Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN STATUS GIZI MELALUI PERHITUNGAN IMT/BMI DAN RECALL

KONSUMSI ENERGI

Dosen Pengampu : Ir. Emmy U. Antang, M.si

Disusun Oleh :
NAMA : REZA MARGARETTA SIALLAGAN
NIM : 213020402032

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
(AGRIBISNIS)
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Masalah gizi masiih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama


diindonesia. Masalah tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam
pengklasifikasiannya, status gizi dipengaruhi oleh faktor intrinsik yang meliputi
genetik, hormon, dan kehidupan intrauterin, sedangkan faktor entrinsik meliputi
asupan gizi, morbiditas, pola makan dan pengaruh lingkungan. Oleh karena itu faktor-
faktor tersebut harus diperhatikan dalam melakukan perbaikan status gizi
(soedjatmiko, 2001).

Peningkatan status kesehatan dan gizi dalam suatu masyarakat sangat penting
dalam upaya peningkatan kualitas manuasia dalam aspek lainnya seperti pendidikan
dan produktivitas tenaga kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi yaitu
dengan melakukan penilaian status gizi. Oleh karena itu penilai status gizi dapat
dilakukan dengan metode antropometri dan metode recall 24 jam.

Antropometri bersasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya


tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter, dimana parameternya adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia
antara lain; umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar panggul dan tebal lemak dibawah kulit. Ukuran tbuh manusia
yang berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari beebagai tingkat umur dan tingkat gizi. Pengunaan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh. (Supariasa dkk. 2002). Dari beberapa pengukuran tersebut berat badan,
tinggi badan, dan lingkar lengan sesuai dan usia adalah yang paling sering dilakukan
dalan survei gizi. Untuk keprluan perorangan dikeluarga, berat badan (BB), tinggi
badan (TB), atau panjang badan (PB) adalah yang paling dikenal.

Recall 24 jam (24 Hour Recall) Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah makanan serta minuman yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu.
Recall dilakukan pada saat wawancara dilakukan dan mundur ke belakang sampai 24
jam penuh. Wawancara menggunakan formulir recall harus dilakukan oleh petugas
yang telah terlatih. Data yang didapatkan dari hasil recall lebih bersifat kualitatif.
Untuk mendapatkan data kuantitatif maka perlu ditanyakan penggunaan URT (Ukuran
Rumah Tangga). Sebaiknya recall dilakukan minimal dua kali dengan tidak berturut-
turut. Recall yang dilakukan sebanyak satu kali kurang dapat menggambarkan
kebiasaan makan seseorang.

Metode recall sangat tergantung dengan daya ingat individu, sehingga


sebaiknya responden memiliki ingatan yang baik agar dapat menggambarkan
konsumsi yang sebenarnya tanpa ada satu jenis makanan yang terlupakan. Recall tidak
cocok bila dilakukan pada responden yang di bawah 7 tahun dan di atas 70 tahun.
Recall dapat menimbulkan the flat slope syndrome, yaitu kecenderungan responden
untuk melaporkan konsumsinya. Responden kurus akan melaporkan konsumsinya
lebih banyak dan responden gemuk akan melaporkan konsumsi lebih sedikit, sehingga
kurang menggambarkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang
sebenarnya (Supariasa, 2001).

b. Tujuan

1. Untuk mengatahui status gizi dalam jangka waktu 3 hari pada orang dewasa.
2. Untuk mengatahui indeks massa tubuh (IMT/BMI) pada orang dewasa.
3. Memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian gizi

BAB II
REVIEW PUSTAKA

Serangkaian kegiatan melakukan dan memahami penelitian status gizi secara


telaah dan tulis hasil. Telaah dilakukan secara langsung dengan berbagai hasil
penelitian, dan informasi yang telah dipublikasikan pada bidang gizi dan kesehatan.

1. Pengertian

Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua
orang (Apriadji,Wied Harry. 1986). Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut
undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk
lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi
yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007). Status
gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi
yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan (Nix,
2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi
yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk
lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji, Wied
Harry.1986).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi menurut (Suhardjo, 2003):


a. Faktor langsung
Konsumsi makanan Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh
keluarga bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, distribusi
dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini
tergantung pula pada pendapatan, agama, adat kebiasaan dan pendidikan
masyarakat bersangkutan. Infeksi Antara status gizi kurang dan infeksi
terdapat interaksi bolak balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang
melalui berbagai mekanismenya. Yang penting adalah efek langsung dari
infeksi sistemik pada katabolisme jaringan. Walaupun hanya terhadap
infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen.

b. Faktor tidak langsung


1. Kesediaan pangan ditingkat rumah tangga Hal ini terkait dengan
produksi dan distribusi bahan makanan dalam jumlah yang cukup
mulai dari produsen sampai ke tingkat rumah tangga.
2. Daya beli keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan
makanan bagi seluruh anggota keluarga Hal ini terkait dengan masalah
pekerjaan atau mata pencaharian atau penghasilan suatu keluarga.
Apabila pengasilan keluarga tidak cukup untuk membeli bahan
makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitas, maka konsumsi atau
asupan gizi tiap anggota keluarga akan berkurang yang pada gilirannya
akan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan otak mereka.
3. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan kesehatan.
Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya
beli memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini bisa
menyebabkan keluarga tidak menyediakan makanan beraneka ragam
setiap hari bagi keluarganya. Pada gilirannya asupan gizi tidak sesuai
kebutuhan
BAB III

METODE PENILAIAN

1. Alat penilaian

Metode penilaian dalam laporan ini dilakukan dengan mengunakan 2 (dua) model
atau metode penilai yaitu ; acuan perhitungan IMT/BMI dan metode recall konsumsi yang
dilakukan selama 3 (tiga) hari berturut-turut dangan acuan yang telah terlampir oleh Ibu Ir.
Emmy U. Antang, M. Si selaku dosen pengampu share melalui form belajar online
GOOGLE CLASSROOM. Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Cara kerja menghitung system gizi dengan perhitungan IMT/BMI


a. Ukur tinggi badan menggunakan meteran, lalu dicatat hasilnya
b. Timbang berat badan menggunakan timbangan badan, dan dicatat hasilnya
Kemudian melalui 2 (dua) data diatas akan dihitung mengunakan :
Berat Badan( Kg)
Acuan perhitungan IMT/BMI : BMI ¿ 2
{Tinggi Badan(m)}

Kategori :
1. Dibawah 17,0 : Kurus Sekali, kekurangan berat badan tingkat berat
2. 17,0 – 18,4 : Kurus, kekurangan berat badan tingkat ringan
3. 18,5 – 25,0 : Normal
4. 25,1 -27,0 : Gemuk, kelebihan berat badan tingkat ringan
5. Diatas 27,0 : Gemuk Sekali, kelebihan berat badan tingkat berat.

2. Cara kerja menghitung status gizi dengan perhitungan Recall konsumsi Energi
a. Mencatat makan yang di makan selam 24 jam selama 3 hari berturut – turut.
b. Lihatlah perhitungan kalori makanan yang kita makan per 24 jam melalui
buku sebagai media reverensi.
c. Lihatlah perhitungan kalori makanan yang kita makan per 24 jam
menggunakan
Website : https://www.fatsrecret.co.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Status Gizi Melalui Perhitungan IMT/BMI


1. Rabu, 8 juni 2022 Jumlah kalori yang di kosumsi selama 24 jam

Jadi, dapat dilihat pada gambar diatas bahwa jumlah konsumsi kalori selama 24 jam pada
hari pertama adalah sebesar 668 kall
2. Rabu, 9 juni 2022 Jumlah kalori yang di kosumsi selama 24 jam

Jadi, dapat dilihat pada gambar diatas bahwa jumlah konsumsi kalori selama 24 jam pada
hari kedua adalah sebesar 895 kall
3. Rabu,10 juni 2022 Jumlah kalori yang di kosumsi selama 24 jam

Jadi, dapat dilihat pada gambar diatas bahwa jumlah konsumsi kalori selama 24 jam pada
hari ketiga adalah sebesar 747 kall

B. Status Gizi Melalui Perhitungan IMT/BMI

Tinggi Badan
No Berat Badan
cm m
1 49 152cm 152cm

Dari tabel di atas, hitungan IMT/BMI menggunakan rumus:

Berat badan(kg)
IMT/BMI ¿
¿¿
49 kg
IMT/BMI ¿ 2
1,52m

49
IMT/BMI¿
(1,52)(1,52)

49
IMT/BMI¿
2,3104

IMT/BMI = 21,2084.

Dan hasil perhitungan di atas, hasil perhitungan IMT/BMI tersebut masuk ke dalam
kategori

18,5 – 25,0 : Normal


BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan penilaian yang dilakakuan oleh pennulis pada bab sebelumnya,
maka bisa ditakrik kesimpulan sebagai berikut :
Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu
penyakit, dan tubuh tetap sehat. Selain dari itu pola makan dan jadwal aktivitas rutin
harian juga sangat berpengaruhi penting bagi kinerja tubuh dalam memproses
makanan yang masuk kedalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fatsrecret.co.id, Perhitungan Kalori Makanan Per 24 Jam


Soedjatmiko. 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari
Pediatri. Vol. 3, No. 3. Universitas Indonesia.
Supariasa, dkk. 2002. “Penilaian Status Gizi”. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran Egc.Jakarta.
Apriadji Wied Harry, Gizi Keluarga. Jakarta: Pt Penebar Swadaya. 1986
Wardlaw, G.M. & Jeffrey, S. H. 2007. Perspectives in Nutrition. Seventh Edition. Mc
Graw Hill Companies Inc, New York.
Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nix S. 2005. William’s Basic Nutrition & Diet Theraphy. China: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai