Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (ENERGI,


PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT) DENGAN
KOMPOSISI TUBUH PADA ATLET VOLI BAJA 78
KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana program


Studi S-1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh
GEORGIUS ADELBERTUS BOU
NIM: 12120002

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (ENERGI,PTOTEIN,
LEMAK DAN KARBOHIDRAT) DENGAN KOMPOSISI
TUBUH PADA ATLET VOLI BAJA 78
KABUPATEN BANTUL

Diajukan oleh:
Georgius Adelbertus Bou
Nim: 12120002

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Eka Novita Indra, S.Or.,M.Kes


NIP. 198211122005012001 Tanggal: 20 Desember 2017

Pembimbing II

Yuni Afriani, S.Gz., MPH


NIK. 450414001 Tanggal: 20 Desember 2017
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (ENERGI,
PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT) DENGAN
KOMPOSISI TUBUH PADA ATLET VOLI BAJA78
KABUPATEN BANTUL
Georgius Adelbertus Bou1, Eka Novita Indra2, Yuni Afriani 3

INTISARI

Latar belakang: Olahraga menjadi hal yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan
orang, salah satunya adalah olahraga voli. Terdapat faktor yang berpengaruh pada prestasi
yaitu latihan, motivasi, kesehatan, dan kondisi atlet yang prima. Kesehatan dan kondisi
prima tersebut erat kaitanyadengan status gizi dan kebiasaan makan. Persiapan status gizi
yang perlu diperhatikan yaitu meliputi persentase lemak tubuh, dan komposisi sumber
energi.

Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan mengkonsumsi zat gizi makro (energi, protein,
lemak dan karbohidrat) dengan komposisi tubuh pada atlet Voli Baja78 Kabupaten
Bantul.

Metode penelitian: Penelitian dilaksanakan di Klub Voli Baja78 Kabupaten Bantul,


Yogyakarta. Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional. Subjek penelitian adalah
atlet remaja voli Baja78. Data yang dikumpulkan adalah data asupan zat gizi makro dan
data tebal lemak bawah kulit. Analisis data menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian: Tidak ada hubungan antara asupan energi dengan komposisi tubuh
(P>0,05). Tidak ada hubungan asupan protein dengan komposisi tubuh (P>0,05). Tidak
ada hubungan asupan lemak dengan komposisi tubuh (P>0,05). Tidak ada hubungan
asupan karbohidrat dengan komposisi tubuh (P>0,05).

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak
dan karbohidrat) dengan komposisi tubuh pada atlet voli Baja78.

Kata kunci: Asupan zat gizi makro, komposisi tubuh, atlet voli Baja78.

1
Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Univesrsitas Respati
Yogyakarta.
2
Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
3
Dosen Prodi S1 Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta.
THE RELATIONS BETWEEN MACRO NUTRITION INTAKE (ENERGY,
PROTEIN, FAT, AND CARBOHYDRATE) AND BODY COMPOSITION ON
BAJA78 VOLLEYBALL ATHLETES AT BANTUL DISTRICT
Georgius Adelbertus Bou1, Eka Novita Indra2, Yuni Afriani3

ABSTRACT

Background: Sports become familiar activity to most people, one of them is volleyball.
There are factors affecting the achievement of doing sport, namely the athlete’s exercise,
motivation, health, and excellent condition. The health and the prime conditions are
closely related to nutritional status and eating habits. Preparation of nutritional status that
needs to be considered includes the percentage of body fat and the composition of energy
sources.

Objective: To find out the habitual relationship between consuming macro nutrients
(energy, protein, fat, and carbohydrate) and body composition on Baja 78 volleyball
athletes at Bantul District.

Research Methodology: The research was conducted at Baja78 volleyball club in Bantul
district, Yogyakarta. This type of research is an observational study. The research
subjects were junior volleyball athletes of Baja78. The data collected is data of the macro
nutrient intake and the dense of fat under the skin. Data were analyzed using chi-square
test.

Findings: There is no relation between energy intake and body composition (P> 0.05).
There is no relation of protein intake with body composition (P> 0.05). There is no
relation of fat intake with body composition (P> 0.05). There is no relation between
carbohydrate intake and body composition (P> 0.05).

Conclusion: There is no correlation between intake of macro nutrients (energy, protein,


fat, and carbohydrates) and body composition on Baja78 volleyball athletes.

Key words: Intake of Macro Nutrients, Body Composition, Baja78 Volleyball Athletes

1
Student of Nutrition Science Department, Faculty of Health Sciences, Respati
Yogyakarta University
2
Lecturer of Faculty of Sport Science, Yogyakarta State University
3
Lecturer of Nutrition Science Department, Respati Yogyakarta University
PENDAHULUAN setiap hari misalnya aktivitas fisik bagi
seseorang atau kelompok yang aktif
Permainan bolavoli sudah berolahraga³. Peneliti memilih kelompok
dikenal di Indonesia sejak tahun 1928, voli sebagai subyek penelitian karena
induk organisasi bolavoli nasional faktor asupan gizi makro yang meliputi
adalah P.B.V.S.I (Persatuan Bolavoli energi, karbohidrat, protein, dan lemak
Seluruh Indonesia) yang didirikan di dapat menjadi faktor utama bagi subyek
Jakarta pada tanggal 22 Januari 1955¹. peneliti untuk mendapatkan komposisi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tubuh yang ideal.
banyak memiliki klub-klub bolavoli Maka berdasarkan uraian di
yang banyak menghasilkan atlet voli atas, peneliti tertarik untuk melakukan
berbakat, salahsatu klub yaitu Baja suatu penelitian untuk mengetahui
(Bangun Jasmani)78 yang berada di hubungan antara asupan zat gizi makro
daerah Kabupaten Bantul Yogyakarta, (energi, protein, lemak dan karbohidrat)
voli Baja78 juga telah banyak menoreh dengan komposisi tubuh pada atlet voli
prestasi disamping itu voli Baja 78 juga Baja 78 kabupaten Bantul.
masih mengalami kekalahan
dikarenakan faktor kelelahan. Banyak
faktor yang berpengaruh prestasi atlet
antara lain, kesehatan, dan kondisi atlet METODE PENELITIAN
yang prima². Penelitian ini merupakan jenis
Kesehatan dan kondisi prima penelitian observasional, dengan
atlet sangat erat hubungan dengan status menggunakan rancangan penelitian
gizi dan asupan makanan yang akan Cross Sectional. Dalam penelitian ini
berdampak pada fisik atau tubuh setiap obyek studi hanya dilakukan satu
seorang atlet, Persiapan status gizi bagi kali pengamatan yaitu peneliti
atlet yang perlu diperhatikan yaitu mengumpulkan data kebiasaan
meliputi persentase lemak tubuh, dan mengkonsumsi zat gizi makro dan
komposisi sumber energi. kebiasaan atau komposisi tubuh atlet. Rancangan ini
asupan makan atlet masih didasarkan digunakan untuk memperkirakan
pada kesenangan, kesukaan terhadap adanya hubungan sebab akibat.
rasa, iklan, gengsi, atau bahkan hanya HASIL PENELITIAN
pemuasan terhadap rasa lapar, hal inilah 1. Analisis univariat
yang akan berdampak bagi persentase a. Karakteristik responden yang
lemak tubuh pada atlet, pada klub Voli diteliti berdasarkan jenis kelamin,
Baja 78 Bantul, selain itu terjadi umur, asupan gizi makro dan
penumpukkan lemak di perut atlet akibat komposisi tubuh pada atlet
dari pola makan yang kurang tepat,
sering mengkonsumsi cemilan yang
tidak sehat seperti gorengan yang
mengandung lemak tinggi.
Asupan makan atlet yang masih
kurang dapat menggakibatkan
penurunan fisik tubuh atlet yang akan
berdampak pada program latihan yang
diberikan, sehingga dapat sangat
berpengaruh terhadap prestasi atlet. Pola
aktivitas dan pola makan terutama
asupan zat gizi makro sangat menarik
diteliti bagi yang memiliki aktivitas fisik

Universitas Respati Yogyakarta


Tabel 1.1 Karakteristik responden besar responden baik yaitu 21 orang
berdasarkan jenis kelamin, umur, dengan persentase 52.5%, karakteristik
asupan gizi makro dan komposisi tubuh. berdasarkan asupan protein sebagian
besar responden tidak baik yaitu 39
Karakteristik
N %
orang dengan persentase 97.5%,
Responden karakteristik berdasarkan asupan lemak
sebagian besar responden tidak baik
Jenis kelamin yaitu 39 orang dengan persentase 97.5%,
Laki-laki 23 57.5 karakterisitik berdasarkan asupan
Perempuan 17 42.5 karbohidrat jumlah asupan tidak baik
Jumlah 40 100.0 dan baik seimbang yaitu 20 orang
dengan persentase masing-masing
Umur 50.0% dan untuk karakteristik komposisi
17 tahun 9 22.5 tubuh sebagian besar responden yaitu
18 tahun 20 50.0 risiko rendah 39 orang dengan
19 tahun 11 27.5 persentase 97.5%.
Jumlah 40 100,0 2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini, analisis
Asupan energi bivariat digunakan untuk mencari
Tidak baik 19 47.5 hubungan anatara variabel bebas dan
Baik 21 52.5 variabel terikat. Hubungan antara
Jumlah 40 100,0 variabel tersebut dapat dilihat pada
kajian berikut.
Asupan protein a. Hubungan Asupan Energi dengan
Tidak baik 39 97.5 Komposisi Tubuh.
1 2.5 Tabel 4.2 Hubungan Asupan Energi
Baik
dengan Komposisi Tubuh
Jumlah 40 100,0
Asupan Komposisi tubuh Total p-
Energi value
Asupan lemak Risiko Risiko
Tidak baik 39 97.5 rendah sedang
Baik 1 2.5 N % N % N %
Jumlah 40 100,0 Tidak 19 47.5 0 0 19 47.5
Baik 1,000
Asupan karbohidrat Baik 20 50.0 1 2.5 21 52.5
Tidak baik 20 50.0
Baik 20 50.0 Total 39 97.5 1 14 40 100,0
Jumlah 40 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan hasil
Komposisi tubuh bahwa tidak ada hubungan antara asupan
Risiko rendah 39 97.5 energi dengan komposisi tubuh dengan ρ
Risiko sedang 1 2.5 = 1,000 atau ρ>0,05.
Jumlah 40 100.0
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat
diketahui bahwa berdasarkan jenis
kelamin sebagian besar responden
berjenis kelamin laki-laki yaitu 23 orang
dengan persentase 57.5%, karakteristik
berdasarkan umur sebagian besar
responden berumur 18 tahun dengan
persentase 50.0%. Karakteristik
berdasarkan asupan energi sebagian

Universitas Respati Yogyakarta


b. Hubungan Asupan Protein dengan Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan
Komposisi Tubuh. bahwa tidak ada hubungan antara asupan
Tabel 4.3 Hubungan Asupan Protein karbohidrat dengan komposisi tubuh
dengan Komposisi Tubuh dengan hasil ρ = 1,000 atau ρ>0,05.
Asupan Komposisi tubuh Total p- PEMBAHASAN
Protein val 1. Analisis Univariat
Risiko Risiko ue
rendah sedang
a. Asupan Zat Gizi Makro
N % N % N % (energi, protein, lemak dan
karbohidrat)
Tidak 38 95.0 1 2.5 39 97.5
Baik 1,00
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Baik 1 2.5 0 0 1 2.5 0 diketahui bahwa sebagian besar atlet
memiliki asupan tidak baik dengan rata-
Total 39 97.5 1 2.5 40 100,0 rata asupan dalam kategori baik
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan berjumlah 1 orang (2.5%) serta kategori
bahwa tidak ada hubungan antara asupan tidak baik berjumlah 39 orang atau
protein dengan komposisi tubuh dengan 97.5%, kategori tidak baik untuk
hasil ρ = 1,000 atau ρ>0,05. variabel ini yaitu gabungan dari kategori
c. Hubungan Asupan Lemak dengan kurang dan lebih yang sebelumnya ada
Komposisi Tubuh. tiga kategori, untuk diketahui bahwa
Tabel 4.4 Hubungan Asupan Lemak rata-rata asupan kurang yaitu berjumlah
dengan Komposisi tubuh 38 orang, dan kategori lebih 1 orang.
Asupan Komposisi tubuh Total p- kategori ini digabung agar kategori
Lemak valuevariabel asupan menjadi dua kategori,
Risiko Risiko sehingga dapat di masukan kedalam
rendah sedang tabulasi silang.
N % N % N % Berdasarkan hasil penelitian
Tidak 38 95.0 1 2.5 39 97.5 didapatkan bahwa dari 40 responden
Baik 1,000menunjukan responden dengan asupan
Baik 1 2.5 0 0 1 2.5 energi yang tidak baik sebanyak 19
Total 39 97.5 1 2.5 40 100,0 orang (47.5%), asupan protein yang
tidak baik sebanyak 39 orang (97.5%),
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan asupan lemak yang tidak baik sebanyak
bahwa tidak ada hubungan antara asupan 39 orang (97.5%), dan asupan
lemak dengan komposisi tubuh dengan karbohidrat yang tidak baik sebanyak 20
hasil ρ = 1,000 atau ρ>0,05. orang (50.0%). Hasil ini menunjukan
d. Hubungan Asupan Karbohidrat bahwa belum adanya kesadaran dalam
dengan Komposisi Tubuh. mengatur kebiasaan makan responden,
Tabel 4.5 Hubungan Asupan hal ini dapat dilihat berdasarkan formulir
Karbohidrat dengan semi food frequensi questioner (SFFQ)
Komposisi tubuh yang telah diisi repoden dengan jenis
Asupan Komposisi tubuh Total p-ataupun porsi makanan yang belum
Karbo valbaik.
Hidrat Risiko Risiko ue b. Komposisi Tubuh
rendah sedang
Berdasarkan hasil distribusi
N % N % N %
frekuensi komposisi tubuh atlet maka
Tidak Baik 20 50.0 0 0 20 50.0 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
1,00
Baik 19 47.5 1 2.5 20 50.0 atlet berisiko rendah sebanyak 39 orang
0
(97.5%). Total lemak tubuh sebagai
Total 39 97.5 1 2.5 40 100,0 salah satu komponen komposisi tubuh
yang diukur menggunakan pengukuran

Universitas Respati Yogyakarta


skinfold caliper, menggambarkan asupan energi yang rendah dengan
komposisi lemak tubuh seseorang. tingkat aktivitas yang tinggi dapat
Aktivitas fisik yang rutin dilakukan mempengaruhi total lemak tubuh
menjadi salah satu faktor dari hasil seseorang.
penelitian ini. Risiko rendah pada atlet b. Hubungan Asupan Protein Dengan
ini mungkin saja diakibatkan oleh Komposisi Tubuh
frekuensi latihan yang baik yang Berdasarkan hasil analisis asupan
diterapkan Klub Voli Baja78 sehingga protein dengan komposisi tubuh maka
aktivitas fisik atlet dapat mempengaruhi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
lemak tubuh pada atlet, bisa dikatakan hubungan antara asupan protein dengan
bahwa seseorang dengan kategori risiko komposisi tubuh pada atlet klub Voli
rendah sangat kecil kemungkinannya Baja78 dengan nilai p-value = 1,000.
untuk mangalami penyakit degeneratif. Tidak ada hubungan antara asupan
Penelitian oleh Irma, (2013) mendapat protein dan komposisi tubuh
hasil bahwa, ada hubungan antara dikarenakan protein tidak dapat
aktivitas fisik dengan total lemak tubuh, menyumbang atau tidak berkontribusi
korelasi negatif mempunyai arti semakin dalam pembentukan lemak tubuh secara
tinggi aktivitas seseorang maka total langsung selain itu atlet dengan aktifitas
lemak tubuh semakin rendah4. fisik yang tinggi juga dapat
2. Analisis bivariat mempengaruhi hal di atas, konsumsi
a. Hubungan Asupan Energi protein yang berlebih akan dapat
dengan Komposisi Tubuh menimbulkan kegemukan karena
Berdasarkan hasil analisis asupan energi biasanya makanan tinggi protein
dengan komposisi tubuh maka dapat mengandung banyak lemak tetapi hal ini
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan terjadi jika konsumsi protein yang tinggi
antara asupan energi dengan komposisi tidak diimbangi dengan adanya aktifitas
tubuh pada Atlet klub Voli Baja78 fisik yang cukup.
dengan nilai p-value = 1,000. Tidak Protein akan digunakan sebagai sumber
adanya hubungan ini karena menurut energi ketika cadangan karbohidrat dan
William, (2007) bahwa komposisi lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh tidak saja dipengaruhi oleh asupan energi, dimana pemecahan protein ini
energi saja namun ada faktor lain yang membutuhkan energi yang lebih tinggi7.
dapat mempengaruhi yaitu usia, jenis Hasil di atas berbeda dengan hasil
kelamin dan tingkat aktivitas fisik5. penelitian yang dilakukan Dwi, (2012)
Hasil penelitian ini sejalan dengan bahwa ada hubungan yang signifikan
penelitian Irma, (2013) yang antara asupan protein dan persen lemak
mengungkapkan bahwa tidak terdapat tubuh pada Polisi laki – laki Kabupaten
hubungan yang bermakna antara asupan Purworejo.
energi dan persen lemak tubuh pada Akitivitas fisik rendah dengan asupan
wanita peserta senam aerobik, berbeda protein yang lebih berpeluang besar
dengan penelitian Dwi, (2012) yang mengalami persen lemak tubuh tinggi
mengatakan bahwa ada hubungan yang (obesitas), maka itu bisa di katakan
signifikan antara asupan energi dengan bahwa aktivitas fisik merupakan faktor
persen lemak tubuh pada Polisi laki-laki yang berpengaruh terhadap asupan
Kabupaten Purworejo6. Dari analisis protein dan komposisi tubuh.
yang di lakukan maka dapat dikatakan c. Hubungan Asupan Lemak dengan
bahwa semakin rendah asupan energi Komposisi Tubuh
maka pengaruh asupan energi terhadap Berdasarkan hasil analisis asupan
komposisi tubuh atau total lemak tubuh lemak dengan komposisi tubuh maka
seseorang sangatlah rendah, dengan itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada

Universitas Respati Yogyakarta


hubungan antara asupan lemak dengan mengkonsumsi makanan seperti dapat
komposisi tubuh pada Atlet klub Voli berakibatkan kontribusi karbohidrat
Baja78 dengan nilai P-value = 1,000. untuk energi total berkurang.
Tidak ada hubungan antara asupan Atlet voli dengan jenis latihan yang
lemak dan komposisi tubuh ini membutuhkan tenaga dan daya tahan
dikarenakan selain faktor asupan lemak, akan membutuhkan energi yang banyak,
faktor aktivitas fisik juga sangat tetapi jika tidak terpenuhi maka
mempengaruhi, latihan fisik dengan pengunaan energi pada saat latihan akan
intensitas yang tinggi dapat diambil dari simpanan energi cadangan
mempengaruhi pengunaan simpanan dimana hal ini akan mempengaruhi
energi dalam lemak. Hal ini dibuktikan ketersediaan lemak tubuh, Hutagalung,
oleh Ossanlando, (2012) yang (2004) menambahkan bahwa asupan
melakukan penelitian terhadap wanita yang adekuat penting untuk
obesitas yang diberi intervensi senam mempertahankan cadangan glikogen
aerobik selama 8 minggu dengan yang dibutuhkan pada aktivitas fisik
intensitas 3 kali per minggu dengan jangka panjang, peningkatan glikogen
durasi 60 menit dimana hasilnya otot dengan adanya proses penumpukan
didapatkan bahwa terjadi penurunan karbohidrat akan menambah stamina 30-
lemak tubuh sebesar 3,5% pada wanita 60 menit lebih lama10.
tersebut8. Frekuensi latihan 3 kali per
minggu dengan durasi ±180 menit yang SIMPULAN
di terapkan club Voli Baja78 ini menjadi Berdasarkan penelitian yang
tolak ukur rendahnya komposisi tubuh dilaksanakan , maka dapat disimpulkan
(total lemak tubuh) pada atlet. bahwa tidak ada hubungan yang
d. Hubungan Asupan Karbohidrat signifikan antara asupan zat gizi makro
dengan Komposisi Tubuh (energi, protein, lemak dan karbohidrat)
Berdasarkan hasil analisis asupan dengan komposisi tubuh pada atlet voli
karbohidrat dengan komposisi tubuh Baja78 Kabupaten Bantul.
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara asupan karbohidrat SARAN
dengan komposisi tubuh pada Atlet 1. Bagi Atlet voli Baja78 Kbupaten
klub Voli Baja78 dengan nilai P-value = Bantul.
1,000. Hasil ini sesuai dengan penelitian Penting bagi Atlet untuk mengatur
yang di lakukan oleh Pramono, (2015) pola makan, mengkonsumsi
bahwa tidak ada hubungan yang makanan yang beragam, memilih
signifikan antara asupan karbohidrat makanan yang baik, menghindari
dengan kejadian obesitas pada remaja ataupun mengurangi jajanan yang
umur 13-15 tahun di Provinsi DKI berupa makanan tinggi lemak
Jakarta, dengan nilai r= 0,0219. Subjek maupun makanan siap saji.
penelitian rata-rata memiliki asupan 2. Bagi Orangtua Atlet
karbohidrat tidak baik dengan kategori Orangtua merupakan orang terdekat
risiko rendah (50.0%) asupan yang atlet dimana semua kebutuhan
tidak baik dikarenakan untuk makan, kebiasaan makan atlet dapat
mendapatkan kecukupan karbohidrat dipenuhi dan diketahui oleh orangtua,
atlet hanya mengandalkan nasi sebagai maka dengan itu diharapkan orangtua
sumber karbohidrat dengan porsi yang dapat mengatur atau menyiapkan
tidak seimbang dan jika mengunakan kebutuhan makanan dan mengawasi
sumber karbohidrat lain itupun kebiasaan makan atlet dengan baik
frekuensinya bukan hari, namun dan berpedoman pada makanan yang
minggu atau bulanan, kebiasaan baik serta pola makan yang baik

Universitas Respati Yogyakarta


khususnya atlet remaja. Untuk training (aerobic dance, step
memenuhi hal ini orangtua bisa exercise and resistance training)
mencari sumber, baik dari media on body fat percents and lipid
cetak ataupun media Internet. prfile in sedentary females of Al
3. Bagi Pelatih Klub Voli Baja78 Zahra University. European
Kabupaten Bantul. Journal of Experimental Biology8.
Prestasi yang baik didapatkan tidak 9. Pramono, D, S. (2015). Hubungan
hanya dengan penerapan latihan yang Asupan Zat Gizi Makro(
baik, tetapi juga faktor pendukung Karbohidrat, Protein, Lemak)
seperti fisik dan stamina dari seorang dengan Kejadian Obesitas Pada
atlet, untuk memenuhi faktor ini Remaja Umur 13 – 15 tahun di
maka diharapkan pelatih dapat Propinsi DKI Jakarta (Analisisis
memberi pengetahuan tentang pola Data Sekunder Riskesdas 2010).
makan serta pemilihan makanan yang Fakultas Ilmu- Gizi. Universitas
baik bagi atlet. Esa Unggul9.
10. Hutagalung, H. (2004).
DAFTAR PUSTAKA Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi.
1. Yunus. (1992). Olahraga Pilihan Fakultas Kedokteran. Universitas
Bola Voli. Jakarta : Depdikbud Sumatera Utara.
Dirjen Dikti1 International Society of Sports
2. Muhilal, J. F dan Hardiansyah. Nutrition position stand:
(1992). Angka Kecukupan Gizi Yang Nutrient timing. Journal of the
Dianjurkan Widyakarya Nasional International Society of Sports
Pangan dan Gizi VI. Jakarta: Nutrition10.
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia2.
3. Adhini, M. & Wirjadmadi, B. (2011).
Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group3.
4. Irma N, A. (2013). Hubungan antara
Asupan Energi Dan Aktivitas Fisik
Dengan Persen Lemak Tubuh Pada
Wanita Peserta Senam Aerobik.
Fakultas Kedokteran. Universitas
Diponegoro Semarang4.
5. William. (2007). Nutrition For
Health, Fitness and Sport. New York
: McGrawHill, Inc5.
6. Dwi, H. A. (2012).Asupan zat Gizi
Makro,Serat, Indeks Glikemik
Pangan Hubungan dengan Persen
Lemak Tubuh pada Polisi Laki-Laki
Kabupaten purworejo Tahun 2012.
Universitas Indonesia6.
7. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2013). Pedoman gizi
olahraga prestasi. Jakarta: Bina Gizi
dan KIA7.
8. Ossanlando P, Najar L, Zafari A.
(2012) The effects combined

Universitas Respati Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai