NARKOBA
Sasaran :
Hari/Tanggal :
A. Latar Belakang
Pemberlakuan sanksi pidana mati bagi bandar atau pengedar narkoba
sesuai dengan undang-undang pidana negara Republik Indonesia, khususnya
pada undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Alasan
kuat lain kenapa pidana mati tetap diberlakukan, karena pelaku bandar
narkoba diduga dapat merusak secara massif karakter generasi anak
bangsa menjadi pecandu narkoba yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan
mental mereka. Oleh karena itu, kejahatan narkoba dianggap sebagai
kejahatan luar biasa (exstra ordinary crime). Dan penyelesaian kasusnya
pun dengan pendekatan luar biasa pula. Meskipun penegakan hukum
berat sampai pidana mati intensif dilakukan dan diharapkan dapat
menjerakan (detterence) pelaku pengedar narkoba, tapi faktanya
semangkin meningkat pula peredaran dan perdagangan narkoba. Diakui,
bahwa kejahatan narkoba adalah kategori kejahatan the drug trafficking
industry yang merupakan bagian dari kelompok kegiatan organisasi-
organisasi kejahatan transnasional (Activities of Transnational
Criminal Organization) di samping jenis kejahatan lainnya, seperti
smuggling of illegal migrants, arms trafficking, trafficking in nuclear material,
transnational criminal organizations and terorism, trafficking in body parts,
theft and smuggling of vehicles, money loundring (Sudarto, 1987).Sampai
saat ini, kejahatan narkoba telah menjadi permasalahan global dan
telah menjadi kejahatan lintas negara (transnational crime). Dan aparat
hukum di banyak negara beranggapan, untuk memberantas peredaran
narkoba sangatlah sulit. Salah satu penyebab utamanya adalah karena
peredaran narkoba dijalankan oleh kejahatan terorganisir (organized crime)
yang melibatkan organisasi-organisasi kejahatan (crime organizations)
yang telah mendunia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan peserta mampu memahami tentang
narkoba
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama + 40 menit peserta mampu :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan narkoba
b. Mengetahu jenis-jenis narkoba
c. Mengetahui tanda dari pencandu narkoba
d. Mengetahui cara pencegahan penyalahgunaan narkoba
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : narkoba
2. Sasaran :
3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media dan Alat : Brosur
5. Waktu dan Tempat : 09.00 WIB/
6. Materi (Terlampir) :3
7. Strategi Pelaksanaan :
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
1. Pembukaan Salam dan 2 menit
penjelasan tujuan
penyuluhan
2. Penyampaian narkoba 5 menit
materi
3. Tanya jawab Peserta bertanya 5 menit
dan petugas
menjawab
D.
pertanyaan
4. Penutup Salam dan 2 menit
memberikan
kesimpulan
Daftar Pustaka
LAMPIRAN MATERI
PENYAKIT KOLESTEROL
A. Pengertian narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, bahan adiktif
lainnya. Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris
narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan. Narkotika berasal
dari bahasa Yunani yaitu narke atau narkam yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang artinya
sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek
stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius. Dan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau narkotika adalah obat yang dapat
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk
atau merangsang. Narkoba adalah obat untuk menenangkan saraf,
menghilangkan rasa sakit, dan menidurkan (dapat memabukkan, sehingga
dilarang dijual untuk umum). Narkoba mempunyai banyak macam, bentuk,
warna, dan pengaruh terhadap tubuh. Akan tetapi dari sekian banyak macam dan
bentuknya, narkoba mempunyai banyak persamaan, diantaranya adalah sifat
adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan)
yang sangat tinggi. Ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba tidak
dapat lepas dari “cengkraman” nya. Narkoba terdiri dari dua zat, yakni narkotika
dan psikotropika. Dan secara khusus dua zat ini memiliki pengertian, jenis
(golongan), serta diatur dengan undang- undang yang berbeda. Narkotika diatur
dengan Undang – Undang No.35 Tahun 2009, sedangkan psikotropika diatur
dengan Undang – Undang No.5 Tahun 1997. Dua undang – undang ini
merupakan langkah pemerintah Indonesia untuk meratifikasi Konferensi PBB
Gelap Narkotika Psikotropika Tahun 1988. Narkotika, sebagaimana bunyi pasal
1 UU No.22 Tahun 1997 di definisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik buatan atau semi buatan yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menimbulkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berikut beberapa
defenisi mengenai narkotika : Pasal 1 UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,
disebutkan bahwa : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan - golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini
B. Jenis – jenis narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).Narkotika digolongkan
menjadi 3 kelompok yaitu :
o 3. BAHAN ADIKTIF
o Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi
sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina
atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat,
o
o Narkoba ini memiliki dampak sebagai berikut :1. Gangguan pada
system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
o 2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah3.
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan
fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-
paru5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu
tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur6. Dampak terhadap
kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual7. Dampak terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya
pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular
penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum
ada obatnya9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika
terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
Orang yang ketergantungan obat-obatan juga akan berubah dari sekadar mengidam
obat-obatan menjadi membutuhkannya agar merasa lebih baik. Bila kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, mereka akan mulai mengalami gejala penarikan dalam
beberapa jam setelah dosis terakhirnya.
3. Perubahan penampilan
Perhatikan juga tekstur kulit. Bengkak yang tidak normal atau memar juga bisa
mengindikasikan penyalahgunaan obat-obatan yang berkelanjutan.
4. Perubahan perilaku
Banyak pecandu obat terlarang ini yang juga menunjukkan perubahan perilaku kecil
yang disebut sebagai “tics”. Contohnya, gatal terus menerus di area tubuh tertentu,
menarik lengan baju secara impulsif untuk menyembunyikan tanda, dan sering
menyedot hidung.
5. Penampilan semakin tidak terawat
Kebanyakan orang yang kecanduan narkoba juga memiliki penampilan diri yang
semakin tidak terawat. Mereka juga semakin tidak peduli menjaga kebersihan diri.
Mereka yang menyuntikkan narkoba dan berbagi jarum berisiko tinggi terkena
hepatitis dan HIV/AIDS. Jadi, tidak hanya bikin ketagihan,
Selain ciri fisik di atas, ada juga beberapa ciri mental yang bisa ditunjukkan pecandu
narkoba:
Gejala atau tanda-tanda fisik tiap pecandu narkoba juga bisa berbeda-beda,
tergantung dari jenis obat yang mereka konsumsi. Berikut ciri fisik berdasarkan jenis
narkoba:
1. Ganja
Mampu menyebabkan mata merah, volume suara lebih keras saat berbicara dalam
suasana normal, tawa yang tanpa alasan bersamaan dengan perasaan kantuk, dan
penambahan atau penurunan berat badan jangka panjang.
4. Inhalasi (aerosol)
Narkoba ini dapat menyebabkan mata berair, pilek, ruam di sekitar hidung dan mulut,
keracunan, mengantuk, dan perubahan nafsu makan yang memengaruhi berat badan.
Mampu menyebabkan pupil melebar, perilaku menjadi aneh, bicara cadel, dan seperti
orang yang bingung.
6. Heroin
Pupil yang berkontraksi, adanya banyak bekas suntikan pada tubuh, tidak ada respons
pupil pada cahaya, jadwal tidur yang aneh, berkeringat berlebih, muntah, batuk,
kedutan, dan kehilangan nafsu makan sehingga berat badan menurun.