Anda di halaman 1dari 10

GUGATAN PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Kepada Yth :

KETUA PENGADILAH HUBUNGAN INDUSTRIAL

PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

DI,-

MEDAN

HAL : GUGATAN PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Dengan hormat,

Yang bertandatangan dibawah ini :

GINDO NADAPDAP, SH.,MH dan GANDA PUTRA MARBUN, SH., MH. Masing-masing warga Negara
Indonesia sebagai ADVOKAT pada Kantor Advokat“FIRMA HUKUM SENTRA KEADILAN” berkantor di
Jalan Bahagia By Pass No. 49 A, Kel. Sudi Rejo II, Kec. Medan Kota, Kota Medan 20218, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Januari 2016, yang bertindak untuk dan atas nama dari :

1. IJHAR SAPAWI, Kelahiran Karang Gading, 23-01-1989, Laki-laki, Kewarganegaraan Indonesia,


Pekerjaan Karyawan Swasta, Alamat Dusun XII Karang Gading Desa Karang Gading, Kec. Labuhan Deli,
Kab. Deli Serdang., disebut sebagai --------------Penggugat - 1 ;

2. ABDUL MAULIDIN, Kelahiran Dalu X-A, 28-12-1982, Laki-laki, Kewarganegaraan Indonesia,


Pekerjaan Buruh Harian Lepas, Alamat Dusun VI Dalu Sepuluh Desa Dalu X A, Kec. Tanjung Morawa,
Kab. Deli Serdang., disebut sebagai --------------------Penggugat - 2 ;

Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------------- PARA PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan Gugatan Perselisihan Hubungan Industrial terhadap :

PT. OLAGAFOOD INDUSTRI, berkedudukan di Jalan Sentosa No. 45 Desa Buntu Bedimbar Batang Kuis
Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang.

Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------------------------- TERGUGAT.


Adapun alasan-alasan dari GUGATAN ini adalah sebagai berikut :

Bahwa Para Penggugat adalah pekerja/buruh yang selama ini bekerja di PT. OLAGA FOOD INDUSTRI (ic.
Tergugat) dengan rincian masa kerja sebagai berikut :

1) Penggugat - 1 Ijhar Sapawi mulai bekerja pada tanggal Januari 2010 sampai dengan 01 September
2015 dengan masa kerja 5 Tahun 7 Bulan ;

2) Penggugat - 2 Abdul Maulidin mulai bekerja tanggal September 2010 sampai dengan 1 September
2015 dengan masa kerja 5 Tahun ;

Bahwa selama ini Para Penggugat bekerja dibidang produksi PT. OLAGA FOOD INDUSTRI (ic. Tergugat)
dengan rincian sebagai berikut :

1) Penggugat - 1 terakhir bekerja pada Tergugat sebagai Operator Packing ;

2) Penggugat - 2 terakhir bekerja pada Tergugat sebagai Operator Frying ;

Bahwa selama bekerja pada Tergugat, Para Penggugat bekerja secara terus menerus dan tidak pernah
terputus atau tidak pernah berhenti ;

Bahwa Para Penggugat menerima upah setiap bulannya dari Tergugat sebesar Rp. 2.176.200,- (dua juta
seratus tujuh puluh enam ribu dua ratus rupiah) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara
No. 188.44/65/KPTS/Tahun 2015 Tentang Upah Minimum Sektoral Kab. Deli Serdang Tahun 2015;

Bahwa secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan tanpa musyawarah perundingan terlebih dahulu
Tergugat telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Para Penggugat terhitung sejak
Maret 2015 dengan alasan kontrak kerja telah berakhir dan tidak diperpanjang lagi,;

Bahwa para Penggugat bukan karyawan kontrak, dikarenakan para Penggugat telah bekerja selama 5
tahun, dimana ketentuan yang menyatakan para Penggugat adalah karyawan kontrak tidak terpenuhi
dan bertentangan dengan ketentuan Pasal 59 Ayat (4) UU RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menyatakan;
Ayat (4) : Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan
untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun.

7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 Ayat (1) dan (2), Pasal 5 Ayat (1) dan (2), dan Pasal 15 Ayat
(2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No Kep.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang menyatakan ;

Pasal 4

Ayat (1) : Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung
pada musim atau cuaca.

Ayat (2) : Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dilakukan untuk pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu.

Pasal 5

Ayat (1): Pekerjaan‑pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target
tertentu dapat dilakukan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sebagai pekerjaan musiman

Ayat (2): Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dilakukan untuk pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan
tambahan.

Pasal 15

Ayat (2) : Dalam hal Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dibuat tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), atau Pasal 5 ayat (2), maka Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu sejak adanya hubungan kerja

Bahwa pada bulan April 2015 Para Penggugat masih menerima upah 50 % (lima puluh persen) dari upah
pokok yang biasa diterima oleh Para Penggugat yaitu sebesar Rp. 1.088.100,- (satu juta delapan puluh
delapan ribu seratus rupiah) ;

Bahwa kemudian sejak bulan Mei 2015, Tergugat tidak membayar upah kepada Para Penggugat tanpa
dasar sesuai dengan ketentuan hukum. Hal ini berlangsung sampai dengan sekarang. Dengan demikian
Tergugat telah menghentikan memberikan pekerjaan dan gaji kepada Para Penggugat, yang dilakukan
secara sepihak tanpa melalui musyawarah perundingan terlebih dahulu ;
Bahwa oleh karena itu Para Penggugat melalui Serikat Buruh Republik Indonesi (SBRI) telah membuat
laporan pengaduan kepada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Kab. Deli Serdang guna mendapatkan
penyelesaian perselisihan tersebut ;

Bahwa akan tetapi laporan pengaduan oleh Para Penggugat tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah
pihak di depan mediator pada perundingan mediasi, sehingga Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan Surat Anjuran dengan Nomor :
560/4047/DTKTR/2015 tanggal 06 Agustus 2015, akan tetapi sampai dengan sekarang Tergugat tidak
mematuhi dan tidak melaksanakan surat anjuran tersebut ;

Bahwa oleh karenanya, untuk memperjuangkan rasa keadilan dan kepastian hukum Para Penggugat
mengajukan Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja dalam perkara aquo sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (vide UU RI No. 02 tahun
2004 tentang Pengadilan Hubungan Industrial) ;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, maka jelas dan terang perbuatan Tergugat yang melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Para Penggugat secara sepihak dengan tidak memberikan
upah kepada Para Penggugat sejak bulan Mei 2015 sampai dengan sekarang adalah merupakan
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak terhadap Para Penggugat.

Oleh karena itu, Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Tergugat terhadap Para Penggugat adalah
TIDAK SAH dan BATAL DEMI HUKUM karena tanpa PERUNDINGAN dan tanpa PENETAPAN dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, maka pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh
Tergugat kepada Penggugat telah bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal 151 ayat (2) dan ayat (3)
UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan :

Ayat (2) : Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat
dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat
pekerja/serikat buruh atau dengan Pekerja/Buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat
Penggugat/ serikat buruh.

Ayat (3) : Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar tidak menghasilkan
persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan Pekerja/Bruh setelah
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian hubungan industrial.
Bahwa oleh karena itu, patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh Tergugat
kepada Para Penggugat adalah bertentangan dengan ketentuan UU RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan sehingga tidak sah atau batal demi hukum.

Bahwa oleh karena itu juga, patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan menghukum Tergugat untuk membayar uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sesuai pasal 156 ayat (3) dan Uang
Pengganti Hak sebesar 15 % sesuai Pasal 156 ayat (4) UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
dengan dasar perhitungan upah sebesar Rp. 2.176.200,- (dua juta seratus tujuh puluh enam ribu dua
ratus rupiah) sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) Kab. Deli Serdang Tahun 2015,
dengan rincian perhitungan masing-masing Para Penggugat sebagai berikut :

1) Ijhar Sapawi dengan masa kerja 5 Tahun 7 Bulan.

· Uang pesangon 2 x 6 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 26.114.400,-

· Uang penghargaan masa kerja 2 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 4.352.400,-

· Uang penggantian hak 15% x Rp. 30.466.800,- = Rp. 4.570.020,-

Jumlah = Rp. 35.036.820,-

2) Abdul Maulidin dengan masa kerja 5 Tahun

· Uang pesangon 2 x 6 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 26.114.400,-

· Uang penghargaan masa kerja 2 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 4.352.400,-

· Uang penggantian hak 15% x Rp. 30.466.800,- = Rp. 4.570.020,-

Jumlah = Rp. 35.036.820,-

Total uang pesangon Para Penggugat adalah sebesar ------------ Rp. 70.073.640,-

(terbilang : tujuh puluh juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus empat puluh rupiah)
Bahwa oleh karena tindakan PHK sepihak yang dilakukan Tergugat terhadap Para Penggugat
mengakibatkan Penggugat tidak dapat bekerja seperti biasanya sehingga tidak memiliki penghasilan
untuk membiayai dan menafkahi hidup keluarga masing-masing Para Penggugat. Maka sesuai dengan
ketentuan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka
Tergugat diwajib untuk membayar upah yang biasa diterima oleh Para Penggugat setiap bulannya ;

Akan tetapi Tergugat tidak mengindahkan sama sekali ketentuan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan tidak membayar upah selama putusan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial berkekuatan hukum tetap tentang PHK dalam perkara a
quo, maka dengan mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 37/PUU-IX/2011 tentang upah
proses. maka patut dan layak jika Perusahaan (ic. Tergugat) juga membayar upah Proses Penyelesaian
kepada masing-masing Para Penggugat yaitu selama 12 (dua belas) Bulan gaji pokok berjalan terhitung
sejak Bulan Mei 2015 sampai dengan Bulan Mei 2016, dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

1) Ijhar Sapawi (ic. Penggugat 1) :

= 12 Bulan X Rp. 2.176.200,- = Rp.26.114.400,-

(dua puluh enam juta seratus empat belas ribu empat ratus rupiah)

2) Abdul Maulidin (ic. Penggugat 2) :

= 12 Bulan X Rp. 2.176.200,- = Rp.26.114.400,-

(dua puluh enam juta seratus empat belas ribu empat ratus rupiah)

Dengan jumlah upah proses Para Penggugat selama 12 (dua belas) Bulan gaji pokok berjalan terhitung
sejak Bulan Mei 2015 sampai dengan Bulan Mei 2016 adalah sebesar Rp. 52.228.800,- (terbilang : lima
puluh dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu delapan ratus rupiah).

Bahwa untuk menjamin dilaksanakan putusan ini nantinya oleh Tergugat, maka Penggugat memohon
kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan untuk menghukum Tergugat
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan pelaksanaan putusan ini sejak diucapkan ;
Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan kepada bukti-bukti hukum yang kuat dan tidak
terbantahkan oleh Tergugat, dan juga oleh karena gugatan Penggugat adalah mengenai pekerjaan dan
penghidupan bagi keluarga dari Penggugat, maka patut dan layak menurut hukum jika putusan atas
Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ini dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya
hukum kasasi dan peninjauan kembali serta perlawanan (uit voerbaar bij voeraad) ;

Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan kepada bukti-bukti yang kuat sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan tidak terbantahkan oleh Tergugat, maka patut dan layak menurut
hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan menghukum Tergugat untuk
membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan uraian tersebut diatas Penggugat dengan hormat memohon kepada Ketua Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, berkenaan memanggil kedua belah pihak untuk
duduk bersidang dalam suatu ruang sidang yang telah ditentukan dan mengambil putusan hakim yang
amarnya sebagai berikut :

--------------------------------------------------MENGADILI :---------------------------------------------------

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan status hubungan kerja Para Penggugat dengan Tergugat adalah Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) ;

3. Menyatakan perbuatan Tergugat yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Para
Penggugat secara sepihak dengan tidak memberikan upah kepada Para Penggugat sejak bulan Mei 2015
sampai dengan sekarang adalah merupakan PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SEPIHAK yang
bertentangan dengan UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sehingga TIDAK SAH dan
BATAL DEMI HUKUM ;

4. Menghukum Tergugat untuk membayarkan kepada Para Penggugat berupa uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan
dalam pasal 156 ayat (3), Uang Pengganti Hak sesuai ketentuan dalam pasal 156 ayat (4) UU RI No. 13
tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dengan dasar perhitungan upah sebesar Rp. 2.170.200,- (dua juta
seratus tujuh puluh ribu dua ratus rupiah) sesuai dengan UMSK Kab. Deli Serdang Tahun 2015, dengan
rincian sebagai berikut :

· Ijhar Sapawi dengan masa kerja 5 Tahun 7 Bulan.

· Uang pesangon 2 x 6 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 26.114.400,-

· Uang penghargaan masa kerja 2 x Rp. Rp. 2.176.200,- = Rp. 4.352.400,-

· Uang penggantian hak 15% x Rp. 30.466.800,- = Rp. 4.570.020,-+

Jumlah = Rp. 35.036.820,-

· Abdul Maulidin dengan masa kerja 5 Tahun

· Uang pesangon 2 x 6 x Rp. 2.176.200,- = Rp. 26.114.400,-

· Uang penghargaan masa kerja 2 x Rp. Rp. 2.176.200,- = Rp. 4.352.400,-

· Uang penggantian hak 15% x Rp. 30.466.800,- = Rp. 4.570.020,-+

Jumlah = Rp. 35.036.820,-

Total uang pesangon Para Penggugat adalah sebesar ------------------- Rp. 70.073.640,-

(terbilang : tujuh puluh juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus empat puluh rupiah)

5. Menghukum Tergugat untuk membayar upah Proses Penyelesaian Perselisihan Pemutusan


Hubungan Kerja kepada masing-masing Para Penggugat yaitu selama 12 (dua belas) Bulan gaji pokok
berjalan terhitung sejak Bulan Mei 2015 sampai dengan Bulan Mei 2016 secara tunai dan sekaligus,
dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

1) Ijhar Sapawi (ic. Penggugat 1) :

= 12 Bulan X Rp. 2.176.200,- = Rp.26.114.400,-

(dua puluh enam juta seratus empat belas ribu empat ratus rupiah)

2) Abdul Maulidin (ic. Penggugat 2) :

= 12 Bulan X Rp. 2.176.200,- = Rp.26.114.400,-


(dua puluh enam juta seratus empat belas ribu empat ratus rupiah)

Dengan jumlah upah proses Para Penggugat selama 12 (dua belas) Bulan gaji pokok berjalan terhitung
sejak Bulan Mei 2015 sampai dengan Bulan Mei 2016 adalah sebesar Rp. 52.228.800,- (terbilang : lima
puluh dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu delapan ratus rupiah)

6. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan ini sejak diucapkan.

7. Menetapkan putusan dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya hukum baik
kasasi, peninjauan kembali maupun perlawanan atas putusan dalam perkara ini (uit voer baar bij
vooraad).

8. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.

Apabila Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya.

Demikianlah Surat Permohonan Mediasi ini kami perbuat. Atas perhatian dan kerja samanya kami
ucapkan terimakasih.

MEDAN, JANUARI 2016

HORMAT KAMI,

KUASA HUKUM PENGGUGAT


( GINDO NADAPDAP, SH., MH ) ( GANDA PUTRA MARBUN, SH., MH )

Diposting 12th April 2016 oleh Unknown

Anda mungkin juga menyukai