PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi
perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit
degeneratif) seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-
akhir ini banyak terjadi di masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut
digolongkan kedalam penyakit tidak menular yang frekuensi kejadiannya
mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan pola
makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa (Bustan, 2000).
Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil
penelitian menyebutkan 17,5 juta orang meninggal karena penyakit
kardiovaskuler pada tahun 2005, yang merupakan 30% dari angka kematian
global atau secara umum. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-10 pada tahun 1980
menjadi urutan ke-3 pada tahun 1986, sedangkan sebagai penyebab kematian
tetap menduduki peringkat ke-3. Berdasarkan data yang dihimpun
Departemen Keshatan (Depkes, 2007) peningkatan mortalitas akibat penyakit
jantung koroner(PJK) terlihat jelas. Dari hanya 5,9 persen di tahun 1975
menjadi 9,1 pada 1981, berkembang menjadi 16 persen di tahun 1986, dan
terakir 19,0 persen pada tahun 1995. Adapun angka kematian yang
disebabkan karena penyakit serangan jantung di Indonesia mencapai hingga
26 -30 persen, bahkan untuk Jakarta mencapai 42,9 % (depkes, 2007).
Selisih antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan (pulse
pressure). Tekanan darah umumnya tidak selalu tetap, berubah dari waktu ke
waktu sesuai dengan keadaan kesehatan. Tekanan darah sangat penting dalam
sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirkan
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk
aliran darah yang menetap. Jantung berkerja sebagai pemompa darah dapat
memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem
sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara
mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan
tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Syaifudin, 2010).
1
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab
terjadinya Penyakit Jantung (Bambang, 2000). Penelitian di berbagai tempat di
Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6- 15%,
sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita
Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak
terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika
adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark 35% cerebrovaskuler
accident 15% dan gagal ginjal 5%.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-
kasus yang tidak diobati. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi yang paling
sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina Pektoris dan
Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita
Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi.
Berbagai hasil penelitian memperlihatkan faktor gizi berpengaruh
terhadap tekanan darah. Beberapa bahan makanan seperti garam dapur
(natrium klorida/NaCl) dan alkohol serta status gizi dalam hal ini obesitas
terbukti mempunyai hubungan dengan hipertensi. Obesitas (gemuk)adalah
keadaan dimana status gizi/ status nutrisi melebihi normal ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dimana dari penimbunan
jaringan ini dapat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung, obesitas
merupakan kunci penting dari terjadinya peningkatan kejadian penyakit
jantung, peningkatan berat badan dengan indeks masa tubuh lebih dari 30
kg/m² baik pada laki-laki ataupun wanita akan meningkatkan risiko penyakit
jantung 4 kali lipat (RossnerS, 2002 dalam Wira Gotera e t al., 2006).
Dari uraian latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui gambaran status Gizi dan tekanan darah pada pasien jantung
rawat inap kelas 3 bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga pada tanggal 02 &
03 juni 2015 di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
2
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Status Gizi dan tekanan darah pasien jantung
rawat inap kelas 3 di bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr.
Soedirman Kebumen pada tanggal 02 & 03 Juni 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi pasien jantung rawat inap kelas 3 bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada
tanggal 02 & 03 Juni 2016
b. Mengetahui tekanan darah pasien jantung rawat inap kelas 3 bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada
tanggal 02 & 03 Juni 2016
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penelitian
kesehatan khususnya penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
dan IMT serta sebagai media pengembangan kompetensi diri sesuai
dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan
2. Manfaat Bagi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas untuk pasien
3
BAB II
METODE PENELITIAN
4
D. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
1 Status gizi Keadaan gizi pasien kelas III 1. Gizi Kurang <18,5 Ordinal
di Ruang Cempaka, kenanga
berdasarkan
dan dahlia RSUD Dr. 2. Normal 18,5-24,9
IMT Soedirman Kebumen yang
diukur berdasarkan tinggi 3. Overweigth 25-29,9
badan dan berat badan. Berat
badan dibagi tinggi badan 4. Obesitas I 30,0-34,9
dalam meter kuadrat (m2 )
Kemudian dibandingkan 5. Obesitas II 35,0-39,9
dengan standar (Sugondo,
2006). (WHO, 2005)
5
F. Teknik pengolahan data
Data diolah secara deskriptif dimana hanya dilakukan pengumpulan data
mengenai gambaran Status Gizi dan tekanan darah pasien di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada tanggal
03 Juni 2016.
G. Cara analisa data
Analisis yang digunakana dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat.
Analisis univariat adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel peneliti. Analisis univariat dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan distribusi dan presentasi
dari tiap variabel (Notoadmojo, 2010). Yang di analisis dengan analisis
univariat yaitu Status Gizi dan Tekanan darah pasien.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Karakteristik Responden
a. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien jantung kelas III di
Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Kebumen dengan usia antara 36-75 tahun. Deskripsi karateristik
responden penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Jantung kelas III Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi persentase
Jenis kelamin
Perempuan 4 33,3
Laki-laki 8 66,7
Total 12 100
Sumber : Data Primer terolah, mei 2016
a) Distribusi frekuensi berdasarkan usia
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Usia Pasien Jantung kelas III Bangsal Cempaka,
Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Usia
36 - 45 tahun 2 16,7
46 - 55 tahun 4 33,3
56 - 65 tahun 5 41,7
66 - 75 tahun 1 8,3
Total 12 100
Sumber : Data Primer terolah, mei 2016
Tabel 3.2 menunjukan distribusi frekuensi karateristik pasien
berdasarkan usia terbanyak adalah pasien yang berusia 56-65 tahun
(41,7%) dan usia terendah adalah usia 66-75 tahun (8,3%).
7
b) Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Jantung Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Status Gizi berdasarkan IMT
Kurang 2 16,7
Normal 7 58,3
Overweigth 3 25
Obesitas 1 - 0
Obesitas 2 - 0
Total 12 100.0
Sumber : Data Primer terolah, 2016
Tabel 3.3 menunjukan distribusi frekuensi karakteristik pasien
berdasarkan status gizi menurut IMT dengan status gizi normal yang tertinggi
yaitu 7 orang (58,3%) dan yang terendah yaitu 2 orang (16,7%) termasuk
status gizi kurang.
c) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah
Tabel 3.4
Distibusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien jantung kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Karakteristik Frekuensi Persentase
Kategori Tekanan Darah
Normal 3 25
Pra Hipertensi 1 8,3
Hipertensi I, 2 16
Hipertensi II 6 50
Total 12 100
Sumber : Data Prime terolahr, 2016
Tabel 3.4 menunjukan distibusi frekuensi pasien berdasarkan tekanan
darah dimana frekuensi tertinggi pada kategori Hipertensi yaitu 8 orang
(66,7%) dan yang terendah adalah pra hipertensi yaitu 1 orang (8,3%).
8
d) Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi dan tekanan darah
Tabel. 3.5.
Distibusi Frekuensi status gizi dan tekanan darah pasien jantung kelas III
di Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Kebumen.
Tekanan Darah
Status Gizi
Hipertensi Total
IMT Normal Pra Hipertensi
f % f % f % f %
Kurang 1 8,3 - - 1 8,3 2 16,7
Normal 1 8,3 1 8,3 5 41,7 7 58,3
overweigth 1 8,3 - - 2 16,7 3 25
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distribusi frekuensi karakteristik pasien jantung kelas III di
Bangsal Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
berdasarkan status gizi menurut IMT yang tertinggi adalah pasien dengan
status gizi normal yaitu 7 orang (58,3%) dan yang terendah adalah pasien
dengan status gizi kurang yaitu 2 orang (16,7%).
Menurut Azizah (2011), status gizi merupakan suatu keadaan yang
diakibatkan dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi
dan penggunaan zat tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Pada umumnya Status gizi
obesitas dapat menimbulkan penyakit jantung karena terjadi peningkatan
massa tubuh. Semakin besar massa tubuh, semakin banyak volume darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan zat makanan ke jaringan
tubuh. Darah yang beredar melalui pembuluh darah dapat bertambah
sehingga memberatkan kerja jantung, hal ini menyebabkan jantung
menjadi lemah serta berakibat fatal.
4. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien Kelas III di Bangsal
Cempaka, Dahlia dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman
Distibusi frekuensi pasien kelas III di Bangsal Cempaka, Dahlia
dan Kenanga RSUD Dr. Soedirman berdasarkan status tekanan darah
dengan status tekanan darah hipertensi adalah yang terbanyak, yaitu 8
orang (66,7%) dan status tekanan darah pra hipertensi adalah yang
tersedikit yaitu 1 orang (8,3%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab
terjadinya Penyakit Jantung (Bambang, 2000). Penelitian di berbagai
tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar
6- 15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60%
penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak
diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat
Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark
35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada
kasus-kasus yang tidak diobati. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi
11
yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina
Pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard
infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat
Hipertensi.
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Adam, John MF, Obesitas ,Pengertian dan Kriteria Diagnosis, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.Makassar 2006.
14