Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IMPLEMENTASI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI DALAM


PEMBELAJARAN IPS SD DI ERA INDUSTRI 4.0
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu: Eva Kusuma Wardani, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok: 09
Rombel : 5PGSD/A8
Nama : 1. Farikha Ulviani 171330000207
2. Nur Fauziyatus Sholikhah 171330000210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’(UNISNU) JEPARA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang telah
memberikan kepada kita semua ni’mat iman dan ni’mat islam, sehingga pada saat
kali ini kita masih dapat menjalankan aktivitas semata-mata untuk mengharapkan
ridho Allah.
Dan semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari jurang-jurang kehancuran
dan dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni agama
islam.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
dan terkhusus buat pembaca agar dapat lebih memahami Implementasi ilmu
pengetahuandan teknologi. Disamping itu penulis juga menyadari makalah ini
tidak terlepas dari segala kekurangan, oleh karenanya segala bentuk kritikan
sangat penulis harapkan untuk selangkah lebih maju pada kesempatan selanjutnya.

Jepara, 27 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pendidikan ........................ 3
B. Analisis Kegiatan Pembelajaran IPS SD di Era Industri 4.0.............. 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
A. Simpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia secara holistik, Dengan demikian, pendidikan seyogianya
menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu,
sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Untuk
mengatasi permasalahan rendahnya kualitas dan efektifitas pendidikan di negara
kita, salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pembelajaran IPS sangat penting untuk diterapkan terutama bagi anak SD,
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik diera sekarang maka teknologi
sangat dibutuhkan. Teknologi dapat digunakan sebagai media untuk
membelajarkan IPS di SD. Karena diera 4.0 ini anak SD harus bisa beradaptasi
dengan kemajuan teknologi.
Revolusi industri 4.0 menjadi fenomena penting di berbagai bidang
termasuk dalam bidang pendidikan. Permasalahan yang dihadapi dalam era ini
siswa tidak hanya dituntut menggunakan teknologi digital, namun kualitas sumber
daya manusia harus lebih ditingkatkan.
Lembaga pendidikan menjanjikan sebuah solusi yang dianggap
masyarakat sebagai pencerahan kearah yang lebih baik lagi. Nyatanya tetap saja
pendidikan masih berada posisi tertinggal jika dibandingkan dengan perubahan
zaman. Oleh karena itu, dunia pendidikan terus berbenah melakukan banyak
perubahan dalam dirinya, berikut ini akan dipaparkan berbagai transformasi
pendidikan IPS dalam menjawab tantangan zaman.Dalam makalah ini selanjutnya
akan dibahas mengenai impelementasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembelajaran IPS di era 4.0

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pendidikan?
2. Bagaimanakah analisis kegiatan pembelajaran IPS SD pada kelas tinggi di
era industri 4.0?
C. Tujuan Masalah
Adanya rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pendidikan
2. Untuk mengetahui analisis pembelajaran IPS SD pada kelas tinggi di era
industri 4.0

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pendidikan


Menurut poerbahawadja Harahap. IPTEK adalah sebuah ilmu yang akan
menjadikan kita lebih mampu untuk mengerjakan pekerjakan untuk lebih praktis
dan lebih mudah. Menurut Miarso IPTEK adalah sebuah upaya untuk
mendapatakan sebuah hal yang lebih seperti pekerjaan yang biasanya di kerjakan
dengan target standart, dengan IPTEK akan menjadikan kita lebih mampu untuk
mendapatkan hasil yang lebih dari biasanya. Dan itu akan menjadi keuntungan
bagi manusia.

Menurut William & Sawyer (Abdul Kadir & Terra CH, 2003), teknologi
informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan komputer dengan
jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Definisi
teknologi informasi yang lain dikemukakan Nina W. Syam (2004). Menurutnya
teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu yang diperlukan untuk memanag
informasi agar informasi tersebut dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan
akurat. Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi secara sederhana dapat dipandang sebagai ilmu yang diperlukan untuk
mengelola/memanag informasi agar informasi tersebut dapat secara mudah dicari
atau ditemukan kembali. Sementara dalam pelaksanaannya untuk dapat mengelola
informasi tersebut dengan baik, cepat, dan efektif, maka diperlukan teknologi
komputer sebagai pengolah informasi dan teknologi komunikasi sebagai
penyampai informasi jarak jauh..

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat merupakan


potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung
dari teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tidak
3
terbatas, yang dapat digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan
internet belajar tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Keberadaan teknologi
informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang
dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran baik secara searah
maupun secara interaktif. Pemanfaatan tekologi informasi ini penting mengingat
kondisi geografis Indonesia secara umum berada pada daerah pegunungan yang
terpencar ke dalam banyak pulau-pulau. Dengan adanya teknologi informasi
memungkinkan diselenggarakannya pendidikan jarak jauh, sehingga
memungkinkan terjadinya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah bumi
Indonesia, baik yang sudah dapat dijangkau transportasi darat maupun yang belum
dapat dijangkau dengan transportasi darat.

Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan


mempunyai arti penting terutama dalam rangka pemerataan pendidikan dan
peningkatan kualitas serta efektifitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Sedang pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan secara garis
besar meliputi:

1. Managemen Sistem Informasi Sistem informasi managemen (SIM)


merupakan sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung
proses-proses managemen. Pemanfaatan teknologi informasi untuk
menjalankan sitem informasi memungkinkan aliran informasi berjalan
dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan sekolah memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan
data dengan cepat. Kemudahan ini berarti efisiensi pelaksanaan pendidikan
dalam segala hal. Sistem informasi akademik dengan data base online di
lembaga pendidikan sangat membantu orang tua untuk mendapatkan
informasi perkembangan anaknya setiap saat. Data base online
memberikan kemudahankemudahan informasi bagi peserta didik, orang
tua maupun masyarakat. Keberadaan WEB interaktif lembaga pendidikan
memudahkan komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat
4
pelanggan. Visi, misi dan profil lembaga pendidikan dengan mudah dapat
diketahui oleh masyarakat secara umum, sehingga akan berdampak pada
meningkatnya minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut.
WEB akademik memberikan kemudahan peserta didik, guru, karyawan,
orang tua , dan masyarakat, seperti kemajuan kemajuan kademik peserta
didik, perkembangan harian, kewajiban administrasi, pendaftaran siswa
baru dan lain-lain.
2. E-learning Menurut Onno W. Purbo (2002), E-learning merupakan bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk
maya. Melalui e-learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar mandiri
berbasis kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui e-learning
mendorong peserta didik untuk melakukan analisa dan sintesa
pengetahuan, menggali, mengolah, dan memanfaatkan informasi,
menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik
dirasang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. E-learning
dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan hanya
guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui
elearning diantaranya: e-book, e-library, email, dan lain-lain. Situs-situs
yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya yaitu: pendidikan.net,
educasi.net, ilmu komputer, dan banyak lagi situs lainnya.
3. Media Pembelajaran Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media
pembelajaran dapat melalui pemanfaatan internet dalam e-learning
maupun penggunaan computer sebagai media interaktif. Diharapkan
dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat
serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi. Selaian itu, proses pembelajaran akan lebih
efektif karena penggunaan media pembelajaran memungkinkan teratasinya
hambatan dalam proses komunikasi guru-peserta didik seperti hambatan
5
fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan. Menurut Bobby DePorter
(1999), 10% informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan
dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan kita lakukan. Sesuai dengan hasil penelitian DePorter tersebut,
komputer memenuhi persyaratan sebagai media pembelajaran yang efektif,
karena komputer mampu menyuguhkan informasi yang berupa video,
audio, teks, grafik, dan animasi, serta penggunaannya melibatkan
ketrampilan kinestetik. Secara umum pemanfaatan teknologi informasi
sebagai media pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok.
Pemanfaatan kelompok pertama, memanfaatkan komputer sebagai media
penyampaian materi . Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi
belajar) yang hendak disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam
suatu perangkat lunak (program). Peserta didik kemudian dapat belajar
dengan cara menjalankan program atau perangkat lunak tersebut di
komputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket program
pembelajaran untuk melakukan simulasi atau materi praktek, yang juga
dapatmemberikan umpan balik secara langsung terhadap kemajuan belajar
peserta didik tersebut melalui rekaman hasil evaluasi belajar. Pemanfaatan
kelompok kedua memanfaatkan teknologi informasi sebagai media
pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet. Materi ajar dapat
dikemas dalam bentuk webpage, atau pun program belajar interaktif (CAI
atau CBI). Materi ajar ini kemudian ditempatkan di sebuah server yang
tersambung ke internet, sehingga dapat diambil oleh peserta didik baik
dengan menggunakan web broser atau file transport protocol (aplikasi
pengiriman file). Pemanfaatan kelompok ketiga memanfaatkan teknologi
informasi sebagai media komunikasi dengan pakar, atau nara sumber, atau
peserta didik yang lainnya (teleconferences). Momen komunikasi ini dapat
digunakan untuk menanyakan hal-hal yang tidak bisa dimengerti, atau
mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh peserta didik yang
6
lain atau oleh guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat umpan
balik dari pakar atau dari nara sumber serta dari teman peserta didik yang
lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar.
4. Pendidikan Life Skill Teknologi informasi dengan komputer sebagai
jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua
bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang membutuhkan
ketrampilan menggunakan komputer terbuka luas. Ketrampilan
menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang
sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu
pengetahuan. Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan
hidup yang dapat dikembangkan baik specific life skill maupun general
life skill. Kecakapan dalam mengoperasikan komputer menggunakan
program, baik aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan
kecakapan hidup yang bersifat vokasional.
B. Analisis Kegiatan Pembelajaran IPS SD pada Kelas Tinggi di Era Industri
4.0
Keberadaan era revolusi industri 4.0 merubah wajah baru pendidikan
Indonesia, pendidikan terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
Namun setiap perubahan pasti akan membawa dampak bagi kehidupan sehingga
hal tersebut menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi. Sebagaimana yang
diungkapkan Riyana (2018) bahwa terdapat “tantangan yang harus dihadapi dunia
pendidikan di era revolusi industri 4.0 dapat dilihat dari cara berpikir, cara belajar,
cara bertindak para peserta didik dalam rangka mengembangkan berbagai inovasi
dan kreativitas dalam pendidikan”. Oleh karena itu, keberadaan era revolusi
industri 4.0 menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi untuk menghasilkan
pendidikan yang bermutu dan berkualitas di masa yang akan datang.
Pendidikan IPS harus bertransformasi dalam memenuhi berbagai tuntutan
masyarakat dan menjadi pedoman keilmuan untuk dapat diimplementasikan
dalam kehidupan nyata. Bagaimana tantangan menghadapi perubahan pendidikan
IPS dalam era revolusi industri 4.0.
7
Pengajaran IPS harus bertransformasi menjadi pengajaran yang menarik
dan menyenangkan, oleh karena itu peran guru sangat penting untuk melakukan
banyak perubahan mulai dari berubahnya mindset, media pembelajaran, metode
mengajar, update informasi, menguasai teknologi, menguasai literasi, dan
sebagainya.
Pengajaran IPS harus bertransformasi untuk dapat mempersiapkan siswa
dalam menghadapi era perubahan zaman, pengajaran IPS bukan hanya tataran
konseptual atau teoritis tetapi yang terpenting adalah implementasi dari
pendidikan IPS menjadi pedoman bagi siswa untuk dapat memahami kehidupan
social
Pengajaran konvensional yang sering dilakukan guru IPS yaitu
menggunakan metode mengajar dengan ceramah, ditambah lagi cara mengajar
guru hanya satu arah, guru menggunakan teknik menghafal untuk mengingat
pelajaran, mencatat materi, mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa
kurang berpikir kritis, pengajaran yang hanya menekankan aspek kognitif namun
aspek afektif serta psikomotorik kurang ditekankan, pengajarannya bukan
mementingkan proses, dan berbagai pengajaran IPS lainnya. Akibatnya
pengajaran yang demikian mata pelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran
yang jenuh dan membosankan bagi siswa. Maka berbagai pengajaran seperti itu
sudah tidak relevan lagi, seorang guru dapat menggunakan berbagai
pengajarannya dengan berbagai cara dan disesuaikan dengan kondisi siswa saat
ini misalnya penerapan pengajaran model pengajaran inquiry, cooperative
learning, role playing, dan sebagainya. Berbagai metode atau model pembelajaran
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika guru IPS memiliki keterampilan
dalam pengimplementasiannya.
Guru pendidikan IPS harus bertransformasi menuju perubahan dan selalu
mengupdate diri menyesuaikan dengan kemajuan zaman, oleh karena itu guru
pendidikan IPS wajib mengembangkan diri agar tidak gagap teknologi. Siswa
yang hidup pada era revolusi industri 4.0 ini adalah para generasi millennial,
sehingga siswa sudah familiar dengan penggunaan teknologi bahkan lebih pintar
8
menggunakan teknologi daripada gurunya. Oleh karena itu, sebagai suatu
keniscayaan bahwasanya seorang guru harus mengetahui penggunaan teknologi
dalam pembelajaran dapat dilihat dari berbagai media pembelajaran IPS yang
berbasis teknologi misalnya: memutarkan video pembelajaran, menggunakan
gambar, menggunakan media game disesuaikan dengan materi pembelajaran, dan
berbagai media lainnya.
Pengajaran pada era revolusi industri 4.0 terus bertransformasi ke arah
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Garrison (2011)
“pengajaran abad 21 ditandai dengan pengajaran yang difasilitasi secara online
menggunakan teknologi jaringan disebut dengan e-learning”. Pengajaran e-
learning masih terdapat dalam pendidikan tinggi, namun tidak menutup
kemungkinan siswa akan diarahkan ke pembelajaran virtual e-learning tersebut.
Apalagi dengan adanya sarana pembelajaran melalui internet yang sangat diminati
peserta didik misalnya Ruang Guru, Quipper, Youtube, Google, dan sebagainya.
Dengan adanya kecanggihan teknologi tersebut memudahkan siswa untuk
mengakses literasi yang berkaitan dengan pembelajaran bahkan berbagai
informasi dapat dicari di internet. Atas dasar itulah membuat suatu pandangan
bahwa seolah peran guru sudah digantikan dengan internet, oleh karena itu
kompetensi guru harus terus ditingkatkan agar dapat menyesuaikan dengan
kemajuan zaman.
Peran guru tidak akan pernah tergantikan dengan teknologi secanggih
apapun, terutama dalam hal pengajaran akan nilai dari setiap pembelajaran,
sebagai seorang guru tentunya wajib menasehati peserta didik agar tetap selalu
menjunjung tinggi akan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan di masyarakat
serta implementasi dari pembelajaran tersebut harus ada sehingga pembelajaran
lebih bermakna.
Transformasi dalam Pendidikan Nilai dalam IPS, Pada era revolusi industri
4.0 ini ditandai dengan masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa masuk ke Indonesia yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Pendidikan
bukan hanya sebagai sarana untuk mentransfer keilmuan, namun juga menjadi
9
sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia sehingga dapat menjadi
manusia yang dapat diterima dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Durkheim (Hidayat, 2014) “fungsi utama pendidikan adalah
untuk mentransmisi nilai-nilai dan norma-norma di masyarakat”. Nilai merupakan
sesuatu yang berharga dan diyakini oleh manusia, sehingga keberadaan nilai
dalam kehidupan sangat penting dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
lainnya di dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan IPS seyogyanya dapat menjadi pelopor untuk dapat membantu
dalam menanamkan nilai-nilai dan norma- norma sosial di masyarakat sehingga
peserta didik dapat mengimplementasikan nilai-nilai dan norma sosial dalam
kehidupan sehari-hari misalnya nilai sosial, nilai kebaikan, nilai religius, norma
kesusilaan, norma agama, dan sebagainya. pengimplementasian nilai dalam
kehidupan siswa menjadi pondasi dasar sebagai upaya preventif yang untuk
menghindari siswa dari dampak negatif pergaulan remaja seperti seks bebas,
narkoba, bullying, dan sebagainya.
Nilai karakter berperan menjadi pondasi dasar bagi peserta didik dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Herwina (2018) “penguatan pendidikan karakter dapat membentengi arus
globalisasi generasi muda dalam menghadapi era revolusi industri”. Sebagai guru
IPS memasukan nilai-nilai karakter dalam proses kegiatan belajar IPS misalnya
religius, kreatif, jujur, kerja keras, mandiri, toleransi, rasa ingin tahu, peduli sosial,
tanggung jawab, cinta damai, dan sebagainya.
Sebagai guru pendidikan IPS berkewajiban untuk mengaitkan materi IPS
dengan pendidikan nilai baik secara implisit maupun secara eksplisit dalam proses
pembelajaran. Pada hakikatnya penerapan pendidikan nilai pada pembelajaran IPS
bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada siswa untuk dapat
mengembangkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan masyarakat, maka dalam
integrasi pendidikan nilai moral yang berpedoman pada pancasila dan nilai-nilai
sosial sehingga peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara yang baik
(Suhada, 2017).
10
Transformasi Kualitas Guru dalam menghadapi era revolusi industri 4.0
harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Berbagai tuntutan yang ada
pada diri guru menjadi sebuah tantangan yang harus dilalui sehingga guru di masa
ini wajib untuk menjadi guru yang profesional, guru harus selalu mengupdate diri
untuk selalu belajar dalam mengembangkan kemampuan mengajar, mengupdate
keilmuan yang dimilikinya dengan melanjutkan pendidikan tinggi, mengupdate
informasi terbarukan dalam pengetahuan IPS, bergabung dalam perkumpulan
Kelompok Kerja Guru (KKG), mengikuti berbagai seminar maupun workshop,
pelatihan, dan berbagai kegiatan lainnya yang dapat menambah pengetahuan dan
wawasan guru agar dapat menjadi guru yang diharapkan di masa ini. Guru di abad
21, wajib memiliki kemampuan dalam penggunaan teknologi sebagai media
pembelajaran, karena di zaman ini guru harus menghadapi siswa yang sudah
terbiasa menggunakan teknologi dalam hidupnya sehingga guru yang tidak
mengerti teknologi sangat kesulitan mengajar di abad ini.
Dalam menghadapi era ini guru diharapkan menjadi inovator yang dapat
melahirkan berbagai inovasi tinggi untuk mengembangkan kreativitas dalam
mengajar, sehingga keunggulan tersebut akan melahirkan hal-hal yang baru dan
kreatif dalam pembelajaran IPS, guru kreatif akan menggunakan beragam model
dan metode mengajar yang dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan serta disesuaikan dengan tuntutan global.
Guru sebagai fasilitator yang dapat memfasilitasi para siswa dalam
pembelajaran IPS, memfasilitasi dalam memperoleh informasi terkait dengan
keilmuan IPS di berbagai sumber literasi buku maupun digital. Menurut Gunawan
(2016: 95), “guru yang bersifat konstruktivis yaitu guru yang dapat memfasilitasi
siswa untuk , menganalisis, dan mengolah berbagai informasi dari berbagai
sumber yang diterima oleh siswa”.
Guru menjadi motivator yang selalu memberikan motivasi bagi peserta
didik, yang selalu mengarahkan kepada hal-hal yang baik. Sehingga guru seperti
inilah yang dapat menginspirasi siswa untuk menggapai cita-cita di masa depan.
Guru sebagai evaluator memberikan penilaian tidak hanya penilaian pengetahuan
11
kognitif di bidang IPS, namun juga dalam ranah afektif, dan psikomotorik siswa.
Penilaian siswa tidak menitikberatkan dalam penilaian hasil yang diraih siswa
namun juga penilaian proses dalam kegiatan belajar siswa. Apalagi dengan adanya
keilmuan sosial yang dipelajari siswa, maka siswa dinilai secara komprehensif
dalam aktivitas sosialnya sehingga guru dapat mengamati apakah keilmuan sosial
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teknologi informasi secara sederhana dapat dipandang sebagai ilmu yang
diperlukan untuk mengelola/memanag informasi agar informasi tersebut dapat
secara mudah dicari atau ditemukan kembali.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan secara garis
besar meliputi: Managemen Sistem Informasi Sistem informasi managemen
(SIM), E-learning, Media Pembelajaran dan Pendidikan Life Skill Teknologi
informasi.
Keberadaan era revolusi industri 4.0 merubah wajah baru pendidikan
Indonesia, pendidikan terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
Berdasarkan hasil diatas terdapat transformasi yang dapat dilakukan: yaitu (1)
perubahan dalam pengajaran IPS dari konvensional ke arah pengajaran
berbasis teknologi, penerapan berbagai media dan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kemajuan zaman. Namun seberapa canggih teknologi dalam
pendidikan,tak akan mampu menggantikan peran guru terutama dalam
pengajaran akan nilai. (2) pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa
dalam menghadapi era revolusi diantaranya: kreativitas, inovasi, berpikir kritis,
memecahkan permasalahan sosial, kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi
dengan sesama. (3) penguatan dalam pendidikan nilai yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menjadi warga
negara yang baik, berjiwa sosial, berakhlak, dan berkarakter. (4) peningkatan
profesionalitas guru. Guru dalam era digital yang dapat menguasai berbagai
peran meliputi: guru sebagai mediator, inovator, fasilitator, evaluator,
motivator, dan sebagainya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah. Sehingga penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir & Terra CH. (2003). Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi Gunawan, R. (2016). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta.
Herwina, I. (2018). “Penguat Pendidikan Karakter Perspektif Islam dalam Era
Milenial IR. 4.0.” In Seminar Nasional Membangun SInergitas dalam
Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0, 300. Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Hidayat, R. (2014). Sosiologi Pendidikan Emile Durkheim. 1 ed. Jakarta:
Grafindo
Rensi Garrison, D. R. (2011). E-Learning in the 21st Century. New York:
Routledge
Riyana, C. (2018). “Tantangan Pendidikan Era Revolusi Industri.” Universitas
Negeri Malang. 2018. https://um.ac.id/content/page/2/201 8/11/tantangan-
pendidikan-erarevolusi-industri-4-0
Offset. Bobby DePorter (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa
Onno W. Purbo (2002). Teknologi e-Learning. Jakarta: Elex Media Komputindo
Suhada, I. (2017). Konsep Dasar IPS. Bandung: Rosdakarya

13

Anda mungkin juga menyukai