponen dan
pola pengelolaan yang tertentu, yang telah disusun dalam suatu disain atau
seleksi dan dalam pemakaian untuk menghasilkan belajar yang direncanakan
dan terkontrol sebagai suatu kesatuan yang terorganisir yang saling berhubungan
satu dengan yang lain dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem
instruksional dalam arti yang khusus dan lebih sempit ialah pendekatan sistem
pada masa belajar. Sistem belajar ditandai oleh dua ciri khas yang pertama
pendekatan sistem terdiri suatu pokok khusus untuk memajukan proses belajar-
mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu kesatuan dimana guru dan
murid dapat berinteraksi satu sama lainnya. Tujuan khusus dari interaksi ini ialah
untuk memberi fasilitas pada siswa. Kedua pendekatan sistem menggunakan
metode yang spesifik untuk mendisain sistem belajar. Metode ini terdiri dari
prosedur yang sistematis untuk merencanakan, mendisain, menyelesaikan dan
mengevaluasi proses belajar mengajar keseluruhannya. 7
Pengembangan suatu sistem instruksional disesuaikan dengan situasi dan
tujuan instruksional, oleh sebab itu dalam pengembangan sistem instruksional
timbul bermacam-macam model pengembangan. Timbulnya bermacam-macam
model itu bertolak dari asumsi yang dianut oleh perancang pengembangan
sistem instruksional.8

Adapun langkah-langkah menyusun dan menganalisis model instruksional


adalah:
1. Merumuskan tujuan instruksional
Tujuan instruksional dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum
6
Roestiyah N.K, Masalah pengajaran sebagai suatu sistem, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1994), hlm. 60.
7
Ibid, hlm. 18-20.
8
Heryanto, Pengembangan Sistem Instruksional, Jurnal Saintech Vol. 08 - No.04, 2016,
hlm. 4.

5
secara umum telah dirumuskan dalam kurikulum dan para guru tinggal mencatat
sebagai pergangan. Sedangkan tujuan instruksional khusus adalah hasil
permusan dari guru sendiri sebagai penjabaran dari tujuan instruksional umum. 9
2. Menetapkan materi atau bahan pelajaran
Selanjutnya setelah diketahui tujuan instruksional umum yang akan dicapai
sebagaimana telah digariskan dalam kurikulum, kemudian telah pula dirumuskan
tujuan instruksional khusus, maka dapatlah ditetapkan bahan pelajaran apa yang
akan disajikan kepada murid yang tidak menympang dari tujuan instruksional
yang telah dirumuskan.10
3. Menetapkan kegiatan belajar-mengajar
Maksudnya membuat gambaran tentang pokok-pokok kegiatan yang akan
dilakukan oleh guru dan murid selama proses mengajar itu berlangsung sesuai
dengan bahan yang telah disusun. Cara-cara yang dapat ditempuh oleh guru
dalam menetapkan kegiatan belajar siswa dapat dipolakan menjadi tiga tahap,
yaitu:
- Mencari dan mendaftar (mengidentifikasi) semua kemungkinan kegiatan
belajar siswa yang sesuai untuk mencapai tujuan.
- Dari semua kemungkinan kegiatan belajar yang telah diidentifikasi tersebut,
mulai dibedakan manakah kegiatan belajar yang tidak perlu diprogramkan
manakah kegiatakn belajar yang diprogramkan.
- Jika kegiatan belajar siswa telah diprogramkan, guru perlu berfikir lebih
mendalam untuk menetapkan pengetahuan serta kecakapan dasar apakah
yang harus dikuasai siswa agar ia berhasil dalam kegiatan belajar yang telah
diprogramkan untuknya.11
4. Menentukan alat pelajaran
Maksudnya alat-alat yang akan digunakan selama proses kegiatan belajar-
mengajar berlangsung seperti gambar, bagan dan lain-lain termasuk sumber-
sumber kepustakaan yang kesemuanya untuk menunjang tercapainya tujuan
khusus di atas. 12

9
Imansjah Alipandie, Diadaktik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya, Usaha Nasional,
hlm. 163-164.
10
Ibid.
11
A. Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan
Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992, hlm. 54.
12
Op,cit, hlm. 165.

6
5. Menetapkan alat evaluasi
Menetukan alat evaluasi dimaksudkan untuk menilai sampai dimana para
murid menguasai kemampuan-kemampuan yang akan diperolehnya sehubungan
dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan baik umum maupun khusus. 13
Suatu keuntungan yang utama dari penilaian yaitu bahwa usaha ini dapat
memastikan belum mampunya siswa mencapai tujuan yang dimaksud sebelum
pengajaran berlangsung. Bila sesudah pengajaran siswa dapat berperilaku
seperti yang telah ditentukan, pengajaran guru tersebut pantas dihargai karena
perubahan-perubahan perilaku ini menjadi kenyataan. Suatu keuntungan
tambahan dari penilaian ialah dengan itu guru dapat mengetahui keadaan
siswanya satu per satu yang mungkin memerlukan adanya variasi tujuan ataupun
prosedur pengajarannya.14

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

TUGAS SUKRON
13
Op. cit.
14
W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1992), hlm. 13.

7
B. Waktu Penelitian
Pada hari Senin 9 Desember 2019 Pada pukul 11 Siang
C. Lokasi Observasi
SMP ISLAM TERPADU AL-IKHWAN JALAN DESA BANGUN SARI
KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG .

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
SMP IT AL-IKHWAN Tanjung Morawa Jl. Lokasi No 549 Desa Bangun Sari
terletak strategis di pinggir jalan kecil, lingkungan aman, bebas kebisingan dan kondusif,

8
walau dikelilingi oleh rumah penduduk, tetap mendukung proses pembelajaran mengajar
lebih baik dan teratur. Sekolah ini mempunyai 14 orang guru yang terdiri dari 9 guru
perempuan, dan 7 guru laki-laki, serta 140 siswa/siswi
Dengan batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah timur sekolah                     : Rumah Penduduk
 Sebelah barat sekolah                     : Rumah Penduduk
 Sebelah selatan sekolah                  : Rumah Penduduk
 Sebelah utara sekolah                     : Rumah Penduduk
Keadaan ini cukup baik, siswa mendapatkan ruang yang cukup memadai untuk
mereka belajara dan melakukan kegiatan-kegiatan sekolah yang lain. Ketenangan
lingkungan terjaga dengan baik. Terdapat pagar tembok dibelakang sekolah mengurangi
gangguan dari pihak luar terhadap sekolah.
Rumah penduduk di sekitar SMP IT AL-IKHWAN memiliki penataan yang sangat
baik. Jalan yang teratur mempermudah akses lalu lintas menuju sekolah. Walaupun
letaknya di daerah padat permukiman dan dekat dengan pusat keramaian seperti pasar dan
pertokoan, namun tidak pernah terjadi kemacetan yang menyebabkan keterlambatan guru
dan siswa SMP IT AL-IKHWAN dalam melaksanakan pembelajaran sehari-hari.

B. Temuan Khusus
SMP IT AL-IKHWAN merupakan lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun
2015. Yang masih merintis. Awalnya dimulai dari SD IT AL-IKHWAN yang dididirikan
tahun 2002. Alasan SMP IT AL-IKHWAN didirikan atas dorongan an dukungan
masyarakat sekitar agar anak-anak bisa belajar bukan dibidang ilmu umum saja, tapi juga
dapat ilmu agamanya. Sebelum berdirinya sekolah daerah yang ditempati sekolah tersebut
dipakai sebagai pergebunan bunga dan juga terdapat beebrapa kolam ikan yang digunakan
sebagai usaha begi pemilik, yang sekarang menjadi ketua yayasan sekaligus kepala sekoah
SMP IT AL-IKHWAN. SMP IT AL-IKHWAN ini didirikan secara kekeluargaan. Kepala
Sekolah pertama, yaitu Siti Rahmah, S.Pd, M.Si. Ketua Yayasan merupakan pemilik dari
yayasan SMP IT AL-IKHWAN Kepala Sekolah : Siti Rahmah, S.Pd, M.Si

Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya terhadap


seluruh penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Kepala sekolah
bertanggung jawab baik dalam bidang administrasi sekolah, edukatif dan pada waktu

9
tertentu untuk melakukan supervisi atau pengawasan. Bendahara : SARI IHWANA
SILABAN, S.Pd Menghitung pemasukkan dan pengeluaran tentang dana sekolah Tata
Usaha : WIDA CAHYATI, S.Pd

TUGAS HAJJAH

C. Hasil Wawancara
D. Hasil Observasi

TUGAS HERAA

10
11
BAB IV

12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan hasil mini riset dapat disimpulkan bahwasanya

B. SARAN
Kepada pihak sekolah diharapkan agar

TUGAS AHMAD

DAFTAR PUSTAKA

13
Alipandie, Imansjah. Diadaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha
Nasional.

Barnadib, Imam. (1985). Filsafat pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit


Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

Hamzah, (2009). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah dan Nina Lamatenggo. Landasan Pendidiakn. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Heryanto. (2016). Pengembangan Sistem Instruksional. Jurnal Saintech Vol. 08 -


No.04.

Nudu, Josef H. & Chaznin R.M, (2001). Pendekatan Sistem Untuk Menghasilkan
Kurikulum Pendidikan Teknik Yang Kompetitif Dan Perbaikan Kualitas Yang
Berkesinambungan. (volume XVII No. 1Januari–Maret ).

N.K, Roestiyah. (1994). Masalah pengajaran sebagai suatu sistem. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Popham W. James dan Eva L. Baker. (1992). Teknik Mengajar Secara


Sistematis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Samana, A. (1992). Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem


Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta:
Kanisius.

Sunarya, Endang. (2002). Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan


Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

14
LAMPIRAN

1. Tugas Masing-masing Anggota Tim

2. Instrumen survey

3. Struktur organisasi institusi/lembaga yang survey dan rincian tugasnya.

TUGAS HERAA

15
HASIL DOKUMENTASI

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai