Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi cross

sectional .Dalam penggunaan studi cross sectional pengukuran variabel dependen

(hipertensi) dan variabel independen (indeks massa tubuh, pola asupan makanan tinggi

natrium dan pola asupan makanan tinggi lemak) dilakukan pada waktu bersamaan.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Maret 2020

3.2.2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap dan rawat jalan RSUD dr.

Djasamen Saragih Pematangsiantar.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang berkunjung

ke Rsud dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar yang berusia Lansia (46-65 tahun)

pada bulan januari sampai dengan maret 2020. Rata–rata jumlah pasien sebanyak 75

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Sampel diambil dengan cara menggunakan metode acak

sederhana (simple random sampling). Semua pasien yang berusia Lansia (46-65

26
27

tahun) yang berkunjung ke Rsud dr Djasamen Saragih Pematangsiantar bisa menjadi

sampel dalam penelitian. Adapun data yang didapatkan di lapangan dan dianalisa

adalah sebanyak 123 responden yang didapatkan selama 3 bulan dari poliklinik dan

rawat jalan penyakit dalam.

Besarnya jumlah sampel untuk studi cross sectional :

N= z² 1-α/2 p(1-p)

dimana :

n = jumlah atau besar sampel minimal

Z 1-α/2 = nilai baku distribusi normal pada α tertentu (1,96)

P = Proporsi variabel dependen dan variabel independen pada penelitian sebelumnya.

d = derajat akurasi / presisi mutlak (10%)

3.4. Defenisi Operasional

3.4.1. Hipertensi

adalah Tekanan darah tinggi yang abnormal yaitu tekanan darah sistolik

≥140 mmHg dan tekanan darah diatolik ≥90 mmHg.

3.4.2. Indeks Massa tubuh (IMT)

adalah Suatu cara untuk mengidentifikasi berat badan ideal berdasarkan

kriteria WHO 2006 dengan cara berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dalam

meter dikuadrat.
28

3.4.3. Pola Makan Tinggi Natrium

adalah Frekuensi kebiasaan makan responden yang meliputi bahan makan

sumber natrium

3.4.4. Pola Makan Tinggi Lemak

adalah Frekuensi kebiasaan makan responden yang meliputi bahan makan

sumber lemak.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Sumber Dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yakni hasil pengisian

kuesioner oleh responden mengenai pola konsumsi makanan tinggi natrium dan pola

konsumsi makanan tinggi lemak, Selain pengisian kuesioner, data juga diperoleh dari

pengukuran tekanan darah, antropometri (berat badan dan tinggi badan)

3.5.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

dalam arti cepat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah.


29

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

No Variabel Alat Pengukuran


1 Hipertensi Mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
menggunakan alat ukur tekanan darah yaitu
spygmomanometer digital dan stetoskop. Dengan hasil
ukur :
1.Hipertensi

 Sistolik ≥140

 Diastolik ≥90
2.Normal

 Sistolik<140

 Diastolik<90

2. IMT Pengukuran berat badan dan tinggi badan dengan


menggunakan timbangan dan alat ukur tinggi badan,
kemudian dihitung menggunakan rumus
IMT=berat badan (kg)/ tinggi badan (m²)
Dan hasil ukur :
1. Obesitas = IMT ≥ 30,0
2. overweight = IMT ≥ 25,0 atau < 30
3. Normal = < 25

3 Pola makan Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner mengenai


mengandung pola makan yang mengandung tinggi natrium dengan
natrium menggunakan FFQ (Food frequency questionaire) dengan
hasil :
1. Sering ≥ skor median
2. Jarang < skor median

4. Pola makan Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner mengenai


mengandung pola makan yang mengandung tinggi dengan menggunakan
lemak FFQ (Food frequency questionaire) dengan hasil :
1. Sering ≥ skor median
2. Jarang < skor median
30

Tabel 3.1 instrumen Penelitian.

3.5.3. Persiapan Pengumpulan Data

Tahapan Penelitian dilakukan dengan cara :

1. Rekomendasi izin penelitian dari RSUD DR Djasamen Saragih Pematangsiantar.

2. Mengelompokkan data pasien yang berkunjung ke poliklinik penyakit dalam dan

pasien rawat inap yang berusia (46-65 tahun)

3. Memilih responden dengan sistem acak.

4. Melaksanakan pengumpulan data dan menjelaskan pada calon responden tentang

tujuan dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta

untuk menandatangani surat persetujuan..

5. Responden diukur tekanan darahnya, berat badan dan tinggi badan. kemudian

responden mengisi kuisioner selama 10 menit yang difasilitasi oleh peneliti bila

ada pertanyaan yang tidak dipahami.

6. Selanjutnya data dianalisa.

3.5.4. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa pengukuran tekanan darah,

antropometri (berat badan dan tinggi badan) dan pengisian kuesioner dan wawancara

tentang pola makan menggunakan FFQ (Formulir Food Questionere).

3.5.4.1. Data Tekanan darah

Hasil tekanan darah segera didapatkan setelah pengukuran dengan

menggunakan spigmomanometer dan stetoskop dengan hasil


31

a. Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg/ dan diastolik ≥ 90 mmHg =

Hipertensi

b. Tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg =

normal.

3.5.4.2. Pengukuran Antropometry

Indeks Massa Tubuh (IMT), hasil didapatkan setelah pengukuran dengan alat

timbangan dan pengukur tinggi badan. Nilai yang kemudian dikategorikan menjadi

obesitas, overweight, normal.

3.6. Analisa Data

3.6.1. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada analisis ini menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase setiap variabel yaitu variabel karakteristik responden,

variabel tekanan darah, Indeks Massa Tubuh, Pola konsumsi tinggi natrium dan pola

konsumsi tinggi lemak

3.6.1.1. Karakteristik responden

a. Usia

Usia dikategorikan menjadi 2 yaitu 1) lansia awal (46-55 tahun) dan 2). lansia

akhir (56-65 tahun).

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin dibagi menjadi 2 yaitu: 1) perempuan dan 2) laki-laki.


32

3.6.1.2. Tekanan darah

Tekanan darah dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1. Hipertensi : Sistolik ≥140, Diastolik ≥90

2. Normal : Sistolik<140, Diastolik<90

3.6.1.3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh diukur dengan BB (kg)/ Tinggi badan (m²).

Dikategorikan

1. Normal = < 25

2. Overweight (kelebihan berat badan) = IMT ≥ 25,0 Atau < 30

3. Obesitas (kegemukan) = IMT ≥ 30,0.

Pengkategorian indeks massa tubuh yang digunakan berdasarkan ringkasan

dari kategori IMT menurut WHO 2006. dimana overweight atau kelebihan berat

badan adalah keadaan dimana berat badan (BB) seseorang melebihi BB normal dan

pengukuran atau klasifikasi yang tergantung pada bias kebudayaan. Sedangkan

obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan

dan pengukuran atau klasifikasi yang tidak tergantung pada bisa kebudayaan.

3.6.1.4. Pola makan tinggi natrium

Kebiasaan konsumsi natrium dilihat dari frekuensi mengkonsumsi jenis bahan

makanan tinggi natrium dalam tiga bulan terakhir. Responden diwawancarai

mengenai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dalam daftar FFQ.
33

Data kebiasaan mengkonsumsi natrium didapat dengan cara skoring frekuensi

konsumsi makanan tinggi natrium yaitu seperti berikut :

a. 3 kali/hari (skor 8)

b. 2-3 kali/hari (skor 7)

c. 1 kali/hari (skor 6)

d. 4-6 kali/minngu (skor 5)

e. 2-3 kali/minggu (skor 4)

f. 1 kali/minngu (skor 3)

g. 2-3 kali/bulan (skor 2)

h. 1 kali/bulan (skor 1).

i. Tidak pernah (skor 0)

Setelah itu semua skor per item makanan tinggi natrium dijumlahkan. Pada

saat uji bivariat shi-square kebiasaan konsumsi natrium dikategorikan menjadi 2

yaitu sering dan tidak sering. Adapun batasan skor kebiasaan konsumsi natrium

didapatkan dengan menggunakan mean/median. Jika skor ≥ median/mean maka

dikatakan sering, sedangkan skor < median/mean dikatakan tidak sering.

3.6.1.5. Pola makan tinggi lemak

Kebiasaan konsumsi lemak dilihat dari frekuensi mengkonsumsi jenis bahan

makanan tinggi lemak dalam tiga bulan terakhir. Responden diwawancarai mengenai

kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dalam daftar FFQ. Data

kebiasaan mengkonsumsi lemak didapat dengan cara skoring frekuensi konsumsi

makanan tinggi lemak yaitu seperti berikut :


34

a. 3 kali/hari (skor 8)

b. 2-3 kali/hari (skor 7)

c. 1 kali/hari (skor 6)

d. 4-6 kali/minngu (skor 5)

e. 2-3 kali/minggu (skor 4)

f. 1 kali/minngu (skor 3)

g. 2-3 kali/bulan (skor 2)

h. 1 kali/bulan (skor 1).

i. Tidak pernah (skor 0)

Setelah itu semua skor per item makanan tinggi lemak dijumlahkan. Pada saat

uji bivariat shi-square kebiasaan konsumsi lemak dikategorikan menjadi 2 yaitu

sering dan tidak sering. Adapun batasan skor kebiasaan konsumsi lemak didapatkan

dengan menggunakan mean/median. Jika skor ≥ median/mean maka dikatakan

sering, sedangkan skor < median/mean dikatakan tidak sering..

3.6.2. Analisis bivariat

Setelah diketahui gambaran karakteristik masing-masing variabel (univariat)

dapat diteruskan dengan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel

tersebut.

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

kemaknaan dan besarnya hubungan masing-masing variabel independent terhadap

variabel dependent yang menggunakan chi-square(x²) , besar kemaknaan adalah nilai

p≤ 0,05 dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak komputer program SPSS.


35

Jika nilai p ≤ 0,05 maka hasil perhitungan ststistiksignifikan yang artinya ada

hubungan antara variabel dependent dan variabel independent. Namun jika p > 0,05

maka hasil perhitungan ststistik tidak signifikan yang artinya tidak ada hubungan

antara variabel dependent dan variabel independent

Anda mungkin juga menyukai