TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Defenisi
umumnya terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari
40 tahun). Namun banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita
hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum
pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta pengendalian sistem
saraf terhadap tonus pembuluh darah. Ada dua faktor utama yang mengatur
tekanan darah, yaitu darah yang mengalir dan tahanan pembuluh darah perifer.
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskular
perifer berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit
pembuluh darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah, makin besar
dilatasinya, makin kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, makin menyempit
sistem saraf simpatis dan sistem renin – angiotensin. Apabila sistem saraf simpatis
curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel. Sama halnya pada sistem renin –
ginjal. Selain ginjal, otak dan jantung dapat pula mengalami kerusakan yang
2.1.4. Epidemiologi
Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum
pada tahun 1980 menunjukkan bahwa sekitar 20% penduduk menderita hipertensi.
angka statistik di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Amerika. Boedi Darmoyo
adalah penderita hipertensi. Angka 1,8% berasal dari penelitian di Desa Kalirejo,
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut The Sixth Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure, 1997.
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
kadang – kadang merupakan satu – satunya gejala. Bila terjadi demikian, gejala
baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang, dan
dibedakan atas:
1) Umur
besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko
besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai
pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah
sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan
alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut
2) Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka
yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat
(Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% wanita.5 Ahli lain mengatakan
pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar
2,29 mmHg untuk peningkatan darah sistolik. Sedangkan menurut Arif Mansjoer,
dkk, pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk
terjadinya hipertensi. Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang
3) Riwayat Keluarga
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
13
penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistik
hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua
4. Genetik
(satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang
hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda
dan gejala.
1) Kebiasaan Merokok
lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap
perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin
diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai
otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal
untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan
yang lebi tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik
maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada
ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek
perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi
sepanjang hari.
2) Konsumsi Asin/Garam
dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan
diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan
mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi
orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat
tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau bahkan tidak
ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan darah
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan
asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari
cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga
tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari
Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan
3) Konsumsi Lemak
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang
bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya
yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber
4) Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai
untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak.
Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti kelapa, sawit, kedelai,
sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari beraneka asam lemak jenuh
(ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin,
cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak,
minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak
palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut
omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak
zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ.
karena minyak goreng tidak tahan terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi
17
kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai tambah hanya pada gorengan pertama
saja, selebihnya minyak tersebut menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3
yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila
pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak peduli apakah warnanya sudah berubah
menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan yang dikemukakan cukup sederhana
yaitu demi mengirit biaya produksi. Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka
aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti
secara pasti. Orangorang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu
banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum
atau minum sedikit. Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai
belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume
18
sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan
20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman
berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar dua kali.
6) Obesitas
tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan
salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri
dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak
obesitas.
saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah raga
raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari)
dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain
itu dengan kurangnya olah raga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah,
dan apabila asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan
bertambah.
19
karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga
memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri Kelebihan berat badan juga
antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan
hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih
dengan tekanan darah yang setara. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan
tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan
Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang-
orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya
hipertensi. Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung
20
dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar
7) Olahraga
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada
timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan
hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak
aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin
keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
8) Stres
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress
menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal
ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang
hipertensi.
21
Menurut Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres adalah suatu
dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres
adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah
diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan
datang dari luar itu. Stres adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar
itu.
berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres
timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat
Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah
peninggian tekanan darah yang menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah
untuk sementara waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal
9) Penggunaan Estrogen
ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan karena estrogen
hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari
seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan
terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu
maka pencegahan hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan
obatan selama hidup mereka untuk mengontrol tekanan darah mereka. Pada
g) Diuretik. Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
dalam penurunan tekanan darah. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :
b) Diet Rendah Garam. Yang dimaksud disini adalah garam natrium dan juga
Pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut akan mengikat air
metabolisme dalam tubuh. Tujuan diet tinggi serat ini adalah untuk
tekanan darah. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stres antara
Indeks massa tubuh berlaku untuk orang yang telah berusia diatas 18
tahun. IMT tidak dapat digunakan pada bayi, remaja, anak, ibu hamil dan
olahragawan. Selain itu IMT tidak dapat digunakan pada seseorang yang memiliki
penyakit atau keadaan khusus seperti adanya edema, hepatomegali, dan asites
faktor yang mempengaruhi adalah indeks massa tubuh (IMT), pola makan
(makanan tinggi natrium dan makanan tinggi lemak). Faktor tersebut dipilih
2.3. Hipotesis
1. Ada hubungan antara hipertensi dengan IMT pada kelompok pasien usia
2. Ada hubungan antara hipertensi dengan pola makan tinggi natrium pada
Pematangsiantar
3. Ada hubungan antara hipertensi dengan pola makan tinggi lemak pada
Pematangsiantar