Jurnal Implementasi
http://jurnalilmiah.org/journal/index.php/ji/index
Dhiya Ulhaq Oksa Pratama1, Muhammad Faizun Nadib2, Muhammad Ismail Abdul Fatah3, Majefat
Petrus4, David Prayitno5
1,5 Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
2,3,4 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Negeri Semarang
Sejarah Artikel: Berdasarkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, ajian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konseling obesitas terhadap remaja di Banjarnegara, dengan
Disubmit 20 Juli 2023
fokus pada berbagai aspek dari setiap individu.. Bahwa berdasarkan data yang ada terutama di desa
Diterima 20 Agustus 2023 Banjarmangu memiliki orang yang memiliki obesitas yang masih dibilang rendah. Namun, dari para remaja
Diterbitkan 1 Oktober 2023 tetap memiliki kekhawatiran yang lalu melakukan data kepada para penderita obesitas di desa-desa yang ingin
dikunjungi dengan perkiraan memiliki tingkat penderita obesitas yang masih tinggi. Desa-desa yang telah
Kata Kunci: ditetapkan sudah memenuhi standar, sehingga mendapatkan penghargaan dan harus tetap mempertahankan
dengan rajin berolahraga serta mengkonsumsi makanan yang bergizi serta seimbang. Sesuai dengan metode
obesitas, latihan, makanan, kajian yang kita buat yaitu kajian Pra experimental design dan model rancangan yang digunakan adalah One
banjarnegara, desa Group Pretest-Posttest Design merupakan metode yang jarang dilakukan oleh beberapa orang awam karena
dinilai cukup rumit dilakukan sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang bisa dibilang lama dikalangan
para mahasiswa atau orang-orang yang masih awal dalam melakukan penyuluhan mau dari segi apapun.
Kegiatan ini menghasilkan data yang akurat dan tepat dengan dilakukan secara langsung kepada pihak yang
harus dilakukan penyuluhan dengan orang-orang obesitas serta diberikan saran yang tepat sehingga orang-
orang tersebut dapat menjalani kehidupan dengan Kesehatan yang prima tanpa adanya kelebihan berat badan
yang membuat mereka mengalami kendala karena kelebihan berat badan yang harus ditangguhnya setiap
harinya dan benar saja dari ungkapan yang mereka berikan setelah dilakukan kegiatan yang menyehatkan
seperti olahraga, makan-makanan buah,sayur, serta daging yang memiliki protein yang dibutuhkan tubuh dan
dari itu semua mereka memiliki tubuh yang ideal.
melakukan perubahan pola makan secara terburu-buru, aktivitas fisik. Selain leptin, hormon-hormon lain
terutama jika Anda kelebihan berat badan. Saat seperti insulin, ghrelin, dan hormon peptida YY (PYY)
merancang porsi dan menu makanan untuk individu juga berperan dalam mengatur nafsu makan dan
yang mengalami obesitas, penting untuk metabolisme energi. Insulin membantu tubuh
mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk mengubah glukosa menjadi energi dan berperan dalam
menghitung kalori yang masuk ke dalam tubuh, penyimpanan lemak tubuh. Ghrelin diproduksi di
memilih bahan makanan yang sesuai, merancang dalam lambung dan memberikan sinyal ke otak untuk
kebutuhan gizi sehari-hari, melakukan kegiatan baik meningkatkan nafsu makan. PYY diproduksi di dalam
dari dalam maupun di luar ruangan, dan mengubah usus dan memberikan sinyal ke otak untuk mengurangi
perilaku dengan tepat. nafsu makan. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini
Obesitas ialah suatu kondisi medis di mana dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan
seseorang memiliki kelebihan berat badan yang penumpukan lemak tubuh, yang pada akhirnya dapat
signifikan akibat dari penumpukan lemak tubuh yang menyebabkan obesitas. Faktor genetik, Beberapa
berlebihan. Ada beberapa alasan teoretis yang dapat penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat
dijelaskan mengenai obesitas seperti mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk
ketidakseimbangan antara asupan kalori dan mengalami obesitas. Ada beberapa gen yang terkait
pembakaran kalori, Obesitas seringkali disebabkan dengan metabolisme, pengaturan nafsu makan, dan
oleh ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang penyimpanan lemak yang dapat mempengaruhi
dikonsumsi dan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh. kemungkinan seseorang untuk menjadi obesitas.
Ketika seseorang mengkonsumsi lebih banyak kalori Namun demikian, faktor lingkungan dan gaya hidup
dari yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan kalori masih berperan dalam perkembangan obesitas,
tersebut akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk sehingga obesitas tidak sepenuhnya ditentukan oleh
lemak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan faktor genetik. Pola makan dan aktivitas fisik,
obesitas. Genetik, Beberapa penelitian menunjukkan Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang tidak
bahwa ada faktor genetik yang dapat mempengaruhi sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan
kemungkinan seseorang untuk mengalami obesitas. obesitas. Konsumsi makanan yang tinggi kalori dan
Ada beberapa gen yang terkait dengan metabolisme, rendah nutrisi serta kurangnya aktivitas fisik dapat
pengaturan nafsu makan, dan penyimpanan lemak menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan kalori
yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang dan pembakaran kalori, yang pada akhirnya dapat
untuk menjadi obesitas.Lingkungan dan gaya hidup, menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan obesitas.
Faktor lingkungan dan gaya hidup seperti pola makan Sebaliknya, mengadopsi pola makan yang sehat dan
yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan meningkatkan aktivitas fisik dapat membantu
kurangnya tidur juga dapat berkontribusi pada mencegah dan mengobati obesitas.
terjadinya obesitas. Misalnya, pola makan yang tinggi
kalori dan rendah nutrisi, seperti makanan cepat saji, METODE PENELITIAN
dapat meningkatkan risiko obesitas. Kesehatan mental, One Group Pretest-Posttest Design ialah
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa model desain yang dipakai dalam desain pra-
faktor kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, eksperimen survei ini yang mana mulai dari analisis
dan stres kronis, juga dapat mempengaruhi univariat kemudian dilanjutkan dengan analisis
kemungkinan seseorang untuk mengalami obesitas. bivariat kemudian yang terakhir ditemukannya p-value
Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan dari data yang telah ada sehinnga mendapatkan hasil
seseorang untuk mengalami emosi makan atau pola yang akurat. Di Kabupaten Banjarnegara, sejumlah
makan yang tidak sehat sebagai cara untuk mengatasi desa menjadi lokasi penelitian. Bulan Oktober 2022
stres atau perasaan negatif lainnya. adalah waktu pelaksanaan penelitian. Masyarakat
Terkait dengan alasan teoretis mengenai dalam penelitian ini berasal dari berbagai desa di
obesitas melalui penelitian orang terdahulu ada Kabupaten Banjarnegara, dengan jumlah penduduk
beberapa factor yang menentukan seperti Leptin yang berbeda-beda di setiap desa. Dalam penelitian ini,
hormon yang diproduksi oleh sel-sel lemak dalam total sampling digunakan untuk pengambilan sampel.
tubuh dan berperan dalam mengatur nafsu makan dan Terdapat 22 sampel dari remaja dalam kajian ini.
metabolisme energi. Leptin memberikan sinyal ke otak Variabel independen, pengetahuan mengenai obesitas
untuk mengurangi nafsu makan dan meningkatkan pada remaja, dan variabel dependen, konseling
pembakaran kalori. Penelitian menunjukkan bahwa mengenai obesitas pada remaja, adalah dua jenis
kekurangan leptin atau resistensi terhadap leptin dapat variabel yang dipakai dalam kajian ini. Serangkaian
menyebabkan peningkatan nafsu makan dan pertanyaan diajukan, dan kemudian jawaban mereka
penumpukan lemak tubuh, yang pada akhirnya dapat dievaluasi, untuk menentukan pengetahuan. Instrumen
menyebabkan obesitas. Penelitian juga menunjukkan penelitian berupa kuesioner yang sebelumnya telah
bahwa leptin dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dievaluasi validitas dan reliabilitasnya di kabupaten
seperti pola makan yang tidak sehat dan kurangnya Banjarnegara. Terdapat total 25 pertanyaan dalam
Jurnal Implementasi 3 (2) Oktober (2023): 118-124 121
survei tersebut, yang semuanya menanyakan variabel yang diteliti, jika terdapat perubahan yang
pemahaman peserta tentang obesitas remaja. signifikan antara hasil pretest dan posttest. Namun,
Instrumen tersebut diuji coba pada responden yang metode ini memiliki kekurangan, yaitu tidak adanya
memenuhi persyaratan yang sama. Data dianalisis kelompok kontrol yang memungkinkan adanya faktor-
dengan menggunakan uji-t berpasangan. Hal yang faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian. Oleh
dilakukan para panitia untuk meneliti obesitas dengan karena itu, metode ini sebaiknya digunakan sebagai
cara orang tersebut melakukan baris menjulur ke metode awal dalam penelitian dan diikuti dengan
belakang sehingga dilakukan secara runtut dan rapi metode penelitian yang lebih canggih diperlukan untuk
sehingga tidak ada orang yang tertinggal atau kurang memastikan efektivitas program diet dan olahraga
dan mendapatkan hasil yang tepat. dalam mengatasi obesitas pada remaja sehingga untuk
Salah satu jenis desain penelitian kedepannya para remaja dan para penderita obesitas
eksperimental yang umum digunakan dalam penelitian dapat mengintropeksi diri untuk bisa menjaga berat
kesehatan dan termasuk di dalamnya penelitian badannya sesuai dengan yang diperlukan tanpa adanya
mengenai obesitas. Berikut adalah langkah-langkah sebuah kelebihan berat badan atau biasa dibilang tubuh
yang dilakukan dalam penelitian menggunakan One tidak ideal.
Group Pretest-Posttest Design. Menentukan sampel
penelitian, Peneliti menentukan sampel penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terdiri dari orang-orang yang memiliki obesitas. Hasil
Sampel harus diambil secara acak untuk memastikan Analisis Univariat
bahwa penelitian ini dapat merepresentasikan populasi Tabel 1. Distribusi frekuensi berbasis gender
obesitas yang lebih luas. Mengambil pretest, Sebelum No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi %
intervensi dilakukan, peneliti mengambil pretest untuk 1. Laki-laki 10 45,5%
mengukur variabel yang diteliti, seperti indeks massa 2. Perempuan 12 54,5%
tubuh (IMT), tekanan darah, kadar gula darah, dan Total 22 100%
lain-lain. Pretest dilakukan untuk memastikan bahwa
kondisi awal peserta sebelum intervensi sama. Berdasarkan Tabel 1, terdapat 12 responden
Memberikan intervensi, Setelah pretest dilakukan, perempuan dan 10 responden laki-laki, atau 45,5%.
peneliti memberikan intervensi yang ditujukan untuk
mengurangi obesitas. Intervensi bisa berupa program Analisis Bivariat
diet, program latihan fisik, atau kombinasi keduanya. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Intervensi harus dilakukan dengan cara yang konsisten Pengetahuan Nilai p-value Distribusi
dan sama untuk setiap peserta. Mengambil posttest, Sebelum 0,437 Normal
Setelah intervensi selesai dilakukan, peneliti Penyuluhan
mengambil posttest untuk mengukur kembali variabel Sesudah 0,311 Normal
yang sama seperti pretest. Posttest dilakukan untuk Penyuluhan
melihat perubahan yang terjadi setelah intervensi
dilakukan. Menganalisis data, Setelah pretest dan
Berdasar Tabel 2, nilai p-value pretest
posttest dilakukan, peneliti akan menganalisis data
pengetahuan adalah 0,437, dan nilai p-value posttest
yang diperoleh dari kedua tes tersebut. Analisis data
pengetahuan adalah 0,311, yang menunjukkan bahwa
dilakukan untuk menentukan apakah intervensi yang
data terdistribusi secara normal dan nilai p-value lebih
diberikan efektif dalam mengurangi obesitas dan
besar dari 0,000. Uji paired sample t-test digunakan
mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi.
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada
Melaporkan hasil, Setelah data dianalisis, peneliti akan
kelompok yang mendapatkan penyuluhan mengingat
melaporkan hasil penelitian dalam sebuah laporan atau
hasil di atas menunjukkan bahwa kedua kelompok
artikel. Laporan harus mencakup hasil pretest dan
terdistribusi secara normal. (paired t test).
posttest, analisis data, dan kesimpulan mengenai
efektivitas intervensi yang diberikan dalam
Tabel 3. Hasil paired t-test
mengurangi obesitas. One Group Pretest-Posttest
Pengetahuan Nilai p-value Distribusi
Design dapat disimpulkan salah satu jenis desain
Sebelum dan 0,000 Normal
penelitian eksperimental yang dapat digunakan untuk
seudah
mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi
Penyuluhan
obesitas. Dengan melakukan pretest dan posttest,
peneliti dapat membandingkan perubahan yang terjadi
pada variabel yang diteliti dan mengetahui seberapa Berdasarkan Tabel 3, hasil paired t-test
besar dampak dari intervensi yang diberikan. berpasangan (paired t test) memiliki nilai p-value
Hasil akhir dari metode One Group Pretest- sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa pengetahuan
Posttest Design adalah dapat ditemukannya bukti remaja di Kabupaten Banjarnegara mengenai obesitas
bahwa intervensi yang diberikan mempengaruhi berbeda secara signifikan sebelum dan sesudah
penyuluhan. Selain itu, dapat disimpulkan dari uji pada
122 Pratama, dkk., Pengaruh Penyuluhan Obesitas pada Remaja di Banjarnegara
sampel berpasangan paired t test dengan tingkat dan nilai p sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
kepercayaan 95% bahwa remaja di kabupaten ini, konseling terbukti memberikan pengaruh yang
Banjarnegara menunjukkan peningkatan pengetahuan signifikan terhadap motivasi remaja untuk mengurangi
yang signifikan yaitu 73,00 jika dibandingkan dengan risiko obesitas. Menurut (Notoatmodjo 2014), fungsi
hanya 78,27 sebelum dilakukan penyuluhan tentang penyuluhan dalam pendidikan kesehatan bertujuan
obesitas pada remaja. untuk menyampaikan informasi yang berhubungan
dengan kesehatan. Peneliti berusaha memberikan
Pembahasan informasi mengenai gizi melalui konseling setelah
Persepsi adalah pandangan pribadi tentang apa responden mengaku belum pernah mendapatkannya
yang sedang terjadi, Sementara itu, pemahaman adalah melalui penyuluhan pendidikan kesehatan.
konsekuensi dari kesadaran yang muncul setelah Penyuluhan berfokus pada pola makan sehat
individu melihat objek tertentu. Manusia hanya bisa dan didukung oleh gambar dan bentuk media lain,
menjadi bagian dari objek yang menyimpan seperti Power Point dan Leaflet. Untuk mengefektifkan
pengetahuan, sedangkan pemahaman ialah hasil dari waktu penyuluhan dan waktu konseling, Power Point
mengetahui (Potter, 2005) Kegemukan atau yang lebih dan Leaflet menyajikan poin-poin utama dari materi.
sering disebut dengan obesitas merupakan masalah Siswa dapat meningkatkan motivasi mereka untuk
yang serius. Menurut (Susi Muktiharti, 2018) remaja mencegah obesitas dengan belajar tentang gizi
merupakan salah satu kelompok masyarakat yang seimbang melalui efektivitas penyuluhan ini. Terdapat
sering berhadapan dengan masalah obesitas. Obesitas bukti yang menyatakan sebaliknya, meskipun tidak ada
adalah kondisi kronis yang ditandai dengan bukti yang mendukung hal tersebut. Media
penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. menawarkan penyuluhan yang lebih menarik dan tidak
Ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori monoton dengan menampilkan gerak, gambar, dan
daripada yang dibakar, mereka menjadi gemuk dan suara, sehingga remaja memiliki rasa ingin tahu
mulai menyimpan lemak. Kondisi ini menyebabkan terhadap isi dari media tersebut. Para remaja ini
kenaikan berat badan dari waktu ke waktu, yang pada diharapkan dapat menyerap informasi dan
akhirnya menyebabkan obesitas. Risiko gangguan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya
kesehatan yang serius seperti tekanan darah tinggi, hidup sehari-hari sesuai dengan 13 pesan gizi
diabetes, dan penyakit jantung meningkat akibat seimbang untuk meningkatkan status gizi dan gaya
penumpukan lemak tubuh ini. Selain itu, obesitas hidup sehat di masa depan. Menurut (Contento, 2017),
diprediksi dapat menyebabkan penurunan kualitas media yang ditambahkan pada pesan verbal dapat
hidup dan masalah psikologis seperti rendah diri dan meningkatkan motivasi untuk menerima pesan dan
depresi. Remaja di kabupaten Banjarnegara mengingatnya dengan lebih baik.
mendapatkan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan Beberapa penelitian menggunakan desain One
mengenai obesitas dalam penelitian ini. Group Pretest-Posttest Design untuk mengevaluasi
Dengan total 25 pertanyaan, responden efektivitas intervensi dalam mengurangi obesitas pada
terlebih dahulu diuji pengetahuannya mengenai remaja. Berikut adalah beberapa temuan yang
obesitas pada remaja sebelum penyuluhan. Kemudian, dilaporkan dalam penelitian tersebut: Program latihan
dua minggu setelah penyuluhan, mereka diuji kembali fisik terstruktur efektif dalam menurunkan berat badan
dengan pertanyaan dan responden yang sama. Hal ini remaja yang mengalami obesitas. Dalam sebuah
dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Alizadeh et al., 2016),
pengetahuan antara sebelum dan sesudah penyuluhan. program latihan fisik terstruktur selama 12 minggu
Statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa mampu menurunkan berat badan, persentase lemak
rerata pengetahuan sebelum penyuluhan kesehatan tubuh, lingkar pinggang, dan tekanan darah pada
ialah 73,00, sedangkan nilai mean atau rata-rata post- remaja yang mengalami obesitas. Program diet
test/setelah penyuluhan adalah 78,27. Hal ini seimbang efektif dalam menurunkan berat badan
ditentukan dengan membandingkan nilai rata-rata pre- remaja yang mengalami obesitas. Dalam sebuah
test dan post-test. Nilai sig yang diperoleh adalah 0,000 penelitian yang dilakukan oleh (St-Onge et al., 2017)
atau 0,05. Rerata pengetahuan obesitas remaja sebelum program diet seimbang selama 8 minggu mampu
dan sesudah penyuluhan kesehatan berbeda secara menurunkan berat badan, indeks massa tubuh, dan
signifikan, sesuai dengan hasil sig tersebut. Hal ini lingkar pinggang pada remaja yang mengalami
menunjukkan bahwa pengetahuan meningkat sebelum obesitas. Kombinasi program latihan fisik dan diet
dan sesudah penyuluhan kesehatan, hal ini seimbang efektif dalam menurunkan berat badan
menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan remaja yang mengalami obesitas. Dalam sebuah
berpengaruh terhadap perkembangan kognitif remaja. penelitian yang dilakukan oleh (Davis et al., 2016),
Temuan ini konsisten dengan temuan penelitian (Dyah kombinasi program latihan fisik dan diet seimbang
Ayu Saputri, 2017) yang menemukan bahwa motivasi selama 16 minggu mampu menurunkan berat badan,
remaja untuk mencegah obesitas dipengaruhi oleh indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh, dan
konseling gizi seimbang dengan nilai p sebesar 0,000 tekanan darah pada remaja yang mengalami obesitas.
Jurnal Implementasi 3 (2) Oktober (2023): 118-124 123
Efektivitas intervensi dapat berbeda-beda tergantung intervensi dilakukan, lalu diberikan post-test setelah
pada jenis kelamin remaja. Dalam sebuah penelitian intervensi dilakukan. Beberapa temuan hasil yang
yang dilakukan oleh (Pektcan et al., 2019), program dapat dihasilkan dari penelitian dengan desain one
diet seimbang selama 3 bulan mampu menurunkan group pretest-posttest design diantaranya seperti
berat badan pada remaja laki-laki yang mengalami Efektivitas intervensi, dengan menggunakan desain
obesitas, namun tidak efektif pada remaja perempuan. ini, peneliti dapat mengetahui seberapa efektif
Dari temuan-temuan yang didapat dari peneliti dan intervensi yang diberikan pada subjek. Hal ini dapat
saya pribadi bahwa program intervensi yang dilihat dari perbedaan skor pretest dan post-test pada
terstruktur dan konsisten, seperti program latihan fisik, subjek. Jika skor post-test lebih tinggi daripada skor
program diet seimbang, atau kombinasi keduanya, pretest, maka dapat dikatakan bahwa intervensi yang
dapat efektif dalam menurunkan berat badan dan diberikan efektif. Perubahan pada variabel dependent:
mengurangi risiko obesitas pada remaja. Selain itu, Penelitian dengan desain one group pretest-posttest
perlu dipertimbangkan juga bahwa jenis kelamin design juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya
remaja dapat mempengaruhi efektivitas intervensi perubahan pada variabel dependent. Hal ini dapat
yang diberikan. dilihat dari perbedaan skor pretest dan post-test pada
Perubahan gaya hidup dapat membantu variabel dependent. Jika terdapat perbedaan skor yang
mengurangi risiko obesitas pada remaja. Dalam sebuah signifikan, maka dapat dikatakan bahwa intervensi
penelitian yang dilakukan oleh (Borys et al., 2015) yang diberikan berdampak pada variabel dependent.
intervensi berupa edukasi dan promosi gaya hidup Perbedaan antara subjek, dalam penelitian dengan
sehat mampu meningkatkan pengetahuan remaja desain ini, peneliti dapat melihat perbedaan antara
tentang makanan sehat, aktivitas fisik, dan pentingnya subjek dalam merespon intervensi yang diberikan. Hal
tidur yang cukup. Hal ini kemudian berdampak pada ini dapat dilihat dari perbedaan skor pretest dan post-
penurunan berat badan dan indeks massa tubuh pada test pada setiap subjek. Jika terdapat subjek yang
remaja yang mengalami obesitas. Asupan makanan memiliki perbedaan skor yang signifikan, maka dapat
yang kurang sehat dan pola makan yang tidak teratur dikatakan bahwa subjek tersebut merespon intervensi
menjadi faktor risiko obesitas pada remaja. Dalam dengan cara yang berbeda dari subjek lain. Efek jangka
sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Chan et al., Panjang, dengan melakukan follow-up pada subjek
2019) remaja yang memiliki pola makan yang tidak setelah intervensi dilakukan, peneliti dapat mengetahui
teratur dan asupan makanan yang kurang sehat efek jangka panjang dari intervensi yang diberikan. Hal
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. ini dapat dilihat dari perbedaan skor post-test pada
Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi untuk follow-up dibandingkan dengan skor post-test pada
mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan teratur. saat intervensi dilakukan. Dalam penelitian dengan
Faktor psikologis, seperti stres dan depresi, juga dapat desain one group pretest-posttest design, penting untuk
berkontribusi pada risiko obesitas pada remaja. Dalam diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
sebuah penelitian yang dilakukan oleh (O’Connor et hasil penelitian seperti adanya faktor eksternal yang
al., 2018), remaja yang mengalami stres dan depresi tidak terkontrol dan kecenderungan subjek untuk
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. memberikan jawaban yang diharapkan. Oleh karena
Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi untuk itu, penelitian dengan desain ini perlu dilakukan
mengurangi stres dan depresi pada remaja yang dengan cermat dan hati-hati.
mengalami obesitas. Keluarga dan lingkungan dapat
mempengaruhi risiko obesitas pada remaja. Dalam SIMPULAN
sebuah penelitian yang dilakukan oleh (You et al., Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya
2019), remaja yang tinggal di keluarga dengan angka dampak dari pengarahan kesejahteraan terhadap
kejadian obesitas tinggi memiliki risiko lebih tinggi bagaimana pemeran pengganti memaknai kegemukan
untuk mengalami obesitas. Selain itu, lingkungan pada remaja di Kabupaten Banjarnegara tentang
sekitar yang tidak mendukung aktivitas fisik dan pola kegemukan di antara mereka saat menasehati (p-value
makan yang sehat juga dapat meningkatkan risiko = 0,000).
obesitas pada remaja. mengatasi obesitas pada remaja,
diperlukan program intervensi yang holistik dan DAFTAR PUSTAKA
terintegrasi, meliputi perubahan pola makan, Anak, P. K. (n.d.). SKRIPSI HUBUNGAN KEJADIAN
peningkatan aktivitas fisik, pengurangan stres dan OBESITAS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA
depresi, serta dukungan keluarga dan lingkungan yang ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 30 KUBU DALAM
sehat. KOTA PADANG TAHUN 2017.
Ariyadi, A. D., Purwo, A., & Utomo, Y. (n.d.-a). Analisis
Penelitian dengan desain one group pretest-
Kesalahan Sintaksis pada Teks Berita Daring
posttest design adalah salah satu metode penelitian berjudul Mencari Etika Elite Politik di saat Covid-19.
eksperimental yang digunakan untuk mengevaluasi Jurnal Bahasa Dan Sastra, 8(3), 2020.
efektivitas suatu intervensi pada satu kelompok subjek. https://doi.org/10.24036//jbs.v8i3.110903
Dalam penelitian ini, subjek diberikan pretest sebelum
124 Pratama, dkk., Pengaruh Penyuluhan Obesitas pada Remaja di Banjarnegara