Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi
perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit
degeneratif) seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-
akhir ini banyak terjadi di masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut
digolongkan kedalam penyakit tidak menular yang frekuensi kejadiannya
mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan pola
makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa (Bustan, 2000).
Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil
penelitian menyebutkan 17,5 juta orang meninggal karena penyakit
kardiovaskuler pada tahun 2005, yang merupakan 30% dari angka kematian
global atau secara umum. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-10 pada tahun 1980
menjadi urutan ke-3 pada tahun 1986, sedangkan sebagai penyebab kematian
tetap menduduki peringkat ke-3. Berdasarkan data yang dihimpun
Departemen Keshatan (Depkes, 2007) peningkatan mortalitas akibat penyakit
jantung koroner(PJK) terlihat jelas. Dari hanya 5,9 persen di tahun 1975
menjadi 9,1 pada 1981, berkembang menjadi 16 persen di tahun 1986, dan
terakir 19,0 persen pada tahun 1995. Adapun angka kematian yang
disebabkan karena penyakit serangan jantung di Indonesia mencapai hingga
26 -30 persen, bahkan untuk Jakarta mencapai 42,9 % (depkes, 2007).
Selisih antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan (pulse
pressure). Tekanan darah umumnya tidak selalu tetap, berubah dari waktu ke
waktu sesuai dengan keadaan kesehatan. Tekanan darah sangat penting dalam
sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirkan
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk
aliran darah yang menetap. Jantung berkerja sebagai pemompa darah dapat
memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem
sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara
mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan
tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Syaifudin, 2010).

1
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab
terjadinya Penyakit Jantung (Bambang, 2000). Penelitian di berbagai tempat di
Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6- 15%,
sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita
Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak
terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika
adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark 35% cerebrovaskuler
accident 15% dan gagal ginjal 5%.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-
kasus yang tidak diobati. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi yang paling
sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina Pektoris dan
Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita
Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi.
Berbagai hasil penelitian memperlihatkan faktor gizi berpengaruh
terhadap tekanan darah. Beberapa bahan makanan seperti garam dapur
(natrium klorida/NaCl) dan alkohol serta status gizi dalam hal ini obesitas
terbukti mempunyai hubungan dengan hipertensi. Obesitas (gemuk)adalah
keadaan dimana status gizi/ status nutrisi melebihi normal ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dimana dari penimbunan
jaringan ini dapat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung, obesitas
merupakan kunci penting dari terjadinya peningkatan kejadian penyakit
jantung, peningkatan berat badan dengan indeks masa tubuh lebih dari 30
kg/m² baik pada laki-laki ataupun wanita akan meningkatkan risiko penyakit
jantung 4 kali lipat (RossnerS, 2002 dalam Wira Gotera e t al., 2006).
Dari uraian latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui gambaran status Gizi dan tekanan darah pada pasien jantung
rawat inap kelas 3 bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga pada tanggal 02 &
03 juni 2015 di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

2
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Status Gizi dan tekanan darah pasien jantung
rawat inap kelas 3 di bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr.
Soedirman Kebumen pada tanggal 02 & 03 Juni 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi pasien jantung rawat inap kelas 3 bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada
tanggal 02 & 03 Juni 2016
b. Mengetahui tekanan darah pasien jantung rawat inap kelas 3 bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada
tanggal 02 & 03 Juni 2016
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penelitian
kesehatan khususnya penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
dan IMT serta sebagai media pengembangan kompetensi diri sesuai
dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan
2. Manfaat Bagi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas untuk pasien

3
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 & 03 Juni 2016 di bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga pada pasien kelas III RSUD Dr. Soedirman
Kebumen

B. Populasi dan sampel penelitian


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien jantung di bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada
tanggal 02 & 03 Juni 2016
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien kelas III yang menderita
jantung di bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga pada tanggal 02 & 03
Juni 2016
C. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Timbangan berat badan
2. Microtoa
3. Metlin
4. Alat tulis
5. Kalkulator

4
D. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
1 Status gizi Keadaan gizi pasien kelas III 1. Gizi Kurang <18,5 Ordinal
di Ruang Cempaka, kenanga
berdasarkan
dan dahlia RSUD Dr. 2. Normal 18,5-24,9
IMT Soedirman Kebumen yang
diukur berdasarkan tinggi 3. Overweigth 25-29,9
badan dan berat badan. Berat
badan dibagi tinggi badan 4. Obesitas I 30,0-34,9
dalam meter kuadrat (m2 )
Kemudian dibandingkan 5. Obesitas II 35,0-39,9
dengan standar (Sugondo,
2006). (WHO, 2005)

2 Tekanan Tekanan darah adalah tekanan Ordinal


Darah di dalam pembuluh darah 1. Tekanan Darah Normal
ketika jantung memompakan bila sisolik <120mmHg
darah ke seluruh tubuh. dan diastolik <80
Kriteria tekanan darah mmHg
menggunakan criteria JNC- 2. Pra Hipertensi
VII (Joint National Commite 120-139/80-89 mmHg
Clasification of Blood 3. Hipertensi derajat 1
Pressure,2003). 140-159/90-99mmHg
Peneliti melihat data awal 4. Hipertensi derajat 2
masuk RS pasien di rekam >160/≥100mmHg
medik bangsal dalam kelas III
RSUD Dr. Soedirman
Kebumen

E. Teknik pengumpulan data


Data mengenai gambaran tekanan darah didapat melalui rekam medik pasien
sedangkan data Status Gizi seluruh pasien jantung kelas III di bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen diperoleh
melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan. Untuk pasien yang tidak
bisa ditimbang berat badanya pengukuran menggunakan estimasi panjang
ulna dan tinggi lutut.

5
F. Teknik pengolahan data
Data diolah secara deskriptif dimana hanya dilakukan pengumpulan data
mengenai gambaran Status Gizi dan tekanan darah pasien di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada tanggal
03 Juni 2016.
G. Cara analisa data
Analisis yang digunakana dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat.
Analisis univariat adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel peneliti. Analisis univariat dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan distribusi dan presentasi
dari tiap variabel (Notoadmojo, 2010). Yang di analisis dengan analisis
univariat yaitu Status Gizi dan Tekanan darah pasien.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Karakteristik Responden
a. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien jantung kelas III di
Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Kebumen dengan usia antara 36-75 tahun. Deskripsi karateristik
responden penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Jantung kelas III Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi persentase
Jenis kelamin
Perempuan 4 33,3
Laki-laki 8 66,7
Total 12 100
Sumber : Data Primer terolah, mei 2016
a) Distribusi frekuensi berdasarkan usia
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Usia Pasien Jantung kelas III Bangsal Cempaka,
Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Usia
36 - 45 tahun 2 16,7
46 - 55 tahun 4 33,3
56 - 65 tahun 5 41,7
66 - 75 tahun 1 8,3
Total 12 100
Sumber : Data Primer terolah, mei 2016
Tabel 3.2 menunjukan distribusi frekuensi karateristik pasien
berdasarkan usia terbanyak adalah pasien yang berusia 56-65 tahun
(41,7%) dan usia terendah adalah usia 66-75 tahun (8,3%).

7
b) Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Jantung Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Status Gizi berdasarkan IMT
Kurang 2 16,7
Normal 7 58,3
Overweigth 3 25
Obesitas 1 - 0
Obesitas 2 - 0
Total 12 100.0
Sumber : Data Primer terolah, 2016
Tabel 3.3 menunjukan distribusi frekuensi karakteristik pasien
berdasarkan status gizi menurut IMT dengan status gizi normal yang tertinggi
yaitu 7 orang (58,3%) dan yang terendah yaitu 2 orang (16,7%) termasuk
status gizi kurang.
c) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah
Tabel 3.4
Distibusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien jantung kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Kategori Tekanan Darah
Normal 3 25
Pra Hipertensi 1 8,3
Hipertensi I, 2 16
Hipertensi II 6 50
Total 12 100
Sumber : Data Prime terolahr, 2016
Tabel 3.4 menunjukan distibusi frekuensi pasien berdasarkan tekanan
darah dimana frekuensi tertinggi pada kategori Hipertensi yaitu 8 orang
(66,7%) dan yang terendah adalah pra hipertensi yaitu 1 orang (8,3%).

8
d) Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi dan tekanan darah
Tabel. 3.5.
Distibusi Frekuensi status gizi dan tekanan darah pasien jantung kelas III
di Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Kebumen.
Tekanan Darah
Status Gizi
Hipertensi Total
IMT Normal Pra Hipertensi

f % f % f % f %
Kurang 1 8,3 - - 1 8,3 2 16,7
Normal 1 8,3 1 8,3 5 41,7 7 58,3
overweigth 1 8,3 - - 2 16,7 3 25

Total 3 25 1 8,3 8 66,7


12 100
Sumber : Data Primer terolah, 2016
Tabel 3.5 menunjukkan distribusi pasien dengan status gizi yaitu:
1. Pasien dengan status gizi kurang
Pasien dengan status gizi kurang dengan tekanan darah normal adalah
sebanyak 1 orang (8,3%) begutu pula dengan tekanan darah hipertensi
sebanyak 1 orang (8,3%)
2. Status gizi normal
Status gizi normal dengan tekanan darah hipetensi adalah yang
terbanyak yaitu 5 orang (41,7%) sedangkan yang terendah yaitu 1
orang (8,3%) pasien dengan tekanan darah normal .
3. Pasien dengan status gizi overweigth
Pasien dengan status gizi overweigth dengan tekanan darah hipertensi
adalah yang terbanyak yaitu 2 orang (16,7%) sedangkan yang terendah
yaitu 1 orang (8,3%) dengan tekanan darah normal.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Kelas III di Bangsal


Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distribusi frekuensi karateristik pasien jantung kelas III
berdasarkan jenis kelamin di Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga
RSUD Dr. Soedirman yang tertinggi adalah laki-laki (66,7%). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Coopers pada tahun 1988 di
Amerika Serikat yaitu gejala Penyakit jantung sebelum umur 60 tahun
didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti
bahwa laki-laki mempunyai resiko menderita jantung 2-3 X lebih besar
dari perempuan.
Hasil survei mengatakan bahwa serangan jantung lebih banyak
dialami oleh laki-laki, hal ini dikarenakan pada usia muda laki-laki lebih
rentan terkena penyakit jantung (Bustan, 2006)

2. Distribusi Frekuensi Usia Pasien Kelas III di Bangsal Cempaka,


Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distribusi frekuensi karateristik pasien kelas III Bangsal Cempaka,
Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman berdasarkan usia terbanyak
adalah pasien yang berusia 56-65 tahun (41,7%) dan usia terendah adalah
usia 66-75 tahun (8,3%).
Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat
Penyakit jantung. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki
umur 35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Kadar
kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun.
Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada
perempuan sebelum menopause (45-0 tahun ) lebih rendah dari pada
laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol
perempuan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki (Bambang,
2000).

10
3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distribusi frekuensi karakteristik pasien jantung kelas III di
Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
berdasarkan status gizi menurut IMT yang tertinggi adalah pasien dengan
status gizi normal yaitu 7 orang (58,3%) dan yang terendah adalah pasien
dengan status gizi kurang yaitu 2 orang (16,7%).
Menurut Azizah (2011), status gizi merupakan suatu keadaan yang
diakibatkan dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi
dan penggunaan zat tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Pada umumnya Status gizi
obesitas dapat menimbulkan penyakit jantung karena terjadi peningkatan
massa tubuh. Semakin besar massa tubuh, semakin banyak volume darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan zat makanan ke jaringan
tubuh. Darah yang beredar melalui pembuluh darah dapat bertambah
sehingga memberatkan kerja jantung, hal ini menyebabkan jantung
menjadi lemah serta berakibat fatal.
4. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distibusi frekuensi pasien kelas III di Bangsal Cempaka, Dahlia
dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman berdasarkan status tekanan darah
dengan status tekanan darah hipertensi adalah yang terbanyak, yaitu 8
orang (66,7%) dan status tekanan darah pra hipertensi adalah yang
tersedikit yaitu 1 orang (8,3%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab
terjadinya Penyakit Jantung (Bambang, 2000). Penelitian di berbagai
tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar
6- 15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60%
penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak
diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat
Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark
35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada
kasus-kasus yang tidak diobati. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi

11
yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina
Pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard
infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat
Hipertensi.

5. Distribusi Frekuensi Status Gizi dengan Tekanan Darah Pasien Kelas


III di Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Gambaran status gizi dengan tekanan darah pasien jantung kelas
III di Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
diketahui bahwa dari 7 orang yang berstatus gizi normal terdapat 5 orang
(41,7%) yang mengalami hipertensi 1 orang memiliki tekanan darah
normal (8,3%) dan 1 orang yang memiliki tekanan darah pra hipertensi.
Sedangkan pasien yang overweight 2 orang (16,7%) mengalami hipertensi
dan 1 orang (8,3%) bertekanan darah normal.
Gambaran kegemukan dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan
keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan resiko penyakit
kardiovaskuler. Pada Swedish Obese Study didapatkan angka kejadian
hipertensi pada obesitas sebesar 13,5% dan angka ini akan semakin
meningkat seiring dengan peningkatan IMT dan rasio lingkar pinggang
(Mustamin,2010). Banyak penelitian yang telah membuktikan adanya
kolerasi antara IMT dengan kejadian hipertensi dan diduga peningkatan
berat badan mempunyai peranan penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi pada orang dengan status gizi lebih. Pada orang dengan status
gizi lebih didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah
jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Hal tersebut berkaitan
erat dengan beberapa perubahan gaya hidup, latihan jasamani, diet dan
pemakaian obat anti obesitas (Mustamin, 2010).

12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan status gizi menurut IMT dengan


status gizi normal yang tertinggi yaitu 58,3% dan yang terendah yaitu
16,7% termasuk status gizi kurang.
2. Distibusi frekuensi pasien berdasarkan tekanan darah dimana frekuensi
tertinggi pada kategori Hipertensi yaitu 66,7% dan yang terendah adalah pra
hipertensi yaitu 1 orang 8,3%
3. Pasien dengan status gizi kurang dengan tekanan darah normal adalah 8,3%
begutu pula dengan tekanan darah hipertensi sebanyak 8,3%
4. Status gizi normal dengan tekanan darah hipetensi adalah yang terbanyak
41,7% sedangkan yang terendah yaitu 33,3% pasien dengan tekanan darah
normal .
5. Pasien dengan status gizi overweigth dengan tekanan darah hipertensi
adalah yang terbanyak 16,7% sedangkan yang terendah 8,3% dengan
tekanan darah normal.
Saran
1. Untuk instalasi gizi diharapkan selalu memberikan konseling terhadap
pasien jantung dengan materi berupa factor-faktor pencetus terjadinya
penyakit jantung, seperti hipertensi.
2. Untuk keluarga pasien perlunya dukungan keluarga dalam menjaga
kesehatan pasien melalui pembekalan pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang pemeliharaan kesehatan guna mencegah timbulnya penyakit jantung
dengan aktif melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azizah,LM.(2011).Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta.Graha Ilmu

Gunawan,L.(2001).Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).Yogyakarta:Kanisius

Marliani,L.2007.Hipertensi (100 Questions & Answers).Jakarta.Gramedia Pustaka


Utama

Muhajidullah,K.(2012).Keperawatan Geriatrik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suiraoka,IP.(2012).Penyakit Degeneratif (Mengenal,Mencegah dna Mengurangi


Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif).Yogyakarta:Nuha Medika

Susanto,N.(2010).Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:Digibooks

Supariasa,dkk.(2012).Penilaian Status Gizi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Adam, John MF, Obesitas ,Pengertian dan Kriteria Diagnosis, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.Makassar 2006.

Bustan, Muh. Najib, Epidemiologi Penyakit Tidak menular, PT Rineka Cipta,


Jakarta, 2000.

Coopers K.H. : controlling Cholesterol, Bantam Books, New York .1988

Budiono, Bambang, Sindroma metabolik dan Penyakit kardiovaskuler. Fakultas


Kedokteran Universitas Hasanuddin ,Makassar 2006 Dinas Kesehatan
Sulawesi Selatan, Profil Kesehatan Profinsi Sulawesi Selatan, 2000

14

Anda mungkin juga menyukai